Hazrat Khalifatul
Masih menyampaikan Khutbah Jumat beliau hari ini di Jerman. Jalsah Salana Jerman
diawali dengan khutbah. Huzur mengekspresikan harapan bagi pengkhidmatan
Jalsa yang baik, sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud (as) berulangkali menarik perhatian kepada
keberkatan datangnya Jalsah. Hingga, sekalipun kita harus mengalami ketidaknyamanan, kita harus berusaha yang
terbaik untuk menyambut Jalsah ini. Para Ahmadi yang tinggal di negara barat
beruntung bahwa mereka dapat mengadakan Jalsah dan pertemuan lainnya. Mereka
harus bersyukur dengan kesempatan ini dan dalam rasa syukur itu mereka harus
sepenuhnya berfaedah bagi acara jalsah tersebut. Para Ahmadi di Pakistan
menghadapi pelarangan dalam masalah ini dan menelan penderitaan yang dalam
serta merindukan untuk dapat menyelenggarakan Jalsah dan ingin menjadi orang yang memperoleh
keberkatan yang dijanjikan tersebut. Beberapa pengunjung Jalsah Jerman dari Pakistan bertemu Huzur dan
menangis dengan kepiluan yang mendalam atas ketidak-berdayaan yang mereka
hadapi di Pakistan. Huzur mengulang kembali nasihatnya
bahwa para Ahmadi di Pakistan harus kembali kepada Tuhan dengan gairah yang
tinggi guna melihat
perubahan.
Hadhrat Masih
Mau’ud (as) bersabda bahwa tujuan dari Jalsah Salanah adalah untuk meraih keimanan dengan
kesabaran dan semata-mata untuk mencari keimanan dari jalsah tersebut.
Huzur menarik
perhatian kepada para panitia Jalsah untuk menjalankan tugas mereka dengan
kesabaran dan ketabahan demi mencari ridho Tuhan. Dan Huzur pun menarik perhatian kepada para tamu
yang ada bahwa kehadiran Jalsah semata-mata untuk belajarmengenai keimanan dan
bekerjagunamembangunkeruhanian.
Hadhrat Masih
Mau’ud (as) bersabda bahwa beliau berkali-kali menasehati untuk menjernihkan
mata dan menjadikan mata tersebut terang secara rohani sebagaimana terang secara zahir. Beliau juga
bersabda bahwa keselamatan (najat) itu dicapai oleh mereka yang sadar dan bebas dari sentimen
duniawi. Beliau bersabda bahwa selain
sujudnya qalbu dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan, sujudnya fisik di hadapan Tuhan tidak mempunyai arti sama sekali.
Masih Mu’ud (as)
bersabda bahwa qiyamnya qalbu merupakan keteguhan pada perintah Ilahi, rukunya adalah
untuk kembali kepada Tuhan, dan sujudnya qalbu yaitu untuk menyerahkan dirinya
demi Tuhan. Beliau pun mendoakan bahwa semoga Allah mensucikan qalbu
orang-orang Jemaat, dan dengan rahmat serta karunia-Nya yang luas semoga Tuhan
mengembalikan qalbu mereka tertuju kepada-Nya.
Ketika mata lahir kita luka maka kita akan pergi dan mencari dokter dan berusaha untuk membuatnya lebih
baik serta dalam hal ini melakukan tindakan pencegahan. Apakah kita melakukan
upaya yang sama bagi mata ruhani kita? Kita menyimak ceramah-ceramah pada tiga hari
Jalsah ini, namun segera sesudah jalsah berakhir kita kembali ke dunia luas dan kembali kepada
kebiasaan kita yang lama. Tiga hari
Jalsah adalah penyembuhan bagi mata ruhani yang sakit dan sisanya adalah waktu
untuk pemulihan.
Santapan ruhani
pada Jalsah membantu kita guna memenuhi hak-hak Tuhan serta hak-hak manusia dan
tanpa adanya ini menyebabkan penderitaan. Sebagai contoh ketikawanita muda dari
Pakistan dan dari tempat lain setelah menikah datang ke negara barat, mereka
merasa kangen kepada orangtuanya dan
orang tua mereka pun mengkhawatirkan mereka. Suami dan mertua mereka berlaku tidak adil kepada mereka, dan
disamping itu wanita tersebut harus menghadapi penilaian dari masyarakat.
Orang-orang yang tidak adil dalam masalah tersebut disebabkan oleh ego pribadi
dan lain sebagainya. Takutlah kepada Tuhan. Pada saat para pengurus tidak takut
kepada Tuhan maka mereka pun terlibat
di dalam ketidak adilan.
Kita harus
merefleksikan kata-kata Hadhrat Masih Mau’ud (as) yang menyentuh hati ini.
Bisakah kita berkata jujur bahwa kita berhenti dari semua keburukan? Dapatkah
kita ucapkan, sumpah demi Tuhan bahwa kita menghentikan semua bentuk kekejian
dan tidak menimbulkan kerugian pada siapapun? Apakah kita menunaikan hak-hak
Tuhan dan manusia? Apakah qalbu kita dibersihkan atau kita berusaha untuk
membersihkannya? jika tidak, maka hal ini merupakan masalah besar yang harus
diperhatikan.Apakah kita bersujud dengan kerendahan hati supaya diterima Tuhan?
Al-Quran jelas menyatakan mengenai mereka yang shalat untuk pamer belaka: فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ “Maka celakalah bagi mereka yang Shalat.” (Al-Ma’un, 107:5) Semoga tidak ada
satu pun dari kita yang mendatangkan ketersinggungan Tuhan!
Kita harus
melakukan qiyam, ruku, dan sujud dalam cara yang Tuhan sukai serta menjadi model
yang dibawa Hadhrat Masih Mau’ud (as). Qiyamnya qalbu adalah untuk mengukuhkan
perintah-perintah Tuhan yang terdapat dalam al-Quran dan berpegang erat
kepadanya supaya kita tidak jatuh. Rukunya qalbu adalah agar kembali kepada
Tuhan dalam setiap kesulitan serta tidak bergantung pada sarana-sarana duniawi,
dan sujudnya qalbu adalah agar mengorbankan semuanyademi Tuhan, mengorbankan
egonya, kehormatannya dan mengikuti perbuatan yang dapat mensucikan qalbu. Hadhrat Masih Mau’ud (as) berdoa bagi
rahmat Tuhan supaya qalbu para pengikut beliau kembali kepada-Nya,dan beliau kemudian bersabda bahwa mereka yang tidak
melakukan upaya terhadap hal ini, mereka bukan bagian dari kita. Semoga Tuhan tidak
pernah membuat kita melanggar perintah ini dan semoga kita semua mendapatkan
kekuatan yang lebih dalam mematuhi itu semua.
Insya Allah,
Ramadhan dimulai diakhir bulan ini, ini adalah bulan ruhaniah guna melatih amalan kita. Jika kita
tautkan/hubungkan keberkatan tiga hari ini dengan keberkatan Ramadhan yang
agung, maka sebuah perubahan ruhani
bisa terjadi. Jika tiga hari Jalsah ini tidak membawa perubahan pada siapapun,
maka sama seperti mereka tidak pernah
menghadiri Jalsah. Sebenarnya, pada saat itu kehadirannya dapat menyebabkan
kerugian.
Hazrat Khalifatul
Masih II (ra) mengisahkan sebuah kejadian dari Hadhrat Masih Mau’ud (as) mengenai hal tersebut. Suatu ketika Hadhrat Masih Mau’ud (as)
tiba di Masjid dan segera orang-orang berhamburan mendekati beliau supaya bisa mengambil faedah
dari keberadaan beliau dan para sahabat. Seorang pria masuk ke masjid tempat terjadinya
pertemuan itu dan mulai melaksanakan shalat Sunah. Shalatnya begitu lama dan
panjang, orang-orang yang ingin mendekati Hadhrat Masih Mau’ud (as) mulai gelisah. Beberapa dari mereka
mulai merangsek mendekat dan mungkin dalam keadaan
mereka berdesak-desakan tersebut sikut seseorang mengenai pria yang
sedang shalat sunah itu. Pria itu komplen dan berkata jenis Nabi atau Mahdi
macam apa seperti ini yang orang-orang di majelisnya mendorong orang lain. Dia menjadi tidak
senang, murtad dan pergi. Tentunya hal ini merupakan kemalangannya sendiri. Di suatu majelis yang sama dimana seseorang
mendapati ruhaninya menjadi sumber ketersandungan tersendiri. Maka Perbuatannya menunjukan bahwa
qiyam, ruku dan sujudnya hanya untuk pamer belaka!
Meskipun majelis Hadhrat
Masih Mau’ud (as) tidak ada lagi, namun ceramah-ceramah yang disampaikanberisi
ajaran-ajaran beliau, dan tentunya berisipula penjelasan mengenai Al-Quran, juga
berisi keteladanan beberkat dari Rasulullah saw. Kita harus ikut serta dalamshalat dan
Tahajjud tepat pada waktunya, namun jika untuk beberapa alasan shalat kitaluput
(ketinggalan), maka kita harus
beranjak ke sudut,dan tidak semua tempat terganggu orang lain. Pekerja yang
baik adalah mereka yang melakukannya sesuai waktu dan keadaan. Seseorang yang
meringkas shalatnya dan ikut hadir dalam majelis itu, akan membuatnya
benar-benar berbeda. Ketabahan dan kesabaran menolong iman kita dari
kesia-siaan. Mereka yang menghadiri Jalsah harus mengabaikan beberapa ketidaknyamana dengan kesabaran dan ketabahan.
Terkadang, beberapa
orang di jalsah tidak sabar hingga menyebabkan kekerasan dan bahkan melahirkan
perselisihan. Kemudian ketika sikap disiplin ditegakan,hal itumengakibatkan
orang-orang seperti initersandung, hal ini disebabkan ego mereka
menguasai diri mereka, dan agaknya Jalsah bukannya
menjadi sumber kebaikan malah menjadi
sumber kerugian bagi iman mereka.
Dengan karunia
Tuhan kini Jalsah diselenggarakan di seluruh dunia. Para pengikut Hadhrat Masih
Mau’ud (as) memiliki banyak latar belakang suku dan bangsa, sehingga
ajaran-ajaran beliau tersebar di dunia. Jika satu orang malang kehilangan
keyakinannya, ribuan orang akan
bergabung ke dalam Jemaat ini.
Huzur menceritakan
sebuah contoh mengenai ini. Mubaligh kita di Sierra Leon menulis bahwa ada
seorang kepala Imam dan ia seorang penentang Jemaat. Mualim lokal kita mengundangnya ke
Jalsah. Walaupun kepala Imam tidak datang, wakil Imam tersebut datang. Dia
ingin mengetahui mengapa orang-orang Ahmadiyah mengeluarkan begitu banyak biaya
untuk melaksanakan Jalsah. Meskipun demikian, pada hari pertama saat ia datang
untuk melaksanakan Tahajjud dengan yang lainnya, dan melihat orang-orang ahmadi
melaksanakan Shalat dengan kerendahan hati yang mendalam, hatinya pun luluh dan ia menyatakan bahwa
orang-orang Ahmadiyah adalah orang-orang yang tulus ikhlas. Ketika mubaligh
kita bertanya mengenai kesan-kesannya, sang wakil berkata bahwa ia amat kagum
dengan anggota Jemaat dan tradisi Jemaat serta sekarang ia telah menjadi seorang Ahmadi! Dia kembali ke daerahnya dan mulai bertabligh.
Sang Imam memecatnya namun sang wakil Imam berkata bahwa dia akan
meninggalkan segalanya untuk Jemaat. Karena tablighnya itu maka banyak yang bergabung dengan Jemaat. Hingga sekali Jalsah ia menjadikan satu orang Ahmadi dan karena upayanya, ratusan orang bahkan lebih telah menjadi Ahmadi.
Nama wakil Imam itu adalah Sheikh Adam dan ia merubah namanya menjadi Sheikh Adam Jalsah Salanah! Dengan
berubah dirinya Tuhan menciptakan langit baru dan bumi baru! Kita yang lahir
sebagai seorang Ahmadi juga harus memperhatikan
mengenai hal ini. Jika kita datang ke negeri barat disebabkan penganiayaan
Jemaat di Pakistan, maka penting bagi kita untuk menjadi duta Jemaat di sini
dan jangan sampai diri kita hilang
dari dunia!
Huzur bersabda
dunia Ahmadiyah adalah tempat dimana kini semua orang berlomba dalam kebaikan dan
setiap orang harus berusaha keras agar tidak
tertinggal dibelakang. Pada tahun-tahun permulaan, kota-kota digunakan untuk bersaing satu
dengan yang lainnya, kini negara-negara digunakan
untuk bersaing guna melakukan kebaikan!
Huzur kemudian
menyampaikan kepada mereka yang bertugas di tempat penginapan selama Jalsah.
Huzur bersabda bahwa hal ini harus ingat bahwa Hadhrat Masih Mau’ud (as)telah
diberikan wahyu: "وسِّعْ مكانك" ‘wassi’ makaanaka’ [dan perluaslah tempat tinggal-mu][1]
karena beliau telah menerima banyak tamu bahkan sebelum pengakuan beliau,serta
beliau pun begitu ramah kepada
mereka. Beliau sering sekali menerima wahyu ini, dan wahyu ini pun berlaku bagi para pengikut
beliau. Tempat penginapan kita akan diperluas, karena memang perlu perluasan. Sebagai Jemaat yang
sedang tumbuh di Jerman, penginapan pun mesti tumbuh. Para pengikut Hadhrat
Masih Mau’ud (as) jangan sampai lelah
mengenai hal ini. Hadhrat Masih Mau’ud (as) begitu murah hati dan Tuhan telah
berkata pada beliau agar tidak lelah dalam
mengkhidmati para pengunjung dan tamu. Hal ini pun berlaku bagi para
pengikut Hadhrat Masih Mau’ud (as); baik yang
berada di dekat beliau maupun mereka yang datang setelanya. Kita
harus membuka lebar hati kita untuk para tamu tersebut.
Orang-orang yang
datang selama kehadiran Khalifah dan makan di Langar Khana harus secara khusus
diperhatikan. Tentunya mereka pun harus dilayani selama waktu-waktu normal. Al-Quran suci telah memberikan kepada
kita sebuah model pengkhidmatan dalam diri Hazrat Ibrahim (as). Kita tidak harus menunggu dan
menanyakan tamu bila mereka mengupayakan sesuatu atau tidak, dan kita jangan
khawatir mengenai pengeluaran untuk melayani tamu dan juga harus diperhatikan kenyamanan mereka. Memang, nabi (saw)
menitikberatkan pada pengkhidmatan dan amat senang tatkala para pengikutnya
memperhatikan para tamu. Hadhrat Masih Mau’ud (as) mengejar para tamu yang
pergi dengan rasa kecewa terhadap pekerja di Langgar Khana. Persoalan-persoalan seperti itu tidak
hanya sekedar untuk dibaca, didengar dan dinikmati, sebaliknya hal-hal tersebut
harus disisipkan dalam pelaksanaannya.
Huzur menarik
perhatian kepada panitia pelaksana Jalsah Jerman untuk menghargai pentingnya pengkhidmatan.
Salah satu aspeknya adalah dari segi penyajian makanan bagi para tamu Jalsah, satu
hidangan roti disajikan kurang lebih untuk 32 ribu tamu Jalsah. Mereka harus
memperhatikan dan menyajikan makanan dengan respect. Sebaliknya, mereka pun dituntut tidak boros namun disini bukan berarti memberi orang-orang itu
makanan sisa dalam cuaca panas dan beresiko mereka jatuh sakit. Aspek pengkhidmatan
lainnya adalah pada waktu-waktu normal. Hadhrat Masih Mau’ud (as) menyediakan pengkhidmatan
kepada orang-orang sesuai kegemaran mereka. Panitia pelaksana Jalsah mesti
mencatat hal ini. Kita menerima tamu dari luar Jemaat dan mereka kagum dengan
tingkat pengkhidmatan kita. Jemaat Jerman membangun sebuah masjid dan makanan
disajikan pada acara peresmian Masjid tersebut. Walaupun sajian yang
dihidangkan pada kesempatan itu memadai, penataan tempat duduk menurut Huzur
kurang baik. Huzur diberitahu bahwa orang-orang Jerman terpaksa duduk di bangku kayu. Huzur bersabda mereka mungkin tidak
keberatan menggunakannya, namun standar pengkhidmatan
kita harusnya lebih baik. Huzur mengintruksikan bahwa anggaran harus
dialokasikan untuk pengaturan tempat duduk yang layak bagi tamu. Beliau
bersabda cara kita, dimana kita telah diajarkan, harus ditampilkan. Walaupun
hidangan teh sebagai minuman tidak masalah, namun hal itu harus disertai dengan
makanan yang digemari orang-orang Jerman. Makanan yang disajikan pada perjamuan harus sesuai dengan selera
mereka dan sedikit rempah-rempah.
Dalam hal ini Huzur
telah mengamati makanan yang disajikan pada peresmian Masjid kita di Munich.
Beliau bersabda meski makananyang dihidangkan di atas meja utama, dimana para
orang terkemuka duduk, sedikit lebih baik namun kenapa yang disajikan kepada
250, 300 tamu penting Jerman lainnya yang Huzur amati, nampak dikerjakan
setengah hati. Huzur bersabda pengkhidmatan yang bagus amat penting pada
fungsi-fungsi tersebut. Ini adalah tanggung jawab panitia pelaksana di negara
itu guna memberikan pengkhidmatan yang baik. Meskipun fungsinya sudah amatbaik
namun diperlukan perhatian untuk membayar kekurangan tersebut.
Huzur bersabda
haruslah diingat bahwa wajib memberikan pengkhidmatan yang baik bagi para tamu
selama hari-hari dimana Huzur hadir. Ini adalah tanggung jawab sekretaris dhiafat dan Jemaaat
lokal. Setiap macam luka emosional harus dihindari. Hal tersebut merupakan hak
tamu yang harus dijaga. Merupakan hal
yang sangat tercela apabila satu sisi melayaninya
dengan baik kemudian sisi lain menggunjinginya. Huzur menyinggung
fakta bahwa kadang pada batasan ini dialami juga
oleh mereka yang berpergian dengan Huzur. Huzur bersabda sekarang beliau
hanya mengindikasikan kepada masalah ini dan berharap bahwa orang-orang akan mengerti dan menangkap pesannya.
Mereka harus menyadari kesalahan mereka dan sibuk beristigfar. Semoga Allah
menganugerahi pengertian kepada semua para pekerja!
Huzur juga bersabda
bahwa setiap orang harus waspada dan berjaga-jaga dalam hal keamanan. Semoga
Allah menjadikan Jalsah ini sukses dalam segala hal!
Penerjemah : y.awwab