Wednesday, October 8, 2008

Jumat Hari Raya & Kiat Memperoleh Keberkatannya

Huzur membacakan ayat 10 hingga 12 Surah Al Jumah, kemudian menerangkan keberkatan Salat Jumat pada Khutbah beliau hari ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْواً انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِماً قُلْ مَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


Yang terjemahannya adalah sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman ! Apabila diseru untuk ber-Salat Jumat, maka bersegeralah untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Hal demikian adalah lebih baik bagimu, seandainya kamu mengetahui.


Dan, apabila Salat telah selesai, maka bertebaranlah kamu di bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah kepada Allah banyak-banyak, supaya kamu mendapat kebahagiaan."

Dan, apabila mereka melihat sesuatu perniagaan atau hiburan, berhamburanlah mereka menuju kepadanya, dan meninggalkan engkau berdiri sendirian. Katakanlah, Apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik daripada hiburan dan perniagaan. Dan Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki."

Huzur bersabda, ayat-ayat Alquran ini memfirmankan keistimewaan Salat Jumat dalam pandangan Allah Swt, yakni dikemukakan secara khusus dan terpisah di dalam Surah Al Jummah. Meskipun kaum mukminin berulang kali diperintahkan untuk mendirikan Salat tepat pada waktunya, laksanakanlah Salat secara dawam dan berjamaah, dan berWudhu-lah dengan tertib, namun penyampaian secara khas pentingnya Salat Jumah difirmankan-Nya di dalam Alquran secara khusus.

Sebagaimana telah saya sampaikan pada Khutbah Jumah pertama di bulan Ramadan ini, bahwa pada setiap prosesi Salat Jumat, ada suatu saat tertentu yang Allah Swt berkenan untuk mengabulkan semua permohonan doa hamba-Nya. Oleh karena itu sangat diharapkan agar setiap Ahmadi memperhatikan hal ini, yakni ambillah faedah sebanyak-banyaknya beberapa Jumat di bulan suci Ramadan, dan juga Salat-salat Jumat lainnya yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh kedekatan Ilahi.

Jumatul Wida &Keberkatan Jumat lainnya.
Huzur bersabda, hari Jumat ini adalah hari ke 5 (lima) dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang merupakan Jumatul Wida. Setengah firqah kaum Muslimin memberikan perhatian khusus kepada Jumatul Wida, bahkan cenderung meyakini wajib hadir di dalam Jumatul Wida agar semua dosa diampuni. Bahkan setengah di antara mereka sampai-sampai mempercayai bahwa hadir di dalam Jumatul Wida sudah cukup untuk menggantikan semua Salat Jumat lainnya. Begitulah, dikarenakan menolak kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s., maka mereka pun mahrum dalam memahami berbagai perintah Allah Swt dengan benar. Sedangkan kita yang memahami haqiqat pentingnya Salat Jumat, memandang semua Salat Jumat sama pentingnya. Kalaupun hari-hari Jumat di bulan Ramadan dipandang memiliki makna khusus, hal ini dikarenakan terkait dengan adanya kabar suka bahwa ada suatu saat tertentu di dalam Salat Jumat yang Allah Swt berkenan mengabulkan doa-doa; sama halnya kita meyakini kebenaran kabar suka tentang Ramadan, bahwa Allah Taala menjadi karib, yakni berkenan datang mendekat dan mendengar doa-doa hamba-Nya yang sejati.

Oleh karena itu pemahaman makna adanya satu Jumat yang istimewa di bulan Ramadan karena ada keberkatan yang besar di dalamnya pada mana Allah Taala berkenan mendengar permohonan hamba-Nya, baik siang maupun malam. Maka kita hendaknya berusaha memperoleh faedah yang sebesar-besarnya dengan banyak berdoa agar memperoleh karunia yang baqa, maghfirah, dan idhkum-minannar, yakni dijauhkan-Nya dari neraka dunia maupun akhirat. Maka hendaknya bukanlah hanya Jumatul Wida di bulan Ramadan saja yang menjadi tujuan utama doa-doa dan dzikrullah kita.

Haqiqat Salat Id.
Huzur bersabda, setiap Ahmadi hendaknya sungguh-sungguh mengingat hal ini. Ialah, bukan hanya hari-hari Jumat di bulan Ramadan ataupun Jumatul Wida saja yang memotivasi saudara untuk datang ke masjid; ataupun melaksanakan Salat Id sekali atau dua kali dalam setahun. Memang tidak ada perintah di dalam Alqur’an untuk bershalat Id, namun Hadhrat Rasulullah Saw telah mensunahkan hal ini bagi kaum Muslimin, bahkan juga kepada kaum Muslimat meskipun ketika tidak sedang salat. Tidak seperti kepada perintah Salat Jumah [yang difirmankan Allah Swt secara khusus].
Huzur bersabda, dalam Salat Id kita bukan hanya melaksanakan ritual ibadat salat sunat nawafil dua rakaat dan mendengarkan Khutbah, lalu dosa-dosa dimaafkan. Melainkan, sebagai ungkapan ikut aktif terlibat di dalam peribadatan tasyakur telah mendapat karunia – bahkan juga bagi yang tidak dapat menggenapkannya dikarenakan sesuatu alasan yang kuat – berpuasa Ramadan satu bulan penuh. Kemudian saudara pun berusaha mencari keridhaan Allah Swt dan berdoa agar diberi keistiqamahan dalam beribadat kepada-Nya selanjutnya.

Besarnya Pahala Salat Jumat.
Huzur kemudian menyampaikan beberapa Hadith yang menerangkan lebih lanjut betapa pentingnya Salat Jumat. Rasulullah Saw bersabda, ganjaran pahala bagi setiap amal shalih dilipat-gandakan Allah Taala pada hari Jumat. Tambahan lagi, pada hari Jumat ada beberapa Malaikat yang bertugas di depan pintu Masjid-masjid untuk mencatat ganjaran pahala bagi tiap-tiap orang yang datang. Bagi mereka yang datang pertama dan duduk di shaf awal, akan dicatat sebagai mengorbankan seekor unta. Mereka yang menempati shaf kedua, senilai mengorbankan seekor sapi. Shaf ketiga senilai korban seekor domba. Shaf keempat seekor ayam. Shaf kelima dan seterusnya senilai sebutir telur. Lalu jika Imam telah naik ke mimbar, para Malaikat itu pun menutup buku registrasinya, kemudian ikut mendengarkan Khutbah.

Rasulullah Saw bersabda, hari Jumat adalah hari besar dalam setiap minggu, dan Ramadan adalah bulan yang paling afdhal di antara sebelas bulan lainnya, sedangkan Lailatul Qadr adalah satu malam yang ter-afdhal dari berbagai malam lainnya. Beliau Saw pun bersabda, hari Jumat adalah mahkota dari berbagai hari lainnya; hari raya dalam pandangan Allah Swt, dan mempunyai 5 (lima) keistimewaan. Pertama, Jumat adalah hari ketika Adam a.s. diciptakan; Kedua, pada hari Jumat juga-lah beliau diutus ke bumi; Ketiga, pada hari Jumatlah ketika beliau diwafatkan; Keempat, manakala semua permohonan doa – kecuali yang diharamkan-Nya – dikabulkan; segenap Malaikat bekerja keras di seluruh alam semesta untuk memenuhi kebutuhan makhluk-Nya; dan Kelima, pada hari Jumat-lah Yaumid-Din, yakni Hari Pembalasan akan diselenggarakan.

Bersegeralah &Yakinlah Akan Jaminannya.
Huzur bersabda, yang dimaksud dengan fas'aw ilaa dzikrillah...,‘, yakni, bersegeralah beribadah mengingat Allah’ di dalam ayat yang telah dibacakan tadi, hal ini semata-mata disebabkan adanya berbagai keberkatan yang khas pada hari Jumat, serta untuk mengingatkan kaum Mukminin, bahwa: Kesejahteraan yang haqiqi ada di dalam peribadatan kepada Allah Swt.

Ciri keshalihan [orang mukmin] yang pertama adalah hadir melaksanakan Salat Jumah. Sikap keitaatannya memotivasinya untuk meninggalkan sesaat urusan duniawi mereka untuk pergi ke Masjid. Salat Jumah agak lebih memerlukan waktu [dibandingkan Salat Zuhur] dikarenakan Khutbah Jumah merupakan bagian dari prosesi Salat. Oleh karena itu boleh jadi ada setengah mukminin yang merasa akan dirugikan penghasilannya. Akan tetapi Allah Swt telah menjamin tak akan ada seorang pun yang merugi apabila mentaati perintah-Nya. Di dalam Alquran (S.An-Nur) 24:53 difirmankan,

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

wamay-yuti'illaha wa rasulahu wa yakhsyallaha wa yattaqhi fa'ulaaika humul faa'idzuun, yakni, 'barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya...mereka itulah yang niscaya akan memperoleh keberhasilan'.
Huzur bersabda, ayat ini menekankan, jikalau di hari-hari biasa keberhasilan pasti akan diperoleh, apalah lagi di hari Jumat. Mereka yang meninggalkan sesaat urusan perniagaan atau mata pencahariannya demi untuk memperoleh keridhaan Allah Swt tidak akan pernah disia-siakan. Penekanan ayat dzalikum khairul lakum..., yakni, 'hal itu adalah lebih baik bagimu', hendaknya sudah cukup menjadi jaminan bagi mereka yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Rabbul Alamin. Maka apabila saudara benar-benar memahami keberkatan hari Jumat, dan betapa besar ganjaran pahala yang bakal diperoleh, tentulah tidak akan menunggu-nunggu hari-hari Jumat di bulan Ramadan saja, melainkan ia akan selalu mendambakan datangnya setiap hari Jumat.
Ingat-ingatlah besarnya nilai kurban seekor unta besar, yang pencatatannya pun dilakukan oleh para Malaikat. [Tekadkanlah untuk bersegera datang ke Masjid demi untuk mendapatkan sesuatu nilai pengorbanan tersebut sebelum para Malaikat menutup buku registrasi mereka].

Al-Jumah, Kaum Awwalin wa Akhirina Minhum...
Hadhrat Masih Mau'ud pun mengaitkan hikmah kedatangan beliau, kaitan antara kaum awalin dan kaum akhirin, dengan hari Jumat; serta mewanti-wanti agar jangan samapi diperdayai Syaitan. Beliau a.s. pun mengatakan bahwa Allah Swt telah memberikan peluang emas ini bagi para pencahari kebenaran. Beliau a.s. bersabda, mereka yang telah menerima kebenaranku hendaknya tidak membanggakan diri telah menemukan atau melaksanakan segalanya. Melainkan, sebetulnya mereka itu barulah sampai ke dekat mata air penawar dahaga rohani; maka teguklah sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu upayakanlah segala kemampuan dan kehandalan saudara untuk mereguk sepuasnya air kehidupan ini. Sebab, mereka yang berhasil meminum air rohani tidak akan menjadi punah. Beliau a.s. bersabda, satu-satunya cara untuk memuaskan dahaga rohani itu ialah dengan memenuhi haququllah dan haququl ibad.
Huzur bersabda, inilah apa yang Hadhrat Masih Mau'ud a.s. hendak sampaikan kepada seluruh umat manusia di zaman ini. Mereka yang telah diberi karunia untuk berada di dalam kedekatannya, [hendaknya berintrospeksi] sudah seberapa jauhkah mereka memahami keistimewaan hari Jumat.
Adalah adanya suatu kesadaran yang menyebabkan kita menerima kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Maka kewajiban kitalah untuk berusaha memperoleh hidayah tersebut. Nilai keberkatan tarbiyat selama bulan Ramadan hendaknya dapat dijadikan bagian hidup yang tetap. Melanjutkan ikhtiar untuk menghindari setiap larangan dan kemudharatan yang telah kita taati selama bulan Ramadan. Dan berkah kedawaman mendirikan Salat-nya pun tetap terjaga di sepanjang tahun berikutnya.
Huzur bersabda, hendaknya kita selalu berdoa, semoga Allah senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan perubahan suci di dalam diri kita, dan semoga pula kita senantiasa mendambakan keberkatan datangnya hari Jumat; serta dijaga-Nya keberkatan Jumatul Wida ini hingga ke Ramadan tahun berikutnya. Semoga pula kita mendapatkan kemajuan rohani di dalam hari-hari terakhir bulan suci Ramadan ini, yang akan terus berlanjut hingga akhir hayat. Semoga semua hal ini menjadi syafaat untuk memperoleh maghfirah-Nya ketika kita meninggalkan dunia ini.

Haqiqat Lailatul Qadar.
Menerangkan tentang hikmah malam Lailatul Qadr, Huzur bersabda, sebagaimana diriwayatkan, hal ini akan jatuh pada sepuluh atau pada tujuh hari terakhir di bulan Ramadan. Kita perlu berdoa secara khusus untuk mendapatkannya. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, salah satu arti Lailatul Qadr adalah suatu malam saat Allah Swt menunjukkan keberadaan-Nya kepada mereka yang memohon ampunan maghfirah-Nya. Arti lainnya adalah malam ketika Alqur’an diturunkan pada mana dunia sedang diliputi kegelapan malam yang pekat dan mendamba-dambakan datangnya seorang Mujaddid. Ayat Alquran
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

ini menunjukkan salah satu bukti penguatnya (97:2).
Huzur menerangkan, jika Lailatul Qadr ini merupakan malam ketika Allah Taala membukakan tangan-Nya lebar-lebar, tentulah kita akan berdaya upaya untuk mendapatkannya.
Sesungguhnya, Jumatul Wida, Ramadan, dan Lailatul Qadr hanya akan mewujud kepada kita apabila kita mengadakan inqillabi haqiqi, revolusi rohani sejati di dalam kehidupan kita, yang sangat membantu untuk memenuhi tujuan haqiqi hidup kita.
Sebagaimana pada beberapa ayat Surah Al Jummah yang telah dibacakan, manakala Salat Jumah telah selesai dilaksanakan, dan kaum mukminin pun berpencaran kembali sibuk bekerja, namun hendaknya tetap melanjutkan dzikir mereka. Mereka berdisiplin mendirikan Salat Lima Waktu di tengah-tengah kesibukan mencari rizqi-Nya dengan cara-cara yang baik dan halal. Tidak seperti mereka yang sepulang melaksanakan Hajjinya, kemudian melakukan pengelabuan dalam urusan perniagaan mereka.
Seorang mukmin sejati hendaknya mengenali dengan segenap hati dan pikirannya berbagai karunia dan hidayah Allah Taala yang ia telah terima, sehingga sifat ketaqwaan pun senantiasa tumbuh berkembang di dalam dirinya. Inilah yang dimaksud dengan kesejahteraan yang haqiqi.

Waspada Syirik Khafi.
Membacakan ayat 192 Surah Al Imran,
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Huzur bersabda, yang dimaksud dengan mengingat Allah di sini adalah sesederhana senantiasa mengingat-Nya setiap saat.
Dan doa
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
'Maha Suci Engkau Ya Allah, lindungilah hamba dari azab api neraka' di sini, adalah penekanan, jika segala makhluk ciptaan Allah yang berada di langit dan di bumi serta yang berada di antara keduanya adalah milik Allah, dan setiap rahmat dan karunia yang mereka terima berasal dari Allah, bagaimanakah mungkin manusia dapat meninggalkan-Nya ?
Membuat-buat berhala syirik khafi semisal mengutamakan urusan perniagaan dan lain sebagainya sebagai segala-galanya, niscaya akan membawa mereka ke dalam Api neraka. Maka doa di dalam ayat ini sungguh akan melindungi saudara dari ancaman Api tersebut.

Waspada Ekonomi.
Huzur bersabda, oleh karena itu kita perlu banyak berdoa agar sekali-kali tidak menyekutukan Allah karena kita adalah mukhsinin yang senantiasa menyembah dan mengingat-Nya dengan segenap hati dan pikiran. Dan manakala Allah Taala di dalam ayat 11 Surah Al Jummah memerintahkan bepencaranlah kamu di muka bumi untuk mencari rizqi-Nya bada Salat, ini adalah sebagai peringatan bahwa nasib mujur kentungan maupun menderita rugi berada di tangan Allah Taala.
Oleh karena itu kita hendaknya memiliki sikap seperti tauladan para sahabah Rasulullah Saw yang serius dalam mengurus perniagaan dan profesi mereka, namun juga tidak melupakan Tuhan.
Huzur bersabda, pada situasi ekonomi yang serba bergejolak pada masa sekarang ini, dimana beberapa bank maupun lembaga keuangan raksasa sekalipun bertumbangan, maka faedah berdzikrullah niscaya mampu menarik keridhaan Allah untuk memulihkan kembali segalanya.
Semoga Allah memudahkan kita semua agar tetap beristiqamah dan bertaqwa serta melaksanakan Salat Jumah ini dan Jumah-jumah lainnya dengan ikhklas. Semoga Allah Swt menyelamatkan kita semua dari berbagai serangan Syaitan, dan Allah senantiasa berkenan menjaga kita dalam perlindungan-Nya. Amin !


o o O o o


Please note: Department of Tarbiyyat Majlis Ansarullah USA and Jamaat BaKul takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.
transltByMMA/LA092808