Wednesday, September 26, 2012

Bersyukur Sebagai Suatu Sumber bagi Berbagai Karunia-Nya yang lain

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
‘’Jalsah Salanah UK adalah suatu perhelatan [ruhani] yang sangat ditunggu-tunggu. Sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya, berkat keberadaan Khilafat, maka statusnya pun menjadi [Jalsah] Pusat [Internasional], yang dunia pun – disebabkan letak geografisnya mendapatkan beberapa faedahnya. Yakni, meskipun ‘negara Germany dan beberapa ‘negara Europa lainnya berdekatan dengan ‘Zona Waktu [GMT], namun masyarakat dunia lebih mengenal atau lebih akrab dengan [standar waktu] London Time [GMT]. Ini dikarenakan ‘negara Britania sudah sejak dahulu kala menguasai banyak ‘negara di dunia. [Keberadaan] London pun lebih mudah dicapai oleh masyarakat [dunia]. Oleh karena itulah lebih banyak delegasi internasional yang hadir di dalam Jalsah Salanah ini.
Sebagaimana kita saksikan, dengan karunia Allah, Jalsah UK telah dapat ditutup dengan sukses pada hari Minggu yang lalu. Dan Khutbah Jumah ba’da Jalsah biasa digunakan untuk menyampaikan dua ‘topik bahasan, yakni, Pertama, bersyukur kepada Allah Taala dan

Tuesday, September 4, 2012

Fitrat Mulia Para Sahabah Hadhrat Imam Mahdi a.s.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
‘Pada hari ini saya akan menyampaikan kisah baiatnya para sahabah Hadhrat Imam Mahdi a.s.. Hal ini terutama disebabkan kaum Ahmadi di [jazirah] al-Arabia khususnya telah memohon kepada saya untuk dapat menyampaikan kembali berbagai pristiwa yang terjadi di dalam riwayat kehidupan para sahabah [Hadhrat Imam Mahdi a.s.].
Sementara tiap-tiap kisah peristiwa kehidupan beliau-beliau tersebut menimbulkan kesadaran kita tentang pengkhidmatan, keikhlasan, semangat pengorbanan dan keuletan mereka segera setelah Bai’at, hal ini pun merupakan informasi penting mengenai kehidupan berberkat Hadhrat Imam Mahdi a.s.. Yakni, terlepas dari topik yang dibahas ataupun peristiwa khas yang dikemukakan, sikap istimewa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. muncul bersinar karenanya, dan kita pun memahami nuansa rohaniah dari berbagai majlis [yang terselenggara] bersama beliau a.s.. Maka tak pelak lagi, para sahabah tersebut adalah sebagai contoh yang baik bagi kita di akhir zaman ini, dan langsung menjadi para pewaris sejati dari penuturan ayat [Al Quran] ini:
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
yakni, ‘Dan begitu pula Dia akan membangkitkannya pada kaum lain di antara mereka yang belum bertemu dengan mereka…..’ (Q.S. 62 / Al Jum’ah : 4). Berbagai peristiwa kehidupan para sahabah adalah penuh dengan hikmah kebaikan dan dapat menjadi teladan bagi seluruh keluarga keturunan mereka maupun sebagai sumber peningkatan rohani bagi setiap Ahmadi mubayin baru.

Keitaatan Kepada Hadhrat Rasulullah saw

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
artinya, ‘Sesungguhnya, kamu dapati di dalam diri Rasulullah suri teladan yang sebaik-baiknya bagi orang yang mengharapkan bertemu dengan Allah dan Hari Kemudian, dan yang banyak mengingat Allah.’ (Q.S. 33 / Al Ahzab : 22).
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
‘Katakanlah, ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku: kemudian Allah pun akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’ (Q.S. 3 / Al Imran : 32).
Untuk menjadi penerima berbagai karunia, rahmat dan berkat Allah Swt, Dia telah mengajari kita agar terlebih dahulu menjadi abdi-Nya, yakni, menjadi hamba yang senantisa mengikuti berbagai perintah-Nya.
Pada Khutbah Jumah yang lalu telah disampaikan, bahwa dengan mengikuti berbagai perintah Allah, akan dikategorikan sebagai ibaad-Nya yang haqiqir; yang untuk itu Allah Taala pun telah mengirimkan berbagai perintah-Nya, sehingga kita dapat memenuhi prasyarat tersebut:
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
yakni, ‘…maka, hendaklah mereka menyambut seruan-Ku, dan beriman kepada-Ku…..’ (Q.S. 2 / Al Baqarah : 187);