Thursday, November 18, 2010

Sabar dan Istiqamah (Wasta'inu bish-Shabri wash-Sholah)


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ


yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Salat; sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. 2 / Al Baqarah : 154).
Yakni, dengan cara bersabar dan Salat, pada akhirnya orang Mukmin dapat memperoleh falah, kemenangan dan berbagai karunia Allah Swt.
Inilah tarbiyat yang juga dilakukan oleh para nabiyullah terdahulu kepada kaumnya; dan tarbiyat ini pulalah yang Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw ajarkan kepada kita.
Ada berbagai ayat Al Quran lainnya yang juga membahas topik tentang masalah ini, sehingga kita pun dapat lebih memahami hakekat bersabar.
Sabar artinya tetap beristiqamah dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan, yakni tanpa sedikitpun berkeluh-kesah.
Hal ini sebagaimana telah banyak kita saksikan dalam sejarah berbagai agama, bahwa semua nabi dan kaumnya senantiasa harus menghadapi berbagai macam kesulitan.
Dan, tak ada nabi lain yang sedemikian dekatnya dengan Allah Swt selain dari Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw, namun beliau dan para sahabah pun harus menghadapi berbagai macam ujian dan musibah yang sama, dan mereka tidak berkeluh-kesah, melainkan tetap beristiqamah dan teguh dalam keimanan mereka.
Memang adalah manusiawi bila kita sudah demikian lama menghadapi berbagai macam ujian, jiwa kita pun menjadi penat, lalu mulai bertanya-tanya: 'Kapankah kiranya semua ini akan berakhir. Kapankah kita akan memperoleh kemenangan, dan pihak musuh dikalahkan ?
Maka, Allah Taala pun menjamin kaum Mukminin, bahwa: ...innallaha ma'ash-shoobiirin, yakni, Aku senantiasa bersama mereka yang bersabar dan beristiqamah.
Maka untuk memperoleh qurb Ilahi ini, kita harus berdisipilin dan waspada terhadap pelaksanaan berbagai ibadah Salat dan doa-doa kita, serta senantiasa beristiqamah di dalamnya.
Orang Mukmin haqiqi senantiasa mengingat Allah di dalam qalbunya, dan juga senantiasa berdisiplin tepat waktu dalam mendirikan Salat, serta tak ada sedikitpun keraguan terhadap keimanannya.
Tafsir lainnya dari sabar ini, adalah berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala macam keburukan, dengan cara berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan semua perintah Allah.
Sekarang ini, ada setengah orang yang berusaha untuk mempengaruhi kaum Ahmadi, dengan mengatakan: 'Jamaat kalian, atau Khalifah kalian memerintahkan kalian untuk tetap bersabar dan istiqamah, maka semua kesulitan yang kalian hadapi akan sirna, [tetapi mana] ?'
Ada pula setengah orang yang lain membagi-bagikan pamphlet yang berisi: Kaum Ahmadi telah berdusta karena sudah 100 (seratus) tahun belakangan ini, mereka dianiaya terus sebagai tanda Allah tidak menolong mereka.
Sebenarnya, apa yang mereka coba lakukan adalah ingin menyulut emosi kaum Ahmadi dengan mengatakan bahwa keimanan mereka lemah: Tak ada nabi maupun pengikutnya yang diuji sedemikian lama [seperti mereka].
Padahal, begitu banyak contoh yang dapat kita perlihatkan kepada mereka [para penentang], termasuk di antaranya adalah kaum pengikut Hadhrat Isa a.s., yang harus bertahan hidup di gua-gua [Catacomba] selama tak kurang dari 300 (tiga ratus) tahun lamanya.
Jadi, hal itu semua hanyalah propaganda pihak musuh belaka, yang boleh jadi mereka berhasil mengelabui segelintir orang, namun mayoritas kaum Ahmadi adalah Mukminin haqiqi yang tetap teguh mempertahankan keimanannya.
Diriwayatkan, suatu kali ada salah seorang Sahabah yang bertanya kepada Rasulullah Muhammad Saw: 'Berapa lama lagikah kami ini harus tetap bersabar ?'
Sedangkan di satu Hadis lainnya, diriwayatkan, ada seorang Sahabah yang bertanya kepada Rasulullah Saw [yang ketika itu sedang berada di dekat Ka'bah]: “Ya Rasulullah, apakah tuan sudah sungguh-sungguh berdoa agar Allah mengurangi beban penderitaan kita ?
Rasulullah Saw menjawab: “Ada suatu kaum sebelum engkau yang dipaksa harus menggali kuburan mereka sendiri. Lalu dipukuli dengan rotan, kemudian kepalanya dilempari batu sampai hancur berkeping-keping. Namun mereka tetap teguh mempertahankan keimanannya hingga nafas yang terakhir. Atau, ada juga di antara mereka orang-orang mukmin tersebut yang dikelupas daging anggota tubuh mereka dengan alat penggaruk yang terbuat dari baja, hingga tulangnya kelihatan, lalu dipukuli hingga hancur. Tetapi mereka tetap beristiqamah, teguh mempertahankan keimanannya.”
Maksud Rasulullah Saw memberikan berbagai macam contoh tersebut adalah adanya kaidah mulia dibalik ini semua, yakni, akan ada berbagai macam ujian dan cobaan [bagi kaum mukminin sejati] yang apabila anda berdoa, bersabar dan tetap beristiqamah, maka anda pun akan dapat mengungggulinya.
Suatu hari, ada salah seorang sahabah Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang mengeluh kepada beliau: Ada seorang maulvi yang demikian melecehkan diriku di Madrasah. Oleh karena itu mohon didoakan agar ia dimutasikan.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menjawab sambil tersenyum: “Manakala tuan sudah memutuskan untuk bergabung masuk ke dalam Jamaat ini, maka tuan pun perlu menjalankan ajarannya. Lalu, bila tidak ada cobaan dan ujian, bagaimana mungkin tuan dapat memperoleh berbagai karunia Allah ? Rasulullah Muhammad Saw sendiri harus bertahan menghadapi berbagai keaniayaan selama tak kurang dari 13 (tiga belas) tahun di Mekkah, yang rincian penderitaannya boleh jadi ada yang tuan belum ketahui. Namun kemudian pihak musuh penyiksa tersebut hancur lebur. Maka demikian juga akan datang saatnya bagi Jamaat-ku ini, tak akan ada lagi musuh yang tersisa.”
Allah Taala telah berjanji, bahwa Jamaat ini akan berjaya dan akan menyebar luas ke seluruh dunia.
Jika Allah berkehendak, Dia dapat menghilangkan segala macam kesulitan kita. Namun Allah ingin memberi pelajaran kepada kita, kiat bersabar dan beristiqamah.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: 'Aku banyak menerima surat dari orang-orang yang sebelumnya suka berkata-kata kasar terhadap kaum Ahmadi, namun kini mohon diampuni karena mereka sudah baiat dan ingin menjadi orang Ahmadi yang haqiqi.'
Allah pun telah berjanji kepada mereka yang sabar, akan diberi ganjaran rahmat dan karunia-Nya yang tak terbayangkan.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menyampaikan hal ini pada bulan November, 1902, yang secara kebetulan saya pun menyampaikannya kembali kepada anda sekalian pada hari ini di bulan November, setelah 108 (seratus delapan tahun) kemudian.
Perkataan ini menunjukkan kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s., yakni keimanan dan keitaatan beliau yang sempurna kepada Allah Taala.
Beliau bersabda: 'Bila Allah telah menyatakan bahwa Dia akan menolong kita, maka insya Allah, Dia pun tak akan meninggalkan kita.'
Inilah salah satu kabar gaib Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang kini telah menjadi sempurna.
Allah Taala telah menjanjikan kepada kita, bahwa Dia sendiri yang akan menyebar-luaskan Jamaat ini hingga ke seluruh penjuru dunia.
Mereka orang-orang yang menganiaya kita itu, juga berusaha untuk memecat para siswa maupun mahasiswa Ahmadi dari sekolah ataupun perguruan tinggi mereka di Pakistan. Mereka pun berusaha untuk mematikan bisnis atau mata pencaharian kaum Ahmadi. Atau mensyahidkan mereka.
Namun, sebaliknya, semua keaniayan tersebut justru membantu kita untuk lebih menyebar-luarkan tabligh Islam Ahmadiyah ke seluruh dunia, yang semakin membesar.
Jumlah orang yang baiat di luar Pakistan terus meningkat setiap harinya.
Insya Allah hal ini akan menyempurnakan kabar gaib Hadhrat Masih Mau'ud a.s. lainnya, yakni: Bila jumlahmu terus meningkat, maka musuh-musuhmu pun akan terdiam dengan sendirinya.'
Oleh karena itu, menjadi tanggung kita untuk ikut menyebar-luaskan pesan Islam Ahmadiyah, yakni ber-Tabligh dengan giat.
Banyak padri atau pendeta [Kristen] dan mullah yang dulunya suka mencaci maki kita, kini menyatakan ba’iat, [masuk ke dalam Jamaat Ahmadiyah].
Maka bila kita tetap bersabar dan banyak berdoa kepada Allah, dan tetap teguh beristiqamah, insya Allah kita pun akan dapat menyaksikan berbagai macam karunia Allah Taala kepada kita.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: 'Saat itu tak akan lama untuk menyaksikan kemenangan Ahmadiyah ini, yakni manakala pihak musuh terbungkam seribu basa.'
Di tempat lain Allah Taala berfirman:
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ
Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan Salat; Dan sesungguhnya hal itu sungguh berat, kecuali atas orang-orang yang merendahkan diri.” (Q.S. 2 / Al Baqarah : 46).
Dengan demikian, kita perlu meningkatkan hubungan habluminallah, yakni sekaligus juga senantiasa menjadi khasi'in, ialah orang-orang selalu merendahkan diri, tidak takabur.
Allah Taala mengirimkan kabar gaib kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s.: “Aku menyukai ketawaqalan-mu.”
Artinya, Allah Taala telah ridha kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sehingga Dia pun memberi kabar suka, bahwa engkau akan dikaruniai kemenangan yang nyata.
Kita hendaknya tak ragu sedikitpun tentang hal ini. Allah akan senantiasa melindungi Jamaat ini, bahkan insya Allah akan semakin menyebar-luaskannya.
Namun, sebagai mukminin haqiqi kita harus teguh; berani menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dengan sabar dan istiqamah serta senantiasa merendahkan diri.
Di tempat lain Allah Taala berfirman:
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ
Orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka dan bahwa kepada-Nya juga mereka akan kembali. (Q.S. 2 / Al Baqarah : 47).
Yakni, hal ini merupakan pernyataan Allah lainnya, bahwa Dia sungguh akan memberkati mereka yang merendahkan diri dan istiqamah.
Namun, Allah Taala pun mengingatkan kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sebagai berikut: ‘Jihad’ dengan pedang sudah tak diperlukan lagi; mukmin haqiqi menanggalkan pedang mereka, lalu tetap merendahkan diri dan beristiqamah.'
Yakni, mereka berikrar: Kami siap untuk mengorbankan diri. Tetapi hendaknya jangan menjauh dari berbagai perintah Allah sebagaimana yang dibawakan oleh Hadhrat Masih Mau'ud a.s..
Inilah pesan utama kita kepada berbagai organisasi terrorist dan extremist, bahwa kalian tidaklah mengikuti ajaran haqiqi Allah Taala dikarenakan membunuh orang-orang yang tak berdosa.
Maka, bagi kita perlu berusaha untuk tetap merendahkan diri, dan taat kepada hukum yang berlaku di negara tempat kita bermukim.
Walhasil, sekarang ini hanya kaum Ahmadi yang mengikuti ajaran haqiqi Allah Taala dikarenakan tetap merendahkan diri, bersabar dan beristiqamah. Inilah kaum yang Allah Taala telah memberikan kabar suka:
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَيۡہِمۡ صَلَوَٲتٌ۬ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٌ۬‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ
yakni, “Mereka itulah yang dilimpahi berbagai berkat dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah yang mendapat petunjuk.(Q.S. 2 / Al Baqarah : 158)
Oleh karena itu, mereka yang mengata-ngatai kita dengan: 'Jamaat-mu ini telah sedemikian lama dianiaya, tentulah Jamaat palsu', silakan saja berkata-kata begitu. Akan tetapi ingatlah: ...innallaha ma'ash-shoobiirin, yakni, ...sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar; Allah senantiasa beserta kita.
Allah Taala akan senantiasa menghujani Jamaat ini dengan berbagai berkat dan rahmat-Nya selama kita tetap istiqamah dalam berdoa dan Salat serta bersabar, sebagaimana kesabaran yang telah diperlihatkan oleh Hadhrat Masih Mau'ud a.s..
Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita untuk mendapatkan karunia-Nya tersebut. Amin !