اَشْهَدُ اَنْ
لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَمَّا بَعْدُ
فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ o الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ oملِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ o اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ
o
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَo صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْ عَمْتَ عَلَيْهِمْ,غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَo
Pada hari ini
saya akan menceritakan kutipan-kutipan dari karya tulis Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. tentang Tanda-tanda dan beberapa peristiwa yang telah beliau jelaskan atau
beberapa kejadian yang orang-orang menceritakannya sendiri yang mendukung
kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. bersbda:” Untuk mendukung kebenaran saya Tuhan telah menzahirkan
Tanda-tanda yang terjadi sampai hari ini tanggal 16 Juli 1906, jika saya
sebutkan Tanda-tanda itu satu persatu maka dengan bersumpah atas nama Allah
Ta’ala saya dapat mengatakan jumlahnya lebih dari 300.000 buah Tanda. Jika
tidak ada orang yang percaya kepada sumpah saya ini maka saya bisa menunjukkan
bukti-buktinya. Banyak diantara Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan peristiwa
perlindungan Allah Ta’ala terhadap saya dari kejahatan musuh sesuai dengan
janji-Nya. Dan banyak diantara Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan
keperluan-keperluan dan keinginan-keinginan saya, yang Allah Ta’ala telah memenuhinya sesuai
dengan janji-Nya. Dan banyak diantara Tanda-tanda itu, sesuai dengan janji-Nya yaitu,
inni muhinun man aroda ihanataka yakni Aku akan menghinakan orang yang
bermaksud menghinakan engkau. Allah Ta’ala telah menghinakan orang-orang
yang berusaha menghinakan saya. Banyak diantara Tanda-tanda itu yang
berhubungan dengan sidang pengadilan, sesuai dengan nubuatan-Nya, saya diberi
kemenangan oleh Allah Ta’ala melawan orang-orang yang telah mengajukan saya ke
sidang Pengadilan itu. Kita melihat di berbagai tempat tentang sempurnanya
janji Allah Ta’ala ini: inni muhinun man aroda ihanataka yakni Aku akan
menghinakan orang yang bermaksud menghinakan engkau. Laporan-laporan sering
diterima dari berbagai tempat di Africa dan dari
tempat-tempat lain juga, bagaimana Allah Ta’ala telah berlaku terhadap mereka. Dan
jika sampai sekarang Allah Ta’ala belum menangkap mereka, sesuai dengan firman-Nya
Yakni: Dan Aku memberi tenggang waktu
kepada mereka; sesungguhnya rencana-Ku sangat tangguh. (Al ‘Araf:184) sesungguhnya
mereka harus ingat dan waspada. Jika mereka tetap tidak mau berhenti dari perbuatan
buruk itu, insya Allah, suatu ketika mereka pasti ditangkap oleh Allah Ta’ala.

Beliau a.s.
bersabda lagi; Beberapa diantara Tanda-tanda itu ada yang berkenaan dengan
lamanya waktu kebangkitan saya, sebab semenjak dunia diciptakan tidak ada pendusta
yang diberi tenggang waktu yang panjang. Dan kadangkala sebagian Tanda-tanda itu
zahir sesuai dengan keadaan zaman, yakni zaman yang mengakui perlunya
kedatangan seorang Imam. Dan kebanyakan tanda-tanda yang berkenaan dengan
terkabulnya do’a yang saya panjatkan untuk kawan-kawan saya. Banyak diantara
Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan terkabulnya do’a buruk yang saya
panjatkan bagi seorang musuh yang jahat. Banyak diantara Tanda-tanda itu yang
berhubungan dengan terkabulnya do’a yang saya panjatkan untuk kesembuhan orang yang
menderita penyakit yang sangat berbahaya. Dan Allah Ta’ala memberi tahu saya
kesembuhannya sebelum orang yang dido’akan itu mendapat kesembuhan. Dan banyak
diantara Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan kebenaran saya, dimana
orang-orang suci dan mulia terkenal dan masyhur melihat mimpi bertemu dengan
Hadhrat Rasulullah saw kemudian beliau saw memberi kesaksian tentang kebenaran
saya, seperti Sajadah Nasyin Sahibul ‘Alam Sindh yang mempunyai murid
hampir seratus ribu orang banyaknya dan juga Khwaja Ghulam Farid Sahib
Chacharan.
Beberapa
diantara Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan ribuan orang yang Bai’at kepada
saya, bahwa mereka diberitahu di dalam mimpi tentang kebenaran saya, bahwa saya
dari Tuhan. Dan kebanyakan yang lainnya Bai’at kepada saya setelah mimpi berjumpa
dengan Hadhrat Rasulullah saw dan beliau saw bersabda: “ Dunia sudah hampir
kiamat dan orang ini adalah Khalifah terakhir sebagai Masih Mau’ud. Bai’atlah
engkau kepadanya” Dan beberapa diantara Tanda-tanda itu yang berkenaan dengan
orang suci tertentu yang memberi tahu nama saya sebelum saya lahir kedunia,
atau sebelum saya dewasa dan memberi tahu tentang saya sebagai Masih Mau’ud.
Seperti, Ni‘matullah Wali and Mian Gulab Shah of Jamalpur, District Ludhiana.” (Haqiqat-ul-Wahi, Ruhani Khaza’in, vol. 22,
pp.70-71 – Essence of Islam, Jld V, hal 2-4)
Sebuah
peristiwa, seorang Sahabah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bernama Sahibzada Sirajul
Haq Sahib Nu’mani, menerima sepucuk surat
dari abang beliau seorang non Ahmady Pir dan Sajadah Nasyin. Pir Sajadah
Nasyin Sahib berkata; “Saya bisa membuat manusia melihat ‘kasyaf kubur’.
Apakah Mirza Sahib juga bisa membuat orang melihat ‘kasyaf kubur’?” Maksudnya
mengetahui keadaan orang sudah mati di dalam kubur atau mempertemukan dengan
orang sudah mati. Mengenai itu Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” ‘Kasyaf
kubur’ adalah perkara sia-sia. Bagi orang yang bisa bercakap-cakap dengan Tuhan
Yang Hidup dan menerima wahyu-wahyu segar dari pada-Nya dan terdapat buktinya
bukan ribuan bahkan ratusan ribu, apa perlunya bercakap-cakap dengan orang
sudah mati dan mencari-cari orang sudah mati? Adakah buktinya seseorang telah
bercakap-cakap dengan orang sudah mati? Saya mempunyai ratusan ribu bukti dari
Allah Ta’ala. Setiap post card, setiap orang dan setiap Rupee yang sekarang
berdatangan kepada saya adalah Tanda Tuhan yang sangat agung. Sebab beberapa
lama sebelumnya Allah Ta’ala telah memberi tahu dengan firman-Nya ya’tuna
min kulli fajjin ‘amiq wa ya’tika min kulli fajjin ‘amiq. Yakni manusia akan
berdatangan kepada engkau dari tempat yang jauh-jauh. Dan banyak barang-barang
akan datang kepada engkau dari tempat yang jauh-jauh. Dan wahyu ini turun
kepada saya ketika tidak ada seorangpun yang sudah kenal dengan saya. Dan
sekarang nubuatan ini sedang menunjukkan kesempurnaannya dengan sangat jelas
dan deras sekali. Adakah orang yang dapat menandingi saya? Pendeknya, apa
perlunya sekarang meninggalkan Tuhan Yang Hidup, kemudian mencari orang yang sudah
mati? (Malfuzat, (edisi baru) jld. IV, halaman 248).
Selanjutnya Hadhrat
Masih Mau’ud a.s bersabda: ”Dengarlah, saya berkata dengan sesungguhnya,
janganlah kalian berlaku tidak hormat kepada Tanda-tanda Allah Ta’ala.
Janganlah menganggap hina kepadanya. Sebab perbuatan demikian merupakan kerugian
dan Allah Ta’ala tidak suka kepadanya. Belum lama ini telah terjadi peristiwa
Lekh Ram sudah terbunuh sesuai dengan Tanda Ilahi. Berpuluh-puluh juta manusia
telah menjadi saksi terhadap nubuatan mengenainya. Lekhram sendiri membuat
nubuatan itu masyhur, kemanapun pergi dia selalu menceritakannya. Tanda itu dia
sendiri yang telah memintanya demi bukti kebenaran Islam. Dan dia sendiri telah
menyatakannya sebagai tolok ukur bagi palsu dan benarnya Agama. Akhirnya
nyawanya sendiri melayang dengan darahnya bercucuran untuk membuktikan kebenaran
Islam dan kebenaran diri saya. Mendustakan Tanda Ilahi ini dan tidak
menghiraukannya adalah perbuatan tidak adil dan zalim. Dan orang yang
mengingkari Tanda Ilahi yang begitu jelas dan terbuka berarti membuat dirinya sendiri
jadi Lekh Ram.
Saya sangat
sedih sekali, padahal dengan karunia-Nya,
Allah Ta’ala telah memperlihatkan Tanda-tanda bagi setiap Kaum, Tanda
Keperkasaan-Nya, Keindahan-Nya, setiap Tanda telah diberikannya, namun mereka membuangnya
laksana sampah. Suatu perbuatan yang sangat buruk sekali dan mengundang kemurkaan
Allah Ta’ala. Ingatlah! Orang yang tidak menghiraukan Tanda Allah Ta’ala maka
Allah Ta’ala akan membalasnya, Dia-pun tidak akan menghiraukannya. Tanda-tanda
yang datang dari Tuhan, dikenal oleh orang yang berakal dan takut kepada Allah
Ta’ala. Bahkan dia mengambil faedah dari padanya. Akan tetapi orang yang tidak
mempunyai perasaan dan tidak takut kepada Tuhan, dia sedikitpun tidak menaruh
perhatian kepadanya, dia hampa tidak memperoleh papun. Sebab dia menghendaki
agar dunia, sirna dari dunia ini juga dan menghendaki agar nilai iman, yang
terdapat didalam wujud iman itu, hilang sirna.
Bukanlah
kebiasaan Allah Ta’ala memperlihatkan Tanda-Nya yang mengakibatkan lenyapnya iman
bilghaib. Seorang yang jahil dan buas tidak kenal kepada sunnatullah, dia
menganggap mu’jizat terhadap perkara yang keluar dari batas iman bilghaib. Akan
tetapi Allah Ta’ala tidak pernah berbuat demikian. Untuk Jema’at kita Allah
Ta’ala tidak kurang menunjukkan Tanda. Seseorang tidak akan merasa malu dihadapan
siapapun. Berapa banyak orang-orang yang telah masuk kedalam Jema’at ini,
diantara mereka tidak ada seorangpun yang berkata bahwa dia tidak pernah
melihat suatu Tanda apapun. Orang-orang masuk Jema’at di waktu dulu maupun
sekarang, mereka melihat Tanda-tanda. Orang-orang Ahmady keturunan juga harus
membaca kisah ibu-bapak atau nenek-kakek mereka masuk Jema’at. Begitu juga
mereka harus membaca Buku-buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Dan harus menaruh
perhatian untuk selalu menjalin hubungan erat dengan Allah Ta’ala.
Beliau
bersabda:” Bacalah Kitab Barahin Ahmadiyya dan renungkanlah isinya. Di dalam
Buku ini terdapat semua berita tentang zaman itu, baik mengenai kawan-kawan
maupun mengenai musuh-musuh. Apakah ini kekuatan manusia yakni, memberi suatu kabar
yang sangat agung yang kemudian sempurna juga, bukan hanya satu atau dua,
melainkan seluruhnya sudah sempurna. Padahal
30 tahun sebelum ini nama dan juga tanda-tanda sebuah Jema’at pun belum ada,
dan saya sendiri tidak tahu kehidupan saya, sampai kapan saya akan hidup. Kitab
Barahin Ahmadiyya ada di rumah-rumah orang Ahmady, orang-rang Kristen,
orang Ariya bahkan Pemerintah juga menyimpannya. Dan jika ada rasa takut kepada
Tuhan dan ingin mencari kebenaran, maka saya katakan, putuskanlah dengan
Tanda-tanda yang terdapat di dalam Kitab Barahin Ahmadiyya itu. Ingatlah, pada
waktu itu seorang-pun belum ada yang kenal kepada saya, dan seorangpun tidak
ada yang datang kepada saya dan seorang-pun tidak ada yang tinggal dengan saya.
Jika nubuatan ini berupa khayalan semata, mengapa sekarang sudah ada sebuah
Jema’at yang sangat besar? Dahulu dikatakan tentang seseorang tidak ada yang
tahu kepadanya seorangpun dari luar Qadian. Tentangnya dikatakan di dalam
Barahin Ahmadiyya ‘fahana an tuana au tu’rafa bainan nas’ yakni, sudah tiba
waktunya engkau akan ditolong dan engkau akan masyhur dikalangan manusia.
Sekarang mengapa, bukan hanya di India ,
melainkan di Arab , Syria ,
Mesir dia telah dikenal sampai ke Eropah dan America . Bahkan di Africa juga.”
Dan beberapa hari yang lalu selama tiga hari program dilancarkan di dalam
Bahasa Arab dari Qadian berkenaan dengan Hari Masih Mau’ud khusus ditujukan
kepada dunia Bangsa Arab, sehingga menggemparkan dunia Arab. Beliau a.s.
bersabda: “ Jika ilham tersebut bukan firman Allah Ta’ala, melainkan sebuah
siasat dari seorang pendusta yang bertentangan dengan kehendak Allah Ta’ala,
maka mengapa Allah Ta’ala sendiri telah menolongnya? Mengapa Dia telah
menyediakan banyak sekali sarana-sarana baginya? Apakah saya yang membuat semua
itu? Jika Allah Ta’ala selalu menolong dan mendukung seperti itu terhadap
seorang pendusta, maka bagaimana tolok ukur bagi berhasilnya seorang yang jujur
dan benar? Kalian jawablah sendiri!
Gerhana bulan
dan matahari di dalam bulan Ramadhan dan membuatnya terjadi di zaman kehidupan
saya, apakah itu terjadi dibawah kekuatan saya? Hadhrat Rasulullah saw telah
menyatakannya sebagai tanda Mahdi yang benar dan Allah Ta’ala telah
menyempurnakan Tanda ini di zaman penda’waan saya. Jika saya bukan datang dari
pada-Nya, apakah Allah Ta’ala sendiri telah menyesatkan dunia? Kalian harus
berfikir kemudian jawablah ini bahwa, sampai dimana akibat penolakan saya!
Sudah pasti sama dengan mendustakan Hadhrat Rasulullah saw dan mendustakan Allah
Ta’ala. Banyak sekali Tanda-tanda serupa dengan
itu, yang jumlahnya bukan hanya dua atau empat melainkan ribuan bahkan
ratusan ribu banyaknya. Yang mana dan berapa banyak yang akan kalian ingkari
?
Di dalam Kitab Barahin
itu juga telah ditulis bahwa ya’tuna min kulli fajjin ‘amiq, kalian sendiri
telah datang ke sini dan telah menyempurnakan sebuah Tanda. Boleh kalian
ingkari juga. Jika kalian bisa menghapus Tanda yang telah kalian sempurnakan
sendiri, maka hapuslah! Saya berkata satu kali lagi, ingatlah! Tidak baik
menolak Tanda Allah Ta’ala, karena dengan itu kemarahan Allah Ta’ala semakin
berkobar. Saya telah katakan apa yang tersimpan di dalam hati saya, sekarang
kalian percaya atau tidak percaya, terserah kepada kalian. Allah Ta’ala tahu
pasti bahwa saya adalah benar. Dan dari pada-Nya juga saya telah datang.
(Malfuzat, Vol III, (new edition) pp. 650 – 652). Kalimat terakhir yang
tersebut diatas yaitu, kalian sendiri telah datang ke sini dan telah
menyempurnakan sebuah Tanda. Orang yang diajak bicara oleh Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. ini adalah orang baru masuk Islam yang ingin melihat Tanda
Ilahi. Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menjelaskan kepadanya bahwa
Tanda apa lagi yang anda kehendaki,
kedatangan anda sendiri ke Qadian adalah
sebuah Tanda. Dengan karunia Allah Ta’ala kita dapat menyaksikan bahwa
Tanda itu sedang zahir di setiap Negara.
Selanjutnya,
Tanda berkenaan dengan sembuhnya dari penyakit, Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
bersabda:” Putera Nawab Sardar Muhammad ‘Ali Khan, orang terhormat di Malir
Kotla, bernama Abdur Rahim menderita sakit keras di Qadian. Tidak ada suatu
upaya yang dapat dijalankan untuk menyelamatkan nyawanya, suasana sudah sangat
kritis dan putus asa seakan-akan dia sudah menjadi mayat. Pada waktu itu saya
berdo’a kepada Allah Ta’ala. Maka apa yang kita lihat, keadaannya seperti
takdir mubram yang tidak dapat dirubah lagi. Barulah saya berkata kepada Tuhan
Yang Maha Mulia. Ya Ilahi! Saya memberi syafa’at untuk-nya! Tiba-tiba Allah
Ta’ala menjawab do’a saya ini dan berfirman: 
Yakni: Siapakah yang dapat memberi
syafa’at dihadhirat-Nya tanpa izin-Nya? (Al Baqarah : 256). Barulah sayapun
terdiam. Tidak lama setelah itu saya terima lagi ilham : Innaka antal majaz!
Yakni, engkau telah di-izinkan untuk memberi syafa’at! Setelah itu saya mulai
berdo’a dengan khusyuk dan tadharuk, maka Allah Ta’ala mengabulkan do’a saya,
dan keadaan anak itu seolah-olah telah dikeluarkan dari dalam kubur, namun
segera setelah itu kesan kesehatannya mulai nampak. Sebelumnya ia sudah
betul-betul lemah-lunglai tidak berdaya, sekarang mulai kembali kepada keadaan
semula dan sehat wal’afiat lagi pada hari itu juga. (Haqiqat-ul-Wahi, Ruhani
Khaza’in, vol. 22, pp. 88-89 – Essence of Islam, Vo. V, pp. 187-188)


Selanjutnya
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Anak saya Bashir Ahmad, (yakni tentang
Hadhrat Mirza Bashir Ahmad Saheb r.a.) menderita sakit mata demikian rupa
sehingga tidak ada obat yang dapat memberi faedah kepadanya. Dan timbul keadaan
yang sangat berbahaya, yaitu penglihatannya akan hilang. Ketika penyakitnya itu
sudah sampai kepuncak yang sangat berbahaya sekali, maka saya berdo’a kepada
Allah Ta’ala. Kemudian turun Ilham : Baroka tifli Bashir! Yakni, mata anak-Ku
Bashir mulai dapat melihat! Dengan karunia Allah Ta’ala pada hari itu juga
matanya sembuh. Peristiwa ini telah disaksikan
oleh kira-kira seratus orang lebih. (Haqiqat-ul-Wahi, Ruhani Khaza’in, vol. 22,
p. 89 – Essence of Islam, Vo. V, p. 188-189)
Kemudian
Tanda-tanda berkenaan dengan musuh-musuh atau para penentang, Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. bersabda:” Tanda ke 71 yang telah saya catat di dalam Kitab Sirrul
Khilafah halaman 62 adalah: Saya berdo’a bagi para penentang agar mereka menderita
penyakit ta’un. Yakni nasib para penentang yang tidak menerima hidayah, setelah
beberapa tahun berlalu penyakit ta’un mulai berjangkit dan menyebar di Negeri
ini. Dan banyak musuh yang sangat menentang dengan keras telah menjadi mangsa
penyakit ta’un itu hingga menemui ajal mereka. Do’a itu begini: Khuz rabbi
man ‘adas salaha wa muhsiban wa nazzil ‘alaihi rijza haqqan wa…yakni: Hai
Tuhanku! Tangkaplah orang yang menjadi musuh jalan kebaikan dan musuh pekerjaan
baik dengan menimpakan penyakit ta’un kepadanya dan binasakanlah dia. Wa
farrij kolbi ya karimi wa najjini wa mazziq hashimi ya ilahi wa…Dan
jauhkanlah kegelisahan-ku dan selamatkanlah daku dari kesedihan, wahai Karim-ku
dan hancur-leburkanlah musuh-musuhku dan sungkurkanlah mereka kedalam debu! Dan
di dalam Kitab Ijaz e Ahmady terdapat nubuatan ini: Iza ma ghadhabna
ghadhaballahu sailan ‘ala mu’tadin ….Yakni, Apabila kami sudah marah kepada
seseorang maka Tuhan marah kepada-nya, yang melampaui batas dan berbuat
keburukan-keburukan secara terbuka. Wa ya’ti zamanun kasirun kulla zalimin wa
hal yuhlakan ‘anil yauma illal mudhammaru yakni: Waktunya sudah tiba bagi
setiap zalim untuk dihancurkan. Dan merekalah yang akan dibinasakan yang
menjadi penyebab orang-orang sudah binasa karena dosa-dosa mereka. Wa inni
lasyarrun nasi il lam yakul lahum liza ihanatihim asgaharun yusaghiru. Yakni, Saya
akan menjadi manusia yang paling buruk diantara orang-orang yang buruk, jika
penghinaan mereka tidak dibalas dengan penghinaan lagi. Tuhan telah memutuskan
bahwa ejekan dibalas dengan ejekan lagi, maka wabah ta’un akan menyergap mereka
! Dan apabila kedurhakaan yang menghancurkan sudah melampaui batas maka aku
menghendaki agar turun wabah ta’un yang membinasakan. Setelah itu turunlah
Ilham berikut ini kepada-ku: e bsaa khana he dusyman kih tu wiran kardi
(Farsi) Yakni: Telah engkau hancurkan banyak sekali rumah-rumah musuh.
Ilham ini telah di siarkan di dalam Surat Kabar Al Hakam dan Al Badar di
Qadian. Dan do’a-do’a tersebut diatas yang dipanjatkan setelah terjadi
penganiayaan yang sangat keras dilakukan oleh musuh-musuh, telah dikabulkan
oleh Allah Ta’ala dan sesuai dengan nubuatan wabah ta’un telah menyergap mereka
laksana kobaran api yang membakar. Beribu-ribu musuh yang telah menyebut saya
pendusta dan memaki-maki saya dengan mulut kotor mereka telah dibinasakan.
Disini saya akan menyebutkan beberapa nama-nama musuh yang sangat keras
menentang saya sebagai contoh. Pertama, Maulwi Rasul Baba, penduduk Amritsar , patut disebut
namanya. Dia telah menulis sebuah buku untuk membantah saya dan banyak
kata-kata keras dan makian serta penghinaan kepada saya di dalam bukunya itu.
Dan dia telah berdusta karena mencintai kehidupan dunia yang hanya beberapa
hari lamanya ini, akhirnya sesuai dengan janji Tuhan dia telah binasa disergap
ta’un. Sesudah dia, seorang bernama Muhammad Bakhsh Naib inspektur di Batala
dengan berani telah memusuhi melakukan kezaliman. Akhirnya diapun telah mati
karena ta’un. Sesudah dia, bangkit seorang bernama Chiragh Din of Jammu yang mendawakan
dirinya seorang Rasul dan menyebut saya Dajjal. Dia selalu berkata: Hadhrat Isa
a.s. telah memberi saya sebuah tongkat di dalam mimpi, agar saya membunuh
Dajjal dengan tongkat ini. Maka diapun telah binasa disergap ta’un pada tanggal
4 April 1906 bersama dua orang anaknya sesuai dengan nubuatan yang saya siarkan
sebelumnya di dalam booklet Dafi ul bala wa mayar ahlal istafa’ di waktu ia
masih hidup. Di manakah tongkat Isa a.s. itu, yang akan dia gunakan untuk
membunuh saya? Dan apa artinya ilham dia itu katanya: inni laminal mursalin!
Aku seorang rasul dari antara rasul-rasul! Sangat disesalkan sekali! Kebanyakan
manusia sebelum tazkiya e nafs menyatakan hadisun nafs suara
hati nurani sebagai ilham. Itulah sebabnya dia akhirnya mati dengan penuh
kehinaan. Selain dari mereka ini banyak lagi orang-orang yang telah melampaui
batas dalam menghina dan mencemoohkan saya. Mereka tidak takut terhadap hukuman
Allah Ta’ala dan sibuk dalam menghina, memperolokkan dan memaki-maki siang dan
malam. Akhirnya mereka menjadi mangsa ta’un. Sebagaimana Munshi Mehboob Alam
Sahib menulis dari Lahore :
Paman saya namanya Noor Ahmad penduduk Hafeezabad, pada suatu hari dia berkata
kepada saya katanya, mengapa Mirza Sahib tidak memperlihatkan Tanda sebagai
Masih Mau’ud? Maka saya berkata kepadanya, salah satu Tanda dari Tanda-tanda
beliau adalah ta’un yang timbul setelah nubuatan dan telah menelan jiwa banyak
sekali. Maka dia berkata: “Ta’un tidak akan menyentuh kami melainkan ta’un ini
telah datang untuk menghancurkan Mirza Sahib. Kami sama sekali tidak akan
terkena serangan ta’un itu. Melainkan akan menyerang Mirza Sahib.” Sampai
disitulah percakapan terputus. Munshi Mahboob Alam Sahib berkata lagi; Ketika
saya sampai di Lahore ,
seminggu kemudian saya menerima kabar bahwa paman Noor Ahmad sudah mati
diserang ta’un. Banyak orang kampung telah menjadi saksi bagi percakapan kami berdua dan peristiwa ini begitu jelas bagi
orang-orang kampung, tidak dapat disembunyikan.
Selanjutnya
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “ Mian Mi’rajud Din Sahib menulis dari Lahore
bahwa Maulwi Zainul Abideen yang lulusan Maulwi Fadhil dan Munshi Fadhil dan
masih ada hubungan keluarga dengan Maulawi Ghulam Rasool penduduk Qilla, Lahore
dia telah menyelesaikan pendidikan Agama dan telah diangkat sebagai Guru pada Anjuman
Himayat e Islam, Lahore. Dia telah menantang Maulawi Muhammad Ali Sialkoti
untuk mubahala sambil berdiri di depan sebuah Toko Kashmiri Bazaar Lahore,
mengenai kebenaran Huzoor a.s. Selang beberapa hari setelah mubahala itu, dia
mati diserang penyakit ta’un. Isterinya juga mati diserang ta’un kemudian
menantunya juga yang bekerja sebagai accountant general di dalam sebuah
Departemen, mati karena ta’un. Tujuh belas orang di dalam keluarganya telah
mati diserang ta’un setelah mubahala dengan Maulawi Muhammad Ali Sialkoti tersebut
diatas. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Hal itu sangat menakjubkan
sekali, adakah orang yang faham terhadap rahasia ini? Mereka menganggap saya
sebagai pendusta dan dajjal, akan tetapi setelah mubahala mereka itulah yang
mati. Apakah, na’uzubillah, Tuhan sudah berbuat keliru atau salah? Mengapa
kemurkaan Tuhan turun keatas orang-orang itu? Dan mereka mati dalam keadaan
hina dan sengsara?” Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Mian Mi’rajud Din
Sahib selanjutnya menulis:” Begitu juga seorang kontraktor bernama Kareem
Bakhsh, Lahore
sangat keras menetang dan memaki Huzoor dan dia selalu berbuat demikian.
Berkali-kali telah saya peringatkan, namun dia tidak mau behenti berbuat
demikian. Akhirnya dalam umur masih muda dia telah menjadi mangsa kematian yang
mengerikan.
Selanjutnya
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Syed Hamid Ali Shah Sialkoti menulis
katanya, Hafiz Khan Sialkoti sangat keras menentang Huzoor. Dialah orang yang
telah membuat rencana, apabila Huzoor datang ke Sialkot akan melemparkan debu kedalam
kendaraan yang ditumpangi Huzoor. Akhirnya pada tahun 1906 dia sendiri mati
diserang ta’un yang sangat dahsyat sekali, dan sembilan atau sepuluh anggota
keluarganya juga telah mati diserang ta’un itu. Begitu juga setiap orang di kota Sialkot tahu bahwa
Hakeem Muhammad Shafi pembina Madrasatul Qur’an, yang murtad setelah dia bai’at, menjadi musuh
keras Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Orang malang
ini tidak bisa mempertahankan Bai’atnya dengan teguh disebabkan terlalu
mementingkan diri sendiri dan telah bergabung dengan penduduk Mohalla Loharaan
Sialkot yang menjadi musuh dan penentang sangat keras. Akhirnya dia juga menjadi
mangsa serangan ta’un, kemudian isterinya, ibunya serta saudaranya telah mati
secara beruntun diserang ta’un. Dan orang-orang yang membantu Madrasa yang
telah dia dirikan semuanya telah mati diserang ta’un juga.”
Beliau a.s.
bersabda: ”Begitu juga Mirza Sardar Baig Sialkoti yang sangat giat melakukan
perlawanan sambil menghina dan memaki dengan kata-kata yang sangat keji. Siang
malam pekerjaan-nya selalu mengejek dan memaki-maki dan setiap perkataan-nya
penuh dengan ejekan dan caci-maki. Dia juga akhirnya disergap oleh ta’un dan
mati dalam keadaan yang sangat mengerikan. Pada suatu hari sbelum mati dia
berkata dengan sombong dan takabbur kepada seorang Ahmady: “Mengapa kamu selalu
berkata ta’un, ta’un melulu? Kami akan percaya jika ta’un itu memang ada! Kemudian,
dua hari setelah itu dia-pun mati diserang ta’un.” (Haqiqat-ul-Wahi, Ruhani
Khaza’in, vol. 22, pp. 235 – 238)
Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. bersabda: “ Saya telah diutus oleh Allah Ta’ala untuk menegakkan
kembali keagungan Hadhrat Rasulullah saw yang sudah hilang. Dan untuk
memperlihatkan kebenaran ajaran sejati Kitab Suci Al Qur’anul Karim. Dan semua
pekerjaan ini sedang giat dilaksanakan. Namun mata orang-orang yang tertutup
tabir tidak akan dapat menyaksikannya. Padahal silsilah ini sedang memancarkan
cahaya terang benderang. Dan betapa banyak orang-orang yang menjadi saksi
terhadap Ayat atau Tanda-tanda ini. Jika mereka dikumpulkan dalam satu tempat
maka jumlahnya demikian banyak diatas dunia ini sehingga seorang Rajapun tidak
memiliki jumlah tentera sebanyak itu. Selanjutnya beliau bersabda:” Allah telah
mengutus saya untuk mengadakan reformasi. Dan untuk menunjukkan Tanda-tanda
melalui tangan saya. Jika tanda-tanda itu diberi tahukan kepada orang yang tabi’atnya
bersih dari prasangka buruk dan dalam hatinya tertanam rasa takut kepada Tuhan
dan berpikir menggunakan akal sehat maka dengan Tanda-tanda itu hakikat Islam
akan dia kenal dengan sebaik-baiknya. Tanda-tanda itu bukan satu atau dua,
melainkan ribuan Tanda banyaknya. Dianatarany telah kami tulis di dalam Kitab
Hakikatul Wahi. Ketika abad ke 13 Hijriyah sudah habis maka Allah Ta’ala
mengirim saya sebagai Utusan-Nya pada permulaan abad ke 14. Dan semenjak Adam
sampai akhir banyak Nabi telah berlalu, semua nama mereka diberikan kepada
saya. Dan nama terakhir yang diberikan kepada saya adalah Isa Mau’ud, Ahmad dan
Muhammad Mau’ud (yang dijanjikan). Dan berulangkali saya disebut dengan kedua
nama itu, yaitu Masih da Mahdi.”
Diantara
mu’jizat yang diberikan kepada saya, adalah nubuatan-nubuatan yang mengandung
perkara-perkara besar, dan tidak ada kekuatan siapapun kecuali dari Tuhan untuk
menceritakannya. Dan banyak do’a-do’a yang terkabul dan diberitahukan kepada
saya. Dan banyak do’a-do’a buruk yang karenanya musuh-musuh dibinasakan. Dan
banyak do’a yang berupa syafa’at yang martabatnya lebih tinggi dari pada
sekadar do’a, dan banyak berupa mubahalah yang kesudahannya musuh-musuh
dibinasakan dan dihina-dinakan oleh Tuhan. Dan banyak diantaranya kesaksian
orang-orang suci di zaman ini yang dengan menerima Ilham dari Tuhan memberi
kesaksian kebenaran saya. Dan banyak kesaksian orang-orang suci yang wafat
sebelum saya lahir, yang memberi kesaksian dengan menyebut nama saya dan nama
kampung saya bahwa itulah Masih Mau’ud yang segera akan datang. Dan banyak juga
orang-orang suci yang memberi kabar tentang kedatangan saya, bahkan ketika saya
belum lahir ke dunia. Dan banyak orang-orang suci memberi kabar tentang
kedatangan saya di waktu saya baru berumur sepuluh atau dua belas tahun. Dan
memberi tahu kepada kebanyakan murid-murid beliau bahwa apabila kalian telah
berumur sekian...sekian, kalian akan berjumpa dengan-nya. Dan Tanda-tanda yang
telah ditetapkan oleh Hadhrat Rasulullah saw berkenaan dengan waktu kedatangan
Masih dan Mahdi Mau’ud, seperti gerhana bulan dan gerhana matahari di bulan
Ramadhan, tersebarnya ta’un di dalam Negeri ini, semua kesaksian ini telah
sempurna untuk mendukung kebenaran saya sampai sekarang saya juga sudah melihat
seperempat bagian dari abad ke 14. Dan begitu banyak dalil-dalil dan
saksi-saksi, jika ditulis semuanya maka akan memakan banyak sekali jilid.”
(Chashma Ma’rafat, Ruhani Khaza’in Vol. 23, pp. 328 – 329). Di dalam kutipan-kutipan ini diuraikan
beberapa contoh akhir kesudahan para penentang sampai menemui ajal mereka dan
bukti terkabulnya do’a-do’a dan tanda-tanda lainnya juga. Sekarang akan saya kemukakan
beberapa peristiwa bagaimana orang-orang masuk Jema’at Ahmadiyya, baik dari
zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. maupun pada waktu sekarang ini.
Hazrat Sheikh
Muhammad Sahib menulis, ketika saya kira-kira berumur 12 tahun dan sekalipun di
dalam keluarga kami paman kami Hakim Sheikh Ibadullah Sahib dan saudara sepupu
saya Bai’at masuk Jema’at, akan tetapi saya sendiri tidak pernah melihat wajah
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan tidak pernah pula melihat photo beliau. Saya
bermimpi bahwa seluruh badan saya sudah tidak bernyawa lagi. Akan tetapi
kekuatan mata untuk melihat dan otak untuk berpikir tetap ada. Seorang suci
sedang duduk di depan saya dan dibelakang beliau saya lihat ada seorang suci
berdiri hanya terlihat kedua kaki beliau. Orang suci duduk sebelah depan adalah
Mirza Sahib sedang melihat kearah beliau itu. Orang yang berdiri sebelah
belakang yang kelihatan hanya kaki beliau adalah Hadhrat Rasulullah saw.
Keesokan harinya saya Tanya ta’wil mimpi ini kepada Maulwi Malik Abdullah Khan
Sahib yang pada waktu itu menjadi anggota Jema’at Lahore. Beliau berkata:
Engkau menjadi pengikut Hadhrat Muhammad saw melalui Mirza Sahib. Maka seperti itulah
telah terjadi. Dan sambil bersumpah saya berkata bahwa pada tahun 1905 ketika
Bai’at, saya jumpai Hadhrat Masih Mau’ud a.s. adalah sama seperti yang saya
lihat di dalam mimpi.” Demikianlah Allah Ta’ala memberi jalan petunjuk kepada
yang Dia sukai.
Hazrat Nizam
Din Sahib menulis, ketika masih belum Bai’at saya turun dari tangga Masjid
Mubarak setelah salat Asar, saya berjumpa dengan dua orang terhormat masih muda
berbadan tinggi berpakaian warna putih, mereka minta tolong diberitahu dimana
Mirza Sahib berada dan berkata; Kami datang dari tempat jauh. Saya jawab, mari
saya beri tahu! Tidak, saudara harus dibelakang kami. Beri tahu kami, jika
beliau ada di atas, kami akan kesana tentu kami bisa mengenal beliau. Maka
sayapun berjalan di belakang mereka.
Mereka naik tangga di depan saya kemudian langsung pergi mencari Hudhur. Di
depan sebelah atas sedang ada pertemuan. Orang-orang sedang duduk bersama dan
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. juga sedang duduk santai bersama mereka tanpa memakai
sorban. Salah seorang dari kedua orang itu maju menghadap Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. dan bertanya: Apakah nama Tuan Mirza Ghulam Ahmad? Beliau jawab: Ya! Orang
itu bertanya lagi: Apakah Tuan mendawakan sebagai Masih Mau’ud ? Beliau jawab:
Ya ! Orang itu berkata lagi; Pertama saya sampaikan assalamualaikum dari Hadhrat
Rasulullah saw, kemudian assalamualaikum dari saya sendiri. Orang itu
menjelaskan; Saya telah melihat mimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad saw dan
sambil meletakkan tangan beliau diatas pundak Hadhrat Masih Mau’ud berkata
kepada saya: Hadza Masih ! Bai’atlah kepada orang ini! Dan sampaikanlah salam dari-ku!
Hazrat Hakeem
Ata Muhammad Sahib menulis, setelah Bai’at saya tinggal di Qadian untuk
beberapa hari. Setelah minta izin kepada Huzur a.s. saya kembali ke Lahore . Dan di Lahore saya
dipertemukan oleh Sufi Ahmad Jan Sahib dengan saudara-saudara Ahmady. Seorang
diantara mereka berkata dengan penuh kecintaan: “ Sekarang Muhammad Sahib sudah
datang di Qadian.” Saya heran mendengarnya, dan berdo’a, ya Allah! Jema’at ini
yakin bahwa Muhammad saw sudah datang kembali di Qadian, dan bagaimana Mirza
Sahib jadi Muhammad? Saya bermimpi dan melihat Hadhrat Aqdas Masih Mau’ud a.s.
sedang berdiri kemudian seorang Malaikat turun dari langit bertanya: Siapa ini?
Saya jawab: Beliau ini Mirza Sahib! Lalu saya lihat nur (cahaya) Muhammad saw
turun dari langit. Dan nur itu masuk kedalam otak Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
kemudian nur itu masuk kedalam seluruh tubuh beliau. Dari nur itu muka beliau
menjadi sangat cemerlang sekali. Malaikat itu bertanya lagi: Siapakah ini? Saya
jawab: Mula-mula beliau ini Mirza Sahib dan sekarang betul-betul Muhammad saw.”
Itulah kissah-kissah di masa lampau, bagaimana orang-orang berjumpa dengan
Nabi Muhammad saw kemudian Bai’at kepada
Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. bersabda: “ Bimbingan Allah Ta’ala seperti itu dan Tanda-tanda akan
terus terjadi sampai Silsilah Ahmadiyya ini mencapai kedudukan sempurna yang
sangat agung.” Jadi, nubuatan ini sampai sekarang sedang terus mencapai
kesempurnaan dengan sangat cemerlang sekali. Dan Allah Ta’ala memperlihatkan
Tanda-tanda sekalipun terhadap orang-orang yang tinggal ribuan Mile jauhnya
dari Qadian. Ini sebagai bukti Allah Ta’ala memberi petunjuk dan bimbingan
terus-menerus kepada manusia.
Di sebuah
kawasan bernama Bala di Negara Mali ,
Africa terdapat seorang Imam besar dari Firqah
Tijani. Melalui ayah dari Imam itu 93 buah kampung telah masuk Islam. Setelah
ayah beliau meninggal puteranya Adam Sahib menggantikan ayah beliau. Tidak lama
kemudian, dengan karunia Allah Ta’ala
mereka semua mendapat taufiq masuk Jema’at Ahmadiyya. Adam Sahib mengatakan,
saya melihat mimpi Hadhrat Masih Mau’ud a.s. datang kerumah dan masuk kedalam
kamar saya. Dan ketika saya di dalam kamar bersama Hudhur a.s. diluar banyak
sekali para Ulama sedang menunggu Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Lalu saya berkata
kepada Hadhrat Aqdas Masih Mau’ud a.s. Hudhur! Di luar banyak sekali Ulama
sedang menunggu Hudhur! Kemudian beliau keluar dan bertemu dengan para Ulama
itu kemudian beliau membuka topi (peci) dari kepala semua Ulama itu kecuali
peci saya tidak dibuka. Setelah masuk Jema’at Ahmadiyya Adam Sahib pergi ke
banyak sekali kampung-kampung bersama Muballigh kita dan sekarang lebih dari 40
buah kampung telah masuk Jema’at Ahmadiyya.
Jayara Bukhari
Sahib, Burkina Faso, Africa menulis, saya menelephon Radio Jema’at dan berkata,
saya telah mendengar siaran tabligh Radio anda. Anda mengatakan barangsiapa
yang ingin tahu apakah Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud ini benar atau tidak,
sembahyanglah Istikharah. Maka sejak hari itu saya mulai salat Istikharah.
Setelah seminggu salat istikharah saya melihat dalam mimpi dua orang bercahaya sangat
cemerlang dibawah sebuah tenda. Di dalam mimpi itu teman saya memberi tahu,
orang sebelah kanan adalah Imam Mahdi dan yang kedua tidak kenal siapa beliau.
Setelah itu saya yakin bahwa Imam Mahdi adalah benar. Jika tidak benar
bagaimana saya bisa berjumpa dengan beliau sebagai jawaban Istikharah saya? Oleh
sebab itu sayapun Bai’at masuk Jema’at Ahmadiyya.
Seorang
perempuan dari Egypt
(Mesir) menulis kepada saya, dengan karunia Allah Ta’ala saya telah dianugerahi
beberapa kelebihan oleh-Nya. Saya melihat di dalam mimpi Hadhrat Imam Mahdi
a.s. bersama Hudhur juga. Dan demi Allah, saya tidak tahu bahwa pada waktu ini
ada seorang Khalifah. Saya sedang Istikharah, maka kedua orang itu
diperlihatkan kepada saya. Akan tetapi Syaitan telah menggelincirkan saya. Dan
saya bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa Dia telah memberi taufiq untuk
menerima kebenaran. Saya telah selamat dari tipuan Syaitan itu. Saya memohon
do’a untuk maghfirah dan istiqamah saya.” Semoga Allah Ta’ala memberi istiqamah
kepada beliau !
Seorang
perempuan dari Morocco
menulis, “Melalui program Liqa ma’al Arab di dalam MTA saya mengenal Jema’at
Ahmadiyya. Penjelasan Hadhrat Khalifatul Masih lV r.h. sangat berdalil ampuh
dan menenteramkan hati. Walaupun demikian dalam setiap program beliau
menyarankan untuk banyak berdo’a dan salat Istikharah untuk mendapatkan
kebenaran. Maka sayapun mulai Istikharah, tidak lama kemudian melihat dalam mimpi
sebuah Tenda dipasang diatas sebidang tanah yang sangat luas sekali. Di dalam
Tenda itu sedang duduk seseorang sambil bersedih sekali. Tiba-tiba seseorang
datang dan bertanya kepada beliau: Mengapa tuan bersedih sekali ? Beliau jawab:
Saya Masih Mau’ud, selalu mengajak manusia ke jalan lurus, namun manusia tidak
menerima kebenaran saya. Orang yang bertanya itu berkata: Saya menerima
kebenaran engkau! Saya Muhammad Rasulullah ! Setelah melihat mimpi itu saya
mengambil keputusan, apapun yang akan terjadi, terjadilah! Maka segera saya
mengirim surat
untuk Bai’at. Setelah Bai’at saya mulai memakai pardah.” Beliau ini datang ke UK
untuk menghadiri Jalsah. Beliau telah melihat Tenda dan menyaksikan keadaan
Jalsa juga. Katanya, Tenda ini serupa betul dengan yang saya lihat di dalam
mimpi, dimana Hadhrat Rasulullah saw bersabda kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s.:
Saya mengakui kebenaran engkau!
Mu’allim kita
dari Mali ,
Africa Abdullah Sahib menulis: “ Ustad Bamaku bernama Dambali Sahib sangat
keras menentang Jema’at. Bila saja dia menelphon Radio Jema’at selalu mencaci
maki. Pada suatu hari ia sambil menangis menelephon radio Rabwah FM (Radio
Jema’at) memberi tahu katanya; Tadi malam saya mimpi bertemu dengan Hadhrat
Aqdas Masih Mau’ud. Saya melihat Nur (cahaya) sangat cemerlang yang bersama
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tidak pernah saya lihat sebelumnya. Oleh sebab itu
saya mohon ma’af kepada Jema’at. Saya takut jika Jema’at tidak mema’afkan tentu
Tuhan tidak akan mema’afkan saya. Kemudian Muallim Jema’at mengajak beliau
masuk Jema’at, sebab sekarang sudah jelas tentang Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
Maka beliaupun menerima seruan itu dan masuk Jema’at Ahmadiuyya Islam Hakiki.”
Mu’allim kita Yusuf
Sahib dari kawasan Koulikoro, Mali, Africa menulis, ada orang tua bernama Jalakruji
kelahiran Muslim, akan tetapi katanya, setelah melihat keadaan
golongan-golongan Islam zaman sekarang saya tidak mengerti golongan mana yang
datang dari Allah Ta’ala. Sudah lama mencari jalan kebenaran, namun kebenaran
tidak dapat dijumpai. Pada suatu hari ketika mendengar siaran Radio Rabwah FM
(nama Radio Jema’at di Mali) Muallim Sahib sedang berpidato dan mengatakan
bahwa barangsiapa yang ingin mengetahui jalan kebenaran ia harus berdo’a kepada
Allah Ta’ala. Maka Allah Ta’ala sendiri akan memberi bimbingan dan petunjuk
kepadanya. Cara ini sangat saya sukai. Untuk mengamalkannya saya berniat untuk
bersemedi sambil memanjatkan do’a siang-malam selama 40 hari dan 40 malam dan
berniat tidak akan berbicara dengan siapapun selama itu, sampai menerima bimbingan
dan petunjuk dari Allah Ta’ala. Ketika tinggal beberapa hari lagi, pada suatu
hari di dalam mimpi, Allah Ta’ala memperlihatkan Imam Mahdi datang kerumah
saya. Dan beliau mengusap-usap kepala anak saya dengan penuh kasih sayang.
Setelah terbangun saya yakin sekali bahwa semua Ahmady di seluruh dunia berada
diatas kebenaran, sebab hanya merekalah yang memberi kabar tentang kedatangan
Hadhrat Imam Mahdi. Setelah melihat mimpi itu saya segera ikut menghadiri Jalsa
Salana di Mali. Dan ketika melihat photo Hadhrat Masih Mau’ud a.s. saya yakin
beliau inilah yang telah datang kerumah saya di dalam mimpi. Kemudian sayapun
Bai’at.
Muballigh kita Bilal
Sahib dari Mali menulis katanya, seorang Ahmady datang mengunjungi Radio
Jema’at di Sikaso dan memberitahu bahwa tetangga beliau datang kerumah beliau
meminta ma’af sambil menangis. Ketika ditanya apa sebabnya, beliau berkata:
Sebelum ini saya sangat benci terhadap Ahmadiyya. Bila saja saya mendengar
Radio Jema’at, tidak ada perkataan yang keluar dari mulut saya kecuali
caci-maki belaka. Semalam Muballigh anda sedang berceramah di Radio itu, saya
terus memaki-makinya sampai saya tertidur. Saya bermimpi kedatangan Hadhrat
Rasulullah saw. Beliau dengan keras sekali memarahi saya. Di dalam mimpi itu
juga saya memohon ma’af kepada Hadhrat Rasulullah saw dan beliaupun telah
mema’afkan saya. Semenjak itu saya tidak pernah lagi memaki Jema’at Ahmadiyya
bahkan sekarang saya sudah Bai’at masuk Jema’at Ahmadiyya.” Dengan karunia
Allah Ta’ala sekarang saudara ini menjadi Muballigh yang sangat semangat
sekali.
Mu’allim
Abdullah Sahib dari Mali
menulis katanya, seorang siswa mulai menela’ah Jema’at Ahmadiyya melalui
Internet. Sambil menela’ah dia menghubungi website Jema’at di Pranchis. Pelajar
itu kemudian menghubungi saya dan bertanya beberapa so’alan. Setelah menerima
jawaban-jawaban atas pertanyaannya siswa itu sudah faham betul namun belum
bersedia untuk Bai’at. Pada suatu hari siswa itu datang berjumpa dengan saya
dan berkata, saya mau Bai’at. Sebab semalam saya berjumpa dengan Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. di dalam mimpi. Beliau datang kerumah saya dan saya melihat muka
beliau sangat cemerlang penuh cahaya. Dan cahaya itu demikian cemerlang tidak
pernah saya lihat sebelumnya. Saya bukan hanya mau melakukan Bai’at bahkan setelah
Bai’at saya akan bertabligh bersama Jema’at.”
Muballigh kita Fateh
Sahib dari Koulikoro , Mali menulis katanya, Koliwali
Sahib datang kepada Radio kita dan berkata: Nenek kakek kami pengikut Agama
Budha. Saya juga diajak memuja berhala. Namun semenjak kecil saya tidak suka
menyembah patung berhala. Setelah dewasapun saya menolak menyembah patung
berhala, sehingga semua orang tua dan semua saudara-saudara saya marah kepada
saya. Namun saya sedikitpun tidak peduli terhadap mereka dan saya-pun masuk
Islam. Setelah masuk Islam saya menunggu kedatangan Hadhrat Imam Mahdi. Setelah
lama menunggu saya melihat dalam mimpi seorang suci memakai pakaian warna putih
datang dari arah Utara Mali .
Banyak sekali manusia berkumpul untuk melihat orang suci itu. Saya melihat
wajah Hudhur sangat cerah dan bercahaya sangat cemerlang. Sebelum ini tidak
pernah saya melihat muka sperti itu. Saya bertanya kepada diri sendiri, siapa
orang suci ini. Seorang yang sedang berdiri dibelakang beliau berkata: Beliau
ini adalah Hadhrat Imam Mahdi a.s. Setelah bertemu dengan beliau ini saya-pun
bangun. Setelah melihat mimpi itu saya yakin bahwa Imam Mahdi sudah datang.
Tetapi ketika saya bertemu dengan golongan-golongan Islam lain tidak ada yang
memberi tahu tentang kedatangan Imam Mahdi. Secara kebetulan saya menyetel
Radio Ahmadiyya, An Noor dan di dalam Radio itu diceritakan tentang kedatangan
Imam Mahdi. Begitu mendengar berita itu saya yakin bahwa pendirian orang-orang
ini adalah benar. Setelah melihat mimpi itu saya beserta semua anggota keluarga
pergi ke Mission House Jema’at Ahmadiyya dan Bai’at masuk Jema’at Ahmadiyya.
Ketika diperlihatkan photo Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada saya, langsung saya
berkata, Inilah Imam Mahdi yang saya lihat di dalam mimpi. Kemudian saya
membayar canda 10.000 Franc Sifa sambil bersyukur kepada Allah Ta’ala yang
telah memberi taufiq kepada saya untuk mengenal Hadhrat Imam Mahdi a.s.”
Semua kissah
diatas adalah Tanda-tanda dan dukungan Allah Ta’ala terhadap kebenaran Hadhrat
Masih Mau’ud a.s. Jika tidak percaya kepada hal itu semua sebagai Tanda-tanda
dan dukungan Allah Ta’ala, maka harus kita anggap apa lagi? Hal itulah yang
telah mengubah keadaan hati manusia. Alangkah beruntungnya jika orang-orang
Islam lain memahaminya dan memohon petunjuk dari Allah Ta’ala. Dari pada
menentang, lebih baik mencari jalan yang lurus agar Allah Ta’ala juga memberi
petunjuk kepada mereka.
Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. bersabda: “ Betapa banyak Tanda-tanda yang telah diperlihatkan oleh
Allah Ta’ala untuk membuktikan bahwa saya datang dari pada-Nya. Sekalipun jika
Tanda-tanda itu dibagikan kepada seribu orang Nabi, maka kenabian mereka akan
terbukti kebenarannya. Akan tetapi karena zaman ini zaman akhir, dan serangan
Induk Syaitan bersama semua keturunan-nya adalah serangan terakhir, itulah sebabnya
Allah Ta’ala telah mengumpulkan ribuan Tanda dalam satu tempat untuk
mengalahkan Syaitan itu. Akan tetapi, diantara manusia yang tetap menjadi
Syaitan, tidak mau percaya, bahkan mengajukan tuduhan-tuduhan palsu yang semata-mata
sebagai fitnah. Dan mereka menghendaki agar Jema’at yang telah didirikan oleh
Allah Ta’ala ini hancur dan lenyap dari permukaan bumi. Namun sebaliknya Allah
Ta’ala menghendaki untuk memperkuat-nya dengan Tangan-Nya sendiri hingga
mencapai puncak kesempurnaannya. (Chashma Ma’rafat, Ruhani Khaza’in Vol. 23, p.
332)
Akhirnya saya
akan memohon agar banyak-banyak dipanjatkan do’a bagi Ummat Muslim dan juga
untuk Negara-negara Muslim seluruhnya. Semoga Allah Ta’ala menegakkan
keselamatan dan perdamaian di semua Negara-negara Muslim itu. Jika betul-betul
mereka ingin menegakkan keselamatan dan perdamaian, maka untuk itu hanya ada
satu caranya, yaitu mereka harus mengakui kebenaran Hadhrat Imam Mahdi, Masih
Mau’ud a.s yang telah diutus oleh Allah Ta’ala untuk menegakkan persatuan dan
perdamaian, dan telah dinubuatkan oleh Hadhrat Rasulullah saw. Hanya itulah
caranya yang menjadi sarana untuk keselamatan mereka, agar mereka dapat
terlepas dari kerusuhan, huru-hara dan segala macam kesulitan. Untuk itu semoga
Allah swt memberi taufiq kepada semua. Amin !!!
Alihbahasa
Hasan Basri