Monday, October 1, 2012

Mempertahankan Kemuliaan Derajat Hadhrat Muhammad Rasulullah saw

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا
Tarjamah ayat-ayat [Al Quran] ini adalah sebagai berikut: ‘Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang mukmin ! Maka kamu pun hendaknya bershalawat untuknya dan mintalah selalu doa keselamatan baginya. Sesungguhnya, orang-orang yang menyakiti Allah dan rasul-Nya, Allah mengutuknya di dunia, di Akhirat, dan telah menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.’ (Q.S. 33 / Al Ahzab : 57–58).

Pada hari-hari ini, gelombang reaksi keras tengah meningkat di Dunia Islam, yakni baik di ‘negara-negara Muslim maupun di masyarakat Muslim yang bermukim di berbagai ‘negara di dunia sebagai dampak dari perbuatan yang sangat buruk dan offensive dari beberapa unsur anti-Islam.
Begitulah, kaum Muslimin memang dibenarkan untuk itu. Baik mereka memahami sepenuhnya hakekat kemuliaan derajat Hadhrat Rasulullah Saw ataupun tidak, mereka siap untuk mengorbankan jiwa raganya. Reaksi keras tiap orang Muslim terhadap film buruk dan offensive langsung kepada diri Hadhrat Rasulullah Saw dengan segala penghinaannya [via Youtube] itu, adalah wajar.
Sebab, beliau Saw yang adalah pembawa rahmat bagi kemanusiaan, rahmatan lil-alamin, insan yang paling dicintai Allah, yang senantiasa terjaga di tengah malam atas deritanya demi kemanusiaan, yakni, senantiasa mengutarakan kesedihannya sedemikian rupa kepada Allah bagi keselamatan umat manusia, sehingga Allah Taala di langit pun memfirmankan:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
yakni, ‘Maka sangat boleh jadi engkau akan membinasakan dirimu karena sangat sedih sesudah mereka berpaling, tidak beriman kepada keterangan ini.’ (Q.S. 18 / Al Kahfi : 7). Maka film yang sangat melecehkan insan rahmatan lil-alamin ini sudah barang tentu membuat qalbu seorang Muslim terluka. Terlebih lagi bagi kaum Ahmadi yang adalah para pengikut seorang pecinta dan hamba sejati Hadhrat Rasulullah Saw yang telah memberi kita ilmu dan hikmah mendalam mengenai kemuliaan derajat Hadhrat Rasulullah Saw. Qalbu kita pun tercabik-cabik, menjadi sangat terluka dan cedera oleh perbuatan kotor mereka tersebut. Maka kita pun bersujud di hadapan Allah Taala, agar menghadapi para pelaku itu, dan menjadikan mereka sebagai tanda yang mengerikan hingga hari kiamat.
Adapun ilmu pendalaman yang Hadhrat Imam Mahdi a.s. telah berikan kepada kita yang berkaitan dengan hal ini; beliau menulis: ‘Orang Muslim adalah mereka yang mempersembahkan hidupnya demi kemuliaan derajat nabi mereka yang mulia, ialah Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw. Maut adalah lebih baik bagi mereka dalam menghadapi kehinaan demi meng-ishlah dan alih-alih berteman dengan mereka yang siang malam mengucapkan hinaan terhadap Hadhrat Rasulullah Saw. Menuliskan nama yang sangat hina di dalam majalah, buku-buku, dan selebaran iklan mereka.
Ingatlah, orang-orang seperti itu tidak diminati oleh bangsanya sendiri, karena mereka itu menciptakan aral yang merintangi jalan mereka. Dengan ini aku ‘katakan dengan sungguh-sungguh, kami dapat hidup berdampingan dengan ular berbisa maupun binatang buas lainnya, tetapi tak dapat hidup bersama mereka yang tak henti-hentinya menghina kemuliaan derajat para nabiyullah. Mereka sangka, keunggulan adalah dengan cara melontarkan kata-kata kasar dan tak senonoh. Padahal, keunggulan sejati hanya berasal dari langit; dan melalui perbincangan yang thayyib. Mereka yang berbicara tentang kesucian itulah yang sesungguhnya dapat memikat hati dan pikiran manusia. Sedangkan mereka yang berfitrat buruk tak berkemampuan selain hanya menciptakan persilangan dan pertikaian di muka bumi…….
Pengalaman pun menyaksikan, kesudahan orang-orang semacam itu adalah buruk. Ghairat kehormatan Allah Taala akan segera ‘datang untuk membela para kekasih-Nya.’ (Chashma Ma’rifat, Ruhani Khaza’in, Vol.23, pp.386–387). Sekarang ini, disamping majalah dan selebaran iklan, berbagai media lain pun mereka gunakan untuk penyebaran keburukan itu; yang disebabkan sikap kepala batu mereka, maka mereka pun berseteru dengan Allah. Sehingga, insha Allah mereka pun akan diazab.
Sikap menantang mereka itu membuat diri mereka terus menerus melakukan perbuatan buruknya hingga melampaui batas. Pada tahun 2006, orang-orang yang befitrat buruk di Denmark membuat gambar karikatur Hadhrat Rasulullah Saw, sehingga saya pun memohon perhatian Jama’at untuk mempelihatkan reaksi yang patut. Saya mengingatkan, bahwa orang-orang semacam itu tidak akan berhenti sampai di situ, melainkan di masa-masa yang akan ‘datang pun mereka akan terus melakukan perbuatan buruknya.
Dan kini kita melihat mereka mengulanginya lagi dengan lebih buruk. Itulah usaha mereka untuk mengalahkan Islam, yang memaksakan diri mereka untuk bersikap menyerang dengan mengatas-namakan kebebasan berbicara. Namun, sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah sabdakan, bahwa, bahkan mereka itu tidak mendapat simpati dari bangsanya sendiri. Suatu hari akan terkuak kepada mereka semua, bahwa faktanya, perbuatan mereka itu hanya membahayakan diri mereka yang rucah dan hanya mementingkan diri sendiri.
Sekarang ini, atas nama kebebasan berpendapat, para pollitikus maupun lainnya di berbagai tempat terbuka maupun tertutup berbicara yang ditujukan kepada orang-orang [yang berbuat buruk] tersebut. Ada juga yang ditujukan kepada pihak Muslimin. Tetapi haruslah diingat, bahwa dunia sekarang ini sudah menjadi seperti Kampung Global; yang apabila suatu keburukan tidak dikatakan buruk secara lugas, maka perkara ini akan menghancurkan kedamaian hidup di berbagai ‘negara tersebut. Hendaklah diingat sabda Imam Zaman ini, bahwa: ‘Setiap keunggulan hanyalah ‘datang dari langit. Dan langit telah menakdirkan, bahwa Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw – yang mereka lecehkan – justru yang akan menang dengan cara memikat qalbu dan pikiran manusia. Sebab, pembicaraan yang mensucikan adalah yang sudah terbukti berhasil (effective); dan tidak memerlukan sikap extremist; yang melawan keburukan dengan keburukan. Dan Allah Taala sendiri yang akan menghadapi para pelaku tersebut pada kehidupan berikutnya.
Di dalam ayat-ayat Al Quran yang telah ditilawatkan di awal khutbah ini, Allah Taala telah meminta perhatian kaum mukminin atas kewajiban mereka untuk banyak bershalawat kepada Hadhrat Rasulullah Saw. Keburukan dan penghinaan orang-orang tersebut sama sekali tidak berpengaruh kepada kemuliaan derajat Hadhrat Rasulullah Saw. Sebab, dia itulah seorang Nabi yang bahkan Allah dan para malaikat-Nya pun bershalawat kepadanya. Maka, adalah kewajiban kaum mukminin untuk melakukan hal yang sama. Dan apabila pihak musuh telah melampaui batas dalam pelecehan mereka, lebih perbanyaklah lagi bershalawat kepada beliau Saw, yakni:
Allähumma salli ‘alä Muhammadi(n)wwa ‘alä äli Muhammadin, kamä sallaita ‘alä Ibrähïma wa ‘alä äli Ibrähïma innaka hamidum-majïd Allähumma bärik ‘alä Muhammadi(n)wwa ‘alä äli Muhammadin, kamä bärakta ‘alä Ibrähïma wa ‘alä äli Ibrähïma innaka hamidum-majïd.
Ya Allah, berikanlah rahmat shalawat kepada Muhammad dan para pengikut Muhammad yang setia, sebagaimana Engkau telah beri rahmat shalawat kepada Ibrahim dan para pengikut Ibrahim yang setia. Sesungguhnya Engkau Mahamulia, lagi Terpuji. Ya Allah berkatilah Muhammad dan para pengikut Muhammad yang setia, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan para pengikut Ibrahim yang setia. Sesungguhnya Engkau Mahamulia, lagi Terpuji.’
Inilah shalawat khas yang hanya untuk beliau Saw. Dan berkat shalawat inilah kemenangan atas beliau Saw di seluruh dunia telah ditaqdirkan. Jadi, meskipun orang Ahmadi bereaksi keras dan mengutuk perbuatan buruk tersebut, mereka pun menghimbau masyarakat agar menghindari reaksi dengan perbuatan buruk lainnya. Dari skala dunia, orang Ahmadi berusaha agar dunia menyadari realita adanya perlawanan terhadap persengkongkolan buruk itu, namun sekaligus juga menyajikan berbagai aspek keindahan dan keberkatan ushwatun hasanah Hadhrat Rasulullah Saw, dengan cara memperlihatkan tingkah laku dirinya kepada dunia, contoh prakteknya. Maka sekarang ini kaum pria, wanita, tua, muda, maupun anak-anak hendaknya banyak-banyak bershalawat kepada Hadhrat Rasulullah Saw lebih sering lagi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Penuhilah atmosfir di sekililingmu dengan shalawat.
Setiap diri anda hendaknya menjadikan tingkah lakunya sebagai contoh pelaksanaan ajaran Islam. Adapun ayat Al Quran kedua (Q.S. 33 / Al Ahzab : 58) yang telah ditilawatkan di awal Khutbah adalah membicarakan tentang akhir kesudahan para pelaku yang dikutuk Allah di dunia ini maupun di Akhirat nanti. Yakni, di dunia ini juga keadaan mereka dalam bentuk sedang diazab Allah. Dan pada kehidupan di alam Akhirat nanti, ada siksaan yang menghinakan.
Namun, kaum Muslimin lainnya pun hendaknya dicerahi dengan nur ajaran dan perintah Allah dalam memberikan reaksi terhadap situasi ini, dengan cara memenuhi lapisan atmosfir yang paling bawah dengan shalawat atas kanjeng Hadhrat Rasulullah Saw.
Adalah tidak ada gunanya bereaksi dengan cara merusak harta benda milik negeri sendiri, bahkan hingga menewaskan ‘sesama bangsa sendiri. Sehingga polisi pun terpaksa harus menembakkan senjatanya dalam situasi demikian itu. Berbagai media melaporkan, bahwa banyak orang Barat terhormat yang non- Muslim, baik itu di USA maupun di UK sini yang mencela perbuatan [produksi film] buruk mereka itu. Namun sangat disayangkan, ada juga beberapa pemimpin yang mengatakan, bahwa perbuatan tersebut tidak benar; tetapi di lain pihak mereka mendukungnya berdasarkan kebebasan berbicara. [Padahal] Undang-undang kebebasan berpendapat tersebut bukanlah suratan samawi.
Aspek inilah yang juga telah saya sampaikan kepada para politisi pada kesempatan Pidato saya ketika di USA. Yakni, sangat boleh jadi ada berbagai aspek yang sumir [lemah] dalam Undang-undang buatan manusia itu. Boleh jadi ada beberapa hal yang terlupakan atau luput dari perhatian dalam proses legislasinya; karena manusia tidak memiliki ilmul-ghaib. Sedangkan Allah itu Alimul-Ghaib, sehingga tak ‘ada sedikitpun kelemahan di dalam hukum syariat-Nya. Maka manusia pun janganlah berpikir Undang-undang buatan mereka itu sudah final yang tak dapat diperbaiki lagi.
Sementara Undang-undang kebebasan berbicara telah exist, tetapi tak ‘ada Undang-undang suatu ‘negara ataupun Piagam PBB yang melarang, bahwa: Tidak boleh ada orang yang bebas melukai perasaan beragama orang lain atau melecehkan pendiri sucinya, yang akan merusak kedamaian dunia, menimbulkan saling kebencian di mana-mana dan melebarkan jurang pemisah antara berbagai negara dengan agama.
Sementara Undang-undang kebebasan berbicara yang memberikan kebebasan berpendapat orang per-orang dijamin; namun di lain pihak tidak ada Undang-undang yang melarang melukai perasaan keberagamaan pihak lain. Dalam kaitan ini, PBB tak pernah berhasil dikarenakan menganggap Undang-undang kebebasan berbicara itu sebagai pernyataan final. Padahal, Allah Swt telah menyatakan: Bahkan janganlah engkau mencela berhala sesembahan kaum lain. Sebab, mereka akan membalasnya dengan mencela Tuhan engkau, sehingga merusak kedamaian, dan menimbulkan permusuhan.
Inilah ajaran Tuhannya orang Islam, Allah Rabul Alamin;; yang telah mengutus insan yang paling dikasihi-Nya dan diberi-Nya gelar ‘Rahmatan lil-alamin.’ Maka kaum terpelajar sedunia, para politisi, dan para pejabat pemerintahan berpikirlah tentang perkara ini, yakni jika mereka tidak menindak segelintir orang rucah tersebut, maka mereka pun akan terbilang sebagai bagian daripadanya.
Begitupun segenap bangsa di seluruh dunia hendaknya berpikir: Jika mereka bermain-main dengan perasaan keberagamaan orang lain, yakni menyetujui [perbuatan] ‘serangga’ kecil dunia itu; mereka pun akan dianggap sebagai bagian dari mereka. Sedangkan kami orang Ahmadi Muslim, adalah kaum yang tak henti-hentinya mengkhidmati dunia.
Tahun [2011] lalu, kebutuhan [darah] meningkat di Amerika Serikat. Maka kami kaum Ahmadi pun [berinisiatif] mendonorkan 12,000 botol darah segar. Dan mengulangi amal yang sama pada tahun ini. Namun, meskipun kami mendonorkan darah kepada mereka itu, bukan berarti kami setuju kepada orang-orang itu yang telah mencederai hati kami. Tetapi kaum Muslimin pun patut dituding telah berbuat kesalahan. Yakni, memang betul reaksi sebagian kaum Muslimin adalah tidak betul: Merusak, menghancurkan, membakar membunuh orang-orang yang tak berdosa, dan tidak melindungi para diplomat [perwakilan asing], bahkan membunuhnya, semua perbuatan itu adalah salah.
Namun, memperolok-olokan dan melecehkan para nabi karim adalah juga dosa besar. Hal yang serupa terjadi pula di Perancis. Baru-baru ini sebuah majalah mendidihkan suasana dengan menerbitkan gambar kartun [pelecehan] yang bahkan lebih buruk dari [beberapa peistiwa] sebelumnya. Orang-orang rakus duniawi tersebut berpikir, bahwa kesenangan duniawi ini adalah segalanya. Tak menyadari, bahwa hanya segi duniawi saja adalah justru yang membinasakan diri mereka.
Kaum Muslimin bermukim di sebagian besar wilayah dunia, dan Allah pun mengaruniai mereka dengan berbagai sumber alam. Juga banyak ‘negara Muslim yang menjadi bagian dari organisasi PBB.
Dan Al Quran Karim adalah kitab syariat [peraturan hukum] yang sempurna. Akan tetapi mengapa mereka yang membaca dan mengikutinya tidak berusaha menyajikan keindahan ajaran tersebut kepada dunia, pada setiap tingkatannya ? Mengapa mereka tidak mengingatkan dunia, bahwa menurut ajaran Al Qur’an, adalah perbuatan jahat [‘kriminal] dan dosa besar memperolok rasa keberagamaan orang lain dan menyerang kemuliaan derajat para nabiyullah. Adalah sangat penting demi untuk kedamaian dunia, mencantumkan [klausul] di dalam Piagam PBB: Tidak boleh ada satupun ‘negara yang membiarkan warganya memperolok rasa keberagamaan orang lain. Dilarang merusak kedamaian dunia atas nama kebebasan berpendapat.
Akan tetapi sungguh malang, hal ini sudah sekian lama terjadi, tetapi berbagai ‘negara Muslim tidak pernah berupaya bersama menerangkan kepada dunia mengenai kemuliaan derajat Hadhrat Rasulullah Saw dan juga para nabiyullah lainnya. Yakni, menyadarkan tentang hal ini di tingkat international. Maskipun sebagaimana beberapa klausul PBB lainnya tak serta merta mereka implementasikan, tapi setidaknya telah ada sesuatu di dalam catatan mereka. Demikian pun ada Organisasi Negara-negara Islam (Organisation of Islamic Countries, OIC) tetapi ‘tak ada sesuatu karya yang nyata bagi kaum Muslimin. Para pemimpin Muslim hanya berminat mengejar kepentingan diri mereka sendiri. Tak memikirkan tentang agama mereka.
Sebab, sekiranya para pemimpin Muslim itu telah mengusahakan sesuatu amal yang nyata, tentulah massa rakyat mereka pun tak akan memperlihatkan berbagai reaksi yang tak patut sebagaimana yang terjadi di Pakistan dan di berbagai ‘negara lainnya. Sebab, massa rakyat akan menyadari, bahwa para pemimpin mereka akan segera tampil di berbagai forum dunia dalam mempertahankan kemuliaan derajat Hadhrat Rasulullah Saw dan juga para nabiyullah lainnya dengan cara yang elok, sehingga dunia pun menyadari, bahwa apa yang mereka ‘katakan itu benar.
Ada sejumlah besar kaum Muslimin yang bermukim di dunia Barat dan juga di setiap bagian dunia. Kaum Muslimin telah menjadi kekuatan kedua terbesar (the second greatest power) dunia dalam hal populasi dan agama. Seandainya mereka taat kepada ajaran Ilahi, tentulah mereka pun akan menjadi kekuatan terbesar dalam berbagai seginya, sehingga berbagai kekuatan anti-Islam pun tak akan berani melakukan berbagai perbuatan yang mamilukan hati.
Sejumlah besar kaum Muslimin bermukim di Europa. Di ‘negara Turki saja, ada jutaan orang, belum lagi di seluruh jazirah Benua Europa. Ada lagi jutaan orang Muslim di tiap-tiap ‘negara Europa. Begitupun ada etnis Muslim asal Asia yang tinggal di UK, USA, Canada dan juga di setiap bagian wilayah Europa, yang seandainya mereka memutuskan akan memberikan suara mereka kepada para politisi yang menunjukkan sikap toleransi dalam perkara agama dan mengutuk para pelaku pelecehan dan pembuat film tersebut; sehingga hal ini akan mengarahkan kepada adanya orang-orang di antara kalangan umara duniawi yang senantiasa menentang perbuatan buruk semacam itu.
Seandainya kaum Muslimin dapat memahami pentingnya hal ini, tentulah revolusi ruhani pun niscaya akan terjadi di dunia. Sehingga mereka pun dapat memudahkan terciptanya Undang-undang kewajiban menghormati agama orang lain, Akan tetapi sayang, mereka tak tertarik kepada pentingnya perkara ini. Malah gigih menentang suatu Jamaah yang telah berdaya upaya untuk menarik perhatian kepada pentingnya masalah ini. Sehingga mereka pun memperkuat tangan pihak musuh.
Semoga Allah Taala memberikan akal sehat kepada para umara, politikus dan ulama Muslim, agar mereka dapat meneguhkan diri mereka, sehingga dapat memahami [potensi] kekuatan diri mereka dan memperhatikan ajaran [haqiqi] agama mereka. Adapun kondisi akhlak orang-orang yang melontarkan fitnah tak senonoh terhadap Hadhrat Rasulullah Saw, atau pun mereka yang membuat film buruk tersebut dapat dikumpulkan dari berbagai informasi yang mudah diperoleh di berbagai media. Yakni, seorang Kristen Kopta (Mesir) yang bernama Nakoula Basseley Nakoula yang tinggal di USA itulah yang membuat film tersebut.
Dikatakan di situ, dia ini memiliki latar belakang criminal dan dipenjara pada tahun 2010 karena kasus penipuan. Sedangkam sutradaranya adalah pengatur-laku film pornografi. Dan aktor-aktornya pun adalah aktor porno itu. Dampak buruk pornografi sudah di luar bayangan manusia, sedangkan para pelaku itu mengkritik seorang insan kamil yang berakhlakul-karimah, yang bahkan Allah Taala pun memberikan kesaksiannya. Maka dengan melakukan perbuatan buruk tersebut, jelas mereka itu mengundang azab Ilahi. Dan mereka terus menerus melakukannya. Begitupun pihak yang mensponsori produksi film tersebut ‘tak akan dapat menyelamatkan dirinya dari hukuman Allah. Termasuk juga sang Pendeta Kristen yang pernah dan berusaha lagi untuk membakar Al Qur’an demi meraih publisitas murahan di USA.
‘Allahumma mazakhum kullan mumazzaqin wa sah-hiqhum tashiqqa, yakni, Ya Allah, cerai beraikanlah mereka hingga yang sekecil-kecilnya, dan lumatkanlah mereka sehancur-hancurnya ! Sebagian dari media, ada yang mengutuk film tersebut. Namun ada pula yang mencela reaksi kaum Muslimin. Memang betul, reaksi yang tidak benar harus dicela. Namun harus diingat juga: Siapakah yang memulai semua ini ?.
Inilah nasib malang kaum Muslimin. Hal ini semua terjadi disebabkan mereka tidak memiliki kepemimpinan yang tunggal. Mereka mengatakan sebagai pecinta Nabi Saw, tetapi jauh dari keimanan dan tak berilmu tentang hal itu, serta melemah dari segi duniawi. Yakni, tak pernah ada suatu ‘negara Muslim yang sungguh-sungguh memprotes suatu Negara lain; yang kalau pun ada, sangat lemah, sehingga pihak media pun tak mengambil perhatian. Tetapi jika ada berita yang mengkriitik tentang Islam, maka 1.8 milyar umatnya memberikan reaksi seperti anak-anak.
Inilah jika ‘tak ada seorang pun yang jadi pelindungnya. Inilah mengapa sebabnya terjadi realita kekasaran yang senantiasa mereka tampilkan. Masyarakat di sini buta agama. Tak memberikan reaksi bahkan ketika Hadhrat Isa a.s. pun dilecehkan. Sementara itu mereka melihat reaksi kaum Muslimin kekanak-kanakan.
Pada tahun 2006, saya telah meminta perhatian kaum Muslimin agar menciptakan suatu kiat penangkal [modus operandi] yang tangguh; yang dapat membuat pihak lain menjadi jera untuk melecehkan lagi. Namun mereka langsung berkeberatan tanpa dasar. Ada yang mengusulkan agar seluruh ahli hukum Muslim di seluruh dunia bersatu-padu lalu membuat suatu petisi.
Seandainya saja para ahli hukum Muslim memiliki reputasi internasional berpikir mengenai kelayakan ini atau menemukan sesuatu kiat lainnya, seberapa lama lagi mereka dapat menyaksikan pelecehan tersebut dilakukan, lalu menimbulkan gelombang protest yang disertai dengan kerusakan dan penghancuran di negerinya sendiri ? Padahal kerusakan dan penghancuran tersebut tak terjadi di ‘negara-negara Barat.
Jika mereka menyerang orang-orang yang tak berdosa di Barat, atau mengancam dan menyerang Kedutaan-kedutaan Besar mereka, hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. Dan menimbulkan sikap keberatan orang.
Extrimisme adalah bukan jawabannya. Melainkan, jawaban yang tepat adalah sebagaimana yang telah saya sampaikan, yakni: Meng-inqillab praktek kehidupan diri sendiri, perbanyak shalawat kepada Hadhrat Rasulullah Saw, Persatuan Umat Islam, dan masyarakat Islam yang bermukim di Dunia Barat berusaha untuk memperoleh kekuatan pengaruh melalui pilihan suara mereka. Dan kaum Ahmadi haruslah bekerja keras untuk tujuan ini, di bagian dunia manapun mereka berada. Sekarang ini mereka tengah menciptakan keonaran atas nama kebebasan berbicara. Lalu menuding: Tak ‘ada kebebasan dalam Islam, sambil menunjuk contohnya yang terjadi kini di berbagai ‘negara Muslim. Dan nasib malang berbagai ‘negara Muslim tersebut yang tidak lagi mentaati ajaran Islam. Sebab nyatanya mereka sudah tidak ada hubungannya dengan apa yang mereka praktekkan.
Padahal, kita temukan di dalam sejarah, betapa orang mengkasari Hadhrat Rasulullah Saw, namun kesabaran dan ketawaqalan reaksi yang beliau perlihatkan sungguh ‘tak ada bandingannya.
Sebuah Hadith meriwayatkan: Suatu hari, ketika kembali dari Hunain, rombongan lain menyertai Hadhrat Rasulullah Saw. Tiba-tiba beberapa orang gurun Bedouin mengikat tubuh beliau Saw sedemikian rupa sambil meminta sesuatu dan menyeret beliau ke pepohonan semak berduri hingga jubbah beliau pun tersangkut. Hadhrat Rasulullah Saw menghentikannya, lalu meminta mereka agar segera mengembalikan jubah itu kepada beliau sambil berkata: ‘Seandainya aku memiliki unta sebanyak pohon onak berduri ini, niscaya akan kuberikan semuanya kepadamu hai Bedouin. Dan kalian akan menyaksikannya ini bukanlah omong kosong, dusta ataupun karena sikap kecut !
Pada Hadith lainnya diriwayatkan: ‘Suatu kali ada seorang Bedouin yang menarik keras jubah beliau Saw yang berkerah kaku sehingga leher beliau pun memar karenanya. Lalu orang Bedouin itu berkata: ‘Wahai Muhammad, berilah kami sebagian harta bendamu yang Allah telah berikan. Penuhilah unta-unta tunggangan kami. Ini kami lakukan karena engkau tak akan memberikannya begitu saja barang-barang milikmu maupun warisan dari ayahmu’
Hadhrat Rasulullah Saw terdiam. Lalu berkata: ‘Semua harta benda yang ada pada diriku hanyalah dari Allah. Dan aku ini hanyalah seorang hamba-Nya ! Dan kalian patut dibalas atas kesakitan yang kalian timpakan kepadaku ini !’ Orang Bedouin itu menjawab: ‘Tidak !’ Hadhrat Rasulullah Saw menukas: ‘Mengapa tidak ?!’ Bedouin itu menjawab: ‘Karena tuan tak pernah membalas keburukan dengan keburukan !’ Hadhrat Rasulullah Saw tertawa, lalu memerintahkan seorang sahabah untuk memenuhi unta-unta tunggangan Bedouin itu dengan gandum dan kurma.
Begitulah sikap Hadhrat Rasulullah Saw terhadap kawan maupun lawan. Akan tetapi para pengaju keberatan itu mengkritik beliau Saw tanpa hak. Yakni mengatakan, bahwa beliau Saw bersikap keras.
Saya memang tidak menyaksikan film buruk yang mengkritik beliau Saw tersebut. Tetapi mendapat laporan, bahwa di dalamnya disebutkan pula bahwa Al Qur’an Karim ditulis oleh sepupu Hadhrat Khadijah r.ha., yang bernama Waraqah bin Naufal (Pendeta Kristen).
Di masa kehidupan Hadhrat Rasulullah Saw pun, kaum musyrikin mengajukan keberatan: ‘Mengapa Kitab Al Qur’an tidak diwahyukan sekaligus ?!’ Jelas, orang-orang tersebut, termasuk sebagian para Pendeta-nya sama sekali tidak tahu, bahwa Waraqah pernah berkata kepada Hadhrat Rasulullah Saw: ‘Aku sangat berharap dapat menyaksikan ketika pada suatu hari kaum Mekkah akan mengusir tuan dari kota ini.’ Para pendeta itu sibuk menbahas apakah Surah ini atau Surah itu diwahyukan di Madinah ataukah di Makkah. Tetapi mengatakan bahwa Kitab Al Quran ditulis oleh Waraqah bin Naufal ?!
Kemudian ada lagi peristiwa yang memperlihatkan Hadhrat Rasulullah Saw sangat menjaga perasaan keberagamaan orang lain, yang tiada bandingannya. Yakni, meskipun beliau Saw menyadari status beliau sebagai Khataman-Nabiyyin, tetapi demi untuk menjaga perasaan seorang Yahudi, beliau mengatakan agar jangan terlalu dilebihkan secara lugas dibandingkan dengan Hadhrat Musa a.s.. Kemudian, sikap tenggang rasa beliau Saw terhadap kaum miskin pun dapat disaksikan di dalam sebuah Hadith. Yakni, suatu hari beberapa Sahabah yang kaya saling mengemukakan kelebihan mereka dibandingkan orang lain. Maka Hadhrat Rasulullah Saw bertanya kepada mereka: ‘Apakah tuan-tuan ‘pikir kekuasaan dan kekuatan yang berhasil tuan peroleh semata-mata atas usaha tuan-tuan sendiri ?! Tidak, sama sekali tidak begitu. Melainkan, kekuatan dan kekuasaan Suku tuan dapat diperoleh disebabkan adanya andil dari kaum miskin !’
Baru di zaman sekarang ini para pendekar kebebasan menegakkan hak-hak orang miskin. Padahal, Hadhrat Rasulullah Saw telah menetapkan hak-hak tersebut sejak 1.400 tahun yang lalu, ketika beliau bersabda: ‘A’tul ajiira ajrahu qobla ay-yajiffa araquh’, yakni, ‘Bayarlah upah pekerjamu sebelum keringatnya mengering.’
Kemudian dituduhkan pula bahwa Rasulullah Saw – na’udzubillah - suka wanita; terkait dengan [salah satu] pernikahan beliau Saw Padahal, Allah Swt Maha Mengetahui bahwa berbagai pertanyaan [negatif] semacam itu akan timbul, maka Dia pun menimbulkan berbagai peristiwa yang dapat membantah berbagai tuduhan itu.
Yakni, Asma binti Nauman dianggap masyarakat sebagai wanita tercantik di zamannya. Atas kehendak ayahnya, Hadhrat Rasulullah Saw pun terpaksa menikahi wanita itu. Ketika Rasulullah Saw mendatanginya, ia berkata: ‘Aku berlindung kepada Allah dari [jamahan] engkau.’ Maka Hadhrat Rasulullah Saw pun menjawab: Engkau telah memohon perlindungan kepada Dzat Yang Maha Melindungi’, kemudian berlalu dari wanita itu, lalu memerintahkan salah seorang Sahabah untuk mengembalikannya kepada orang tuanya.
Riwayat mencatat, bahwa keluarga wanita yang semula begitu bergembira, menjadi sangat marah ketika ia kembali. Itulah seorang insan mulia yang difitnah suka wanita; yang padahal semua pernikahan beliau dilakukan atas perintah Allah Swt.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis: Seandainya Hadhrat Rasulullah Saw tidak menikah dan tidak beranak-keturunan, bagaimana mungkin kita dapat memperoleh contoh yang baik tentang hal ini ?’ Tuduhan pun mereka lontarkan mengenai [pernikahan beliau Saw dengan] Hadhrat Siti ‘Aisyah r.ha., yang masih berusia remaja. Padahal beliau r.ha. ini, suatu kali bersabda: ‘Hadhrat Rasulullah Saw seringkali berkata: Aku ini lebih suka beribadah kepada Allah sepanjang malam.’ Tetapi begitulah mereka yang berpikiran rusak membuat berbagai tuduhan usang. Mereka melakukannya sejak dahulu, dan akan terus berbuat demikian. Dan Allah Taala telah menyatakan akan memenuhi neraka Jahannam dengan orang-orang semacam itu.
Allah memiliki ghairat untuk melindungi insan yang dicintai-Nya. Jika mereka tak berhenti, maka azab-Nya pun sungguh keras. Berbagai bencana alam timbul di seluruh dunia. Krisis ekonomi, dan kekacauan suhu global yang semakin memanas (global warming) seharusnya menyadarkan mereka untuk kembali kepada Allah alih-alih berbuat keburukan. Seorang Imam Zaman telah menerangkan semua perkara dengan jelas, kemudian bersabda: Jika perkataanku tak diikuti, niscaya akan membawamu ‘ke arah kebinasaan.’
Berikut ini adalah ikhtisar dari berbagai tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang sudah seringkali disampaikan, yakni: ‘Ingatlah, Allah Taala telah memberitahu hamba-Nya ini, akan datangnya berbagai gampa bumi. Maka waspadalah, sebagaimana gempa telah terjadi di Amerika dan di Europa sesuai dengan nubuatannya, begitupula hal ini akan terjadi di berbagai bagian Asia, yang sebagian daripadanya demikian mengerikan laksana kiamat. Akan demikian banyak manusia yang mati, sehingga sungai-sungai pun memerah bak mengalirkan darah. Bahkan unggas dan hewan lainnya pun tak dapat menyelamatkan dirinya. Kerusakan hebat tersebut sedemikian rupanya melanda permukaan bumi, yang belum pernah terjadi sejak manusia dilahirkan. Sebagian besar daripadanya terjungkir balik bagai belum pernah dihuni sebelumnya.
Kemudian, ada lagi suatu bencana lain yang menakutkan ‘datang dari arah langit maupun bumi. Tiap orang normal akan menyadari, bahwa semua itu bukanlah peristiwa biasa, yang sebelumnya tak ‘ada di dalam berbagai kitab astronomy ataupun filosofi. Mereka dicekam ketakutan dan keheranan: Apakah gerangan yang terjadi ?! Banyak yang akan selamat, tetapi banyak pula yang binasa. Saat itu sudah dekat, bahkan sudah di depan pntu, ketika dunia menyaksikan dahsyatnya hari kiamat. Yakni, bukan hanya gempa bumi yang bermunculan, namun juga suatu bencana lain yang menakutkan muncul dari langit, dan sebagian lagi dari bumi. Hal ini semua terjadi disebabkan manusia telah meninggalkan peribadatan mereka kepada Allah.
Pikiran, dambaan, rencana dan langkah mereka hanya tertuju kepada duniawi. Seandainya aku tidak ‘datang, semua malapetaka tersebut boleh jadi ditunda untuk beberapa lama. Akan tetapi seiring dengan kedatanganku, azab Ilahi yang sudah lama tersembunyi pun muncul, sebagaimana Allah telah memfirmankan:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
yakni, ‘…Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengirimkan seorang Rasul.’ (Q.S. 17 / Bani Israil : 16). Maka barangsiapa yang bertaubat akan selamat dan aman Mereka yang takut terhadap semua malapetaka ini akan dikasihani Allah. Apakah kalian menyangka dapat menyelamatkan diri dari berbagai gempa bumi, yakni melalui berbagai rancangan kalian sendiri ?! Tidak ! Sama sekali tidak ! Semua rancangan manusiawi akan menemui kegagalan pada hari itu.
Janganlah mengira hanya Amerika yang diguncang gempa, sedangkan kalian selamat. Sebab, boleh jadi kalian akan mengalami malapetaka yang lebih besar. Hai Europa ! Kalian ‘tak akan aman. Hai Asia ! Kalian pun tidak akan selamat, Wahai kalian para penghuni Pulau-pulau, berhala tuhan buatanmu tak ‘akan dapat menolong ! Aku melihat berbagai kota berjumpalitan. Aku menyaksikan kehidupan menjadi musnah.
Dia Al Wahid dan Yang Maha Unik yang selama ini diam dikala berbagai kemunkaran dipertunjukkan di hadapan-Nya, dan Dia tetap berdiam diri. Akan tetapi kini, Dia telah berkehendak untuk memperlihatkan keberadaan-Nya dengan cara yang menggetarkan. Mereka yang memiliki telinga untuk mendengar, dengarkanlah hal ini ! Saat itu sudah dekat ! Aku sudah berusaha untuk membawa setiap insan kepada perlindungan Allah. Akan tetapi, taqdir-Nya pun akan tergenapi.
Sangat dipastikan, giliran nasib negeri ini juga semakin dekat.. Hari malapetaka Hadhrat Nuh akan muncul di hadapan mata kalian. Demikian pun dengan apa yang menimpa di tanah kaum Nabi Luth. Akan tetapi Allah sangat lambat dalam mengazab. Maka bertaubatlah, sehingga kalianpun akan dikasihani. Mereka yang meninggalkan Allah adalah cacing; bukan manusia. Barangsiapa yang tidak takut kepada-Nya, adalah maut. Tak hidup lagi.’
[Haqiqatul-Wahyi, Ruhani Khaza’in, vol.22, pp.268-269 – Essence of Islam, Vol.V, pp. 48–150].
Semoga Allah Taala menyadarkan dunia, dan semoga pula Dia memberi taufiq kepada kita semua untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita. Amin !