Monday, August 25, 2008

Jalsah Tasyakur Seabad Khilafat Germany

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah dari Mannheim, Germany, sekaligus sebagai Pembukaan Jalsa Salana di sana. Huzur bersabda, terkait dengan Perayaan Tasyakur Seabad Khilafat, setiap negara berusaha membuat perencanaan akbar dalam penyelenggaraan Jalsa Salana mereka, yang diilhami oleh suksesnya Jalsa Peringatan Tasyakur Seabad Khilafat pertama kali di Ghana. Namun, Huzur bersabda, Jalsa Salana German ini merupakan rangkaian Jalsa Tasyakur yang ke 7 (tujuh) yang Huzur hadiri dan meresmikannya dalam tahun ini.


Huzur bersabda, Jalsa Salana German selalu terselenggara dengan sukses setiap tahunnya. Maka semoga tahun ini bahkan lebih baik lagi. Setiap peserta yang hadir banyak memperoleh berkat daripadanya dan banyak mendapatkan kemajuan rohani. Tujuan haqiqi ber-Jalsa hendaknya senantiasa diingat. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, tujuan beliau menyelenggarakan Jalsa Salana adalah agar supaya kaum ‘mukhlisin’ (orang-orang yang berikhlas hati) dapat berkumpul bersama dalam suasana kerohanian yang dapat membantu mereka meredam haus akan duniawi, tergantikan oleh kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Setiap Ahmadi hendaknya ingat kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang menyebut mereka yang telah baiat [masuk ke dalam Jamaat] sebagai ‘mukhlisin’. Demikianlah beliau telah memberi kita status sebagai orang-orang yang telah ikhlas, atau berpengharapan besar agar kita berhasil mencapai derajat ‘mukhlisin’ tersebut. Karena Allah Taala sendiri yang telah meng-istilahkannya, tentulah saudara-saudara akan senantiasa ingat, bahwa haus akan duniawi akan menjadi dingin.

Di dalam Surah Yusuf, Allah Taala telah menyatakan betapa Hadhrat Yusuf a.s. telah berhasil menghindari godaan syaithani seorang wanita dikarenakan rasa takut beliau kepada Allah Swt. Ini dikarenakan daya penglihatan dan pemahaman Sifat-sifat Allah pada diri beliau yang paripurna, sehingga Allah Taala sendiri menyatakan: ...innahu min ibadina al-mukhlashin, artinya, ‘...Sesungguhnya, dia [Yusuf] adalah salah seorang hamba-Ku yang terpilih.’ (12:25). Senyatanya, sifat alami Hadhrat Yusuf a.s. yang mencintai kesucian telah menyelamatkan diri beliau. Maka sikap takut kepada Allah dan condong kepada kesucian-lah yang dapat menyelamatkan diri pribadi; jika tidak, maka Syaitan yang telah terang-terangan berikrar akan senantiasa menggoda manusia agar tersesat; akan menampakkan segala sesuatu yang akan menjerumuskan mereka sebagai sesuatu yang menarik dan menyenangkan; yang akhirnya membuat mereka lupa akan Tuhan; namun Allah Taala telah memberi garansi, ...illaa ibadaka minhumul-mukhlashin, yang artinya, '...Terkecuali hamba-hamba Engkau yang telah terpilih dari antara mereka‘ (15:41) dan (38:84).

Huzur bersabda, mereka yang telah baiat kepada Imam Zaman-nya, wajib menjaga dan berusaha menjalankan 10 (sepuluh) Syarat Baiat betapapun Syaithan berupaya menggodanya. Merujuk kepada ayat 37 hingga 41 Surah Al Saffat, Huzur menerangkan, sementara kaum kafirin melecehkan Rasulullah Saw, ayat-ayat Alquran ini justru menyatakan bahwa beliau adalah seorang Nabi yang afdhol, yang tidak hanya membawa kebenaran, melainkan juga membenarkan para nabi terdahulu. Dan beriman kepadanya adalah satu-satunya jalan untuk memperoleh najat keselamatan.

Huzur bersabda, hal ini pun mengisyaratkan, untuk zaman sekarang ini, beriman kepada seorang pengikut dan hamba Rasulullah Saw yang sejati [yakni Hadhrat Masih Mau'ud a.s.] adalah satu-satunya cara untuk memperoleh keselamatan. Oleh karena itu sungguh beruntunglah kita sebagai orang Ahmadi yang telah memperoleh karunia untuk beriman kepada beliau, dan oleh karena itu memperoleh keberkatannya. Maka kewajiban kita-lah untuk memuliakan dan memelihara karunia ini. Allah Taala telah menyatakan, Dia Maha Suci, jauh di atas segala kemusyrikan yang mereka ada-adakan. Hanya mereka yang menyembah-Nya dengan ikhlas-lah yang akan memperoleh kesejahteraan.

Huzur bersabda, pada zaman sekarang ini banyak orang yang menjadi atheis. Dan kita telah diingatkan akan nasib kesudahan mereka kelak. Oleh karena itu senantiasa-lah ingat kepada Tuhan, tidak hanya ketika sedang butuh.

Huzur bersabda, manakala Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menyebutkan kaum ‘mukhlisin’ mencintai Allah dan Rasul-Nya jauh melebihi kehausan mereka akan dunia, beliau pun mendambakan agar mereka pun menjauhi segala bentuk keburukan untuk selama-lamanya. Maka oleh karena itu indahkanlah nasehat dan harapan suci seorang abdi sejati Rasulullah Saw ini, yang telah berhasil mengikuti dengan sempurna semua perintah Allah dan Sunnah Rasulullah Saw. Bertafakurlah untuk lebih mengenal Allah Swt. Pusatkan perhatian untuk meningkatkan pengetahuan agama dan peringkat rohani saudara agar memperkokoh amal ibadah kita kepada Allah berdasarkan ketaqwaan yang sejati. Dengan cara inilah kita dapat ikut berkhidmat dengan baik dan membawa manfaat bagi Jamaat. Inilah orang-orang yang Allah Taala berkenan menyebut mereka sebagai 'mukhlisin' di dalam Alqur’an Karim.

Kemudian Huzur membacakan ayat Alquran(3:32),

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

..qul inkuntum tuhibbunallaha fatta biunni, yuhibkumullahu fayaghfirlakum dzunubakum, wallahu ghafururrahim, yakni, 'Katakanlah, jika engkau mencintai Allah, ikutilah [sunnah]-ku, maka Allah pun akan mencintaimu; dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah-lah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang';
Huzur bersabda, mencintai Rasulullah Saw bukan hanya akan menjadi penarik kecintaan Allah kepada kita melainkan juga mengampuni dosa-dosa terdahulu dan menyelamatkan diri dari perbuatan dosa di masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, mereka yang mengaku sebagai orang Ahmadi dan hadir di dalam Jalsa selama tiga hari tiga malam semata-mata demi lillahi Taala, hendaknya betul-betul mengindahkan aspek penting tujuan ber-Jalsa ialah untuk meningkatkan sikap 'mukhlisin' saudara.

Selanjutnya Huzur membacakan ikhtisar tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang menasehati kiat-kiat agar menjadi orang shalih, ialah agar kita dapat dimasukkan ke dalam golongan kaum ‘mukhlisin’ hanya apabila mengikuti nasehat beliau a.s.. Huzur bersabda, orang-orang yang berkesempatan hadir di dalam Jalsa ini adalah untuk ikut merayakan Tasyakur Seabad Khilafat. Oleh karena itu mengingatkan kita kepada karunia keberadaan Khilafat, yakni sikap tasyakur saudara akan menjadi bermakna apabila berdaya upaya untuk mengadakan perubahan suci di dalam diri (nafs) masing-masing.

Untuk memperoleh kecintaan Allah, kita harus mengikuti jejak langkah Rasulullah Saw yang telah mewariskan contoh teladan dalam setiap aspek kehidupan. Dan perikehidupan beliau adalah perwujudan ajaran Alqur’an. Allah Taala memerintahkan di dalam Alqur’an (33:57) agar banyak-banyak membaca Shalawat atas Rasulullah Saw. Selama di dalam Jalsa, disamping memperhatikan disiplin Salat juga sangat penting untuk banyak-banyak bershalawat kepada Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw. Sehingga semoga Allah Taala mengabulkan doa-doa kita dan meningkatkan maqom kerohanian kita, serta menjadikan kita sebagai mukhlisin-Nya yang sejati. Dan semoga pula Dia memudahkan kita untuk selalu berdzikir kepada-Nya, dan mengikuti jejak sunnah Rasulullah Saw, melaksanakan haququl ibad, dan menghindari berbagai amal buruk yang Hadhrat Masih Mau'ud a.s. telah mewanti-wantikannya.

Huzur bersabda, seorang wujud 'mukhlisin' yang terafdhol tentu saja adalah Rasulullah Saw. Pengabdian dan ibadahnya kepada Allah mengungguli segala makhluk. Peringkat peribadatan beliau sungguh yang paling istimewa, yang mustahil dapat disamai oleh orang lain. Sehingga, Allah Taala pun menyatakan di dalam Alqur’an,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

laqad kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah, liman kana yarjullaha wal yaumal akhir, wa jakarallaha katsiran, yang artinya, ‘Sesungguhnya kalian dapati di dalam diri Rasulullah Saw suatu suri tauladan, bagi mereka yang takut kepada Allah dan Akhirat, serta banyak-banyak berdzikrullah' (33:22). Oleh karena itu, bagi mereka yang berdzikir mengingat Allah, penting pula untuk mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Mereka yang berada di dalam Jamaat Hadhrat Masih Mau'ud a.s. terikat kewajiban untuk mengikuti jejak langkah beliau Saw dengan sebaik-baiknya. Setiap orang Ahmadi harus berusaha keras sekuat tenaga untuk meningkatkan standar peribadatannya, sehingga pernyataan keimanan mereka tidak hanya sebatas di bibir saja. Membacakan ikhtisar tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s., yang menerangkan haqiqat Salat, Huzur bersabda, menyembah Allah belum dapat disebut sempurna sebelum diri seseorang terbebas dari segala bentuk syirik khafi. Yakni, sebelum ia terlihat demikian rendah hati dan bersih dari segala niat buruk serta egoisme. Mereka yang mengaku menjunjung tinggi Tauhid (Mengesakan Tuhan) tak mungkin memilih duniawi ketika godaan untuk itu datang menghampirinya. Atau merampas hak orang lain, atau berbicara dengan tinggi hati. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, seorang ibadullah sejati adalah mereka yang juga senantiasa memenuhi hak-hak sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Selanjutnya Huzur membacakan beberapa Hadith untuk menerangkan lebih lanjut topik bahasan. Rasulullah Saw bersabda, semakin diampuni seorang hamba Allah yang sejati, semakin ia memperoleh kemuliaan; namun ia akan semakin merendahkan diri lagi di hadapan Allah Swt, yang akan semakin memberinya kemuliaan.

Huzur bersabda, akhir-akhir ini, sebagaimana terjadi di tempat lainnya, masalah pertikaian rumah tangga di [Germany] sini pun banyak terjadi. Penyebabnya dikarenakan baik pihak pria maupun pihak wanita yang tidak bisa mengendalikan diri mereka. Sebagaimana telah disampaikan, meskipun pada umumnya kesalahan berada di pihak kaum pria, namun pada beberapa kasus, kaum wanita pun sama salahnya. Seandainya kedua-belah pihak dapat mengendalikan emosi mereka dan senantiasa memilih jalan taqwa, niscaya tidak akan terjadi pertikaian. Rasulullah Saw menasehati, bila pun engkau melihat adanya sesuatu kelemahan di dalam diri pasanganmu, sesungguhnya kamu pun dapat melihat kelebihannya.

Huzur bersabda, di dalam hari-hari ber-Jalsa yang kental dengan suasana rohani ini setiap peserta hendaknya memeriksa diri akan kedisplinan Salat mereka. Periksalah tabiyat diri masing-masing, dan mawas diri jangan sampai merampas hak orang lain. Huzur bersabda, dasar akhlak moral yang baik tak akan dapat dicapai jika tidak ada sikap takut kepada Allah. Ingat-ingatlah hal ini, maka diri saudara pun akan terhindar dari segala keburukan. Setiap Ahmadi sesungguhnya dapat mencapai taraf akhlak fadillah yang baik, sebagaimana Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dambakan.

Senantiasalah ingat akan tujuan haqiqi ber-Jalsa agar supaya setiap diri saudara dapat membersihkan diri masing-masing dari dalam (‘muzaki’). Huzur selanjutnya mengingatkan, berkenaan dengan akan banyaknya pembicara baik dari kalangan agamis maupun akademis di dalam Jalsa yang terkait dengan Tasyakur Seabad Khilafat, Huzur mendoakan, semoga setiap pembicara diberkati. Begitu pun mereka yang mendengarkannya, banyak memperoleh keberkatan rohani.

Membacakan ikhtisar tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s., Huzur menasehati agar menjauhi segala macam perbuatan dosa. Perbanyaklah beribadat, dan senantiasa bersikap shalih. Inilah tujuan utama kita. Semoga Allah Taala memudahkan setiap peserta Jalsa untuk mencapai tujuan haqiqi ini; memperoleh manfaat dari keberkatan dan keberhasilan Jalsa sebagaimana telah dijanjikan-Nya, Insya Allah.

Selanjutnya Huzur mengingatkan, sebagaimana telah beliau peringatkan pada tahun lalu akan memberlakukan tindakan disiplin khusus kepada Jalsah Gah Kaum Wanita jika mereka tetap bising, namun mengingat demikian banyaknya surat permohonan maaf yang diterima, rencana itu dibatalkan. Akan tetapi tetap dengan syarat, bahwa mereka akan memegang teguh janji tidak akan ribut selama ber-Jalsah. Huzur bersabda, kaum Lajna Imaillah di seluruh dunia dapat mengambil hikmah pelajaran dari insiden ini. Pada Jalsa Ghana [beberapa bulan yang lalu] ada sekitar 50,000 orang kaum wanita yang hadir. 25,000 hingga 30,000 orang diantaranya rajin datang melaksanakan Salat Shubuh, namun tidak terdengar barang sesuatu kebisingan. Begitupun ketika berbagai Deres ataupun Pidato disampaikan. Padahal cuaca panas menyengat dan tidak tersedia ruangan khusus bagi anak-anak.

Huzur bersabda, berbagai bangsa yang meskipun bergabung ke dalam Jamaat belakangan namun dapat memperlihatkan contoh teladan [kedisiplinan] yang baik, akan memperoleh keistimewaan. Huzur mengingatkan kembali hal ini agar kaum Lajna tidak lupa, bahwa mereka berkewajiban untuk mendengarkan semua acara Jalsa dengan penuh kesabaran. Hanya dengan cara itulah mereka dapat memperoleh keberkatan penyelenggaraan Jalsa Tasyakur Seabad Khilafat. Oleh karena itu tingkatkanlah terus standar akhlak dan kedisiplinan saudara. Semoga Allah Swt memudahkan setiap diri saudara untuk mencapainya.

o o O o o

Please note: Department of Tarbiyyat Majlis Ansarullah USA and Jamaat BaKul takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.
transltByMMA/LA082408