أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
‘’Saya akan menyampaikan lanjutan berbagai kisah yang menggugah keimanan dari riwayat kehidupan para sahabah Hadhrat Imam Mahdi a.s.. Yakni:(16) Hadhrat Walayat Shah sahib r.a. menulis: ‘Aku memiliki peluang yang sangat minim untuk dapat menemui Hadhrat Masih Mau’ud a.s. disebabkan tak dapat memperoleh izin cuti yang cukup dari tempat pekerjaanku. Maka aku pun Bai’at melalui suatu mimpi yang aku dapatkan. Yakni, di dalam mimpi itu aku menyaksikan serombongan insan yang dipimpin oleh seorang waliullah berbusana sangat elok dan kepalanya bermahkota. Rombongan tersebut kemudian beriringan menaiki atap-rata rumahku. Lalu dikumandangkanlah Adhan dengan bantuan sebuah corong besar. Kemudian tampak rombongan tersebut melaksanakan Salat. Setelah itu, mereka pun turun kembali. Namun, ketika melewati tempat tidurku, waliullah itu berkata agar aku membersihkan rumahku dari segala kekotoran. Seketika itu juga aku jawab: Baiklah tuan’. Maka aku bertanya kepada salah seorang dari rombongan: Siapakah gerangan waliullah itu ? Ia menjawab: ‘Beliau itulah Hadhrat Mirza sahib. Kemudian, pada hari yang sama itu, seorang karibku mengetuk pintu kamarku. Lalu ia berkata: ‘Walayat sahib, engkau telah menjadi orang Ahmadi.’ Aku bertanya: ‘Bagaimana mungkin ?’ Temanku yang orang Ahmadi itu menjawab: ‘Aku mendapat mimpi melihatmu berbusana jubah panjang.’ Jadi, kami sama-sama mendapat mimpi pada malam itu yang merujuk kepada hal yang serupa.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya aku memperoleh kesempatan berangkat ke Qadian bersama seorang teman. Lalu kami ber-Shalat Jumat di masjid Aqsa. Ketika Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tiba, aku memohon beliau untuk membai’atku. Maka dengan penuh kasih ‘sayang, beliau a.s. pun memegang tanganku dan proses Bai’at pun berlangsung.