Thursday, November 22, 2012

‘Fastabiqul Khairaat’: Tahun Perjanjian Baru Tahrik Jadid (2013)

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
Artinya, “Dan bagi tiap insan ada suatu tujuan yang kepadanya ia menghadapkan perhatiannya; maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Di manapun kamu berada, Allah akan mengumpulkan kamu semua. Seungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu [yang Dikehendaki-Nya].” (Q.S. 2 / Al Baqarah : 149).

Di dalam ayat ini, Allah Taala telah menekankan perintah kepada seluruh kaum mukminin, yang sangat penting untuk kemajuan tiap diri mereka dan memperoleh qurb kedekatan Ilahi, serta menjadikan seorang Muslim menjadi Muslim yang haqiqi. Perintah yang sama ini pun sangat diperlukan untuk kemajuan jamaah suatu Jama’at. Perintah yang berkaitan dengan suatu tujuan [tiap-tiap insan] tersebut ditetapkan di dalam ayat ini dengan kaidah: ‘…..fastabiqul khairaat…..’, yakni, maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Jadi, tiap-tiap orang di planet bumi ini memiliki tujuannya masing-masing. Dan mereka berjuang untuk dapat mencapainya.
Ini adalah benar. Sebab, bahkan orang yang berniat merugikan orang lainpun, meskipun hasil akhirnya tiada lain hanyalah keburukan, tetap saja mereka itu memiliki tujuan. Contohnya adalah kawanan pencuri yang menghabiskan waktu mereka seharian untuk merencanakan niat jahat mereka itu, dlsb.
Banyak pula yang nenjadikan terrorisme dan barbarisme sebagai tujuan mereka dengan menghabiskan harta, waktu dan berbagai sumber daya mereka lainnya. Mereka menuci-otak anak-anak yang tak berdosa selama jangka waktu yang panjang untuk tujuan mubazir membunuh orang-orang tak berdosa seperti misalnya melalui serangan bpm bunuh diri, dlsb. Dan malangnya, mereka yang melakukan perbuatan tersebut menyebut dirinya sebagai orang Muslim. Lalu berbuat kejahatan keji tak berperikemanusian itu dengan mengatas-namakan agama dan menimbulkan conflict serta kerusakan di dunia serta memperburuk nama dan keindahan ajaran Islam.
Padahal sebaliknya, ajaran Islam tiada lain adalah menyebarluaskan ihsan kebaikan. Dan menetapkan pencapaian tujuan masing-masing dengan kaidah mulia: ‘fastabiqul khairaat.’ Adapun perkataan “wajhatun”, yang merupakan akar kata dari ‘tujuan’ sebagaimana pada ayat yang telah ditilawatkan di awal Khutbah, berarti juga: arah, cita-cita, usaha, jalan, kiat, dlsb, yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi, orang Mumin itu tidak hanya mengarahkan cita-citanya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah Taala, melainkan, ia pun harus memilih jalan lurus shiratal mustaqim, dalam arah tujuannya tersebut, demi untuk mencapai cita-citanya yang adalah berbagai kemajuan di dalam jalan ihsan kebaikannya. Artinya, setiap insan harus memantapkan dirinya di atas jalan yang mengarah ‘kearah amalan shalihan tersebut. Menerapkannya, dan senantiasa mengalami kemajuan di dalamnya. Maka pada saat yang sama, ia pun haruslah khawatir akan nasib ikhwan mereka yang tertinggal disebabkan kelemahannya. Yakni membuat berbagai usaha yang juga dapat memastikan kemajuan mereka.
Hanya inilah kiat yang dapat menjaga Jamaat secara keseluruhan disebabkan semuanya melangkah dan mengalami kemajuan. Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw diutus Allah Taala sebagai ‘rahmatan lil alamin’. Dan Jamaat ini didirikan oleh seorang pecinta dan hanba beliau Saw yang paling sejati, yang terkait dengan kaidah tujuan utama yang sama tersebut. Sehingga membawa konsekwensi untuk memenuhi kewajiban terhadap haququllah, melalui peribadatan terhadap-Nya termasuk juga pemenuhan haququl ibad dengan cara mnghkhidmati umat manusia. Dan mengkhidmati manusia ini dapat dicapai dengan cara memperlihatkan sikap hidup yang muttaqi, dan menyiarkan kasih ‘sayang. . Bukan dengan melakukan perbuatan terrorisme seperti bom bunuh diri ataupun kekerasan senjata lainnya.
Maka sekarang dan di abad ini, hanya Jamaat Ahmadiyah inilah yang senantiasa berjuang keras menebar kedamaian dan ketaqwaan yang haqiq, dengan banyak ragamnya, seperti: Menyebarluaskan keindahan dan damainya ajaran Islam, Menebarkan pesan Al Quran Karim dengan cara menerbitkan dan menterjemahkannya ke dalam berbagai bahasa dunia. Dengan mengajarkan akhlak dan nilai-nilai kebaikan. Dengan menyampaikan pesan tabligh yang damai ke seluruh dunia. Dengan cara menyediakan bantuan bagi mereka yang sakit, yakni membangun rumah sakit atau klinik, Menyediakan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan dan di daerah terpencil yang sulit mengakses sekolah.
Adapun pengkhidmatan terbesar kita bagi kemanusiaan tentu saja adalah membawa mereka ke bawah bendera nabiyullah Islam (Saw). Maka mempertimbangkan kesemua hal tersebut, dapat disimpulkan, bahwa missi yang telah ditetapkan oleh Jamaat Ahmadiyah ini bukanlah hal yang biasa-biasa saja. Janji Baiat seorang Ahmadi kepada Imam-nya, bukanlah perkara biasa. Oleh karena itu, untuk memenuhi missi tersebut kita harus menjadikan tujuan kita tersebut sama dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah Taala; yakni, senantiasa melangkah di jalan yang telah ditetapkan untuk mencapai qurb kedekatan dan keridhaan Allah Swt.
Namun, tak diragukan, bahwa Syaithan berusaha menyerang kita dan merintangi jalan tersebut; yang oleh karena itu tersedia pula doa mustajab yang senantiasa tertanam di dalam qalbu, ialah:
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
yakni, “Tunjukilah kami pada jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka…..”. [Q.S. 1 / Al-Fatihah : :6-7], yang juga adalah penawar racun (antidote) terhadap serangan Syaithani. Insya Allah ! Oleh karena itu, setiap pria, wanita, anak-anak, baik tua maupun muda, haruslah berjuang keras terhadap tujuan untuk memperoleh qurb kedekatan Ilahi melalui amalan shalihan sebagaimana yang telah diuraikan tadi. Adapun salah satunya sebagaimana yang dicantumkan di dalam Al Quranul Karim, adalah ber-infaq fii sabilillah, yakni, membelanjakan harta benda untuk pertablighan Islam dan mengkhidmati umat manusia. Bukti sejarah panjang 125 tahun Jamaat Ahmadiyah ini menjadi saksi para anggotanya yang telah memberikan pengorbanan besar dan menjadi citra pembeda Jamaat ini. Sehingga pihak ghair pun menjadi kagum atas segi pengorbanan ini, yang tiada lain disebabkan mereka belum memahami ghairah semangat pengorbanan sebagaimana yang Allah Taala perintahkan di dalam: ‘…..fastabiqul khairaat…..’, yakni, maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Jamaat Ahmadiyah menjalankan perintah Ilahi ini tidak hanya dengan pengorbanan harta benda saja, melainkan juga jiwa, raga, waktu dan kehormatan, serta lainnya lagi.
‘Tak ada suatu pemerintahan ataupun lawan yang dapat menghentikan kemajuan Jamaat disebabkan ghairah semangat pengorbanan ini tetap dipelihara oleh segenap anggotanya. Insya Allah ! Dan saya pun kagum oleh para anggota Jamaat yang telah mampu menangkap falsafah yang mendalam yang terkandung di dalam perintah tersebut, selama bertahun-tahun mengorbankan harta benda mereka, sehingga memperlihatkan keistiqamahan dan kedawaman mereka yang teguh.
Setiap tahun, baik para mubayin baru maupun anggota lama, dari semua strata ekonomi, [baik yang miskin, pertengahan, maupun yang kaya], semuanya memberikan pengorbanan harta benda mereka dengan penuh ghairan dan ikhlas. Jikapun ada yang lemah, hal itu merupakan kealpaan para pengurus yang telah diberi tanggung jawab untuk mengingatkan kewajiban mereka, alih-alih kurang berkorban ataupun kurang ikhlas. Mayoritas anggota Jamaat ini adalah ber-strata penghasilan rendah. Oleh karena itu, sebagian besar pengorbanan harta benda ini berasal dari golongan tersebut. Yakni, mereka berkorban dengan mengesampingkan keinginan pribadi mereka agar dapat ikut serta dalam gerakan pengorbanan ini. Maksudnya, kalangan Ahmadi berpunya pun berkorban juga. Akan tetapi, dibandingkan dengan kekayaannya, tak sebanding dengan pengorbanan golongan yang pertama itu.
Begitupun di berbagai negara Barat, kebanyakan kaum Ahmadi-nya hidup dalam serba kecukupan dibandingkan ketika di negara asalnya. Maka tanggung jawab besar mereka inilah untuk senantiasa memeriksa diri: Apakah pengorbanan mereka meningkat dari tahun ke tahun ? Jika tidak, tentulah hal tersebut menjadi suatu dilemma dibandingkan perolehan mereka yang besar, sehingga seharusnya mereka bermawas-diri.
Ada banyak ragam pos pengorbanan harta benda di dalam Nizam Jamaat ini. Ada yang jumlah [persentase]-nya telah ditetapkan. Ada pula yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan anggaran berbagai proyek pembangunannya, baik di tingkat Lokal maupun Nasional [seperti misalnya pembangunan Masjid, dlsb].
Banyak anggota Jamaat yang ikut serta di dalamnya. Namun, hendaknya diingat, bahwa pengorbanan Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid hanya ditujukan untuk tingkat internasional saja. Sama sekali tidak untuk Jamaat Lokal maupun Nasional. Bilapun pada beberapa hal penarikan pengorbanan ini kemudian di distribusikan kembali di tingkat Lokal ataupun Nasional, hal tersebut dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Markaz International.
Adakalanya ada yang mempertanyakan, meskipun jarang, yakni: Mengapa aku harus ikut serta di dalam pengorbanan internasional yang tidak akan dibelanjakan di tingkat Lokal ini ? Aku lebih suka untuk berkorban harta benda yang ditujukan untuk berbagai proyek Lokal. Pertanyaan semacam itu seharusnya jangan sampai timbul, karena setiap pengorbanan harta benda, baik itu yang kecil maupun besar, semata-mata ditujukan untuk hanya satu tujuan, ialah memperoleh keridhaan Allah Taala.
Kedua, Markaz Internasional mempunyai anggaran belanja yang besar, termasuk, namun tak sebatas kepada mendanai berbagai macam proyek pembangunan di berbagai negara miskin di seluruh dunia (seperti di Benua Afrika, Asia, Europa, dlsb.), yakni, antara lain memberi beasiswa kepada para mahasiswa berbakat, dlsb.
Ketiga, ruh dan hakekat sejati dari ayat Al Quran yang telah ditilawatkan di awal Khutbah tadi, ialah: orang-orang yang lemah di dalam Jamaat harus diberi kesempatan untuk maju. Mereka yang memiliki keistimewaan dalam pengorbanan haruslah mampu memberdayakan mereka yang lemah itu.
Lalu, ayat Al Quran yang sama itu mengatakan:: ‘…..ayna maa takuunuu ya’tibikumullahu jamii’aat.’’, yakni, Di manapun kamu berada, Allah akan mengumpulkan kamu semua. Maksudnya, manakala semua insan diseru untuk berjamaah, mereka yang menunjukkan sikap keengganan dan mengkririk Nizam serta tetap berkubang dalam berbagai pertanyaan yang mubazir seperti itu, akan dihisab. Sebab, pertanyaan semacam itu bertentangan dengan ruh tarbiyat Jamaat.
Dalam kaitan ini, sebagian dari Dana Pengorbanan tersebut telah dibelanjakan di Benua Afrika, dalam bentuk pembangunan sejumlah Masjid, Klinik Kesehatan dan Stasiun Radio Pemancar (Broadcaxt). Juga pembangunan Masjid di Irlandia, Valencia (Spanyol), Kampala (Uganda) dan Ivory Coast dibangun dengan dana sebagian atau sepenuhnya dari Dana Markaz ini. Termasuk juga pembiayaan operasional para Mubalighin [Jamaat].
Kemudian pembangunan sejumlah Masjid dan Rumah Missi di berbagai bagian dunia lainnya, seperti di : India, Bangladesh, Philippines, Nepal, Guatemala, Marshall Islands (di Samudera Pasifik) didanai oleh gerakan pengorbanan ini. Begitu pula bantuan biaya untuk 4.500 orang mahasiswa berbakat [di seluruh dunia] termasuk di dalamnya 350 mahasiswa program pasca-sarjana. Kemudian pembangunan berbagai proyek seperti: Suplai air bersih, Listrik, Stasiun Radio Pemancar, dlsb,
Kesemua hal tersebut dikerjakan demi untuk kemajuan Jamaat, sekaligus memperlihatkan kepada dunia mengenai ajaran Islam yang haqiqi, melalui pengkhidmatan kepada sesame manusia. Maka seluruh peserta gerakan pengorbanan [Tahrik Jadid dan Waqfi Jadidi] ini, menskipun tidak ikut terjun secara langsung, tetap menjadi bagian dari kerangka besar mega-proyek ini. yang tentu saja mendapat ganjaran pahalanya dari Allah Taala. Maka hendaknya diingat oleh para Jamaat Lokal (di berbagai negara miskin) jangan berpikir bahwa berbagai proyek pembangunan mereka akan dibiayai oleh Markaz. Melainkan, sangat dipujikan bila didanai oleh sebagian besar pengorbanan harta benda mereka sendiri.
Sekarang saya akan sampaikan beberapa peristiwa yang terkait dengan pengorbanan besar berbagai [anggota] Jamaat Lokal di dalam gerakan Tahrik Jadid ini.
(1) Seorang ibu yang bernama Fatimah Daud di Ghana, membeli sebidang tanah lalu membiayai pembangunan Masjid di atasnya yang berkapasitas 300 orang jamaah.
(2) Dari ibukota Accra (Ghana, dilaporkan): Di suatu daerah yang bernama Lamnaara, banyak orang masuk ke dalam Jamaat Ahmadiyah, baik yang berasal dari daerah tersebut, maupun juga dari sekitarnya. Maka dibangunlah 6 buah Masjid baru untuk itu, yang 4 di antaranya sudah jadi, dan 2 lainnya masih dalam tahap pembangunan. Adapun dananya diperoleh dari pengorbanan anggota yang sebagian besar adalah para Mubayin Baru. Bahkan ada seorang ibu yang bernama Sadiqah sahibah mendanai pembangunan salah satu Masjid tersebut yang berkapasitas 150 orang jamaah. Sebelumnya pun beliau ini membiayai pembangunan sebuah Masjid lain di Accra.
(3) Mubaligh kita di Ghana, tuan Ahmad Jibrail (yang sekarang kebetulan jatuh sakit dan memohon doa untuk kesembuhannya) menulis Sebuah Masjid baru yang sedang dibangun, 50% dari keseluruhan biaya yang diperlukan telah dipenuhi oleh hanya seorang anggota saja, ialah tuan Kaba Jan Sahib, yang adalah seorang Hakim di Pengadilan Tinggi
(4) Tuan Amir [Nasional] Jamaat Perancis menulis: Pada suatu muhibah perjalanan dinas ke Marakesh (Marocco), aku menyampaikan Dars mengenai pentingnya pengorbanan Tahrik Jadid. Sebagian besar yang hadir adalah para Mubayin Baru yang sangat berkhidmat kepada Jamaat dan cinta Khilafat. Beberapa hari kemudian, salah seorang anggota tersebut mendatangi Bapak Ketua Jamaat setempat sambil membawa banyak uang. Ia ‘katakan ini adalah pembayaran atas semua tunggakan pembayaran (Chandah) pengorbananku sejak Baiat masuk ke dalam Jamaah Ahmadiyah. Ini disebabkan aku belum memahami sepenuhnya memahami pengorbanan harta benda sebagaimana yang ditarbiyatkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Namun, dikarenakan sekarang aku telah memahaminya, maka akupun menjadi berghairah untuk ikut berkorban.
(5) Tuan Bhatti dari Niger (berbatasan dengan negara Benin dan Nigeria) melaporkan: Pada bulan Oktober 2011, ketika aku melakukan kegiatan pertablighan di suatu daerah, aku tayangkan video mengenai Jalsah Salanah, Pembangunan Masjid-masjid, Kedatangan Hadhrat Imam Mahdi dan pentingnya ber-infaq fii sabilillah. Tiba-tiba ada seorang hadirin yang berdiri, lalu berbicara kepada ‘sesama warga desanya sambil meninggalkan tempat, sehingga membuat diriku menjadi cemas. Akan tetapi, ternyata Bapak itu kembali lagi sambil membawa banyak uang, lalu berkata: Sekarang aku menjadi yakin akan kebenaran system infaq fii sabilillah [di dalam Jamaat] ini. Oleh karena itu aku serukan kepada seluruh hadirin untuk segera ikut serta di dalam gerakan pengorbanan ini.’ Kemudian beliau pun mengisi dan menanda-tangani Surat Pernyataan Bai’at.
(6) Tuan Amir [Nasional] Jamaat Uganda menulis: Pada bulan September 2011, dalam suatu Rapat Majlis Amilah Nasional, kami memproyeksikan Rencana Pembangunan 3-tahun bagi sebidang tanah Jamaat seluas 17 acres di Sita-Land, sekira 9 miles dari ibukota Kampala, Dipaparkan pula di dalamnya mengenai penggunaan lokasi tersebut untuk kegiatan Jalsah Salanah. Diperlukan anggaran biaya yang besar untuk merampungkan proyek tersebut, dan berhasil dikumpulkan sejumlah 83 juta Shillings (mata uang local) hanya dari para anggota pengurus Majlis Amilah yang hadir pada Rapat hari itu. Itulah hanya beberapa contoh gambaran ghairah semangat pengorbanan para anggota Jamaat di seluruh dunia.
Maka kaum Ahmadi yang tinggal di negara-negara kaya jangan berpikir bahwa hanya sumbangan pengorbanan harta benda dari mereka saja yang mendanai berbagai proyek di negara lain. Yakni, negara-negara miskin bergantung 100% kepada mereka. Kemudian, dengan ini saya canangkan kembali Tahun Pengorbanan Baru Tahrik Jadid [2013] yang penuh berkat, yang merupakan Tahun yang Ke-79. Adapun jumlah perolehan [tahun anggaran 2011-2012] ini adalah £7,200,700 [Poundsterling], atau bertambah £584,700 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dan Jamaat Pakistan adalah Nomor.1 dalam gerakan pengorbanan ini. Sedangkan di luar Pakistan, urutan Negara-negara yang telah berhasil mencapai upaya maximum pengumpulan sumbangan mereka, adalah sebagai berikut: (1) Jamaat USA, (2) Germany, (3) Britain, (4) Canada, (5) India, (6) INDONESIA, (7) suatu [Jamaat] di salah satu negara Timur Tengah [yang tak mau disebutkan namanya], (8) Jamaat Australia, (9) Switzerland, (10) adalah Jamaat Belgia bersama Jamaat Ghana yang berada pasa urutan yang sama.
Adapun bila ditilik dari segi per-capita, adalah sebagai berikut: (1) suatu Jamaat di salah satu negara Timur Tengah [yang tak mau disebutkan namanya], sebesar kurang lebih £157 per-orang. Diikuti kemudian oleh (2) Jamaat USA (£118 per person), (3) Switzerland, (4) Japan, (5) UK, (6) France, (7) Canada, (8) Norway, (9) Germany, dan (10) Australia.
Jumlah pesertanya pun meningkat sebesar 180,000 orang dibandingkan dengan tahun lalu, sehingga totalnya adalah 911,000 orang.
Di Benua Afrika, urutannya adalah sebagai berikut: (1) Jamaat Ghana, (2) Nigeria, (3) Mauritius, (4) Burkina Faso, (5) Kenya, (6) Benin, (7) Uganda, (8) Tanzania, (9) Gambia and (10) Sierra Leone.
Sedangkan jika ditilik dari segi peningkatan jumlah pesertanya, adalah sebagai berikut (1) Jamaat Nigeria, (2) Niger, (3) Benin, (4) Burkina Faso, (5) Sierra Leone.
Jadi, sekarang ini Jamaat Nigeria menjadi negara kedua terbesar jumlah pesertanya dalam gerakan pengorbanan Tahrik Jadid ini.
Adapun di dalam Daftar Awwal, tercatat ada 5.927 orang peserta, dengan 285 orang di antaranya yang masih hidup (berusia di atas 79 tahun).
Di negara Pakistan, urutannya adalah sebagai berikut: (1) Jamaat Lahore, (2) Rabwah (3) Karachi, (4) Rawalpindi, (5) Islamabad, (6) Sialkot, (7) Quetta, (8) SarAllahha, (9) Faisalabad, (10) Mirpur Khas, (11) Nawabshah, (12) Peshawar dan (13) Bhawalpur. Sedangkan jika ditilik dari segi per-Daerah, adalah sebagai berikut: Omarkot, Shaikhupura, Gujranwala, Badeen, Sangharh, Narowal, Bhawalnagar, Hyderabad, Rahimyar Khan, Mirpur (Azad Kashmir) dan Khanewal.
Di USA, urutannya adalah sebagai berikut: (1) Jamaat LA-Inland Empire, (2) Columbus (Ohio), (3) Silicon Valley, (4) Detroit dan (5) Harrisburg.
Di Germany adalah Jamaat Cologne
Di UK urutannya adalah sebagai berikut: (1) Jamaat Masjid Baitul Fazl (tempat Hadhrat Khalifah Waqt Atba berdomisili), (2) New Malden, (3) West Hill, (4) Worcester Park, (5) Baitul Futuh, (6) Raynes Park, (7) Masjid West, (8) Chetam, (9) Manchester South dan (10) Birmingham Central.
Sedangkan dari segi Daerahnya, adalah London, Midlands dan North East. Adapun dari segi kategori Jamaat berskala kecil, adalah sebagai berikut: Scunthorpe, Bromley, Lewisham, Bormouth, Birmington Park and Oxford.
Di Canada, urutannya adalah sebagai berikut: Jamaat Calgary, Edmonton, Peace Village East, Surrey East, Peace Village Central, Woodbridge, Brampton, Saskatoon, Mississauga West, Vaughan North, Maple dan Montreal East.
Di [Anak Benua] India, adalah Jamaat Kerala, Tamil Nadu, Andhra Pradesh, Jammu Kashmir, Bengal, Karnatak, Orissa, Punjab, Delhi dan Uttar Pradesh.
Sedangkan dari segi pengorbanan Jamaat Lokalnya, adalah sbb: Bambitor (Tamil Nadu), Kerala (Kerala), Calicut (Kerala), Hyderabad (Andhra Pradesh), Qadian, Kanali Town (Kerala), Calcutta, Mathatunag (Kerala), Chennai dan Tamil Nadu.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa penggugah keimanan yang terkait dengan pengorbanan ini:
(1) Seorang wanita berusia lanjut dari Jamaat Farrafini, Gambia, ‘datang ke Bapak Mubaligh Lokal kita, menanyakan: Siapakah pengorbanan hartanya yang paling besar di daerah ini ? Ketika dijawab: Tuan Sambujan. Beliau bertanya lagi: Berapa ? Ketika diberitahu: 50.000 Dillasi [mata uang local].. Ibu itu yang sebelumnya berjanji 1.500 Dilassi mengatakan: Aku tak memiliki banyak sumber penghasilan. Tetapi aku bertekad akan menyamai atau bahkan melebihi jumlah pengorbanan bapak itu !’
(2) Seorang wanita Mubayinah Baru yang bernama Wafaur-Rahman dari Jamaat Spanyol, pada tahun lalu mendengar Khutbah mengenai pentingnya pengorbanan Tahrik Jadid. Maka ia pun berjanji sebesar €500 [Euro] dan melunasinya. Kemudian diberitahukan pula kepada beliau ini berbagai pengorbanan harta benda lainnya di dalam Jamaat, Namun, karena ibu adalah Mubayinah Baru, tak ada paksaan atasnya. Boleh kapan saja ibu membayarnya jika sudah ada kelapangan. Namun, demi mendengar penjelasan tersebut, beliau malah berjanji akan segera ikut berparsiipasi dalam setiap pos pengorbanan harta benda itu.
(3) Seoramg anggota Jamaat yang ‘datang ke Switzerland dan memohon status sebagai pengungsu, ditolak. Pada saat yang sama, ada pencanangan Tahun Perjanjian Baru Pengorbanan Tahrik Jadid. Ia memiliki saldo tabungan di rekening banknya sekira 1.000 Francs Swiss yang langsung ia perjanjikannya untuk pengorbanan Tahrik Jadid, meskipun sebetulnya untuk biaya Pengacara [naik banding]. Kemudian ia pun banyak beribadah dan berdoa kepada Allah, semoga berbagai aral dan rintangannya dihilangkan. Tak lama kemudian, ternyata permohonan status asylum-nya dikabulkan. Malah tanpa bantuan Pengacara.
(4) Seorang Mubayin Baru di Kyrgyzstan ketika dihimbau untuk ikut serta dalam gerakan pengorbanan Tahrik Jadid, memberikan perjanjian dengan jumlah besar. Setelah dinasehati panjang lebar [agar jangan sampai membebani diri], barulah beliau bersedia untuk menguranginya. Begitulah gambaran ghairah semangat para anggota dalam gerakan infaq fii sabilillah ini.
(5) Satu kisah penggugah keimanan lainnya ‘datang dari Irlandia: Sepasang mubayin baru yang sudah lama mendambakan anak, ikut dalam perjanjian Tahrik Jadid dengan mencantumkan juga calon anaknya, baik jika laki-laki maupun perempuan. Tak lama kemudian mereka mendapat kabar gembira tentang kehamilannya, yang lalu ternyata berjanin kembar. Maka mereka pun menjadi yakin, bahwa karunia Ilahi tersebut berkat keikut-sertaan mereka di dalam pengorbanan Tahrik Jadid, sehingga mereka pun sekaligus mendapatkan dua orang anak yang sehat walafiat.
(6) Seorang muda dari Kambitor, India menuliskan dua kisahnya yang berhikmah rohaniah. Yakni, meskipun keadaan keuangannya sedang sulit, namun ketika ia berhasil mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari satu transaksi bisnis, ia mendahulukan pelunasan pengorbanan Tahrik Jadid-nya. Kemudian, suatu hari timbul kebakaran besar di kompleks pergudangan tempat ia menyimpan barangnya. Namun, meskipun kebakaran tersebut membesar dan bergerak cepat, namun barangnya selamat. Maka setelah peristiwa tersebut, orang-orang Muslim di daerah itu yang semula bersikap anti-Ahmadi, berubah menjadi simpati.
(7) Dari suatu tempat lain di India, dilaporkan: Ada seorang ibu yang hadir dalam suatu Jalsah Salanah dan mendengar Pidato tentang pentingnya pengorbanan Tahrik Jadid. Namun kemudian ia memprotes: Mengapa [formulir] Perjanjiannya hanya diedarkan di Kaum Pria saja ? Tidak ada di Kaum Ibu ?. Lalu, ibu ini pun melipat-duakan jumlah Perjanjian sebelumnya, seraya berkata: Sekarang aku sadar, bahwa jumlah Perjanjianku yang pertama itu kurang.
(8) Seorang ibu di Andhra Pradesh (India), suaminya sedang dirawat di rumah sakit. Sementara anak perempuannya akan menikah, namun ibu ini melunasi perjanjian pengorbanan Tahrik Jadidnya dari anggaran biaya pernikahan atas seizing anaknya itu.’ [Huzur Atba bersabda:] Maka, para anggota Jamaat yang sedang membutuhkan hendaknya diperhatikan.
(9) Dua orang muda yang memiliki bisnis bersama berjanji Tahrik Jadid sebesar Rps.10.000 (Rupees). Namun, tahun berikutnya, mereka meningkatkan jumlahnya menjadi Rps.110.000, lalu menyurat kepada saya mohon doa. Urusan bisnis mereka memang tak terlalu berhasil, namun dalam satu transaksi, mereka berhasil mendapatkan keuntungan sebesar Rps.220.000, sehingga mudah saja melunasi perjanjiannya.
(10) Seorang ibu di Rajasthan yang bermata-pencaharian menyewakan emas perhiasan; ketika diingatkan mengenai pentingnya membayar pengorbanan Tahrik Jadid, ia menyerahkan semua perhiasan yang ada di dalam tasnya.
(11) Sedangkan seorang ibu lainnya, ketika diingatkan mengenai pengorbanan ini, ia pun meminta anak perempuannya agar memberikan Rps.50 [Rupees]. Tetapi, anaknya ini memiliki uang Rps.100, dan ia mengatakan berikan saja semuanya. Ibunya mengatakan, biar saja Rps.50,. Namun, anaknya itu tetap memberikan semua uang Rps.100-nya itu.’
Semoga Allah Taala memberkati semua para peserta pengorbanan ini. dan juga memberi taufiq kepada segenap anggota yang tinggal di berbagai negara makmur untuk tetap menjaga ghairah semangat pengorbanan mereka demi untuk kelangsungan syiar Islam di seluruh dunia.
Dan semoga pula kaum Muslimin seumumnya dapat mengenali kedatangan Imam Zaman mereka di akhir zaman ini, lalu bersatu padu [dalam Ummatan Wahidah] dalam usaha membentuk ikhwanul-Muslimin yang haqiqi untuk menegakkan perdamaian di seluruh dunia, Aamiin !
oo0O0oo
MMA/LA/11192012