Tanggal 14-07-2006 di Mesjid Baitul Futuh, United Kingdom
Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba bersabda:
Di dalam dua khutbah yang terakhir saya telah membicarakan pertolongan dan
dukungan dari Allah Taala. Pertolongan dan dukungan yang Allah Taala berikan
kepada Nabi-Nya itu dan juga kemudiannya setelah itu, Dia pun memperlakukan
dengan cara yang sama kepada Jama’at yang dibentuk oleh Nabi itu, sehingga
dengan memperlihatkan Tanda pertolongan dan dukungan tersebut Dia dapat
memperkuat keimanan dari orang-orang yang beriman, orang mukminin.
Di dalam dua khutbah yang terakhir tersebut saya sudah menyebutkan perihal
seorang yang pencinta berat kepada Y.M. Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. , yaitu
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s., bahwa bagaimana
Allah Taala telah melindungi beliau dari serangan musuh-musuh dan telah
disampaikan beberapa contohnya dari pertolongan dan dukungan Tuhan yang sangat
istimewa itu. Pertolongan dan dukungan Ilahi kepada manusia yang dicintai-Nya
ini tidaklah berakhir jika nabi tersebut meninggalkan dunia ini, di mana Allah
Taala itu memperlakukan para pengikut Nabi itu dan Jama’at mereka dengan cara
sama. Yaitu di sini sebagai suatu Jama’at dari para pengikut nabi a.s. itu, kami
melihat Pemandangan dari pertolongan dan dukungan-Nya ini. Tetapi tidak itu
saja, kepada individu yang perseorangan pun, kepada mereka yang bertindak dan
bekerja mengikuti ajaran nabi itu, maka perlakuan dari Allah seperti itu terus
berlanjut.
Sebagai contohnya, kami melihat bagaimana Jama’atnya dari putera rohani Y.M.
Rasulullah s.a.w. itu baik sebagai suatu jama’at atau pun pengikutnya secara
individu, Allah telah memperlihatkan Tanda yang sedemikian rupa yang menjadi
sarana untuk meningkatkan keimanan para anggota Jama’atnya itu. Sebagai sebuah
Jama’at, kami melihat bahwa dengan sudah wafatnya Hadhrat Masih Mau’ud a.s.,
para penentang Jama’at berpikir bahwa sekarang akan habislah Jama’at itu. Tetapi
sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah bersabda bahwa: “Oh para sahabat-ku,
adalah kebiasaan Tuhan, sunatullah dari sejak zaman dahulu kala, bahwa Allah
juga memperlihatkan kekuatan-kekuatan-Nya sehingga Dia dapat menghancurkan
pengharapan-pengharapan palsu dan kegembiraan dari para penentang Nabi”.
Betapa kami melihat kebenaran dari kata-kata beliau a.s. itu. Maka pada saat
Allah memakaikan jubah ke-khalifahan pada Hadhrat Khalifatul Masih yang pertama,
hal ini telah menghancurkan kegembiraan dari pihak lawan, di mana orang-orang
mukminin itu sekali lagi berkumpul pada satu tangan. Kemudian pada saat
meninggalnya Hadhrat Khalifat-ul-Masih yang pertama, kami melihat betapa Allah
Taala itu telah menolong dan mendukung orang-orang yang beriman, orang mukminin
ini. Walaupun dengan adanya usaha-usaha pihak musuh dari dalam dan dari luar
itu, Tuhan telah menghancurkan pengharapan sia-sia dari para musuh dan
memberikan kendali dari perahu Jama’at Ahmadiyyah ini kepada seorang anak muda
yang diangkat oleh Tuhan menjadi Khalifatul Masih II itu, yang senantiasa terus
bergerak memajukan Jama’at ini dan Tuhan pun terus memberikan kepada Jama’at ini
kemajuan demi kemajuan dan terus maju lagi. Dikarenakan oleh pertolongan dan
dukungan yang khusus dari Tuhan itulah, maka standard
dari Ahmadiyyah akan terus berkibar di berbagai dan diseluruh Negara-negara di
dunia. Kemudian pada waktu Ke-Khalifahan yang ke-3, datang saatnya para musuh
itu berusaha untuk membuat Jama’at ini putus pengharapan, membuatnya frustasi
dan mereka berusaha untuk memotong tangan-tangan Jama’at ini.
Tetapi, dengan pertolongan dan dukungan daripada-Nya, Allah tidak akan
membiarkan langkah-langkah dari Jama’at dan para pengikutnya itu untuk mundur,
namun Jama’at ini terus bergerak melangkah maju. Jadi hasil dari ucapan orang
yang memusuhi itu, bukan hanya tangan-tangan mereka saja yang dipotong, namun
juga kepala-kepala mereka yang memusuhi Jama’at itu telah terpenggal. Ini
bukanlah pekerjaan dari manusia tetapi ini benar-benar merupakan Pemandangan
dari pertolongan dan dukungan dari Allah.
Kemudian di zamannya Khalifah yang ke-4, pihak lawan berpikir, sekarang kita
punya rencana yang amat cerdik dan licik di mana pemimpin lawan itu berpikir
bahwa kami sekarang dapat mengambil langkah-langkah yang sedemikian rupa
sehingga Jama’at Ahmadiyyah itu akan dilarang di berbagai sudut sehingga tidak
punya jalan keluar dan akan mati dengan sendirinya; itu menurut pikiran mereka.
Tetapi, dengan merujuk pada berbagai wahyu-wahyu yang diterima, Allah telah
berjanji kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa Aku Allah akan menolong kamu.
Itulah Khalifah dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang dengan pertolongan dari
Tuhan itu telah membuat frustasi semua rencana mereka yang licik dari pihak
lawan itu, serta telah mengalahkan mereka yang berusaha untuk menghancurkan
Khilafat dan Jama’at Ahmadiyyah ini. Bahkan sesuai dengan janji-Nya kepada
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh
penjuru dunia, Allah Taala telah membuka jalan yang sedemikian
rupa dan menolong beliau dengan cara yang sedemikian, sehingga musuh-musuh itu
menjadi benar-benar dibuat frustasi sama sekali.
Semua orang tahu bahwa sarana terbesar dalam penyampaian pesan tabligh ini
adalah melalui MTA, yang dikenal dengan parabola saluran Televisi Muslim.
Kemudian setelah wafatnya Hadhrat Khalifah yang ke-4, pihak lawan berharap bahwa
barangkali sekarang perkara ini akan sampai pada akhirnya dan barangkali
sekarang Jama’at itu akan mulai pada jalan menurunnya. Tetapi orang-orang yang
bodoh itu tidak tahu dengan apa rencana dari Tuhan itu. Allah Yang telah
berjanji kepada Al-Masih Zaman ini dan yang telah mengangkat beliau dengan
janji-janji pertolongan dan dukungan daripada-Nya itu. Dukungan Allah tersebut
tidaklah akan berakhir atas keinginan ataupun dengan usaha-usaha mereka yang
memusuhi Jama’at-Nya itu. Insya-Allah, janji-janji kepada Hadhrat Masih Mau’ud
a.s. ini ada berhubungan dengan seseorang individu, dan kepada Jama’at yang
mencintai Hadhrat Masih Mau’ud a.s., sebagaimana yang telah dinyatakan oleh
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat
menghalangi jalannya ini. Janji-janji tentang dukungan Allah ini dapat kami
saksikan pada setiap langkah dan pada setiap hari. Insya-Allah bagaimana Allah
Taala itu telah menolong dan mendukung Jama’at ini di sepanjang tahun itu akan
diuraikan di dalam pidato pertemuan tahunan Jalsah Salanah nanti. Sekarang saya
tidak akan menjelaskannya secara rinci, tetapi memberikan secara singkatnya
sebagai pendahuluan tentang apa yang saya katakan bahwa betapa Allah Taala terus
membuatnya frustasi usaha-usaha dari para pihak lawan tersebut.
Sebagaimana yang saya katakan bahwa kepada perseorangan pun Allah ada
memperlihatkan pemandangan dari pertolongan dan dukungan-Nya kepada orang-orang
beriman itu, sebagaimana yang telah Allah janjikan, yaitu kepada mereka yang
bekerja dan bertindak sesuai dengan ajaran-Nya dan mengikuti Utusan-Nya. Mereka
yang Allah telah memberikan kemampuan kepadanya untuk menjadi contoh-contoh dan
yang telah memerintahkan kepada mereka untuk mendirikan shalat dan berdo’a, yang
terkemuka di dalam pengurbanan finansilnya serta senantiasa berpegang teguh
kepada Tuhan, taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan juga kepada system Khilafat;
maka kalian dapat melihatnya bahwa Allah juga akan memperlihatkan kepada kalian
tentang Pemandangan dari pertolongan dan dukungan-Nya pada setiap langkah.
Di zamannya Y.M. Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. dan di zamannya Khalifah
Rasyidah yang memperoleh petunjuk daripada-Nya, sejarah mengatakan kepada kita
tentang contoh-contoh dari dukungan tersebut. Dan seperti itu pula di zaman
Al-Masih-nya dari Nabi Muhammad s.a.w. ini kami melihat pertolongan dan dukungan
dari Allah itu pada saat-saat yang sulit. Hari ini saya akan memberikan di
hadapan saudara-saudara contoh-contoh dari beberapa orang-orang tua kita dahulu
yang shaleh, betapa Allah telah memberikan dukungan-Nya kepada mereka yang sudah
beriman dan mempercayai Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu, dan yang sedang bekerja
di lapangan untuk beliau, yang terus menerus ditolong oleh-Nya bahkan sampai
hari ini juga. Ini adalah satu bukti kenyataan bahwa memang dan sudah pasti
bahwa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. adalah seorang yang pilihan dari Tuhan. Untuk
memperkuat keimanan dari orang-orang mukminin ini, maka Allah Taala telah
memperlihatkan kepada mereka Pemandangan dari
pertolongan dan dukungan tersebut, yaitu sebagai berikut.
Hadrat Maulana Ghulam Rasul Sahib Rajiki menyebutkan satu peristiwa di dalam
kehidupannya, dimana satu kali katanya saya pergi ke Teragadhu yang jaraknya
sekitar 1 ½ mil dari kampung kami, di mana kebanyakan dari orang-orang ini
menghormati keluarga kami dan kami pun punya murid di sana, oleh karena itu saya
mentablighkan Ahmadiyyah dan ketika saya kembali dari sana, saya menyanyikan
beberapa ba’it syair dalam bahasa Punjab yang berkaitan dengan kedatangan
Al-Masih. Kebetulan kepala desanya ada di sana, di mana ia melihat saya ke luar
dari mesjid, Maulvi Kalimullah yang Imam mesjid juga melihat saya, maka keduanya
kelihatan bermusyawarah. Mereka melihat ba’it dari syair tersebut tertempel di
dinding mesjid, mereka berpikir bahwa orang Mirzai ini telah mengotori mesjid
mereka.
Apa yang dikerjakannya adalah ia memilih 7 orang pemuda kuat yang harus
menangkap dan mengikat saya serta membawanya kepada mereka. Ia mengatakan bahwa
rencana mereka adalah untuk memaksa menghapus tulisan tersebut dan membunuh
saya. Jadi mereka menyuruh 7 orang pemuda itu untuk mengejar-ku, tetapi di kala
itu saya seorang pelari cepat, oleh karena itu saya sudah ke luar dari kampung
tersebut sebelum orang-orang itu datang, dan saya pun tiba di kampung-ku,
orang-orang ini menjadi frustasi, kemudian pulang dan merasa kalah. Ke-esokan
harinya seseorang yang masih pengikut ayah-ku datang dari kampung tersebut dan
menceriterakan seluruh insiden itu kepada ayah-ku dan kemudian ayah-ku
mengatakan kepada saya, itulah rencana mereka terhadap engkau itu; engkau
haruslah berhati-hati!
Ketika saya mendengar hal ini dari ayah-ku, saya mengambil air wudhu dan
menyibukkan diri saya dalam shalat dan berdo’a; saya berserah diri kepada
Tuhan-ku, bahwa orang-orang ini hendak menghentikan-ku dari mentablighkan
Al-Masih-Mu. Ghulam Rasul mengatakan bagaimana saya harus menghentikan pekerjaan
ini. Saya merasakan sedih yang amat mendalam sehingga saya menjadi tertidur dan
segera setelah selesai shalat, Allah berbicara kepada saya, mengatakan kepada
saya dengan penuh rasa kasih sayang dan menjanjikan dukungan-Nya: Siapa yang
hendak menghentikan engkau? Kepala Desa itu? Aku akan masukkan dia ke dalam
liang kubur 11 hari dari sekarang. Saya sampai di Kampung Teragadhu itu pada
ke-esokan harinya dan menanyakan di mana Kepala Desanya, dan menanyakan
alamatnya dan saya membawa sebuah kabar dari Tuhan untuknya, yaitu bahwa 11 hari
dari mulai sekarang ini ia akan dimasukkan ke dalam kuburan dan tidak akan ada
orang yang bisa menghalangi takdir Tuhan ini. Mereka mengatakan
bahwa Kepala Desanya sudah berangkat pergi ke satu desa lain di sebelah timur
Gujarat. Ia mengatakan saksikanlah bahwa Kepala Desa ini akan dimasukkan ke
liang kubur dalam waktu 11 hari dari sekarang dan tidak ada yang bisa merubah
takdir Ilahi ini. Mereka semua berkecamuk bicara dan terkesima mendengar hal
tersebut. Memang itulah yang terjadi bahwa Kepala Desa dimaksud jatuh sakit, ia
merasa sakit pada dadanya, dan di dalam beberapa hari sakitnya itu bertambah
parah sehingga keluarganya membawa dia ke rumah sakit di Gujarat dan tepat dalam
waktu 11 hari ia meninggalkan dunia yang fana ini, ia bahkan tidak diberikan
kesempatan untuk dikuburkan di pekuburan di kampungnya sendiri.
Kemudian, Maulana Nazir Ahmad Mubasher menceriterakan bahwa pada bulan Juli
1939 seorang pemuda dari Ghana setelahnya pergi haji ke Baitullah dan
mendapatkan pendidikan agama di sana; setelah kembali dari Mekkah ia tinggal di
Sherhana, Ghana dan ia mulai melancarkan propaganda menentang kita untuk mencari
kemashuran dirinya. Ia mengatakan saya baru pulang dari Mekkah, dan orang-orang
Ahmadi itu berkata dusta. Propagandanya itu sedemikian kerasnya sehingga Kepala
Wilayah ini yang namanya Muhammad datang menemuiku di Saltpond dan
menceriterakan tentang propaganda dari orang tersebut dan bahwa engkau harus
berbuat sesuatu terhadapnya. Saya katakan bahwa saya sedang sibuk di dalam
pekerjaan saya, maka boleh ajaklah salah seorang dari siswa-ku. Kepala Suku yang
datang itu ia memaksa-ku bahwa Maulana Sahib-lah yang harus datang sendiri ke
sana.
Jadi, kata dia, saya sendirilah yang harus pergi ke kampung tersebut; anggota
Jama’at dari berbagai desa sekitarnya juga datang. Saya ingin berbicara dengan
dia dalam bahasa Arab dan ia memberikan alasan yang lemah bahwa ia tidak bisa,
kemudian orang-orang mengatakan bahwa saya harus berbicara berkah-berkah dari
Tuhan. Setelahnya itu saya bertanya jika ada orang yang ingin mengajukan
pertanyaan, tetapi tidak ada yang bertanya. Dengan keadaan ini saya tinggal di
sana selama satu malam dan kemudian kembali. Kebiasaan di Ghana adalah jika dua
kelompok bertikai, jika salah satu kelompok itu keluar sebagai pemenang, maka
sebagai tanda kemenangannya itu ia mengikatkan kain putih pada kepala dan
tangan mereka serta mengadakan pawai berkeliling tempat tersebut dan mengumumkan
kemenangan mereka.
Namun walaupun kenyataannya dari pihak yang lain itu tidak ada menyambut
pertanyaan dari-ku itu, tetapi mereka terus saja mengatakan bahwa Imam Mahdi itu
tidak datang karena tidak terjadi sesuatu gempa. Karena jika Imam Mahdi itu
datang maka harus ada gempa bumi. Biasanya di Ghana itu jarang terjadi gempa
bumi atau barangkali tidak pernah ada gempa bumi di sana. Saya sudah tinggal di
Ghana selama 8 tahun dan tidak pernah mengalami adanya gempa bumi di sana.
Begitu saya mendengar tentang kelicikan mereka, saya bersujud kepada Tuhan
dengan perasaan yang amat mendalam berdo’a: “Ya Allah, bahwa sesuai permintaan
pihak yang menentang, maka perlihatkanlah kebenaran Al-Masih dan Imam Mahdi itu
dengan Tanda gempa bumi.” Karena gempa bumi itu merupakan salah satu Tanda dari
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Saya merasa pasti setelahnya melakukan shalat dan
berdo’a itu bahwa Allah tentunya akan memperlihatkan sebuah Tanda berupa gempa
bumi. Saya mengadakan pertemuan di 3 buah tempat dan di sana sini saya
menjelaskan rinciannya dan mengatakan bahwa sekarang tentunya akan terjadi gempa
bumi untuk menunjukkan kebenaran dari Al-Masih. Saya pun menceriterakan
gempa-gempa bumi yang terjadi di zamannya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Saya baru
saja megnadakan pertemuan di 2 tempat dan ketika pertemuan yang ke-3 itu baru
sedang di-atur, maka pada waktu sekitar shalat Isya terjadilah sebuah gempa bumi
yang besar yang melanda seluruh Negara. Ke-esokan
harinya ketika saya pergi ke Saltpond di mana saja saya berjumpa dengan
orang-orang, mereka melihat saya dan mengatakan inilah orang yang mengatakan
bahwa akan terjadi gempa bumi dan itu akan berlalu.
Semua orang-orang musyrik dan juga Kristiani mereka mengumumkan sambil menabuh
genderang bahwa Muslim Mahdi itu sudah datang dan gempa bumi sudah terjadi.
Kemudian ia mengatakan saya menerbitkan sebuah brosur dalam bahasa Arab dan
memberikan kepada mereka kabar suka tentang Imam Mahdi dan sebagai hasilnya,
dengan menyaksikan gempa bumi tersebut 180 orang meminta bai’at mengucapkan
ikrar masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyyah.
Sheikh Zainul Abidin Sahib dan Hafiz Hamid Ali Sahib menceriterakan tentang
perjalanan mereka ke Africa Timur dan mengatakan betapa Allah Taala telah
menolong mereka dan mendukung mereka, karena mereka merasa yakin dengan do’a
dari Hudhur yang telah mendukung mereka, yaitu Hadhrat Khalifatul Masih ke-2
(maksudnya, Hadhrat Masih Mau’ud a.s.). Mereka menyatakan tentang kejadian itu
bahwa ketika berangkat di atas kapal ada seribuan orang yang berangkat bersama
kami. Beberapa hari lagi subelum tiba di Africa, Kapten kapal mengumumkan bahwa
kapalnya sedang menghadapi badai taufan, mesin tidak dapat bekerja dan tidak ada
harapan untuk selamat; ia mengatakan supaya orang-orang berdo’a. Hamid Ali Sahib
membangunkan saya dan saya bertanya mengapa orang-orang itu menangis?
Ia berkata, berjanjilah bahwa engkau tidak akan menangis bersedih hati, baru
saya akan katakan kepada engkau, mereka mengatakan berdo’alah saja. Saya katakan
kapal ini tidak akan tenggelam karena ada 2 orang murid dari Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. di dalam kapal ini. Ini terjadi di zamannya Hadhrat Masih Mau’ud
a.s., di mana beliau a.s. mengatakan kepada mereka bahwa kalian harus pergi ke
Africa dan kalian akan kembali dengan selamat dan sejahtera. Hamid Ali Sahib
mengatakan barangkali untuk ini memerlukan interpretasi. Ia mengatakan tidak!
Adalah keimanan saya, keimanan yang mendalam dari saya bahwa apa pun yang saya
dengar dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itulah yang akan terjadi. Jadi, inilah
do’a dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ucapkan kepada mereka itu dan bukannya
Khalifatul Masih ke-2 seperti yang disebutkan tadi. Tetapi pada hari yang ke-4
kami sudah sampai di Africa Timur dan kapal itu berhenti di sana selama 8 hari.
Setelahnya kami turun dari kapal itulah kemudian
kapal itu tenggelam.
Pamanku membaca berita ini dalam sebuah surat kabar di Batala, ketika ia dalam
perjalanan dagang dan membeli segala sesuatu di sana. Ia mengatakan jangan
beritahukan hal ini kepada orang rumah mereka, tetapi sampaikanlah informasi ini
kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Mereka mulai menangis ketika menjumpai Hadhrat
Masih Mau’ud a.s. itu, dan ketika ditanya mereka mengatakan bahwa kedua orang
dari kita itu pastinya ikut tenggelam. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda pasti
tidak, mereka itu masih hidup, kalian akan tahu, jika saya menerima surat di
sini, atau ada surat yang diantar ke rumah, maka kalian akan dapat membacanya
dari surat ini. Jika saya yang lebih dahulu menerima surat tersebut saya yang
akan menyampaikannya kepada saudara-saudara, dan jika kalian yang lebih dahulu
menerima surat itu, maka harap pertama-tama beritahukanlah kepada saya.
Maulana Sadiq Sahib mengatakan bahwa pada tanggal 6 Maret 1942 Japan telah
menguasai seluruh Asia dan mereka mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan
dan mereka tidak mau melakukan penyelidikan, tetapi langsung saja mengumumkan
sesuatu keputusan terhadap seseorang dan segera melaksanakan keputusan atau
hukuman itu. Mengenai saya sendiri Pemerintah Japan sudah memutuskan untuk
menghukum mati saya; mereka mengatakan bahwa mereka sudah menerima 2 buah
pengaduan: Yang pertama katanya Jama’at Ahmadiyyah memuji-muji Pemerintah
Inggris dan juga Ulama-ulama di Sumatra sudah mengatakan bahwa peperangan orang
Japan ini adalah jihad di jalan Allah.
Saya menolak keputusan hukuman tersebut bahkan saya menulis surat bantahannya.
Saya menyarankan kepada Jama’at untuk melakukan shalat Isya dan kemudian
melakukan shalat dan berdo’a; jika ada orang yang mendapatkan mimpi atau kasyaf
agar mereka beritahukannya kepada saya. Setelahnya itu saya pun terus sibuk
berdo’a bahkan saya berdo’a dengan keseluruhan jiwa saya dan saya hanya
menggantungkan diri kepada Tuhan-ku. Saya ingat bahwa pada malam ke-4 nya
sebelum melakukan shalat tahajjud, saya tertidur dan melihat dengan tulisan yang
hitam tebal pada dinding yaitu: Bacalah Buku Nabi Daniel Bab ke-5; apa yang
dikatakan di sana ialah bahwa setelahnya Bachtenasar, anaknya yang bernama Bin
Sajar yang menjadi Raja adalah yang suka menjajah dan bertindak kejam. Ia telah
melihatnya dalam mimpi, sebuah mimpi yang paling panjang. Ia bertanya kepada
orang-orang, mengenai apa tafsirnya, tetapi semuanya tidak dapat membaca apa
arti dari mimpi tersebut. Kemudian ia dibawa ke hadapan Nabi
Daniel yang mengatakan: ‘O Raja, ini adalah dari Tuhan’. Mereka telah
menuliskannya di dalam berbagai bahasa, yang artinya adalah bahwa Allah telah
menghisab Kerajaan dan akan meng-akhirinya. Kata yang kedua adalah bahwa bobot
neraca engkau itu tidaklah berimbang dan berat engkau tidak mencukupi. Kata yang
ketiga berarti bahwa Kerajaan engkau sudah dibagi-bagi dan diserahkan kepada
orang lain. Jadi, ketika Nabi Daniel menyampaikan tafsir mimpinya itu maka raja
itu pun dibunuh dan anaknya mengambil alih tahta kerajaan. Jadi demikianlah
perkaranya yang saya diminta untuk membaca Kitab Daniel itu.
Jadi, ia mengatakan bahwa mimpi itu memperlihatkan bahwa Pemerintahan Japan
itu bakal menerima takdir akhirnya yang sama. Berita ini terjadi pada tahun
1945, yang kemudian atau sebelumnya, saya sudah mengatakannya juga kepada banyak
orang Shikh dan Hindu tentang mimpi yang khusus ini. Pada sekitar waktu yang
sama, bom atom dijatuhkan di atas Hiroshima dan Nagasaki yang kemudian
Pemerintah Japan telah menyerah kalah. Surat-kabar sudah memberitakan pada
head-linesnya bahwa mereka sudah memutuskan untuk menghukum mati sebanyak 75
orang dan saya mendapatkan nomor yang paling atas dari nama-nama itu, yaitu
Maulana Sadiq Sahib. Jadi, dengan cara ini Allah Taala telah melindungi beliau
dan ia mengatakan hanya tinggal 10 hari lagi saja untuk pelaksanaan hukuman mati
tersebut. Tuhan Yang Maha Kuasa mendengar do’a dari orang yang merendahkan diri
tersebut dan Tuhan telah menghancurkan Pemerintahan Japan sebelumnya mereka itu
dapat membunuh seorang suci dari Tuhan. Jadi, ia
mengatakan bahwa apa pun yang terjadi bukanlah dikarenakan oleh kualitas
pribadi-ku, tetapi hal itu terjadi dikarenakan oleh kenyataan tentang benarnya
Imam Mahdi dan Al-Masih akhir zaman itu. Kejadian tersebut adalah sebuah Tanda
Ilahi untuk menegakkan kebenaran, karena hanyalah dikarenakan keta’atan kepada
beliau a.s.-lah saya itu akan dihukum.
Hadhrat Maulana Sheikh Wajid Sahib menulis bahwa pada tahun 1968 kami membuka
sebuah cabang di Fiji, kami membeli sebuah rumah untuk keperluan ini. Ada
terjadi perlawanan besar terhadap kami, di mana para penentang itu berusaha
bagaimana pun juga agar rumah misi ini tidak boleh didirikan di kota pohon Bark
ini dan kami tidak boleh tinggal di dalamnya. Ada seorang bernama Abu Bakar Koya
seorang yang amat berpengaruh yang menjadi pemimpin dari golongan opposisi ini,
ia dan para penentang lainnya mulai mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan
membakar tempat orang Ahmadiyyah ini. Kita mengambil tindakan pengamanan dan
memberitahu polisi yang lokasinya dekat sekali. Tetapi meskipun demikian, pada
suatu malam mereka memperoleh kesempatan untuk membakar rumah misi kami;
seseorang menuangkan minyak pada satu bagian dari bangunan kita dan membakarnya,
karena bangunan ini dibuat dari kayu. Bangunan kayu itu pun mulai menyala,
mereka berpikir bahwa bangunan tersebut sebentar lagi
juga akan menjadi abu, dan orang tersebut kemudian melarikan diri. Adalah
tindakan Ilahi bahwa bahkan walaupun tanpa sepengetahuan kami, api itu mati
dengan sendirinya atau ada yang memadamkan. Hanyalah satu atau dua buah papan
kayu saja yang terbakar dan kami memperbaikinya pada hari yang sama.
Ketika kami memeriksa bagian yang rusak, Maulana Nurul Haq Anwar, Kepala Misi
kita dengan perasaan pilu mengatakan siapa yang mencoba membakar pusat agama
Tuhan, semoga Allah menghancurkan rumahnya. Memang demikianlah yang terjadi
bahwa beberapa hari kemudian dengan mendadak rumah Abu Bakar terbakar api, yang
walaupun ada usaha mereka untuk memadamkannya, namun akhirnya seluruh bangunan
rumahnya itu habis terbakar.
Kemudian Maulana Ghulam Hussein Sahib, terjadi insiden berkenaan dengan
beliau. Ia mengatakan bahwa ketika orang-orang Inggris mundur terjadilah saling
menembakkan meriam antara kedua belah pihak yang menyebabkan kebakaran. Api
kebakaran mulai mendekat pada rumahnya, dan api ini menjalar dengan amat
cepatnya, sehingga anggota-anggota Jama’at sudah merasa khawatir. Bangunan kayu
sudah terbakar di dekat rumahnya dan orang-orang mengira bahwa bahkan kita pun
mungkin tidak dapat mengeluarkan semua isi rumah ini. Maulana Sahib melarangnya,
jangan khawatir karena ada satu wahyu kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa api
itu adalah budak kami, bahkan budak dari budak kami dan api ini tidak akan
membakar rumah-ku. Allah Taala mendengar hambanya yang merendahkan diri,
hambanya yang lemah dan mengabulkan do’a permintaannya. Segera setelah beliau
berkata, api tersebut berbalik arah dan membakar rumah-rumah yang ada di
sekitarnya, tetapi bagian yang ini tetap terlindungi dan
rumah-rumah yang berdempetan pun ikut selamat.
Hadhrat Ghulam Rasul Rajiki Sahib menyampaikan bahwa Choudry Nattighan Sahib
yang menjadi Ketua dari Ahmadi yang ada di desa itu merencanakan untuk
mengadakan pertemuan tabligh di mana mereka pun mengundang orang-orang lain
juga. Ketika orang-orang non-Ahmadi mengetahui adanya pertemuan ini, yang
diselenggarakan selama 2 hari, mereka pun menyelenggarakan pertemuan dengan
mencaci dan menghina Hadhrat Masih Mau’ud a.s., karena mereka itu tidak
mempunyai bahan lainnya lagi kecuali mengutuk dan mencaci, dan kondisinya mereka
tetap begitu-begitu saja, bahkan sampai sekarang pun.
Mereka mendirikan tenda di dekat tempat kita, membuat podium dan mengundang
orang-orang, serta mulai berpidato mencaci maki Jama’at Ahmadiyyah dan para
pemimpinnya. Beberapa menit baru saja berlalu datanglah angin badai dahsyat yang
berbalik arah menuju tempat mereka dan semua tenda-tenda mereka diterbangkan
oleh angin dan dindingnya pun runtuh. Semua orang-orang yang hadir dalam
pertemuan mereka itu tertutup dengan debu pasir sehingga kita tidak dapat
mengenali muka mereka itu.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. juga menulis bahwa kadang-kadang di dalam dukungan
dari Tuhan itu menjadi debu yang jatuh di atas kepala lawan-lawan; mereka itu
tertutupi dengan debu sehingga kalian idak dapat mengenali muka-muka mereka itu.
Sedangkan orang-orang suci Allah memperoleh dukungan dari Tuhan, yang jika
dukungan ini datang diperlihatkan kepada dunia sebagai suatu pemandangan yang
amat istimewa.
Acara Ahmadiyah akan dimulai pada jam 12, sedangkan acara orang non-Ahmadi
yang berjalan sebelumnya sudah dihancurkan oleh angin badai. Tetapi acara
pertemuan kita akan dimulai setelahnya jam 12. Pertama-tama saya harus berbicara
bahwa angin badai itu masih ada ketika saya diminta untuk naik ke podium. Saya
meminta kepada para hadirin untuk berdo’a semoga Allah Taala melindungi kita
semua. Saya mengangkat tangan dan berdo’a: “Ya Allah, Tuhan kami, Engkau
berfirman di dalam Kitab Suci Alquran bahwa orang-orang yang mukhlis dan saleh
itu tidak akan sama dengan orang-orang yang jahat. Engkau Maha Tahu bahwa tujuan
dari pertemuan para musuh itu adalah untuk mengingkari, menolak dan menghina
Hadhrat Masih Mau’ud a.s.; tujuan dari kami adalah untuk mendukung Al-Masih-Mu
yang suci. Jika menurut Pendapat Engkau terdapat perbedaan di antara dua tujuan
ini, maka agar Engkau perintahkan kepada para malaikat angin badai ini supaya
mereka menghentikannya, sehingga kita dapat
menyelenggarakan pertemuan ini dan menyampaikan Pesan Tabligh Engkau. Saya
berdo’a dan para peserta Jalsah pun bersama-sama berdo’a dan dengan segera angin
pun berhenti. Angin yang sama yang melemparkan debu pada kepala-kepala orang
yang penentang itu, Allah Taala telah menghentikannya pada saat kami memulai
pertemuan kami. Semua ini merupakan perwujudan manifestasi dari Allah Tuhan Yang
Maha Kuasa dan Kekuatan daripada-Nya untuk Al-Masih suci Dia dan untuk
Khalifah-Nya yang besar. Alhamdulillah.
Maulana Ghulam Ahmad Rasul menyatakan bahwa atas perintah Hadhrat Khalifatul
Masih ke-2, beliau ber-empat berangkat tour di India. Pertama-tama kami
berangkat ke Calcutta kemudian ke Tatanagar; Maulana Muhammad Salim Sahib, Masha
Muhammad Omar Ghani Abadullah menyertai saya. Beliau bersabda bahwa di Karang
ada sebuah Jama’at besar yang didirikan oleh Ahmadi dan kita terus pergi ke sana
untuk bertabligh. Satu kali dalam perjalanan ke sebuah desa kami melihat seekor
ular berbisa di jalan. Ular ini besar sekali yang menjalar menuju ke desa. Ia
telah memberikan sebuah gambaran bagaimana Allah melindungi mereka dari ular
yang besar itu. Dari Karang kami pergi ke desa lainnya tempat nenek-moyangnya
Tuan Khan Sahib. Kami juga menjumpai orang Hindu yang menjadi kepala desa
tersebut. Ia pun melayani kami, memberikan penyambutan yang baik serta
mengizinkan kami untuk menyelenggarakan pertemuan dan memberikan ceramah. Di
tempat itu banyak terdapat berhala dan kuil-kuil orang Hindu.
Ketika kami memulai memberikan ceramah, datanglah awan dan hujan pun mulai
turun. Orang-orang Ahmadi merasa khawatir dan saya pun menjadi tidak tenang.
Saya berdo’a dan dengan gelisah saya bersujud kepada Allah. Saya berkata: ‘Ya
Allah, Tuhan kami, di kota yang penuh berhala ini saya datang untuk menablighkan
Islam dan kami ini dikirimkan oleh Khalifah Engkau yang mendapat petunjuk,
Hadhrat Khalifatul Masih ke-2, tetapi awan Engkau dan hujan Engkau sudah
menghambat dan menganggu pertemuan kami ini.” Segera sewaktu saya berdo’a hujan
pun berhenti dan kepada mereka yang sudah berjalan meninggalkan pertemuan saya
memanggil mereka kembali dan mengatakan bahwa hujan tidak akan turun lagi, dan
silahkan saudara-saudara mendengarkan ceramah dengan tenang. Sebentar kemudian
awan itu buyar dan langit pun menjadi terang.
Maulana Muhammad Sadiq sahib mengatakan di Indonesia yaitu di kota Padang,
almarhum Maulana Rahmat Ali Sahib ketika beliau sedang duduk di tokonya Muhammad
Yusuf, keluarlah untuk bertabligh seorang Belanda, Pendeta Kristiani. Mereka
mulai mendiskusikan tentang Kristiani dan Islam; banyak orang-orang berkumpul
ikut mendengarkannya. Tiba-tiba datang hujan yang besar, di Padang ini jika
turun hujan, maka hujan itu akan berlangsung lama berjam-jam. Ketika Padri Sahib
dalam perdebatan itu tidak dapat bertanding melawan kita dengan argumentasi yang
masuk akal, maka untuk menutupi kekalahannya itu Padri itu mengatakan kepada
Hadhrat Maulana Sahib, jika agama Tuan, yaitu agama Islam itu memang lebih
unggul dari Kristiani, supaya Tuan mengatakan kepada Tuhan saudara bahwa Dia
harus memperlihatkan kepada kita Pemandangan yang menunjukkan Kekuatan-Nya untuk
menghentikan hujan yang lebat ini. Segera setelah mendengar permintaan tersebut,
Maulana Sahib dengan menggantungkan
kepercayaan sepenuhnya kepada Tuhan, dengan segera memandang hujan dan
mengatakan: “Hai hujan, berhentilah demi perintah dari Allah dan berikanlah
bukti dari Tuhan Islam yang benar, Tuhan yang hidup”. Baru beberapa menit,
hujanpun berhenti sehingga pendeta dan semua orang di sana terheran-heran dengan
Tanda Ilahi ini. Alhamdulillah!
Maulana Muhammad Sadiq Amritsari Sahib menceriterakan satu kali di Sierra
Leone, polisi di sana untuk menyenangkan kepala sukunya memberikan fatwa bahwa
puasa itu tidaklah batal jika merokok dan sebagainya, karena rokok itu tidak
masuk ke dalam perut. Ketika kami mengatakan apa yang benarnya mereka menjadi
marah dan mereka jadi menertawakan dan mencemoohkan kami. Demikian yang terjadi,
seorang kepala di sana adalah seorang anggota Jama’at Ahmadiyyah, yang biasa
menjadi imam shalat berjama’ah. Kepala Suku itu mengatakan bahwa engkau sudah
membuat mereka menjadi marah dan menentang kami, dan engkau juga telah membuat
aturan yang melawan batasan kami, yang oleh karena itu engkau tidak boleh
menjadi imam shalat di desa ini. Jika engkau masih melakukannya maka kami akan
mengusir engkau dari desa ini. Kepala Suku itu berbicara kepada orang-orang dan
mengatakan bahwa orang India ini berusaha menimbulkan keresahan di desa kita,
oleh karena itu jangan biarkan mereka mengimami
shalat berjema’ah, karena andaikata kita mendapat azab dari Tuhan, maka mereka
itulah yang dapat menjadi penyebab kutukan Ilahi atau timbulnya berbagai
penyakit.
Orang-orang sudah merasa khawatir, bulan Ramadan sudah akan dimulai dan orang
yang akan menjadi imam shalat berjama’ah itu berangkat pergi ke luar dan
berdo’a: Ya Tuhan, Engkau adalah Pelindung kami dan Penolong kami; karena kami
tidak dapat menghilangkan kesulitan ini oleh diri kami sendiri. Kami adalah
orang yang penuh dengan dosa dan orang yang buruk, tetapi Islam Engkau, Alquran
Engkau dan Utusan Engkau serta Al-Masih Engkau adalah benar. Jadi, tolonglah
kami dengan ke-Ajaiban-Mu karena kami ini tidak mempunyai pendukung dan tidak
punya penolong. Sahabat dalam agama Islam, dikarenakan mereka itu telah menerima
kebenaran, kemudian orang-orang telah membuat mereka itu menderita. Kemudian
saya membacakan sabda, kata-kata dari do’a Hadhrat Masih Mau’ud a.s., yang telah
beliau tunjukkan pada saat-saat yang sulit; ketika itu turun hujan rintik-rintik
dan saya berpikir bahwa Allah telah menerima do’a kami itu. Kemudian mereka
kembali ke desanya dan mengatakan kepada Kepala
Sukunya agar mengijinkan kami mengimami shalat. Tetapi ia tetap tidak setuju,
kemudian di sana ada Kepala dari Kepala-kepala suku yang mewakili Pemerintah dan
ia menyerahkan sebuah surat kepada Kepala Suku di mana perintahnya adalah bahwa
dikarenakan adanya kemerdekaan dalam beragama maka engkau tidak boleh
menghentikan ibadah dari sesuatu sekte agama, dengan segera. Ini merupakan
Tanda dari Tuhan dan semuanya langsung bersujud menyampaikan rasa syukurnya.
Hadi Ghulam Ahmad sahib dari Ganga Banga, sedang berada dalam suatu pertemuan
dan seorang non Ahmadi, Sabu Khan Sahib mengatakan jika hari ini hujan turun,
saya akan menerima Ahmadiyyah, waktu itu udara sangat panas-panasnya. Hadi Sahib
berdo’a dengan sangat khusyuknya dan tidak lama sesudah itu datanglah awan dan
hujan pun mulai turun. Karena ia merasa sangat benar dengan kata-katanya maka ia
langsung menerima Ahmadiyyah.
Maulana Nazir Ahmad Mubasher menulis bahwa pada tahun 1940 ketika berada di
Ghana, yaitu di Gold Coast ia mengatakan bahwa saya melihat sebuah mimpi ada
seekor ular hitam yang masuk ke dalam kamarku; segera sesudah bangun saya
mengerti bahwa ada seorang musuh yang akan mencelakakan saya. Pada waktu shalat
Fajar di mana sedang ada pelajar-pelajar yang mengikuti missionary class dan
saya sedang mengajarkan kepada mereka terjemahan Kitab Suci Alquran, saya
menceriterakan bahwa tadi malam saya melihat mimpi yang memperlihatkan akan ada
beberapa orang musuh yang ingin mengganggu Jama’at. Belum saya selesai
menggambarkan apa mimpi saya itu, seorang pelajar mengatakan kepada saya,
Maulana Sahib mimpi Tuan sudah menjadi kenyataan, ada 2 orang polisi yang sedang
berdiri dekat Rumah Misi kita.
Jadi, beliau mengatakan saya ke luar menemui polisi tersebut dan seorang yang
menggunakan pakaian biasa datang kepada saya dengan membawa kertas di tangannya.
Saya tertawa dan mengatakan apakah Tuan membawa surat perintah warrant untuk
menangkap saya? Ia mengatakan bahwa mereka akan menggeledah rumah Tuan. Kemudian
polisi-polisi lainnya pun datang dan mengatakan bahwa apa pun yang Tuan
pancarkan yang adalah menyampaikan berita kepada pihak Jerman, dan siapa tahu
Tuan pun menyimpan senjata dan amunisi di sini. Saya tertawa dan mengatakan
Tuan-tuan boleh mengeledah rumah misi kami dan mengambil transmitter ataupun
senjata yang ada pada kami. Maka mereka melakukan penggeledahan dan tidak
menemukan apa-apa. Kemudian mereka pun menggeledah sekolah dan asrama hostel.
Saya katakan kepada mereka bahwa kalian itu hanya punya surat warrant untuk
rumah-ku saja, tetapi kalian boleh saja menggeledah tempat-tempat lainnya mana
yang dikehendaki agar kalian menjadi puas. Ketika mereka
tidak menemukan sesuatu apa, mereka menjadi malu dan pulang. Setelah mereka
berhenti dari penggeledahan ini, polisinya juga mendapatkan beberapa bukti
sehingga mereka memperoleh sesuatu sebagai hasilnya. Mereka mendengar kabar
bahwa kami itu membuat alcohol, jadi mereka menangkap penjahat yang membuat
spirit dan alcohol. Ada orang yang memecahkannya, orang yang sedang memegang
botol tersebut tangannya terluka. Di perjalanan ia mendapat kecelakaan dan
isterinya mengatakan bahwa karena apa pun yang engkau telah perlakukan terhadap
Muballigh Ahmadiyyah, Maulana Mubasher Sahib, engkau harus meminta maaf kepada
beliau. Demikianlah kelicikan dan persekongkolan jahat yang datang dari pihak
yang memusuhi itu.
Ketika mereka selesai melakukan penyelidikannya saya katakan bahwa Tuan-tuan
telah bertindak kelewat batas tehadap Missi Keagamaan kami yang suci ini. Mereka
mengatakan siapakah yang Tuan curigai? Saya katakan barangkali orang yang dari
Saltpond-lah yang telah melakukannya. Ternyata ia itu telah dipindahkan dan
bahkan diangkat menjadi Deputy Commissioner. Saya berdo’a di dalam sembahyang
tahajjud saya dengan kata-kata: Ya Tuhan-ku, orang yang telah menghinakan Misi
Engkau dan menghina Agama Engkau, bagaimana ia itu bisa mendapatkan promosi? Di
tempat itu sedang berjangkit penyakit yang dinamakan cacar air hitam, “black
water fever” dan ia pun terkena oleh penyakit demam tersebut sampai akhirnya
meninggal.
Sekarang kalian dapat lihat bagaimana Allah menaruh di dalam hati
binatang-binatang yaitu ketika ketika seorang dari delegasi kita pergi ke
Deragaji Khan, yang saat itu ketika musim amat panas-panasnya. Orang-orang pergi
naik kereta dan kudanya sampai terjatuh karena kepayahan. Mereka berusaha keras
mengangkat-angkat kakinya tetapi kuda tersebut masih tidak bisa berdiri. Hadhrat
Malik Sahib mengatakan OK mari kita jalan kaki saja, mereka itu harus pergi ke
desa berikutnya. Sementara itu orang-orang lainnya yang masih berdiri di dekat
kereta, mereka melihat seseorang datang menunggang kuda putih yang berlari
menuju kepadanya. Mereka berpikir, barangkali kuda ini dapat dipakai menarik
kereta ini dan dengan demikian kita bisa naik kereta tersebut sampai di desa
berikutnya. Tetapi orang yang naik kuda itu tidak mengucapkan salaam kepada
orang-orang di sana sehingga mereka mengira bahwa orang itu adalah seorang asing
dan orang tersebut terus saja naik kuda yang berlari dengan
kencangnya.
Ketika kuda tersebut sampai di tempat Malik Sahib, kuda itu berhenti dengan
sendirinya. Penunggang kuda itu turun dan berkata kepada Malik Sahib silahkan
Tuan naik di atas kuda ini; itulah Hadhrat Maula Buksh Sahib r.a. yang kenal
kepadanya. Maka Malik Sahib meminta maaf, ia berkata, biar tidak apa, saya akan
berjalan kaki saja. Orang itu mengatakan sudah jangan mencari-cari alasan, naik
saja bersama-sama di atas kuda ini.
Ini adalah kejadian yang aneh, ia mengatakan untuk selama bertahun-tahun saya
selalu pergi menuju tempat saya Mastihindana di Deraghazi Khan dengan menunggang
kuda ini, di mana kuda ini bahkan tidak pernah menggerakkan kupingnya menentang
apa yang saya inginkan. Saya tidak tahu apa yang terjadi ketika saya baru saja
berjalan ke luar dari rumah, kuda itu berbelok dan mulai berlari dengan
cepatnya. Saya berusaha keras untuk menghentikan kuda ini tetapi tidak mau
berhenti. Ia mengatakan saya berusaha memiting urat lehernya sampai tanganku
menjadi merah dalam usaha untuk menghentikannya, tetapi baru ketika sampai di
tempat Tuan, kuda ini berhenti dengan sendirinya; oleh karena itu Tuan harus
naik di atas kuda ini. Maka kuda tersebut telah membawanya sampai di desa
berikutnya yang ia tuju di mana ia ingin pergi ke sana dengan senang-hati. Jadi,
lihatlah betapa pertolongan itu datang tepat pada waktunya dari Yang Maha Ghaib,
Malik Sahib mengatakan, karena saya sedang pergi
dalam pekerjaan untuk Hadhrat Masih Mau’ud a.s.; di mana ia tidak dapat
berjalan kaki terutama di musim panas ini, maka Allah mengirimkan
pertolongan-Nya dari yang Ghaib dan menaruhnya lewat hati kuda, yang berhenti di
dekatnya.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda dalam ucapan do’a-do’anya, yakni: “Ya
Tuhan-ku, janganlah Engkau tinggalkan aku sendiri. Karena saya hanyalah
sendirian maka siapakah yang lebih mengetahui siapa pewaris-ku ini, selain
Engkau.” Walaupun beliau itu punya anak-anak, tetapi beliau mengatakan: “Secara
spiritual, saya ini sendirian. Saya menginginkan dari Engkau, siapa yang akan
menjadi pewaris spiritual-ku.” Do’a ini adalah merupakan nubuatan untuk hari
kemudian, bahwa Allah Taala akan menurunkan orang-orang spiritual bersama
beliau, orang-orang yang akan bertaubat di tangan beliau. Kemudian beliau
bersabda, bagi saya cukuplah jika ada 1000 orang yang bertaubat di tangan saya,
orang-orang yang bertaubat dan menjauhkan diri dari berbagai macam dosa-dosa,
inilah apa yang dikatakan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu.
Saya mendapatkan perubahan yang begitu radikalnya di dalam diri orang-orang
ini. Selama Allah Taala tidak mensucikan seseorang, maka tak akan ada seorang
pun yang dapat mensucikan dirinya semacam itu.
Saya berkata dengan sumpah bahwa sudah ada ribuan orang-orang pengikut yang
setia yang sudah menjalani perubahan yang sedemikian rupa di dalam diri mereka,
di mana setiap orang dari mereka itu adalah merupakan sebuah Tanda dari Tuhan.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa testimony dari Tuhan itu
memperlihatkan bahwa saya ini tadinya sendirian, tidak ada yang ikut kepada-ku.
Sekarang, tidak ada pihak lawan yang dapat menyangkalnya bahwa ada ribuan orang
yang datang dan ikut kepada-ku dan ada banyak nubuatan, wahyu dari Tuhan yang
memperlihatkan pertolongan dan dukungan Ilahi. Orang-orang yang demikian itu
yang Allah katakan dapat menerima pertolongan dan dukungan dari Allah, yang
ditimbulkan atas kesalehan dan berserah diri kepada Allah dan kepada Utusan-Nya.
Di zaman sekarang ini Allah memperlihatkan orang-orang yang semacam itu ada di
dalam Jama’atnya Hadhrat Masih Mau’ud a.s., yang do’a-do’anya dikabulkan dengan
pertolongan dan dukungan dari Tuhan serta yang contoh-contohnya itu sudah kita
lihat dan yang telah saya ceriterakan beberapa kejadian dari antaranya. Inilah
orang-orang yang untuk mendapatkan mereka ini Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah
berdo’a kepada Tuhan, sebagaimana yang Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. telah ucapkan.
Semoga Allah Taala senantiasa memperlihatkan bahwa orang-orang yang terus
menanjak di dalam ketulusan dan pengabdiannya yang seperti demikian itu terus
dibangkitkan di dalam Jama’at-nya Hadhrat Masih Mau’ud a.s., yang di dalam
kehidupannya itu kita terus melihat Pemandangan dalam pertolongan dan dukungan
dari Allah. Orang-orang yang sedemikian itu, sebagai hasil dari perlakuan yang
istimewa dari Tuhan akan terus meningkat maju di dalam ketulusan dan
pengabdiannya dan juga akan terus membuat usaha-usaha untuk memperkuat
Khilafat-e- Ahmadiyyah dan Allah pun akan terus menolongnya untuk selanjutnya.
Insya Allah.
SAL, 17 July, 2006 / PSi, 19-7-2006