Friday, July 3, 2009

“Sifat Al-Rafi (II) Allah Swt ”

Menyambung pembahasan topik Khutbah Jumah yang lalu, yang pada kesimpulannya, Huzur menyampaikan, bahwa hanya rumah-rumah yang ditinggikan derajatnya oleh Allah sajalah yang mampu membawakan kembali nur hidayah Rasulullah Saw di zaman kini. Huzur menerangkan perkara ini lebih lanjut berdasarkan berbagai perintah Hadhrat Masih Mau'ud a.s..
Pertama-tama, Huzur mengingatkan, wa maa khalaqtul jinna wal-insa illa liyaa'budun, yakni, tujuan utama diciptakannya jin dan manusia tiada lain adalah untuk menyembah Allah.

Imam Zamani yang membawakan kembali nur rohani Rasulullah Saw dengan kapasitas yang melebihi [para Imam Zaman] lainnya, telah memberi petunjuk kepada kita. Adalah suatu karunia besar Allah Swt yang telah memudahkan kita untuk dapat menerima kebenaran Imam Zamani, sehingga kita pun mendapatkan petunjuk Ilahi dalam segala hal. Ba'da masa Imam Zaman, berdirilah Nizam Khilafat, sehingga kelanjutan berbagai nasehat petunjuk pun dapat diberikan. Hubungan khas antara Khilafat dan Jamaah semakin erat dengan adanya pembaharuan janji Bai’at. Adanya petunjuk Khilafat seolah membawa sesuatu pembaharuan.; yang kaum Muslimin lainnya ternafi'kan.
Huzur bersabda, beberapa hari yang lalu, beliau mengadakan rapat dengan Majlis Khudamul Ahmadiyah UK., yang di dalamnya Huzur menemukan beberapa hal pada mana mereka tidak menjalankan perintah Huzur. Namun ketika kemudian tuan Sadr [Khuddam] menyadarinya, dan cepat-cepat memohon maaf secara tertulis yang disampaikannya secara langsung dengan perasaan penuh haru biru.
Demikian pun para anggota pengurus Majlis Amilah mereka, mengirim surat permohonan maaf yang sama.
Begitulah hubungan erat antara seorang Khalifah Waqt dengan Jamaahnya yang dipenuhi dengan rasa syukur kepada Allah Swt. Di zaman dan di dalam kondisi dunia yang serba materialistis kini, masih ada suatu kaum yang meskipun terdidik dan bekerja dengan cara-cara duniawi, namun tetap memperlihatkan keikhlasan mereka kepada Khilafat. Hal ini semata-mata dikarenakan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. telah mengajari kita kiat-kiat menjalin hubungan dengan Allah Swt. Dan amal ibadah kita adalah – dan senantiasa akan terus – semata-mata demi memperoleh keridhaan-Nya; yang kaum Muslimin lainnya terluputkan.

Tanda-tanda Akhir Zaman.
Huzur bersabda, baru-baru ini ada seorang kawan karib non-Ahmadi yang namanya dikenal di dunia media informasi datang menjumpai Huzur. Antara lain, ia menyampaikan keprihatinannya, mengapa meskipun Masjid-masjid [di Pakistan] tampak penuh dibandingkan waktu-waktu sebelumnya; dan semakin banyak orang yang pergi Haji, serta terlihat banyak orang beramal, namun seolah tak terlihat adanya sesuatu hasil yang baik. Tuan itu menambahkan, mereka seperti tak memiliki kesadaran yang mumpuni; seketika mereka keluar dari masjid mereka, merebaklah berbagai kepalsuan.
Huzur berkata kepadanya, ibadah kami; praktek Salat kami, dan amal shalih kami hanya akan membawa faedah apabila mendatangkan perubahan kepada diri sendiri terlebih dahulu. Memamerkan ritual ibadah Islam hanya melalui permukaan kulit dan mengikuti arus bukanlah jalan taqwa. Huzur bersabda, beliau senantiasa ingat kepada sejumput nasehat Hadhrat Muslih Mau'ud r.a.: ‘Adalah hak orang lain untuk menilai amalan tuan-tuan; Akan tetapi, kewajiban tuan-tuan sendirilah untuk dapat memeriksa keadaan kalbu masing-masing.’
Huzur bersabda, ruh ketaqwaan hanya akan muncul apabila segala amal perbuatan yang dilakukan semata-mata lillahi Taala. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk dapat memeriksa kalbu masing-masing. Kemudian, Huzur pun mengingatkan tuan tamu tersebut – yang boleh saja ia tak setuju – namun fakta menunjukkan, jika tidak menerima kebenaran Imam Zaman, amal shalih yang haqiqi tak akan dapat diperoleh. Tanpa menerima kebenaran Al Masih Yang Dijanjikan dan tanpa menerima Khilafat Ahmadiyah, rujukan mereka tidak akan akurat.
Dasar pijakan Qur’an dan Syariah yang mereka gunakan memang sama, akan tetapi pemahaman yang benar dan mendalam hanya dikaruniakan kepada seorang hamba dan pengkhidmat Rasulullah Saw yang sejati. Beliaulah yang telah berhasil menanamkan ruh ketaqwaan kepada Allah Swt dan kecintaan kepada Rasulullah Saw. di dalam kalbu kita masing-masing. Amal ibadah hanya akan membawa faedah apabila mampu memuliakan aaspek ini, yang berlanjut kepada pembersihan qalbu. Setiap Ahmadi berkewajiban untuk memahami berbagai tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Mereka yang mampu membacanya, bacalah; dan sebagian lainnya boleh mendengarkan.

Rahasia Doa Al Fatihah
Beliau a.s. menerangkan: Di dalam doa permohonan ' iya kana budu wa iya kaanastaiin' , Allah Swt menghimbau para hamba-Nya agar senantiasa itaat kepada-Nya dengan penuh semangat, istiqamah dan dawam dalam memenuhi seruan-Nya; serta berdoa: Ya Allah kami tak akan pernah merasa letih dalam berusaha memenuhi segala perintah Engkau maupun dalam mencari keridhaan Engkau. Akan tetapi, kami memohon pertolongan dan perlindungan Engkau agar dijauhkan dari sifat sombong dan angkuh. Karuniailah kami kekuatan dalam berusaha untuk memperoleh petunjuk dan keridhaan Engkau. Teguhkanlah kami dalam keitaatan dan menyembah Engkau. Oleh karena itu, masukanlah kami ke dalam orang-orang yang berserah diri kepada Engkau.”
Namun, ada satu aspek penting lain yang terkait dalam hal ini, ialah, para ibadullah sejati mendakwakan: Ya Allah, hanya Engkaulah yang kami sembah; mengutamakan Engkau dari segala sesuatu; tak ada hal lain yang kami dambakan selain Engkau, dan kami beriman kepada Keesaan Engkau.
Di dalam ayat [ke-5 Surah Al Fatihah] ini, Allah Yang Gagah dan Perkasa telah memerintahkan untuk menggunakan kata ganti orang ketiga yang bersifat jamak (plural). Hal ini mengandung hikmah, bahwa doa ini akan membawa faedah bagi semua sesama ikhwanul Muslimin; tidak hanya untuk diri si pemohon. Artinya, Allah Taala memerintahkan kaum Muslimin untuk senantiasa mendatangkan faedah bagi satu sama lain, bersatu padu dan saling mengasihi; yang menuntut si pemohon untuk mampu bersusah payah mempromosikan kemampuannya untuk membantu memenuhi keperluan sesama ikhwanul Musliminnya sebagaimana ia berusaha keras bagi dirinya sendiri. Tidak membeda-bedakannya. Bersimpati sedemikian rupa seolah-olah Allah Taala memerintahkan: Wahai hamba-Ku, saling mendoakanlah kalian sebagaimana sesama ikhwan saling bertukar bingkisan hadiah; perluaslah jangkauan doa-doa mu, niatmu dan tujuanmu. Berilah berbagai peluang bagi sesama ikhwanmu sebagaimana kepada saudara kandung sendiri. Atau sebagaimana dekatnya seorang ayah kepada anaknya.’ (Tafsir Al Qur’an, Vol. I, hlm. 191)
Huzur bersabda, agar mendapat suatu derajat ketaqwaan, hendaknya perluaslah niat baikmu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain juga. Jika tidak ada keinginan untuk berbagi kebaikan dengan orang lain, maka Salat orang yang demikian itu pun tidak akan mendatangkan faedah.
Bahkan masih banyak lagi terdengar hal-hal yang negatif dari masjid-masjid suatu kaum yang seperti itu. Maka apa faedahnya Salat dengan bermakmum di belakang orang-orang yang bermulut kasar seperti itu ?
Huzur bersabda, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. senantiasa menasehati Jamaat agar selalu bersabar dan istiqamah.
Baru-baru ini terjadi suatu aksi penentangan di India, yang Huzur menerima berbagai surat yang bernada tajam. Akan tetapi Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menasehati agar jangan bersikap kasar terhadap mereka yang menentangmu. Janganlah membalas caci maki dengan cacian yang sama. Sikap kita adalah membalas dengan kebaikan terhadap mereka yang berbuat keburukan dalam arti membelokkan perbuatan buruk mereka ke hadapan Allah Taala.

Rahasia Keutamaan Salat.
Inilah hasil akhir yang haqiqi dari praktek berbagai Salat yang benar, yang hendaknya kaum Ahmadi menanamkannya. Sebatas hanya menerima kebenaran Al Masih Mau'ud tiada banyak berfaedah; sebab, untuk memperoleh kemuliaan akhlak, ajaran beliau perlu dilaksanakan.
Huzur bersabda, Salat adalah ibadah yang paling mendasar dari pernyataan iman seorang Muslim. Setiap orang yang menyatakan dirinya Muslim – bahkan seandainya mereka tidak melaksanakannya – sangat memahami hal ini. Namun sangat disayangkan, sebagian besar mereka yang mengetahui bahwa hal ini adalah wajib, namun tetap tidak melaksanakannya karena jika mereka melaksanakannya pun hanya untuk pamer belaka. Bahkan seandainya ada yang berusaha khusyu mengerjakannya, tetap saja gagal untuk mencapai tujuannya yang haqiqi disebabkan kaum mullah mereka menghalang-halangi mereka untuk memperoleh faedah dari keberadaan sumber mata air rohani yang Allah Taala sendiri telah sediakan untuk zaman ini. Yakni, Allah Swt telah mengutus Hadhrat Masih Mau'ud a.s. untuk mengadakan inqilabi rohani manusia di zaman kini, yakni untuk memenuhi kehendak-Nya, agar Syariah Islam yang terakhir ditegakkan kembali, yuhyiddina wa yuqimush-shariah..
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, ada setengah orang yang meskipun mengerjakan Salat dan ibadah lainnya tetapi tidak mendapat pertolongan dan bantuan Allah Taala. Tak tampak adanya perbaikan rohani di dalam diri mereka. Ini disebabkan Salat mereka hanya sebatas ritual gerakan raga belaka, alih-alih mendirikan Salat yang haqiqi, yang memberi pengaruh positif kepada pikiran dan jiwa.
Jika orang menanam benih lalu memupuk dan memeliharanya, bolehlah ia berharap beberapa bulan kemudian memetik hasilnya. Namun jika tak ada sesuatu hasil yang didapatkan, tentulah petanda benihnya tak bagus. Jika orang melaksanakan berbagai macam perintah ibadah namun tidak terlihat adanya pertolongan Ilahi yang khas, dapat disimpulkan benih yang ditanamnya tidaklah baik. Huzur bersabda, kaidah beribadah yang Hadhrat Masih Mau'ud a.s. tetapkan bagi kita adalah yang hendaknya dapat mempererat tali hubungan kita dengan Allah Taala, yang dampak positifnya dapat terlihat dalam praktek kehidupan sosial sehari-hari. Setengah orang berdoa hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri, kemudian mengeluh doanya tidak makbul. Mereka mementingkan keuntungan pribadi dalam membina hubungan dengan Allah Taala. Padahal Allah telah menyatakan, bahwa Dia akan menguji mereka dengan maut, kekayaan dan anak-anak mereka. Maka ibadah kita hendaknya bertujuan untuk memperoleh qurb-Nya, agar kita pun mendapatkan kedamaian hati dan pikiran. Kita berikhtiar untuk itu, yakni berusaha melangkah ke arah perbaikan; memperoleh ridha Ilahi dalam usaha mendapatkan kedamaian jiwa yang dapat diterima oleh kehidupan sosial masyarakat, inilah hasil taqwa yang haqiqi sebagai buah dari peribadatan yang benar; tak soal apakah doa-doa untuk kepentingan pribadi termakbulkan ataukah tidak. Sekurang-kurangnya, hubungan pribadi kita dengan Allah Taala menjadi erat. Inilah tujuan haqiqi kedatangan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Beliau bersabda, nilai Salat tidaklah ditentukan oleh pelaksanaan secara ritual fisiknya saja, melainkan ibadah yang menjadikan qalbu seseorang penuh dengan kesabaran dan runduk. Salat yang ikhlas dapat menempatkan kepentingan kehidupan duniawi dan kehidupan Akhirat sesuai dengan urutannya.
Huzur bersabda, inilah sejumput nasehat dari Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Maka jika kita dapat menjawab pertanyaan dunia, mengapa meskipun Masjid-masjid tampak penuh tetapi masih ada kekacauan di sekitarnya ? Kita pun hendaknya memahami sepenuhnya tujuan kita sendiri; jangan sampai melupakan tujuan diciptakan-Nya diri kita, yang untuk itu kita berbai’at kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s..

Nasehat Bertuah Bagi Semua.
Huzur bersabda, nasehat ini untuk Jamaat secara keseluruhan, namun khususnya lagi bagi para anggota Pengurus, para karyawan Jamaat dan para Waqifin hendaknya mengindahkan nasehat ini. Seandainya para anggota pengurus dan waqifin dapat menjalankan nasehat ini, maka niscaya peringkat rohani Jamaat mereka pun akan meningkat seiring dengan semakin makmurnya masjid-masjid kita. Dengan contoh yang baik dari para pengurus, maka para anggota pun akan meningkatkan ketaqwaan mereka. Kecakapan ilmu pribadi, kemampuan daya pengamatan ataupun kecakapan berorganisasi tak akan membawa faedah baik kepada orang perorang sebagai Ahmadi maupun kepada Jamaat dalam jangka panjang apabila ada kekurangan dalam ketaqwaan dan ketidak-ikhlasan dalam peribadatannya. Semoga Allah Taala memudahkan kita untuk memenuhi berbagai harapan Hadhrat Masih Mau'ud a.s..

o o O o o
translByMMA / LA062909