Thursday, July 24, 2008

Haqiqat Jalsah, Pentingnya Salat dan Berakhlak-Fadillah.

2 Mei 2008, di Nigeria, West Africa.

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau dari Nigeria. Huzur mengatakan, Jalsa Salana Jamaat Nigeria ke-58 dengan ini sekaligus diresmikan. Beliau bersabda, berkat karunia Allah Swt, di saat umumnya manusia kini melupakan Tuhannya, kaum Ahmadi hampir di setiap negara menyelenggarakan Jalsa semata-mata untuk mencari keridhaan Tuhan. Berkumpul bersama selama beberapa hari setahun sekali untuk perbaikan akhlak rohani diri sendiri demi ridha Ilahi semata. Untuk maksud itulah Allah Swt mengutus Imam Mahdi / Al-Masih a.s. ke dunia. Maka jika tidak mengalami inqillabi haqiqi atau tidak berniat semacam itu ketika datang pada Jalsah ini, Hadhrat Imam Mahdi a.s. bersabda, hal itu akan menjadi sia-sia.


Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda dengan sangat jelas, bahwa mengumpulkan ribuan orang semacam ini tidak dimaksudkan untuk unjuk kekuatan kepada dunia. Pikiran semacam itu mengganggu beliau. Berbagai macam pidato dan ceramah dengan tema menarik dan mengagumkan disampaikan oleh berbagai orator dan ulama besar. Namun, hal itu semua akan percuma apabila tidak membawa efek perbaikan kepada jamaah.
Huzur bersabda, kita telah menerima kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang oleh karena itu kita hadir di Jalsah ini, maka semua hal ma'ruf yang kita dengar akan menjadi bagian perbaikan kehidupan kita. Semoga Allah Swt memudahkan kita semua untuk meningkatkan kehidupan kita sesuai standar yang dikehendaki Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Hal ini tak dapat dicapai tanpa adanya karunia khas Allah Taala, yang untuk mendapatkannya, harus ada perbaikan rohani yang dilakukan dengan penuh istiqamah. Barulah kemudian karunia khas itu datang dan Dia pun menerima amal kebaikan dari hamba-Nya yang sejati itu. Allah berfirman di dalam Alqur’an Karim: الَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ , dan barangsiapa yang berjuang keras di jalan-Ku, maka sesungguhnya Aku pun akan memberi jalan petunjuk menuju ke arahKu ( 29: 70).

Menerangkan ayat tersebut, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, upaya keras diperlukan untuk memperbaiki nafs (akhlak) diri sendiri. Berbagai macam Salat dan doa harus dikerjakan. Membelanjakan harta di jalan Allah, dan lain sebagainya yang seiring dengan amal shalih tersebut agar tetap berada di jalan istiqamah-Nya. Sebagaimana orang sakit yang pergi ke dokter, jika ia ingin cepat sembuh, minumlah obat yang diberikan. Kerjakan semua nasehatnya, dan jauhi larangannya. Begitu pulalah hendaknya orang yang hendak menghilangkan penyakit rohani mereka. Tidak cukup hanya sebatas di mulut saja. Melainkan juga dengan cara menempuh berbagai cara latihan yang Allah Taala telah berikan.

Huzur bersabda, inilah tugas setiap orang Ahmadi Muslim, perlu mengerjakan hal tersebut secara dawam terhitung sejak ia menyatakan baiat kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Jalsa Salana ini pun salah satu cara untuk memudahkan berbagai ikhtiar tersebut, yakni usaha pendekatan diri kepada Ilahi agar berubah lebih baik lagi. Huzur bersabda, kenyataan anda sekalian datang menghadiri Jalsah dengan jumlah besar ini menunjukkan bahwa setelah Baiat, kita berhasrat untuk mensucikan diri. Huzur menekankan agar setiap Ahmadi yang hadir berikhtiar bersama untuk mencapai hal ini pada kesempatan 3 (tiga) hari kemuka. Hanya dengan cara itulah maksud dan tujuan haqiqi ber-Jalsah ini dapat tercapai.

Mendirikan Salat Yang Sempurna.
Huzur bersabda, salah satu cara yang efektif untuk memperoleh kedekatan diri dengan Allah Swt adalah kesadaran untuk senantiasa mendirikan Salat secara dawam. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. pun manakala menekankan perbaikan rohani, beliau pertama-tama sangat menganjurkan untuk mengutamakan Salat; yakni 'wajjahtu' kepada Allah. Karena apabila manusia kembali kepada Allah dengan segenap hati dan pikiran, maka Allah pun menerima niat suci mereka, dan memberikan perubahan suci kepada mereka. Menjauhkan diri mereka dari amalan yang sia-sia, dhoif, mubazir dan keliru. Allah mengarahkan mereka hanya kepada hal-hal yang afdhol. Allah berfirman di dalam Alqur’an:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
Sesungguhnya, Salat menghindari kamu dari berbagai keburukan dan kemunkaran…’(29:46).
Huzur bersabda, inilah pernyataan Allah Swt, bahwa Salat dapat menghindari kamu dari berbagai keburukan dan kemunkaran. Akan tetapi boleh jadi ada pihak yang menyaksikan, ada setengah orang yang meskipun tampak dawam Salatnya dan bahkan pergi Hajji tetapi perbuatannya lebih buruk dibandingkan dengan orang yang tidak beriman. Nyatalah bahwa salat mereka tidak membawa perubahan suci kepada diri mereka. Mengapa demikian ? Hendaknya difahami, yang salah bukanlah salatnya, melainkan orang yang mengerjakannya. Yakni, mereka tidak mendirikan Salat sesuai dengan rukun persyaratannya. Ingatlah, manakala Alquran menyatakan bahwa Salat mencegah orang dari perbuatan buruk, di situ pula pertama-tama ditegaskan 'aqimush-shalaat...', yakni dirikanlah Salat (29:46). Kerjakanlah Salat dengan segala persyaratan yang diwajibkan. Jika hal ini sudah benar-benar dilakukan, maka tidak ada keraguan sedikitpun Salat yang demikian itu akan mencegah mereka dari perbuatan buruk dan kemunkaran. Huzur mengingatkan, salah satu persyaratan untuk mendirikan Salat yang sempurna adalah menyempurnakan wudhu dengan baik, membersihkan diri, dan mendirikan Salatnya berjamaah di masjid bagi kaum pria, yakni ber-'wajjahtu' kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati.

Rasulullah Saw menasehati perkara ini dengan bijak, yakni jika anda mulai berdiri hendak mendirikan Salat, pusatkanlah hati dan pikiran, seolah-olah Allah tengah mengawasi diri anda.

Huzur bersabda, sadarlah dengan sesadar-sadarnya di dalam hati dan pikiran anda, bahwa Allah Yang Maha Mengetahui tengah mengawasi diri anda. Jangan sekali-kali berpikir bahwa Allah acuh tak acuh terhadap diri anda. Karena Tuhan kita adalah Allah yang tidak dapat dikecoh. Dia Maha Mengetahui manakah Salat yang didirikan dengan ikhlas sepenuh jiwa dan raga, dan mana yang bersifat munafik, hanya ingin dilihat orang. Senyatanya hanya Salat yang didirikan dengan ikhlas semata-mata lillahi Taala yang diterima. Salat yang mensucikan kalbu; yang dapat mencegah manusia dari keburukan. Oleh karena itu, manakala setiap orang Ahmadi mendirikan Salat, hendaknya mereka mengupayakan Salat yang paripurna semacam itu. Jika tidak, betapapun tampaknya orang itu shalih, akan tetapi apabila setiap amalannya tidak didasari dengan ketakwaan, maka Salatnya tidak diterima Allah Taala. Malahan, dikarenakan ucapannya berbeda dengan perbuatan, hati dan pikirannya, maka Salat mereka itu justru akan mencelakakan mereka.


Inilah maksud yang dinyatakan di dalam Alqur’an: ‘Fawailull mushalliina...; celakalah mereka yang salat itu; alladzina hum an-shalatihim saa-hun; yakni yang salatnya tidak khusyu‘(107:5&6).
Huzur menerangkan ayat ini merujuk kepada setengah orang yang tampak menegerjakan salat akan tetapi pikirannya senantiasa tertuju kepada kepentingan duniawi. Bahkan sebagian dari antara mereka pun pergi Hajji akan tetapi Salat dan Hajji mereka tidak berhasil memperbaiki akhlak perbuatan mereka. Mereka melupakan kenyataan dalam praktek kehidupan mereka sehari-hari, bahwa Allah tidak hanya mengawasi Salat-salat mereka, melainkan juga atas setiap perkataan mereka dan amal perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sabda Huzur, adalah demikian penting untuk meluruskan amal perbuatan masing-masing agar Salatnya diterima Allah Swt. Kalau tidak, jika perkataanmu tidak sama dengan amal perbuatanmu, Allah mengkategorikan hal ini di dalam firman-Nya, ‘alladzina hum yura'uuna', yakni mereka yang bersikap pamer (107:7). Huzur mengingatkan, Salat yang demikian itulah yang justru mencelakakan mereka, alih-alih mencegah mereka dari kemunkaran.

Meningkatkan Akhlak Fadillah.
Huzur bersabda, ingatlah selalu, bahwa kita telah menerima kebenaran Imam Zaman dan menyatakan 'ukhrijat linnas', yakni lebih afdhol dibandingkan yang lain. Namun pernyataan di mulut saja tidaklah cukup sebelum benar-benar terlihat adanya perubahan suci di dalam diri sendiri; yang untuk itu kita perlu mendirikan Salat dengan benar agar terhindar dari segala perbuatan buruk. Jika Salat-salat anda tidak membawa perubahan, prihatinlah atas nasib kehidupan anda. Adalah tugas setiap Ahmadi Muslim, sebagai mukminin yang terutama dan mengutamakan menjaga Salat-salat mereka. Menjadikan amalan Salat-salat mereka sebagai standar perubahan akhlak; atau, mengukur ketinggian akhlak seseorang dari makbulnya Salat dan doa-doa mereka. Jika kita tidak berupaya menjaga keutamaan akhlak fadillah, yakni tidak berusaha menjaga diri dari berbagai keburukan duniawi, maka sama artinya kita tidak berikhtiar untuk meningkatkan akhlak rohani dan tidak menjaga amal ibadat Salat. Setiap Ahmadi hendaknya selalu ingat, bahwa langkah pertama dalam berjuang keras untuk mengadakan perubahan rohani adalah mendirikan Salat dengan sempurna. Barulah kemudian berdzikrullah, dan membelanjakan harta di jalan Allah sesuai dengan kemampuan. Rasulullah Saw besabda, bersedekah dan amal jariah dapat menghilangkan berbagai malapetaka. Huzur bersabda, pada zaman sekarang ini, malapetaka apalagi jika bukan beupa sifat mengagungkan materialisme, segala bentuk perbuatan a-moral dan mengabaikan peribadatan kepada Tuhan? Yang kesemuanya itu menggiring kehidupan manusia kepada jurang kehancuran ? Oleh karena itu, sedapatnya berusahalah untuk bersedekah dan beramal jariah membelanjakan harta di jalan Allah semata-mata untuk menarikh ridha Ilahi; tidak untuk berpamer. Setiap amal baik yang dilakukan hanya untuk mencari keridhaan Tuhan akan makbul, karena Allah sangat peka terhadap niat setiap orang. Setiap amal perbuatan yang dilandasi niat ikhlas, pasti akan meningkatkan derajat ketakwaan.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, untuk perbaikan rohani (nafs) ke peringkat yang lebih baik, perlu melakukan berbagai daya dan upaya; sekaligus mengenakan berbagai atribut akhlak yang telah diperintahkan Allah. Seperti halnya perintah untuk berbicara dengan suara merendah dan sopan. Memperlakukan orang lain dengan sopan santun. Menjunjung tinggi amanah. Terutama kepada setiap anggota pengurus Jemaat, Huzur mengingatkan, setiap jabatan yang mereka sandang adalah amanah. Maka melaksanakan tugas pekerjaan Jemaat dengan sebaik-baiknya adalah menjujung tinggi amanah. Ingatlah, Allah tidak menyukai para pengkhianat (mereka yang tidak memegang amanah). Mereka yang terluput dari kedekatan dengan Allah Swt tidak akan sejahtera di dunia maupun akhirat. Allah akan menghukum mereka yang tidak menghormati tugas kewajibannya dengan cara merantai mereka dalam suatu pengharapan yang hampa. Huzur bersabda, sebagaimana telah beliau sampaikan, Allah mengawasi setiap amal perbuatan anda semua. Anda dapat menipu manusia, akan tetapi tidak terhadap Allah. Senantiasalah junjung tinggi sikap menjaga amanah.

Haqiqat Baiat Kepada Imam Zaman.
Laksanakanlah setiap ikrar janji anda. Setiap Ahmadi memiliki janji Baiat. Janji yang telah diperbaharuinya setelah Baiat menerima kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s.. Maka muliakanlah salah satu kewajibannya ialah akan meningkatkan peribadatan kepada Allah, dan melaksanakan berbagai perintah Allah lainnya. Huzur bersabda, hendaknya senantiasa diingat, setiap amal perbuatan yang ditujukan untuk meraih ridha Allah Swt adalah termasuk ibadah.

Di antara berbagai ahklak fadillah yang diperintahkan, adalah untuk senantiasa berkata lurus. Kejujuran dan amanah tercermin dari berkata-kata lurus (qawl e sadeed), tanpa bersilat lidah. Berbicaralah dengan lugas yang disertai dengan bukti-bukti pendukungnya; tidak meragukan. Jauhilah pula sikap iri hati dan dengki karena akan membakar diri sendiri dan menyusahkan orang lain. Jauhilah dan berdoalah agar dihindarkan dari sikap buruk tersebut. Pada saat sekarang ini banyak pihak yang iri dan dengki melihat kemajuan Jemaat. Mereka tampak bersahabat akan tetapi secara diam-diam berupaya untuk menyusahkan kita. Huzur bersabda, maka apabila kita tidak bersatu padu dalam tali persaudaraan, yakni saling membenci satu sama lain, bagaimana mungkin kita dapat melindungi diri kita dari kebencian orang lain ? Oleh karena itu jadikanlah diri kita sebagai contoh istimewa dalam berkasih sayang dan harmonis satu sama lain.

Buatlah Rencana Kerja Yang Efektif.
Allah pun memerintahkan agar menjauhi hal-hal yang laghwi, mubazir atau sia-sia karena akan menjerumuskan anda kepada suasana syaithani. Pendek kata, panjang sekali daftar berbagai perintah Allah tersebut.

Menasehati Jamaat Nigeria, Huzur bersabda, khusus untuk Jamaat maupun Badan-badannya, buatlah berbagai rencana kerja untuk mengkampanyekan dan meningkatkan akhlak fadillah di dalam organisasi masing-masing. Yakni, meningkatkan standar akhlak fadillah pada golongan Ahmadi lama, dan menanamkan sikap perbaikan akhlak pada mubayyin baru. Badan-badan hendaknya membuat progra kerja yang dapat mengikut sertakan para mubayin baru untuk ikut aktif di dalamnya.

Huzur bersabda, beliau akan menguraikan lebih lanjut perkara pentingnya memiliki sikap akhlak yang mendasar pada dua pidato Jalsah beliau nanti. Perkara ini hendaknya didengar dengan sebaik-baiknya untuk kemudian dilaksanakan. Huzur bersabda, hendaklah senantiasa diingat, Jubilleum Seabad Khilafat Ahmadiyah adalah suatu karunia Allah Swt, yang Dia telah janjikan bagi mereka yang teguh beriman dan beramal shalih. Oleh karena itu kita wajib memelihara Salat dengan baik dan dawam. Senantiasa menjaganya dari kelemahan. Allah menjanjikan karunia Khilafat ini secara khusus bagi mereka yang benar dalam peribadahannya. Oleh karena itu harus terlihat adanya upaya nyata perubahan suci. Dan Jamaat Nigeria adalah salah satu Jama’at yang menerima langsung dari tangan pertama (Khalifah) keberkatan Khilafat ini.

Oleh karena itu hargailah setinggi-tingginya keberkatan ini. Jama’at anda mengetahui dengan sangat, mereka yang memisahkan diri beserta dengan masjid-masjidnya kini tidak jelas statusnya. Sebaliknya, mereka yang tetap setia kepada karunia Khilafat dan menjunjung tinggi janji Baiat mereka telah dikaruniai banyak keberkatan oleh Allah Swt. Huzur bersabda, kini, berbagai keberhasilan Jemaat dapat disaksikan di berbagai tempat, dan kehadiran ribuan orang dalam Jalsah Salanah sebagai bukti adanya karunia Khilafat. Huzur mendoakan semoga kita senantiasa sadar akan tanggung jawab kita masing-masing. Semoga Allah Swt memudahkan kita untuk terus menerus menerima karunia keberkatan adanya Khilafat ini.


transltByMMA/LA.050408
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.