Tuesday, August 12, 2008

Sifat Al Muhaimin (Maha Pelindung) Allah Swt

Huzur menerangkan perkara terpeliharanya kesucian Alqur’an Karim dalam Khutbah Jumah beliau ini. Salah satu sifat Allah Swt adalah Al Muhaimin (Yang Maha Melindungi). Kata ini diterjemahkan oleh berbagai Kamus Bahasa Arab sebagai Wujud Yang Menjaga; Zat Yang melindungi orang lain dari kecemasan. Juga diterjemahkan sebagai Yang Terpercaya; Wujud Yang Mengawasi Segala Urusan Manusia, dan sebagai Pelindung mereka. Di dalam Alqur’an, kata 'muhaimin’ digunakan untuk melukiskan Alqur’an [yang terlindungi]; ‘muhaiminan alaihi’, artinya antara lain,‘yang melindungi Kitab-kitab terdahulu’. Menerangkan lebih lanjut mengenai makna lainnya yang terkait dengan kata 'muhaimin', Huzur bersabda, ‘muhaiminiat’ adalah suatu tahap pencapaian rohani manusia yang tiada lain hanya mendambakan ridha Allah Swt saja.



Di dalam Alqur’an Karim, kata 'muhaimin' ini dipergunakan dua kali. Pertama, di dalam Surah Al Maidah, dan lainnya di dalam Surah Al Hashr. Di dalam Surah Al Maidah, kata 'muhaimin' dipergunakan untuk menyebut Alqur’an sebagai ‘muhaiminan alaihi’ yang menegaskan bahwa Alquran berfungsi sebagai pembenar berbagai Kitabullah terdahulu. Akan tetapi, sabda Huzur, meskipun setiap kalam di dalam Alqur’an adalah benar, berasal dari Allah Taala, dan membenarkan berbagai Kitabullah terdahulu, hanya berlaku apabila apa yang tertulis di dalam Kitab terdahulu tersebut bersesuaian dengan kalam Alquran. Di dalam Surah Al Maidah, dengan menyebutkan ‘muhaiminan alaihi’, Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci Alqur’an. Jika di dalam berbagai Kitab terdahulu dapat ditemui berbagai keraguan (15:10) akan tetapi khusus untuk Alquran, Allah Swt sendiri yang menyatakan bahwa Dia-lah yang akan memelihara keaslian Alqur’an Karim.

Huzur bersabda, baik diakui ataupun tidak, sebagian besar orang ghair-Muslim yang meminati agama mengakui, bahwa Kitab agama mereka sudah tidak asli lagi. Hal ini disebabkan mereka tidak menjalankan ajaran di dalam Kitab agama mereka itu dengan sesempurna mungkin. Sebaliknya, mereka terpaksa mengakui, bahwa Alquran memang sesuai dengan aslinya. Meskipun banyak diantara mereka yang berusaha mengajukan keraguan, akan tetapi tidak pernah berhasil untuk membuktikannya. Inilah yang menjadikan salah satu keunggulan Alquran dibandingkan dengan berbagai Kitab terdahulu. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ajaran Alquran berlaku untuk sepanjang zaman. Senantiasa sesuai dengan situasi dan kondisi umat manusia, dan dapat menguak berbagai rahasia bagi mereka yang mendalaminya. Hikmah manfaat ini bukan hanya untuk tingkat nasional ataupun bagi suatu Jamaah besar, namun juga bagi setiap orang yang mempercayai kebenarannya dan berusaha memperoleh manfaat di dalamnya. Huzur bersabda, untuk memperoleh manfaat nyata dari Alquran, orang haruslah berusaha mematuhi berbagai perintahnya. Hal ini saja sudah menguatkan keimanan mereka dan memudahkan orang untuk menarik manfaat dari sifat Al Muhaimin Allah Swt.

Allah berfirman di dalam Alquran, ...fastabiqul khairat..., berlomba-lombalah kamu dalam hal kebaikan (2:149, dan 5:49). Huzur bersabda, untuk itu pertama-tama haruslah berusaha sekuat tenaga untuk mempraktekkan ajarannya dari diri sendiri. Ayat di dalam Surah Al Maidah mengingatkan sejak awal, bahwa berbagai kaum terdahulu telah melupakan ajaran syariat yang diberikan kepada mereka, sehingga lama kelamaan terjadilah campur tangan dan berbagai perubahan lainnya di dalam Kitab agama mereka, dan akhirnya mahrum dari berbagai nikmat Karunia Ilahi selanjutnya. Jika tidak demikian, tentulah kaum Yahudi dan kaum Kristen sudah beriman kepada Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Senyatanya, sama sekali tidak ada perubahan di dalam Alqur’an Karim; Pertama, karena teksnya tetap terlindungi, asli sebagaimana awal mulanya. Kedua, karena ada ratusan ribu orang yang [hafiz], hafal diluar kepala. Ditambah lagi dengan diutusnya berbagai Mujaddid (Pembaharu Zamani) pada setiap abad. Dan sejak diutusnya Hazrat [Mirza Ghulam Ahmad] Masih Mau'ud a.s. [sebagai Mujaddid Abad ke-14 H], Allah Taala berkenan menghidupkan kembali syiar ajaran Islam untuk yang kedua kalinya. Jadi, tidak perlu ada pertanyaan apakah syariat Islam pun mengalami kerusakan. Akan tetapi umatnya memang mengalami kemunduran. Inilah mengapa sebabnya dinasehatkan: Agar umat berada di dalam lindungan Alqur’an, mereka harus mempraktekkannya. Dan karena fungsinya sebagai Penjaga, maka setiap keputusan yang dibuat kaum Muslimin hendaknya sesuai dengan ajaran Alquran.

Huzur kemudian membacakan ayat 58 hingga ayat 62 of Surah Al Mu’minun (23:58-62),

وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ لَا يُشْرِكُونَ

yang terjemahannya sebagai berikut: “Sesungguhnya, bagi mereka yang takut kepada Allah, dan menjaga diri terhadap dosa.Dan yang beriman kepada Tanda-tanda Allah, Dan tidak menyekutukan Allah, Dan mereka yang bersedekah dengan qalbu yang dipenuhi rasa takut kepada Allah ketika mereka akan kembali kepada-Nya – Mereka mempergiat amal shalih mereka, itulah yang sebaik-baiknya pada diri mereka.”
Huzur bersabda, di dalam ayat-ayat ini, beberapa sifat orang muttaqi disebutkan; yang paling utama adalah abai terhadap keinginan duniawi, karena hanya ridha Allah sajalah yang mereka dambakan. Mereka bertaqwa kepada Allah, mendambakan tali komunikasi Ilahiyah, dan mengerjakan semua perintah-Nya. Senantiasa berdzikrullah sebelum mengerjakan sesuatu, dan beriman kepada semua khabar gaib di dalam Alqur’an.
Huzur bersabda, di zaman sekarang pada mana Hazrat Masih Mau'ud a.s. diutus, juga adalah salah satu Tanda dari berbagai Tanda-tanda Ilahi dan nubuatan-Nya. Mayoritas kaum Muslimin zaman sekarang ini, meskipun mereka selalu berdoa memohon diberi petunjuk jalan yang lurus, “ihdina shiratal mustaqim, shirataladziina an-amta alaihim” (1:7), namun dikarenakan mereka menolak seorang Utusan yang dikirim Allah Taala, maka sama halnya dengan memilih jalan mereka telah dimurkai dan mereka yang telah sesat. Pada Zaman Akhir ini – sesuai dengan amanat nubuatan di dalam Alqur’an Karim- sempurnanya rukun iman seseorang hanya dapat tercapai apabila menerima kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud / Imam Mahdi a.s.
Huzur bersabda, sebagaimana tercantum di dalam Surah Al Jummah (Surah No. 62) pada akhir zaman ini akan timbul berbagai bentuk syirik khafi (sikap menyekutukan Tuhan; bersikap seakan mereka sama kuasanya dengan Tuhan) di kalangan kaum Muslimin. Mereka lebih berminat dan lebih tertarik kepada urusan duniawi sebagaimana kaum Yahudi dan kaum Kristen; mereka telah melupakan ajaran hakiki agama mereka. Kita menyaksikan, mayoritas dunia Islam kini, begitulah keadaan mereka. Maka kita perlu memeriksa diri dan bercermin agar jangan sampai terkecoh oleh hawa nafsu diri kita sendiri. Ada sebagian orang yang [terpaksa] melakukan amal shalih dan mengorbankan harta benda mereka di jalan Allah secara terbuka, namun mereka khawatir jangan-jangan sikap mereka akan tergelincir ke dalam kategori tersebut. Maka hal ini akan menambah ketaqwaan mereka; membuat mereka beristighfar kepada Allah Swt. Inilah mengapa sebabnya setiap orang mukmin perlu memahami Sifat-sifat Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda, seorang mukmin yang membaca 3 (tiga) ayat terakhir Surah Al Hashr (59:23-25) kemudian ia meninggal dunia, maka ia akan memperoleh ganjaran Surga,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ لْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاء الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


yang terjemahannya adalah sebagai berikut: “Dia-lah Allah, tiada yang patut disembah selain Allah, Dia Yang Maha Mengetahui Segala Hal Yang Ghaib Maupun Yang Zahir; Dia Maha Pemurah, Maha Penyayang.Dia-lah Allah, tiada yang patut disembah selain Allah, Dia Yang Maha Berdaulat, Yang Maha Suci, Sumber Segala Kedamaian, Pemberi Keamanan, Yang Maha Melindungi, Maha Penakluk, Maha Perkasa, Yang Maha Mulia.Maha Suci Allah, jauh dari segala kemusyrikan yang mereka perbuat. Dia-lah Allah, Yang Maha Pencipta, Pembentuk Segala Keindahan. Dia-lah Pemilik Segala Sifat Yang Baik. Seluruh makhluk di langit dan di bumi bertashbish kepada-Nya. Dia Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana.”

Akan tetapi, Huzur, mengingatkan, hanya sekedar membaca ayat-ayat tersebut saja tidaklah akan membawa sesuatu keselamatan. Membacanya dengan baik memang jaiz, akan tetapi ingatlah selalu, tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya, namun dilain pihak ada setengah orang yang ibadah [salat]nya dicelakai oleh Allah Taala dikarenakan niatnya tidak benar atau tidak dikerjakan dengan sepenuh hati. Inilah yang dimaksudkan sekedar membacanya saja tidak akan membawa keselamatan apapun sebelum merenungkannya dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Jika asma Allah sudah ditasbihkan dengan ikhlas sepenuh hati, barulah orang itu dapat merasakan kemajuan dalam ketaqwaan mereka. Kepada Allah Yang Maha Mengetahui Segala Hal Yang Ghaib Maupun Yang Zahir inilah kita semua akan kembali. Tuhan yang tidak akan pernah bisa dikelabui. Oleh karena itu, untuk memperoleh berkat dari kebaikan asma-Nya, setiap amal kita hendaknya semata-mata untuk menarik keridhaan Allah Swt yang menimbulkan rasa cinta dan sekaligus takut kepada-Nya. Hendaknya renungkanlah hal ini dengan dalam dan berusahalah sekuat tenaga untuk mencapai maqom khas ini, barulah kemudian membaca tiga ayat terakhir Surah Al Hashr, saudara dapat memperoleh kecintaan-Nya yang membawa keselamatan. Semoga Allah memudahkan setiap diri saudara untuk demikian.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, manakala seorang hamba Allah telah menemukan keimanan yang sejati, ia pun memperoleh kesukacitaan dalam melakukan amal shalihnya, sekaligus mendapatkan daya penglihatan dan kenikmatan rohani. Berbagai ibadah Salat yang didirikannya menjadi sangat bermakna. Ia akan menjadi takut terhadap perbuatan dosa; sebaliknya, ia memperoleh kebahagiaan haqiqi ketika bertasbih, tahmid dan bershalawat kepada Junjungannya, Rasulullah Saw. Tahap keimanan yang membaja semacam ini tidak akan ada yang mampu melunturkan aqidah mereka meskipun harus disalibkan sebagaimana yang dialami oleh Isa Al-Masih Israili a.s. Tahap keimanan yang membaja semacam inilah yang mampu membuat Allah Taala berkenan untuk menjadi Pelindung dan Penjaganya, bahkan menurunkannya dari tiang salib. Hanya bagi mereka yang memiliki keimanan sempurna seperti itulah Allah berkenan akan memperlihatkan berbagai mukjizat-Nya.

Huzur mendoakan semoga Allah menjadikan setiap diri kita sempurna Iman Islam-nya, dan memiliki daya penglihatan serta pemahaman Sifat-sifat-Nya; senantiasa meningkat ketaqwaannya. Banyak menyaksikan karunia dan pertolongan khas Allah Swt dalam koridor perlindungan-Nya.

Kemudian Huzur mengumumkan berita duka cita sehubungan dengan meninggalnya dua orang Khuddam di Qadian, Wasim Ahmad usia 21 tahun, Musi dan mahasiswa Jamia yang syahid ketika sedang berenang di sebuah kanal. Almarhum sebetulnya seorang perenang yang baik, bahkan berpengalaman renang di laut. Agaknya beliau terkena sesuatu cedera ketika sedang berenang, dan tak ada orang lain lagi di dekatnya. Korban lainnya adalah Hafiz Ather Ahmad, juga mahasiswa Jamia, berusia 19 tahun. Ketika almarhum sedang mengendarai mobil bersama keluarga, sebatang pohon besar tumbang menimpa mobilnya hingga syahid ditempat. Semoga Allah mengampuni segala kekhilafan kedua almarhum dan memberikan maqom yang terbaik di sisi-Nya. Huzur mengumumkan akan mengimami Salat Jenazah bagi kedua almarhum, bada Salat Jummah.

o o O o o
Please note: Department of Tarbiyyat Majlis Ansarullah USA and Jamaat BaKul takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.
transltByMMA/LA081108