Thursday, July 24, 2008

Al JABBAAR (2)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ


Tanggal 23 Mei 2008 Dari Mesjid Baitul Futuh, London – UK



Setelah mengucapkan Syahadat, Ta’awudz memohon perlindungan Allah Taala dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba / atba bersabda:

Dengan merujuk pada kata Jabbaar, merujuk pada khutbah Jum’at saya yang lalu, saya telah menerangkan tentang sifat Allah Al Jabbaar dan kaitannya dengan sifat jabbaar-nya manusia, di mana Jabbaar untuk Allah Taala itu berarti Satu Wujud yang mengadakan reformasi, me-rectify yang mengadakan perbaikan dan dengan alasan inilah YM. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. telah mengajarkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Ibnu Abbas r.a., bahwa pada waktu duduk di antara dua sujud, Nabi saw. mengajarkan kepada kita untuk membaca doa ini: “Allahummaghfir lii warhamnii wahdinii wa ‘aafinii warfa’nii wajburnii warzuqnii”, yang artinya: “Ya Allah, ampunilah saya dan kasihanilah saya dan berilah petunjuk kepadaku dan selamatkanlah aku, dan naikkanlah derajatku dan buatlah yang baik atas kekuranganku dan cukupkanlah keperluanku.” Wajburnii, semoga segala kondisi pisik, materiil, finansil, semua pekerjaanku akan dibuat benar dan tepat dengan merujuk pada sifat Jabbar Allah Taala ini.


Maka dengan alasan inilah, dengan mengingat perlunya ada dukungan reformasi dari Allah Yang Maha Kuasa, agar manusia dapat terhindar dari keadaan jabbaar, orang yang suka menyerang, yang merasa sangat kuat, menjadi orang yang sombong, orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya, terutamanya orang yang menentang kepada Nabi Allah, itulah orang yang termasuk di dalam kategori ini.

Sebuah wahyu yang diterima oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. : Atuubu waslamuu … wa lillaahi tabachu …
Yang artinya: Bertobatlah engkau dari semua dosa-dosa, dari pelanggaran dan dari ke-tidak-taatan serta adakanlah reformasi dengan memberikan perhatian yang penuh serta pengabdian kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Wahyu ini diterima pada tahun 1883, yaitu hampir 6 tahun sebelumnya beliau menerima bai’at yang pertama kalinya. Keadaannya pada saat itu adalah sedemikian rupa bahwa umat Nabi Muhammad saw. itu memerlukan adanya reformasi diri di mana orang-orang itu harus memberikan pengabdian kepada agama Islam dan harus menaruh perhatian terhadap Islam.

Dengan melalui Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang menjadi pusatnya reformasi pada zaman itu, pesannya itu adalah bahwa engkau itu harus menjadi orang yang sangat suci bersih dan senantiasa bersujud kepada Allah Taala. Mujaddid atau reformer yang tentang itu sudah dinubuatkan sebagai Al-Masih dan Al Mahdi yang dijanjikan tentang kedatangannya itu, pada saat itu dan bahkan pada saat sekarang ini pun, orang-orang Muslimin itu merasakan kekhawatirannya akan keadaan orang-orang Muslim ini. Dengan adanya gempa-gempa bumi dan azab dari langit itu tidak memberikan manfaat bagi mereka, jika mereka itu tidak mengadakan perubahan di dalam menjalankan kehidupannya mereka itu.

Wahyu yang diterima Hadhrat Masih Mau’ud a.s. : Alladziina …. ulaika ….. wa laatuhjannnahum …. Tawwaburrahiim.
Mereka orang-orang yang tobat dan merendahkan diri maka Aku akan membuat mereka berpaling kepada-Ku
Orang-orang yang menentang kepada Ahmadiyyah, ini adalah satu nubuatan yang besar, bahwa tidak akan ada orang yang dapat berperang melawan kepada Allah. Dengan melihat pada kemajuan yang dapat dicapai oleh Ahmadiyyah, apakah ini tidak cukup bagi pihak penentang itu untuk dapat mengerti? Semoga Allah Taala membukakan mata mereka.
Sekarang jika mereka berdiri menentang Al-Masih dan Mahdi, yang seharusnya mereka itu bertobat merendahkan diri dan berpaling kepada Allah SWT. serta menerima pendakwaan beliau itu; setiap umat dari Muhammad saw. haruslah melakukannya demikian, sehingga mereka akan berada di bawah bendera dan selimut jubah dari Yang Mulia Nabi Muhammad saw.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. merasa begitu khawatirnya terhadap umatnya Nabi Muhammad saw. itu di mana beliau senantiasa berdoa, di mana tujuan utama dari kehidupan beliau itu adalah untuk menyelamatkan umat Islam. Dan untuk tujuan utama inilah diturunkannya Al-Masih dan Mahdi tersebut.

Wahyu kepada Hadrat Masih Mau’ud a.s.: Rabbi aslim ….. (?)
Sesungguhnya Allah Taala akan memberikan kemenangan kepada beliau, inilah janji yang diberikan kepada beliau a.s., dan untuk alasan inilah maka kedatangan beliau itulah diterima. Kami itu sama sekali tidak merasa kecewa, bahwa mereka itu akan datang di bawah benderanya Al-Masih Muhammadi; saat itu sudah menjadi dekat dengan rahmat dan karunia Allah Taala. Inilah apa yang akan terjadi itu.

Tetapi mereka yang menentang pada Ahmadiyyah, yang disesatkan oleh orang-orang yang memusuhi Ahmadiyyah, mereka itulah yang harus merasa khawatir jika mereka itu tidak mengadakan reformasi atas diri mereka itu, karena ada dalam ancaman azab hukuman dari Allah Taala, Mereka itu masih menunggu-nunggu turunnya Imam Mahdi, Al-Masih Mau’ud, mereka itu merasa bingung dan gelisah dalam penantiannya itu, tetapi mereka tidak mau menerima wujud yang sudah datang ini. Bahkan mereka menyesatkan pada orang-orang yang lainnya serta menakut-nakuti mereka supaya jangan menerima yang sudah datang ini.

Seoran ulama besar di Pakistan, Ahrar Ahmad namanya menulis: Dasar testimony yang sudah berlangsung sejak 400 tahun terakhir itu, bahwa orang yang akan mengerjakan reformasi itu adalah seseorang yang dilahirkan di India; demikianlah kehendak Ilahi bahwa reformer itu akan lahir di benua Hindustan ini. Walaupun penjelasannya tidak begitu terbuka, namun hal itu menjadi sangat jelas bahwa menurut dia Khatamul Khulafa dan Imam Mahdi itu harus datang dari daerah ini. Tetapi sementara itu dia tidak mau melihat bagaimana kehendak Allah itu, jika seseorang itu sudah datang dan sudah mengumumkan kedatangannya, mengapa orang ini menutupi matanya dan berdiri dalam oposisi menentang wujud yang sudah datang itu? Perasaan dan pertimbangan keduniawian itulah yang telah memasang tirai yang menutupi matanya. Bukannya melihat tanda-tanda tersebut, tetapi mereka itu tidak mau mengerti, yang dengan tirai yang menutupi matanya itu mereka menjadi Shummum bukmun ‘umyun fa hum laa yarji-uun, mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka itu tidak akan kembali ke jalan yang benar.

Allah Taala telah menganugerahkan nur ilmu yang sangat jelas, tetapi ilmu tersebut tidak dijadikannya sebagai mercu suar cahaya, tetapi dikarenakan penentangan oposisinya kepada Al-Masih itu, maka mereka menjadi mahluk yang paling buruk di dunia. Hadits tersebut mengatakannya dengan amat jelas bahwa jika orang-orang itu benar-benar mencintai umat Muhammad ini maka mereka harus mau menerima petunjuk itu, karena jika tidak begitu maka ia akan berjalan berkeliling di kegelapan hutan belantara, yang menyesatkan pada orang-orang. Dalam keadaan yang demikian itu, maka Hadhrat Al-Masih pun tidak akan dapat membebaskan mereka dari penderitaannya.

Semoga Allah Taala mereformasi bangsa ini dan membuat mereka itu mengerti, di mana dukungan dan tanda-tanda dari Allah itu sudah memperlihatkan dengan jelas mana atau siapa yang baik dan siapa yang salah. Tanda-tanda itu adalah berupa rahmat kepada Hadhrat Masih Mau’ud as., di mana kepada beliau telah diberikan khabar suka tentang kemenangan dan sukses yang paling tinggi. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan pada tahun 1893 saya melihat di dalam mimpi, seseorang berkata kepada saya, nama engkau adalah kemenangan dan sukses keberhasilan. Kata-kata ini mengalir dengan lancarnya dari lidahku, yang akan dibuat lurus dan benar oleh Allah Yang Maha Kuasa. Allah Taala akan mengadakan reformasi dan telah memberikan khabar suka tentang hal ini. Makanya, setelahnya 100 tahun berjalan secara terus-menerus, pertanyaannya itu ialah apakah hal ini belum juga memberikan bukti yang cukup?

Allah Taala telah memberikan keyakinan dan dukungan bagi orang yang percaya dan beriman kepada-Nya. Beliau menerima wahyu ini: Bagaimana dan semoga Allah menegakkan kerukunan yang harmonis antara aku dengan saudaraku. Inilah satu penghormatan – compliment – kepada kepada beliau. Wahyu yang berkenaan dengan keakhiran dari permusuhan dan oposisi penentangan: Fahum …. Rabbaghfirlanaa ….. wa in kuntum sarakanallaahu ….. (?)

Beberapa dari orang tersebut menulis, selama ini kami berdiri menentang engkau, ampunilah dosa-dosaku ini, ia mengatakan kepadaku: Ya Allah aku telah berbuat salah, kedudukan engkau itu tinggi, saya merasa bersalah dengan menentang engkau, tidak ada azab hukuman terhadap engkau. Semoga Allah Taala mengampuni kami. Inilah yang akan terjadi dan merupakan tanda yang besar. Seorang Nabi besar telah diturunkan, dengan semua tanda-tanda yang datang dari Yang Maha Ghaib. Semoga Allah Taala memberikan kepada mereka pengertian dan kebijaksanaan dengan menerima Hadhrat Masih Mau’ud a.s., sebelum datang ancaman dari langit, karena musuh yang sangat sombong itu akan dihancurkan, Firman Tuhan dalam Kitab Suci Al Qur-aan (50:46): Nahnu a’lamuu bi maa yaquuluuna wa maa anta ‘alaihim bi jabbaarin fa dzakkir bil qur-aani may yakhaafu wa’iid – Kami lebih mengetahui apa-apa yang mereka katakan itu dan bukanlah engkau yang memaksa terhadap mereka itu. Maka berilah peringatan dengan Al Qur-aan kepada siapa yang takut akan ancaman azab dari-Ku.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan, untuk keperluan dan dengan alasan inilah beliau itu diturunkan. Semua Nabi-nabi Allah itu biasa menghadapi kesukaran dan kesulitan serta penyiksaan, itulah sebabnya mengapa Nabi Muhammad saw. itu lebih lama di masa berada di Mekkah yang 13 tahun, dibanding dengan masa di Medinah yang 10 tahun. Pada zaman awalnya itu beliau dan para sahabat beliau mendapatkan ujian dan penyiksaan-penyiksaan, orang-orang yang jahat menamakan beliau sebagai pendusta, tidak ada diberikan kesempatan bisnis duniawi, tidak ada nama atau panggilan buruk yang tidak dilemparkan kepada beliau-beliau. Rasulullah saw. menjalani penderitaan tersebut dengan penuh kesabaran, tetapi ketika musuh-musuh itu sudah bertindak melewati batas, dengan penganiayaan-penganiayaannya terhadap Nabi saw. maka was tahbaru jabbaariin aniid (?) - yaitu jika mereka sudah kelewat batas, maka mereka itu akan dihancurkan. Kehidupan Nabi saw. dan para pengikutnya selama di Mekkah itu amat menakutkan; lihatlah kepada para penentang Nabi itu, mereka yang selalu sibuk dengan perbuatan penentangannya, akhirnya mereka itu dihancurkan. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan rahmat belas-kasihan-Nya kepada umat Nabi Muhammad, Rasulullah saw. ini. Mengapa mereka yang umat Muhammad saw. ini tidak melihat pada sejarah leluhur mereka dahulu. Orang yang suka menyerang atau transgressor adalah jika mereka itu tidak mengenal kepada Imam Zaman.

Jika orang-orang non-Muslim mengatakan hal-hal yang buruk tentang agama Islam dan pendirinya Muhammad saw., maka mereka itu juga adalah penentang kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Apakah mereka itu tidak mendengarkannya baik-baik dan dengan penuh perhatian? Mereka itu seharusnya mengadakan reformasi dan perbaikan diri sendiri. Lihatlah matahari menyinarkan cahayanya di sana! Dan inilah ajaran yang diberikan kepada seluruh dan semua bangsa-bangsa. Adalah gampang saja untuk melemparkan kritik kepada orang lain, tetapi tidaklah mudah untuk mengadakan reformasi diri. Bukannya hanya dengan membuka mulut dan lidah saja untuk membuat perbaikan masyarakat itu. Lihatlah pada orang-orang di zaman dahulu, mereka biasa dan bisa mengadakan reformasi diri mereka. Inilah jalan untuk mengadakan perbaikan pada msyarakat, yaitu dengan melalui jalan cinta dan kasih-sayang.

Orang-orang yang tidak menaruh perhatian akan hal ini, yang tidak mau merubah sifat dan kelakuannya, mereka itu tidak akan memperoleh manfaat dari petunjuk yang datang dari Langit itu. Jika orang itu sudah mengambil dan memakan racun, maka bagaimana ia akan bisa mengobati orang-orang yang lainnya, karena ia akan mati dan orang lainnya pun akan mati juga. Pengobatan yang mereka lakukan itu tidak akan ada gunanya sama sekali, secara singkatnya yaitu jika mereka itu hanya menggunakan kata-kata yang busuk dan kasar, mereka hanya mengasah lidahnya untuk mengeluarkan kata-kata yang buruk.

Menurut saya, dengan tidak ada kesombongan, dengan tidak ada rasa kebanggaan diri, dan tidak dengan kedudukan posisi yang tinggi atau kedudukan secara finansil juga, jika Allah Taala itu melihat orang-orang ini suci dan bersih maka Tuhan akan menolong dia untuk mengadakan reformasi. Orang-orang itu membutuhkan nur-cahaya dari Langit, orang-orang tidak akan dapat melihat kecuali jika ada cahaya dari Langit. Saya katakan dengan sejujur-jujurnya, bahwa ketakwaan dari orang-orang itu datangnya dari Allah Yang Maha Kuasa, jadi tergantung pada Dia, Allah Taala. Inilah persyaratan untuk takwa itu. Takwa itu harus menganggap dirinya tidak ada apa-apanya, yang selalu bersujud dan berserah diri kepada Allah Taala, yang dengan penuh kerendahan hatinya memohon berkah dan rahmat dari Allah Taala, mencari nur – cahaya dari ketakwaan, yang dapat menciptakan enerji – nur dalam diri orang tersebut. Dengan rahmat belas-kasihan Allah, mereka akan memperoleh manfaat dari petunjuk ini, yang memberikan kepadanya pengertian serta keyakinan yang penuh. Dengan penuh kerendahan hati, dengan kesederhanaannya, dengan menganggap dirinya bukan apa-apa, dan jika orang itu mempercayainya maka kepadanya akan diberikan nur ini, di mana keadaan dirinya akan dibuat menjadi lebih baik lagi.

Yang tidak baik bagi seseorang itu adalah jika ia itu mengutuk kepada orang yang lainnya; ulama-ulama dewasa ini keadaannya sama, begitu juga. Oleh karena itu, mestinya dengan kesederhanaan, dan dengan rasa rendah diri, itulah jalan harus digunakan, di mana orang-orang itu harus menggunakan cara ini. Orang-orang yang merasa memiliki banyak ilmu, orang-orang yang sombong dan bersifat kasar, itulah orang yang tidak dapat mengadakan reformasi diri.

Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan di satu tempat, cara untuk reformasi ini adalah sangat berguna dimana perintah dan petunjuk itu datangnya dari Allah Yang Maha Kuasa. Bagaimanakah Nabi itu dikirimkan, bagaimanakah reformasi dan pengobatan itu dijalankan? Kondisi umat Islam yang sangat kritis sekarang ini memerlukan pengobatan, memerlukan penyembuhan. Para doctor yang tidak bisa mendiagnosi penyakitnya secara benar, maka ia tidak memiliki metode penyembuhannya yang tepat; yang ada pada mereka hanyalah motif untuk mementingkan diri sendiri saja. Untuk keperluan penyembuhan ini sudah datang, namun mereka sama sekali tidak menyadarinya, bahwa sudah ada yang dikirimkan untuk keperluan tersebut. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan itulah diri saya, yang sudah dikirimkan semata-mata untuk keperluan ini, untuk mereformasi keadaan hati manusia. Kata-kata bicara saja, walaupun dikeluarkan dengan sangat fasihnya tidak akan dapat membuat reformasi, tetapi reformasi ini hanya dapat dikerjakan dengan ruh spirit dari Kitab Suci Al Qur-aan, dengan petunjuk yang datang dari Allah Taala. Bilamana dalam Al Qur-aan difirmankan:
…….. Dan tiada sesuatu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka seorang pemberi ingat. ….. Wa im min ummatin illa khalaa fiihaa nadziir. Bukankah Nabi itu sudah datang kepadamu? Peribahasa Persia mengatakan: Engkau baru bisa mengenal Tuhan dengan melalui Tuhan! Bukan hanya melalui sembarang pemimpin atau imam yang begitu saja. Tetapi dengan tanda-tanda khusus dari Tuhan yang turun melalui dia yang diangkat sebagai Imam Zaman.

Ada Hadits tentang imam zaman ini. Rasulullah saw. bersabada: “Manl lam ya’rif imaama zamaanihi fa qad maata mayyatal jaahiliyyati”; “Orang-orang yang tidak mengenal Imam zaman-nya maka ia akan mati sebagai orang jahiliyah, yakni dalam keadaan seperti sebelum Islam.” (Hadits riwayat Abu Daud dan Kanzul Ummal). Semoga Allah Taala menyelamatkan umat ini dari kematiannya yang secara jahiliyah.

Sudah banyak orang yang mendengarkan khutbah ini; mereka harus mau mendengarkan pada suara Imam Zaman ini, yang dapat didengarnya melalui MTA – Muslim Television Ahmadiyya -, untuk beriman dan menerima kebenaran dari Imam Zaman ini. Dengan penuh kesederhanaan dan kerendahan hati yang besar, kami harus bersujud dan berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa; semoga kami akan mendapatkan manfaat dari Nur – cahaya yang dari Langit ini, yang semoga akan terus dan senantiasa menerangi hati kita-kita semua. Aamiiin.


(Khutbah yang secara tepatnya dan selengkapnya harap dibaca/dlihat di: http://www.alislam.org)

Mersela, 27-5-2008