Tuesday, June 1, 2010

Fenomena Pertarungan Antara Kekuatan Syaitan dengan Jamaah Ilahi

[Setelah membaca tasyahud, shalawat ta'awudz, bismillah dan Surah Al Fatihah, Hudhur menilawatkan ayat-ayat Al Quran ini]:

اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىْ خَالِـقٌ ۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ‏فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِىْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَفَسَجَدَ الْمَلٰٓٮِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَاِلَّاۤ اِبْلِيْسَؕ اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

Terjemahan dari ayat 72 hingga 75 Surah Shad (Surah ke-38) ini adalah sebagai berikut: ‘Ingatlah ketika Tuhan-mu berkata kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku Pencipta manusia dari tanah liat”, ‘Dan tatkala Aku menyempurnakannya dan telah Aku tiupkan ke dalamya Ruh-Ku, maka hendaklah kamu bersungkur kepadanya dengan bersujud.’ Maka para malaikat pun taat, mereka taat semuanya. Kecuali Iblis. Ia takabur, dan ia termasuk orang-orang kafir.

Dari sejak saat awal, pihak Syaitan dan manusia senantiasa bersaing keras satu sama lain. Di dalam dunia agama, karunia Rahimiyyat Allah Swt kepada Hadhrat Adam a.s. membuat Syaitan menyatakan perang terhadap manusia dengan sengit.
Sikap permusuhan mereka ini terus berlanjut pada setiap era kebangkitan seorang Rasul Allah, yang nyatanya masih terus berulang hingga kini.
Para Nabiyullah membimbing manusia kepada Allah, sedangkan Syaitan senantiasa berusaha untuk merusak proses tarbiyyat tersebut. Mereka menebarkan rasa khauf, takut; dan menyesatkan manusia dengan segala macam cara. Dengan sifat rakus dan juga terror di kalangan hati manusia.
Al Qur’an Karim banyak mengemukakan, sejak diciptakannya Adam a.s., Syaitan sudah mulai menunjukkan sikap perlawanannya.
Dari mulai Surah Al Fatihah hingga Surah Al Nas, Allah Taala telah mengingatkan kaum mukminin agar waspada terhadap berbagai upaya serangan Syaitan, sekaligus memerintahkan agar melindungi diri dengan banyak berdoa.
Di dalam ayat-ayat Al Quran yang telah ditilawatkan tadi disebutkan penciptaan makhluk [manusia] dengan sifat Rahimiyyat-Nya, lalu memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya, namun Syaitan yang takabur menolaknya, karena menurut mereka manusia diciptakan dari [tanah liat] bahan yang lebih rendah.
Padahal, ketika manusia diciptakan, Allah Taala telah melengkapinya dengan kemampuan untuk menyerap Sifat-sifat-Nya sehingga dapat memperoleh qurb-Ilahi, hingga mencapai derajat maqom yang setinggi-tingginya, yang membuat para malaikat pun takzim untuk mengkhidmati mereka.
Allah Taala mengutus para Rasul-Nya, yakni insan-insan yang telah berhasil memperoleh derajat maqom tertinggi qurb-Ilahi, sehingga seluruh nizam malaikat pun bangkit untuk mendukung dan menolong mereka. Sunnah Allah Swt pun bergerak untuk itu. [Kadangkala Al Quran menyebut penciptaan manusia dengan basar, atau Adam, maksudnya ialah] Dia menciptakan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, dan memerntahkan seluruh makhluk lainnya untuk mengkhidmati mereka.
Manakala manusia dikaruniai risalah kenabian, maka insan itupun menjadi Adam bagi zamannya. Maka bayangkanlah betapa besarnya dukungan dan bantuan yang akan diperoleh rasul itu, [yang sungguh diluar kekuasaan dan kemampuan manusia]
Ketika Rasulullah Saw diutus pun, beliau dan kaum mukminin dianiaya berat. Kaum kufar Mekkah berderap maju untuk menghancurkan Islam. [Madinah diserang berkali-kali]
Pada peristiwa Perang Badar, pasukan malaikat membantu pihak kaum Muslimin sehingga berbalik memperoleh kemenangan. [Begitupun pada Perang Hunain]. Dan masih banyak lagi contoh peristiwa di zaman Rasulullah Saw yang menunjukkan bala tentara malaikat senantiasa mendampingi beliau dan juga kaum Mukminin.
Memang benar, pihak kaum Muslimin banyak kehilangan jiwa maupun harta benda. Namun gerakan syaitani Iblis tidak pernah dapat mencapai tujuannya. Mereka pengikut Syaitan berusaha keras menciptakan keraguan dan was-was di kalangan hati manusia melalui pembunuhan dan kejahatan lainnya; serta kerugian harta benda. Secara terang-terangan maupun rahasia menciptakan terror di kalangan hati manusia.
Pihak yang melawan kebenaran jatuh ke dalam perangkap Syaitan disebabkan sikap takabur mereka. Yakni, mereka berpikir bahwa pihak yang mendakwakan diri adanya kenabian dan ber-Dawat Ilallah terlihat papa dan hina. Sedangkan diri mereka lebih berilmu (ulama), lebih berpengaruh dan berkuasa. Maka apa haknya mereka mengambil Baiat orang banyak ?
Sekali lagi, ini dikarenakan sikap takabur mereka sehingga mereka tak mau menerima kebenaran Imam Zaman mereka. Sikap takabur mereka itulah yang telah menghalangi mereka untuk menerima kebenaran.
Ketika Allah Taala memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada manusia bukan berarti sujud secara harfiah, karena hanya Allah-lah wujud yang patut disembah. Melainkan, perintah ini adalah, [demi untuk membantu syiar agama yang benar dari seorang Utusan Allah], itaatlah dengan sempurna kepada beliau. Jangan beri kesempatan kepada kekuatan Syaitan untuk melawan.
Artinya, Rasul itu harus dibantu agar pihak Syaitan menemui kegagalannya. Dan kesadaran akan kebenaran risalah rasul itu, dan dukungan serta bantuan Ilahi kepadanya hendaknya dapat menggugah kesadaran orang-orang yang berfitrat baik, sehingga mereka pun dapat mengenali kebenaran hakiki, lalu bergabung dengan Jamaah rasul tersebut.
Kerohanian mereka ini selanjutnya semakin meningkat dan mengalami banyak dukungan dan bantuan Ilahi, sehingga tujuan utama kehidupan mereka di dunia ini dan juga di Akhirat nanti dapat tercapai, yakni menjadi pewaris al-Jannah-Nya.
Qalbu mereka yang berfitrat suci ini menjadi berghairah, yang digambarkan oleh ayat tersebut dengan:
فَسَجَدَ الْمَلٰٓٮِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَ
Maka para malaikat pun taat, mereka taat semuanya…’.
Manakala tugas pekerjaan Rasul itu dikaruniai keberhasilan istimewa dalam berbagai bentuknya, manusia pun dapat menyaksikan 'tunduknya' orang-orang yang befitrat suci tersebut, yakni keitaatan dan sikap takzim mereka itulah yang dimaksud dengan 'sujud', yakni ikut menyebar-luaskan syiar tabligh Rasul itu ke seluruh dunia. Dengan menjadi para pengkhidmat yang ikhlas sedemikian rupa, maka mereka pun menjalankan tugas yang diamanatkan kepada mereka lebih maju lagi.
Untuk zaman ini, seorang pecinta dan abdi Rasulullah Saw yang sejati ialah Hadhrat Masih Mau'ud a.s., yang dijuluki sebagai ‘Adam’ untuk zaman sekarang oleh Allah Swt.
Beliau a.s. bersabda: 'Ingatlah menentang seorang insan yang telah diserahi risalah Amanat oleh Allah Taala berarti menentang Allah Taala. Kalian boleh melecehkan ataupun menghina diriku. Kalian berhak untuk itu, karena Kerajaan Allah tak tampak dalam pandangan kalian.'
Maka untuk di zaman sekarang ini, mereka yang melawan Jamaah Imam Mahdi a.s. ini berarti melawan Allah Swt, bukan hanya sekedar menentang beliau ataupun Jamaahnya.
Allah Taala mewahyukan kepada beliau a.s.: 'Aflaqtul ala tashlifa wa khalaqtul Adama, Khalifatullahi, wa Sultan; yakni, 'Aku berkehendak menjadikan seseorang sebagai Khalifah-Ku, maka Aku ciptakan Adam, Khalifatullah, dan juga Sultan’ (Tadhkirah hlm.369).
Khilafat kita adalah khilafat berkekuatan samawi alih-alih duniawi yang bersifat fana. Karunia ini dianugerahkan kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. berkat keitaatan beliau yang sempurna kepada Hadhrat Rasulullah Saw.
Setelah dikaruniai status istimewa ini, Allah Taala pun memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada beliau; yakni sujud kepada seorang insan istimewa yang telah dipilih-Nya untuk menegakkan keimanan. [Sehingga, yang asalnya hanya dari satu orang, namun kemudian menjadi ratusan ribu orang lainnya bergabung setiap saat].
Pada satu wahyu lainnya Allah Taala meyakinkan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dengan kalam-Nya sebagai berikut: 'Fainni maa rasulu akum wa yansuruhul malaikah, yakni, ‘…Aku akan senantiasa berdiri bersama Rasul-Ku, dan para malaikat pun akan datang membantu…’ (Tadhkirah hlm. 453).
Dan nushrat pertolongan Ilahi ini bukan sekedar cerita, melainkan kita telah banyak menyaksikan, bahkan hingga hari ini: Syaitan bekerja keras, maka begitu pun para malaikat.
Para penentang menekan dan menganiaya Jamaat di satu tempat, namun Jamaat ini semakin tumbuh dan menyebar di mana-mana.
Saya membaca di dalam surat kabar Al Fazl baru-baru ini mngenai latar belakang menyebarnya ajaran Ahmadiyah di jazirah Arabia; yakni kisah tuan Hilmi Syafi sahib menerima kebenaran Islam Ahmadiyah, dan betapa Allah Taala telah berkenan membimbing beliau.
Mustapha Tsabit sahib, yang adalah seorang Ahmadi, tinggal dan bekerja bersama-sama Hilmi Syafi sahib di Gurun Sana'a. Hilmi sahib ini heran menyaksikan pemuda Mustapha Tsabit sahib berbeda dengan rekan kerjanya yang lain; yakni, ia dawam melaksanakan Salat lima waktu. Maka tak lama kemudian mereka pun berteman, lalu berdiskusi mengenai beberapa perkara dalam Islam. Mustapha Tsabit sahib ini selalu memberikan jawaban yang masuk akal dan akidahnya pun benar, yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Bahkan ulamanya pun tidak dapat membantunya mencarikan jawaban yang memuaskan.
Ketika mereka harus berpisah kembali, Hilmi sahib menyimpan sekotak buku-buku Jamaat hadiah dari Tsabit sahib, termasuk Lima Jilid Tafsir Kabir Al Qur’an Karim. Demi membaca buku-buku tersebut, sebagaimana biasa orang-orang ghair-Ahmadi, ia pun berusaha mencari-cari keberatan d dalamnya.
Kini pun seperti sedang menjadi trend di Pakistan, orang berusaha mencari-cari keberatan di dalam buku-buku Jamaat yang justru menunjukkan bahwa 'keberatan' tersebut timbul dari kurangnya ilmu agama mereka yang berusaha mengkritik tersebut.
Begitulah Hilmi sahib berusaha mencari-mencari kelemahan. Namun ketika ia mencari dukungan dari kaum ulama, ia tidak memperolehnya. Tetapi ketika ia membaca buku ‘Filsafat Ajaran Islam', ia menemukan kepuasan di dalamnya.
Maka Hilmi sahib pun menunjukkan buku tersebut kepada ayahnya, kemudian bertanya: Orang macam manakah pengarang buku ini ? Ayahnya menjawab: 'Sungguh ia seorang Waliullah'.
Hilmi sahib bertanya lagi: Bagaimana pendapat ayah bila ia mendakwakan diri sebagai Al Masih Yang Dijanjikan ?
Ayahnya menjawab: 'Tak mengapa. Karena hanya orang yang dekat dengan Allah Taala sajalah yang dapat menulis buku semacam ini. Namun, karena aku sudah tua, aku tak sanggup untuk menerimanya', katanya.
Maka qalbu Hilmi sahib pun berubah. Ia menerima kebenaran, lalu bai’at [masuk ke dalam Jamaat].
Berbagai peristiwa semacam itu banyak terjadi. Banyak orang menerima kebenaran Ahmadiyah melalui mimpi. Semua hal ini digerakkan oleh para malaikat – tak ada campur tangan manusia - yakni mengarahkan orang-orang yang berfitrat suci untuk memperoleh kebenaran.
Namun di lain pihak, mereka para pengikut Syaitan, semakin melampaui batas dalam perlawanan mereka dengan menciptakan berbagai gangguan yang dilatar-belakangi oleh sikap takabur mereka. Sifat ketakaburan mereka itulah yang menyebabkan sikap berontak mereka dan mengikuti ajakan Syaitan. Sementara itu kaum Jamaah Ilahi terus berusaha untuk merefleksikan sifat-sifat Allah Taala dan meningkatkan maqom kerohanian mereka.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: Sifat takabur adalah sifat syaitani yang akan terus memperdayai manusia. Takabur berasal dari Syaitan. Manusia tak akan dapat menerima pesan kebenaran sebelum ia menjauhkan dirinya dari pengaruh Syaitan. Manusia tak akan dapat menerima pesan kebenaran dan memperoleh karunia berkat-berkat Ilahi sebelum ia mensucikan dirinya dari sikap keakuan; dan ia tak akan memperoleh ridha Ilahi. Karena sikap keakuan inilah yang membuat Syaitan berpikir bahwa ia lebih mulia dari Adam sehingga ia pun dikutuk oleh Allah Swt.
Namun, barangsiapa yang telah berhasil memperoleh ilmu Ilahi, maka ia pun berada di dalam perlindungan Allah Taala.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: Para penentangku boleh jadi bersujud sedemikian rupa hingga hidung mereka lecet-lecet sebagai usaha mereka untuk mengutuk-ku. Namun tak ada sedikitpun kemudharatan yang dapat menimpa diriku. '
Berita duka berdatangan hari ini. Banyak orang yang telah mendengarnya, atau menyaksikan beritanya di TV. Serangan yang membabi-buta telah terjadi di dua Masjid Jamaat di Lahore. Satu Masjid Baitul Nur di Model Town, dan satunya lagi Masjid Darul Zikir.
Begitupun beberapa demo telah terjadi di Kunri. Demikian pula agaknya di berbagai bagian dunia lainnya, aksi penentangan tengah bergerak atas pengaruh kaum mullah.
Apakah semua aksi penentangan tersebut dapat menghancurkan Jamaat Ahmadiyah ? Apakah Jamaat Ahmadiyah pernah menjadi surut oleh berbagai aksi penentangan di waktu-waktu sebelumnya ? Sama sekali tidak. Dan tidak akan pernah terjadi. Namun sebaliknya justru mereka yang menentang itulah yang menjadi sasaran pembalasan dan hukuman Allah Swt.
Menasehati Jamaah, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda: 'Doa, itulah yang dilakukan Hadhrat Adam ketika harus bertarung dengan Syaitan. Tak ada fasilitas lainnya selain doa. Di akhir zaman ini, sekali lagi, kemenangan Islam hanya akan dapat dicapai melalui doa.
Hadhrat Adam awalin memperoleh kemenangan melalui doa-doa. Begitupun Hadhrat Adam tsaniah kini, akan memerangi Syaitan akhir zaman dan mengungguli mereka dengan cara yang sama.
Aksi penentangan dan permusuhan kepada kita semakin meningkat. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk banyak-banyak berdoa. Jamaat semakin maju dan berkembang meskipun Syaitan berusaha menghadang dari berbagai sudut. Orang-orang yang berfitrat suci terus berdatangan masuk ke dalam Jamaat.
Pelajarilah dan panjatkanlah doa Al Quran ini banyak-banyak:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
yakni, ‘Wahai Tuhan kami! Kami telah berlaku aniaya terhadap diri kami, dan, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihani kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang merugi’ (Q.S. 7 / Al Araf : 24).
Doa mustajab ini sangat makbul untuk memperoleh banyak karunia Ilahi, sekaligus juga untuk melindungi diri dari serangan Syaitan, baik untuk perorangan maupun Jamaah.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. besabda: Atas kehendak-Nya, Allah Taala telah menciptakan Adam dengan dua keistimewaan. Keistimewaan Pertama adalah terkait dengan Allah Taala sendiri, sebagaimana firman-Nya ini:
فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِىْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ‏
yakni, ‘Dan tatkala Aku menyempurnakannya, dan telah Aku tiupkan ke dalamnya Ruh-Ku..., (Q.S. 38 / Shad : 73).
Ayat ini membuktikan, bahwa dengan meniupkan Ruhul Qudus-Nya ke dalam diri Adam, artinya Allah Taala telah menciptakan suatu hablum, atau ikatan hubungan dengan beliau. Dengan demikian, umat manusia seumumnya pun memiliki hubungan [habluminallah] seperti itu.
Keistimewaan yang Kedua adalah, Allah Taala pun menciptakan suatu fitrat alamiah [ke dalam diri Adam] untuk membina hubungan dengan umat manusia lainnya [hablumminannas].
Maka menjadi tanggung jawab kita untuk membina hubungan hablumminannas ini. Jika hablumminannas ini dapat dibina dengan baik, maka sifat mulia Hadhrat Adam pun dapat menjadi bagian dari sifat alamiah kita, yakni berusaha memenuhi kewajiban hablumminannas dengan sebaik-baiknya, ialah dengan cara membantu syiar tabligh Imam Mahdi a.s.
Situasi yang terkait dengan peristiwa penyerangan terhadap dua masjid Jamaat di Lahore masih belum jelas. Namun, dilaporkan banyak korban syuhada, luka-luka, yang sebagian lainnya dalam kondisi kritis. Situasi di Masjid Darul Zikir pun belum jelas betul. Jumlah korban para syuhada boleh jadi meningkat disebabkan banyaknya jamaah yang datang untuk melaksanakan salat Jummah. Kita akan lebih mengetahui segala sesuatunya jika keterangan selengkapnya sudah diterima.
Semoga Allah Taala memberikan derajat maqom yang mulia kepada arwah para syuhada. Doakan juga bagi para korban yang terluka parah. Aksi penyerangan ini dilancarkan oleh pihak penentang untuk menimbulkan kerugian besar bagi Jamaat.
Sesungguhnya Allah Taala berkuasa untuk membalasnya, yakni untuk menunjukkan takdir-Nya. Bagaimana cara mencengkeram mereka yang telah menciptakan kesusahan dan keaniayaan, hanya Allah-lah yang tahu.
Bagaimanapun juga, mereka yang menimbulkan marabahaya; yang terus menerus menantang ghairat Ilahi; dan melampaui batas dalam perbuatan mereka, Insya Allah deraan hukuman-Nya akan datang.
Kaum Ahmadi hendaknya semakin kuat berdoa. Semoga Allah Taala menghancurkan ketakaburan mereka, siasat mereka, dan sikap berkuasa mereka, dengan cara memperlihatkan Kemahakuasaan-Nya.
Semoga keimanan dan keyakinan kita semakin meningkat. Semoga cobaan ini tidak menimbulkan sesuatu kelemahan di dalam diri kita.
Seluruh kaum Ahmadi hendaknya mendoakan kaum Ahmadi Pakistani sekarang ini. Keadaan di sana sedang sangat susah.
Doakan pula untuk orang-orang Ahmadi yang sedang dipenjarakan di Mesir. Semoga Allah Taala menolong mereka agar dapat dibebaskan secepatnya.
Di Kerala, India beberapa orang Ahmadi juga dipenjarakan secara zhalim. Doakanlah pula mereka.
Sesuai dengan janji-Nya, Allah Taala tak akan pernah menyia-nyiakan pengorbanan mereka yang dipenjara, terluka maupun disyahidkan.
InsyaAllah. Syaitan dan aksi perbuatan mereka tidak akan pernah berhasil.
Semoga Allah Taala senantiasa mengasihi kita, dan juga menyelamatkan kita dari berbagai musibah di masa-masa yang akan datang.
o o O o o
translByMMA /LA, 05/31/2010