Thursday, July 24, 2008

Pentingnya Salat

18 April 2008, di Baghi Ahmad, Accra, Ghana, West Africa.

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau dari ‘Baghi-Ahmad’, suatu lokasi di luar kota Accra, ibu kota Ghana. Huzur bersabda, pada kesempatan pidato pembukaan Jalsa Salana Internasional Ghana kemarin, beliau menyampaikan pentingnya beribadat kepada Tuhan. Dan cara yang paling afdhol beribadat kepada Tuhan bagi seorang Muslim adalah mendirikan Salat lima waktu. Alquran Karim berulang kali mengingatkan perintah ini, bahkan pada awal-awal bagian permulaannya pun dinyatakan, salah satu ciri orang yang muttaqin adalah beriman kepada yang Ghaib dan mendirikan Salat.


Bagaimanakah cara mendirikan Salat yang baik ? Ialah, dengan cara melaksanakannya tepat waktu, dan dilakukan secara berjamaah di masjid. Juga tidak secara gegabah di jamak hanya dikarenakan sesuatu alasan yang bersifat duniawi. Kaum wanita yang mempunyai alasan kuat, boleh melaksanakan Salat-nya di rumah. Pendek kata, Salat adalah salah satu perkara yang paling mendasar dalam pelaksanaan keimanan seorang Muslim. Hadith-hadiths mengenai perkara Salat menekankan bahwa perkara ini adalah sokoguru utama dalam keimanan. Huzur bersabda, oleh karena itu, perkara Salat ini haruslah menjadi perhatian utama seorang Muslim untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Tujuan Utama Bertabligh dan Baiat.
Huzur bersabda, beliau mengamati selama di dalam Jalsah, kaum bapak, kaum ibu, anak-anak perempuan maupun laki-laki, semuanya mendirikan Salat secara dawam. Maka kebiasaan baik selama 'masa pelatihan' ini hendaknya dapat dipraktekkan sekembalinya ke rumah masing-masing. Jangan pernah lagi mengabaikannya, betapapun sibuknya anda melaksanakan urusan rumah tangga, urusan pekerjaan maupun berbagai kesibukan lainnya.

Huzur bersabda, beliau pun telah mengemukan di dalam pidato pembukaan Jalsah kemarin mengenai tujuan utama manusia diciptakan sebagaimana yang dikatakan di dalam Alquran. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menekankan perkara ini sebagai salah satu tujuan utama beliau diutus Allah Swt, ialah untuk mempererat tali hubungan komunikasi antara manusia dengan Tuhan-nya. Oleh karena itu, wajiblah bagi setiap orang Ahmadi untuk melaksanakan salat lima waktu secara dawam dengan ikhlas, tidak dirasakan sebagai sesuatu beban. Huzur bersabda, pendakwaan bahwa kita telah dapat menggiring seluruh dunia ke arah Islam-Ahmadiyyah memerlukan syarat bahwa mereka sudah memahami 'Apakah Ahmadiyah Itu ?' Yakni, Islam-Ahmadiyah adalah suatu gerakan untuk mendirikan Kerajaan Allah di muka bumi, dan tertanamnya Tauhid Ilahi di dalam kalbu setiap manusia. Kerajaan Allah ini hanya akan dapat berdiri apabila Wujud-Nya sudah dapat merajai segala sesuatu di dalam pikiran dan hati manusia, dan beribadat kepada-Nya dilaksanakan sesuai dengan perintah-Nya. Sebaliknya, apabila setelah berbaiat menerima kebenaran Imam Mahdi/ Masih Mau'ud a.s. lalu tidak menunjukkan sesuatu revolusi rohani, dan tidak berusaha membina tali perhubungan dengan Allah Swt, semua itu sia-sia belaka; dan jelas keliru bila mengatakan telah bertabligh kepada banyak orang dan telah berhasil mendekatkan mereka dengan Tuhannya.

Huzur mengingatkan, apa sebabnya kita memerlukan kedatangan Al-Masih di akhir zaman sekarang ini ? Ialah dikarenakan dunia telah melupakan Tuhan. Ini sesuai dengan nubuatan Nabi Muhammad Rasululah Saw – meskipun masih menyinarkan sinar petunjuknya – ajaran Alquran telah dijauhi oleh kalbu para pengikutnya. Saat ini ada ratusan juta kaum Muslimin di seluruh dunia, yang sebagian di antaranya sangat berharta berkat kekayaan minyak bumi mereka. Namun mereka tidak perduli terhadap upaya mengarahkan dunia kepada Tauhid Ilahi; yang mereka tunggu-tunggu justru Mahdi yang tangannya berlumuran darah, yang menyebarkan ajarannya dengan kekerasan; yang tentu saja tidak akan pernah datang.

Huzur bersabda, di lain pihak, ada sebuah Jamaah kecil namun dapat memenuhi hasrat anda untuk berpartisipasi dalam menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Saat ini, berbagai perwakilan negara-negara Afrika Barat seperti Burkina Faso, Congo, Liberia, Ivory Coast, Guinea, Gambia dan lain-lain ikut menghadiri Jalsah Salanah ini. Negara-negara ini tidak memiliki sumber daya alam maupun keuangan yang memadai untuk ikut menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Akan tetapi, kita memiliki suatu kekuatan khas yang senantiasa diberikan kepada setiap Utusan Tuhan, oleh Allah Swt sendiri, Tuhan Semesta Alam, yang telah mengutus Mahdi-Nya, sebagaimana Dia mengutus para rasul-Nya, namun beliau ini semata-mata nabi tabi'i berkat mengikuti sepenuhnya jejak langkah Rasulullah Saw. Beliau diberi tugas untuk menunjukkan kembali keindahan ajaran Islam yang damai – yang telah dilupakan dunia – ke seluruh penjuru dunia. Maka bila kita kaum Ahmadi mendakwakan misi yang luhur ini, tentulah menjadi kewajiban kita semua untuk kembali bersimpuh di hadapan Tuhan. Beribadat kepada-Nya. Karena cara yang paling afdhol dalam beribadat kepadanya adalah dengan cara mendirikan Salat dengan sebaik-baiknya. Pelaksanaan Salat yang tertib dan doa-doa khas yang khusyu-lah yang akan memberi kita keberhasilan. Selain dari pada itu, sebagaimana telah saya sampaikan, kita tidak memiliki kekuatan duniawi lainnya yang dapat diandalkan untuk mengungguli dunia. Huzur menambahkan, tak ada satu pun gerakan agama yang pada awalnya dimodali dengan harta benda dan kekuatan fisik.

Salat dan Doa Sebagai Andalan Utama.
Mereka yang mengkritik Islam mengatakan – naudzubillah – agama ini disebarkan dengan kekerasan. Hal ini sama sekali tidak benar. Ini semua adalah tuduhan yang keliru. Sebab, kekuatan senjata macam apa yang terjadi ketika kaum Muslimin mempertahankan diri pada Perang Badar, Perang Uhud ataupun Perang Ahzab ? Pada kenyataannya, kaum Muslimin tidak memiliki perlengkapan senjata maupun perbekalan makanan yang memadai. Kekuatan dahsyat yang membuat mereka memenangkan pertempuran adalah rintihan doa-doa Hadhrat Rasulullah Saw yang Allah Swt terima dan memberi kemenangan. Inilah contoh model doa-doa makbul seorang insan paripurna yang telah ber-fanafillah sejati, yang kemudian terbukti berhasil mengadakan revolusi rohani di dunia. Hadhrat Rasulullah Saw telah berhasil memperlihatkan contoh bukti nyata bahwa kemenangan Islam tidaklah, dan selamanya tidak dengan kekuatan senjata. Melainkan dengan Salat dan doa-doa. Sebab, sesuatu kekuatan fisik boleh jadi dapat menaklukkan sesuatu wilayah, akan tetapi tidak mampu memikat kalbu para penghuninya. Sebagaimana beliau telah sampaikan pada Pembukaan Jalsah, Huzur bersabda semua Ahmadi haruslah mampu merebut hati sesama bangsanya sedemikian rupa hingga dapat dipersembahkan kepada Allah Swt. Untuk ini, hal yang pertama dan utama adalah menjadikan diri sendiri dawam dan tertib dalam mendirikan Salat dan memanjatkan doa-doa.

Huzur besabda, tahun ini kita merayakan peringatan satu abad berdirinya kembali Khilafat dalam Islam. Apakah maksud hal ini ? Apakah berarti kita bergembira dengan mengadakan Jalsah-jalsah ? Membagikan berbagai hadiah ? Badan-badan menyelenggarakan berbagai program kegiatan yang hebat ? Semua hal itu tiada lain hanyalah merupakan berbagai cara untuk mengungkap rasa syukur belaka. Sebab, tujuan hakiki utamanya adalah apabila kita semua mengikat janji: Dengan cahaya keberkatan Khilafat yang Allah Taala telah karuniakan, kami semua akan berusaha sekuat tenaga untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Yakni, akan senantiasa mendirikan Salat dengan lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Pengungkapan rasa syukur dengan cara tersebut akan memperkokoh keberkatan Ilahi ini.

Di dalam Alquran, setelah ayat yang mengemukakan janji Allah akan menegakkan Khilafat, Tuhan berfirman: Wa aqimushshalaata wa atuz-Zakaat wa'atiur rasula la allakum turhamuun; yang artinya, dan dirikanlah Salat, dan bayarlah Zakat serta itaatlah kepada rasul itu, agar dirimu terpelihara. ’ (24:57)

Huzur bersabda, ayat tersebut menegaskan, agar supaya kita memperoleh berkat dari keberadaan Khilafat, syarat pertamanya adalah mendirikan Salat. Oleh karena itu, mengapa saya sangat menekankan pentingnya perkara ini, ialah agar kaum Bapak, kaum Ibu, anak-anak perempuan maupun laki-laki dapat memperoleh keberkatan semaksimal mungkin dari keberkatan karunia Allah Swt ini. Allah telah menjanjikan kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang juga merupakan nubuatan Rasulullah Saw, bahwa Khilafat ini akan berdiri tegak di sepanjang zaman. Namun, hal ini berprasyarat apabila mereka yang mewarisinya senantiasa menjaga kedekatan hubungan mereka dengan Allah Swt melalui praktek Salat-salat mereka.

Berkorban Harta Benda (Al-Wasiyyat).
Huzur bersabda, ayat-ayat Quran terkait selanjutnya mengingatkan kita untuk mengorbankan harta benda. Dengan karunia Allah Taala, Jama’at Ghana telah memperoleh kemampuan demi kemampuan dalam pengorbanan harta benda mereka. Akan tetapi, mengingatkan kembali adalah senantiasa penting. Dan pada setiap kali diingatkan, mereka memperlihatkan tanggung jawabnya. Khususnya bagi generasi muda dan juga para mubayyin baru, pengorbanan harta benda adalah merupakan bagian dari usaha untuk perbaikan diri (rohani). Dimanapun dinyatakan di dalam Alquran mengenai perintah membelanjakan harta di jalan Allah selain Zakat, dinyatakan pula hikmahnya untuk perbaikan rohani mereka yang berkorban. Dan hanya orang yang berkorban harta benda semata-mata demi lillahi Taala saja-lah yang senyatanya beriman sejati. Karena pada kenyataannya, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan setiap amal shalih yang dilakukan untuk menarik keridhaan-Nya. Huzur bersabda, beliau sangat bersyukur, demikian pula hendaknya anda sekalian, atas karunia Allah yang memudahkan Jama’at Ghana untuk mengorbankan harta benda mereka. Banyak orang Ahmadi hartawan dan ikhlas hati di sini memberi kemudahan dalam pembangunan berbagai masjid besar. Manakala seseorang yang materialistis memperoleh kekayaan, maka serta merta ia akan membelanjakannya untuk hal-hal yang bersifat duniawi dan laghwi (mubazir). Akan tetapi di sini, ribuan kilometer dari Qadian, Allah memberi karunia kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. berupa orang-orang mukhlisin, yang senantiasa bermurah hati dalam mengorbankan harta benda mereka. Oleh karena itu, kaum muda dan para mubayyin baru hendaknya selalu ingat, bahwa mengorbankan harta benda adalah salah satu amar (perintah) di antara berbagai amar khas yang berkaitan dengan adanya karunia Khilafat.

Allah Taala menekankan, ‘itaatlah kepada rasul itu, agar kamu terpelihara’. Huzur bersabda, seorang rasul Allah memberi berbagai perintah berdasarkan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. Dan ayat perintah 'taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya' telah berulangkali diingatkan di dalam Alquran. Senyatanya, perintah Allah ini adalah untuk menciptakan kondisi mutaqi dalam beribadat kepada-Nya sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ayat ‘taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya” ini pun menyiratkan bahwa Al-Masih dan Al-Mahdi akhir zaman akan mengikuti Syariat Rasulullah Saw, dan akan menjadi seorang Hakaman Adalan.

Pentingnya Pernikahan Antar Ahmadi.
Huzur bersabda, di antara berbagai perintah Allah kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang telah beliau kemukakan kepada Jemaat adalah nasehat bagi kaum muda-mudi Ahmadi, ialah perempuan Ahmadi hendaknya menikah hanya dengan kaum lelaki Ahmadi. Sehingga, anak keturunan mereka akan terpelihara. Tidak akan kebingungan. Lain halnya apabila mereka menghadapi kenyataan adanya dualisme keyakinan agama di antara kedua orang tua mereka. Jika ayahnya ghair-Ahmadi, karena peran ayah lebih berpengaruh, maka meskipun ibunya seorang Ahmadi, anaknya tidak dapat diharapkan menjadi seorang Ahmadi yang teguh. Bahkan dikarenakan sering terjadi silang pendapat antara ibu dengan bapaknya, maka anaknya pun akan menjauh dari keindahan ajaran agama. Demikian pula kaum lelaki Ahmadi hendaknya hanya menikahi wanita Ahmadi. Ini dikarenakan, pertama, apabila mereka menikah dengan perempuan ghair-Ahmadi berarti menghilangkan hak seorang wanita Ahmadi. Yang kedua, anak keturunan mereka akan menderita dengan adanya kondisi dualisme keimanan di dalam satu rumah tangga. Huzur bersabda, jika kalian ingin agar anak keturunan anda menjadi pewaris keberkatan Khilafat yang Allah Taala telah karuniakan, maka jangan mengutamakan pertimbangan keinginan pribadi. Banyak kaum wanita Ahmadi Ghana dan berbagai negara Afrika lainnya menulis surat kepada beliau, mohon pertimbangan apakah dikarenakan sesuatu hal, boleh menikah dengan ghair-Ahmadi ? Huzur bersabda, ternyata pertimbangan wanita semacam itu menunjukkan lebih mendahulukan pertimbangan keinginan duniawi dibanding mengutamakan terpeliharanya keimanan mereka. Hendaknya senantiasa diingat, apabila kaum wanita Ahmadi mendahulukan kepentingan keimanan dibandingkan materi duniawi, maka niscaya mereka akan mewarisi nikmat karunia keberkatan [keberadaan Khilafat]. Demikian pula kaum lelaki Ahmadi, mereka akan menjadi pewaris berbagai karunia Allah Swt.

Maka, sabda Huzur, setiap Ahmadi – berkaitan dengan tasyakur Seabad Khilafat Ahmadiyah – hendaknya berikrar janji akan senantiasa mendahulukan pertimbangan keridhaan Allah di atas segalanya. Akan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan berbagai perintah-Nya. Meningkatkan peribadatan kepada-Nya, dan akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan janji Baiatnya kepada Al-Masih Al-Maud a.s.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s bersabda, mereka yang mengaku sebagai anggota Jemaat-nya namun tidak menjalani hidup takwa bukanlah bagian dari Jemaat beliau. Beliau bersabda, dirikanlah Salat-salat mu sedemikian rupa seolah-olah Allah Taala tengah menyaksikanmu. Laksanakanlah ibadah puasa dengan penuh ikhlas semata-mata karena Allah. Bayarlah Zakat sesuai dengan hisabnya. Dan wajib pergi Hajji bagi yang mampu. Beliau bersabda, jalanilah hidup istiqamah dengan sebaik-baiknya, tinggalkanlah segala macam keburukan. Tak ada suatu amal kebaikan yang dapat diterima jika tidak didasari ketakwaan.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. pun menekankan Jemaat beliau agar senantiasa bersuka-cita dan melangkah dengan penuh semangat, bahwa Allah Swt ada beserta mereka. Beliau bersabda, jika anda bersiteguh dalam keimanan dan keistiqamahan anda, maka para malaikat pun akan datang membimbing mereka, dan ketenteraman rohani pun turun dari langit. Manakala pertolongan rohul qudus sudah diberikan, dan Allah menyertai setiap langkah mereka, maka tak akan ada lagi yang dapat memperdayainya.

Huzur mendoakan, semoga Allah senantiasa menjaga keteguhan iman kita; senatiasa dapat melaksanakan ibadat kepada-Nya dengan paripurna; dan semoga pula Allah senantiasa mengaruniai kita dengan segala keberkatan-Nya, sehingga senantiasa menjadi pewaris berbagai karunia dan keberkatan-Nya.

transltByMMA/LA.042208
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.