Thursday, July 24, 2008

Sifat Al-Razzaq Allah Swt (II)

13 Juni 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.

Huzur melanjutkan pembahasan topik Ar-Rizq (Maha Penyedia/Pemelihara) dan sifat Al Razzaq (Maha Penyedia) Allah Taala pada Khutbah Jumah beliau hari ini. Huzur bersabda, sebagaimana beliau telah kemukakan pada Jumah lalu, bahwa Allah Swt menyatakan, hanya Dia-lah yang Maha Pemberi bagi semua makhluk; termasuk manusia; namun sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, Allah menyediakan bagi mereka rizqi rohani maupun rizqi jasmani. Dan bila kaum mukminin yaqin sepenuhnya kepada-Nya, maka Allah pun akan menyediakan dari berbagai sumber penghasilan, yang bagi orang kafirin tidak mempunyai konsep tentang hal itu.



Huzur bersabda, banyak orang Ahmadi di berbagai negara yang menulis kepada beliau betapa Allah Taala telah mengaruniai usahanya dengan istimewa. Sehingga hal ini menambah keimanannya. Ini merupakan salah satu ciri orang yang beriman, yakni manakala ia menerima berkat dari Allah Taala, maka ia pun segera bersyukur kepada-Nya. Menerangkan perkara ini lebih lanjut, Huzur membacakan ayat 13 Surah Luqman (31:13):
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ 31:13
‘Dan kami limpahkan hikmah atas Luqman, yang kemudian berkata, 'Bersyukurlah kepada Allah: barang siapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan rohaninya sendiri. Dan barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.

Huzur bersabda, ketika Hadhrat Ibrahim a.s. berdoa untuk anak keturunan beliau, beliau pun mendoakan mereka agar menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur :
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ 14:38
'Ya Tuhan kami, aku telah tempatkan sebagian keturunanku di padang tandus dekat Baitullah, Ya Allah jadikanlah mereka sebagai orang-orang yang suka mendirikan Salat. Sehingga qalbu manusia condong kepada mereka dan mendatangkan berbagai macam buah-buahan, sehingga menjadikan mereka sebagai orang-orang yang bersyukur (Surah Ibrahim ayat 38).

Bekerja keras, Belanja di jalan Allah dan Berdoa.
Huzur bersabda, manakala seorang mukminin memeriksa diri betapa Allah Swt telah mengaruniai mereka, maka ketakwaan mereka pun meningkat. Dan demikianlah hendaknya sikap mereka, agar Allah Swt mengarunia mereka lebih banyak lagi. Allah meningkatkan rizqi-Nya bagi mereka. Dia telah membuktikan hal ini atas mereka yang meningkatkan derajat keimanan mereka, atau yang berupaya untuk itu. Meningkatnya rizqi seorang mukminin bukanlah faktor kebetulan, melainkan sesuai dengan janji-Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ 14:8

‘Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman: 'Bila kamu bersyukur, Aku pun sungguh akan menambahkan karuniaKu. Dan bila kamu tak bersyukur, azabKu sungguh pedih'. (Surah Ibrahim ayat 8).
Huzur bersabda, bagi orang yang tak beriman boleh jadi ia akan menukas, sesuai dengan hukum alam, mereka yang bekerja keraslah yang akan memetik hasilnya, itulah ganjaran bagi mereka. Akan tetapi, bagi orang yang beriman, bekerja keras yang diiringi dengan iman dan taqwa akan memperoleh ganjaran pahala yang berlipat ganda. Bahkan bila pun ada sesuatu ketidak-sempurnaan dalam ikhtiarnya, Allah Swt akan berkenan untuk menutupinya.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, Allah berfrman, Dia adalah Razzaq bagi mereka yang menjalani hidup taqwa. Huzur bersabda, adalah pengalaman pribadi beliau maupun para petani Ahmadi yang menulis kepada beliau, manakala hasil panen mereka lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang ghair-Ahmadi, mereka bertanya-tanya upaya extra apa yang telah mereka lakukan ? Mereka menjawab, ini hanya dikarenakan 1/10 atau 1/16 dari keuntungan yang diperoleh, mereka belanjakan di jalan Allah. Inilah sedikit kerja extra yang akhirnya membawa berkah itu.

Membacakan ayat 4 Surah Al Talaq (65:4) Huzur bersabda, Allah memberi ganjaran pahala kepada orang mutaqin dari arah yang tak disangka-sangka. Namun karunia istimewa ini bersyarat; yakni manakala Allah Swt sudah bersifat Al Razzaq bagi hamba-hamba-Nya yang sejati, maka hamba-Nya pun harus berupaya untuk menjalani hidup taqwa.

Hanya Dari Rizqi Yang Thayyib.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, seseorang yang berusaha menjauhi perbuatan dosa yang sekecil-kecilnya karena takut akan Allah, maka Allah pun akan menjauhinya dari kesulitan. Atas dasar ini, Huzur bersabda, pelajarilah tunjangan sosial yang diberikan di dalam sistem pemerintahan negara-negara Barat. Tunjangan ini diberikan untuk mereka yang dikarenakan sesuatu hal menjadi penganggur atau penghasilannya di bawah standar kelayakan hidup. Bahkan beberapa negara Barat ini memberikan tunjangan sosial tersebut dalam jumlah yang mencukupi, termasuk negara Inggris ini. Namun disayangkan, kata Huzur, ditengarai ada beberapa orang yang mengklaim tunjangan sosial tersebut hingga mereka memperolehnya meskipun sebetulnya mereka mempunyai usaha kecil, atau pekerjaan tidak resmi. Atau mereka sambil menyupir taxi. Huzur bersabda, semua ini perbuatan yang jauh dari standar taqwa. Dengan tidak berterus terang penghasilan yang diperolehnya, orang-orang semacam ini mengelabui sistem pajak pemerintahan mereka. Artinya mereka pun berbuat curang terhadap mereka yang taat pajak. Dengan demikian jauh dari ketakwaan; mereka berbuat munkar. Tak peduli segelintir apapun jumlahnya, orang-orang semacam itu bukan saja menjauhkan diri mereka dari Allah, tetapi juga menjatuhkan nama baik Jamaat.

Huzur bersabda, dengan memberi informasi yang tidak benar, mereka berhasil memperoleh beberapa pound-sterling, akan tetapi pada hakekatnya perbuatan mereka tersebut sama halnya dengan menafi'kan Allah sebagai Al-Razzaq. Pemerintah sudah mengantisipasi hal ini. Cepat atau lambat, perbuatan mereka akan diketahui. Dan pemerintah pun mengetahui, bahwa orang-orang Ahmadi tidak mengelabui fasilitas tunjangan sosial ini. Jika mereka [pejabat pemerintahan] berubah pikiran, tentulah mereka pun tidak mempercayai Jamaat lagi. Huzur bersabda, beliau telah memerntahkan tuan Amir Jamaat, agar mewaspadai orang-orang semacam ini. Jika kedapatan, harap jangan terima Chandah mereka. Penolakan Chandah mereka tidak akan berdampak apapun terhadap Jamaat. Malah akan membersihkan berbagai iuran yang masuk, yang didasari oleh ketakwaan.

Bila orang tidak mengindahkan Allah sebagai Al Razzaq, maka dinullah-Nya pun tidak memerlukan harta benda mereka. Huzur menasehati, bila mereka yakin sepenuhnya kepada Allah Al-Razzaq, maka berbagai karunia-Nya pun melimpah, dan akan terus membuat generasi muda mereka merasa berkecukupan, tidak akan iri terhadap harta benda orang lain. Hal inilah yang membawa mereka ke ketaqwaan. Huzur bersabda, adalah doa beliau untuk semua orang, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari sifat tamak.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, menurut Alquran, salah satu ciri orang yang mutaqi adalah Allah Taala menjauhkan dirinya dari hal-hal yang mudharat, dan Allah sendiri yang menjadi penjaminnya. Mereka tetap beristiqamah ketika sedang diterpa kesulitan agar memperoleh keridhaan Tuhan. Maka jika ia menjadi yaqin sepenuhnya kepada Allah, maka Allah pun serta merta akan memberikan pertolongan-Nya. Dia itulah Yang Maha Pemurah. Namun Dia itu pula yang senantiasa menyuruh kita agar selalu berada di atas jalan yang lurus dan mensucikan diri mereka, agar Dia berkenan menambahi rizqi kita:

وَمَا آتَيْتُم مِّن زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ 30:40
'...apapun yang kamu Zakatkan, jika semata-mata karena Allah – itulah yang akan melipat-gandakan harta benda mereka.’ (Surah Al Rum ayat 40).

Boleh jadi ada setengah orang yang mencoba berkelit, tak apalah memperoleh klaim tunjangan sosial tersebut (padahal berpenghasilan), kan nantinya membayar Chandah. Huzur bersabda, Allah tidak menginginkan uang yang berasal dari semacam itu dibelanjakan di jalan-Nya. Dia telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ

‘Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dari bagian yang suci dari penghasilanmu, dan juga dari segala apa yang Kami hasilkan dari muka bumi; jangan sekali-kali membelanjakan dari hal yang buruk …’ ( 2:268).
Huzur mengingatkan, harta yang dihasilkan dari yang tidak thayyib (suci) tidak akan mendatangkan kesucian. Kalaupun diperoleh karena ketidak-fahaman, harus cepat-cepat meninggalkannya. Sesungguhnya, Allah telah menyatakan, salah satu ciri orang yang beriman/taqwa di dalam Alquran, ialah rizqinya akan tersucikan, ini dikarenakan mereka: '...wa mimma razaqna hum yunfiqun, ialah, membelanjakan apapun yang kami telah rizqikan kepada mereka’ (2:4).

Huzur bersabda, pencuri, perampok dan penyamun pun bisa hidup dengan cara mereka itu. Akan tetapi dapatkah dikatakan penghasilan mereka itu dari Tuhan ? Di Pakistan ada orang-orang yang memperoleh penghasilan dengan cara-cara yang tidak sah, namun mereka katakan Allah-lah yang memberinya, padahal jelas-jelas berasal dari sumber-sumber syaitani. Bahkan mereka yang mendulang bisnis besar dengan cara yang salah tersebut memasang plakat di atas pintu-pintu rumah mereka: ‘Haza min Fazli Rabbi’ (berkat karunia Tuhan kami): “Inna lillahi...! (sungguh ironis). Para politisi pun ikut-ikutan membangkrutkan negara.

Tingkatkan Pengorbanan, dan Yakinlah.
Mengingatkan kembali topik utama Khutbah, Huzur bersabda, setiap Ahmadi hendaknya memastikan penghasilan mereka berasal dari sumber-sumber yang halal. Bila mereka berkeinginan untuk menambah penghasilan, cobalah belanjakan di jalan Allah semata-mata karena-Nya. Kemudian, lihatlah hasilnya. Ada setengah Ahmadi yang menyurat, mereka tak dapat menentukan jumlah Chandah mereka sepersekian dari penghasilan dikarenakan penghasilannya tidak tetap, atau mengalami sesuatu kesulitan dalam pekerjaannya. Untuk orang-orang semacam ini silakan meninjau kembali pembayaran Chandah mereka, tetapi harus berdasarkan ketaqwaan (takut akan Tuhan). Membacakan ayat 216 Surah Al-Baqarah (2:216) Huzur bersabda, seorang mukmin yang sempurna akan selalu berusaha membelanjakan harta benda mereka di jalan Allah dengan sebesar-besarnya. Memang ada sebagian orang yang mengalami kesulitan hidup, tetapi tidak mengurangi pembayaran Chandah mereka.

Huzur mengingatkan doa maqbuliat ajaran Hadhrat Rasulullah Saw yang sangat penting untuk zaman sekarang ini, ialah, Allahumma as'aluka ilman nafian, wa rizqan thayyiban, wa amalan mutaqabalan, yang artinya, ‘Ya Allah, berilah hamba ilmu yang bermanfaat, rizqi yang thayyib, dan amal pekerjaan yang makbul.’

Menolak Rizqi Rohani Mengais Fulus Syaitani.
Huzur bersabda, pada Khutbah Jumah yang lalu beliau telah menerangkan, salah satu arti Rizqi adalah bagian (atau andil, share); dan bagian ini dapat mengandung arti baik maupun buruk. Membacakan ayat 83 Surah Al Waqi’ah (56:83), wa taj'aluna rizqakum annakum tukadzibun ? yang artinya: “Dan engkau menyangkali kebenaran hanya dikarenakan demi mata pencaharianmu ?'

Huzur bersabda, Surah ini mengemukakan nasib orang-orang yang bersyukur dan yang tidak bersyukur di zaman 'kaum awalin' maupun di zaman 'kaum akhirin' kini. Ayat tersebut mengemukakan, barang siapa mencari kehidupannya dengan cara-cara yang tidak halal berarti menjauhkan dirinya dari ketaqwaan. Dan dikarenakan sikap khawatir mereka terhadap hal-hal duniawi, maka mereka pun akhirnya jatuh ke dalam perangkap Syaitan. Setengah orang semacam ini, yakni yang takut akan nasib duniawi mereka, sebagian dari mereka ini adalah kaum mullah/ulama yang tidak mau menerima kebenaran disebabkan mereka takut kehilangan kekuasaan atas pengikut/massa mereka berdasarkan keyakinan mereka itu. Pendek kata, para politisi dan kaum mullah tersebut memahrumkan diri mereka sendiri dari rizqi rohani yang Allah Taala telah kirimkan untuk zaman ini dikarenakan demi mempertahankan penghasilan mereka yang tidak thayyib. Sehingga pekerjaan mereka itulah menolak kebenaran. Inilah yang kini tengah terjadi, dimanapun ada penentangan terhadap Jamaat Ahmadiyah, hal ini disebabkan kolaborasi para politisi dengan kaum mullah. Dan tasyakur Seabad Khilafat kita telah menyulut lagi sikap hasad (dengki) mereka. Bagaimanapun juga politikus tidak berminat terhadap masalah agama. Namun, bila mereka tidak mendengar keinginan kaum mullah, mereka pun takut kehilangan suara pendukung. Artinya, mereka takut kehilangan rizqi mereka yang tidak thayyib itu. Sementara itu kaum mullah pun takut kehilangan penghasilan mereka dari dukungan dana untuk berbagai madrasah / pesantren yang mereka atas namakan untuk itu. Walhasil, rizqi mereka sangat tergantung kepada aktivitas penolakan mereka terhadap kebenaran. Inilah mengapa sebabnya mereka gigih menolak kebenaran; yakni agar mereka memperoleh penghasilan. Namun, nasib mereka akan berakhir sebagaimana telah dinyatakan di dalam Alquran, wa tashliyatu jahiim, terbakar di dalam gejolak api Jahanam' (56:95). Di Pakistan dan di Indonesia terjadi berbagai aksi anti-Ahmadiyah hanya dikarenakan kolaborasi para politisi dan kaum mullah. Mereka berupaya membodohi publik dengan isue “penodaan terhadap agama” demi “kemuliaan” agama mereka.

Oleh karena itu kepada kaum Ahmadi, Huzur menasehati agar tetap beristiqamah, sabar dan terus menerus berdoa. Kita telah menerima kebenaran Hadhrat Imam Mahdi a.s., maka jadikanlah diri kita lebih dekat kepada Allah Swt; yang telah memberi kabar suka bagi siapa yang telah berhasil memperoleh qurb-Nya. Huzur bersabda, seorang tokoh besar di Pakistan suatu hari telah bersumpah akan menyusahkan Jamaat sehingga menjadi miskin. Namun apa yang terjadi atas nasib dirinya telah diketahui semua orang. Sementara itu Jamaat ini memperoleh karunia semakin bertambahnya perbendaharaan harta mereka, baik secara Jamaah maupun perorangan. Seorang tokoh besar lainnya bertekad akan menghabisi Jamaat dengan berbagai cara. Namun dunia menyaksikan akhir tragedi kehidupannya. Sementara itu, dengan karunia Allah Taala, berbagai fasilitas dan cara telah semakin terbuka luas bagi kemajuan Jemaat. Allah Swt telah menunjukkan berbagai jalan kemudahan yang menunjukkan bahwa Dia-lah Yang Maha Pemberi dan Al-Malik, sebagaimana dinyatakannya di dalam Alquran (51:59), 'innallaha huwa razzaqu dzulquwwatil matin; Seungguhnya Allah-lah Ar-Razzaq, Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.’

Sabar, Istiqamah &Doa (Ke Amerika Serikat & Canada).
Huzur bersabda, pasca [tasyakur Seabad Khilafat] 27 Mei 2008 terjadi peningkatan anti-Ahmadi di Pakistan. Para mahasiswa kedokteran Ahmadi – bahkan sebagian di antaranya sudah di tingkat akhir – telah dikeluarkan dari Universitas mereka di Faisalabad. Para penganiaya itu berpikir, dengan ancaman terhadap 'rizqi' [studi] mereka itu, mereka akan menyangkali kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Di beberapa kota beberapa rumah milik orang Ahmadi dibakar. Mereka berpikir, kita akan menukar keimanan kita. Mereka tidak mengetahui, bahwa kita beriman kepada Allah, dzulquwwatil matin; Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.’

Kepada kaum Ahmadi di Indonesia, Huzur bersabda, meskipun mereka [pejabat pemerintahan] tidak melarang Jamaat Ahmadiyah secara terang-terangan, namun mereka telah membuat situasi sedemikian rupa yang akan menjurus kepada pelarangan. Maka kaum Ahmadi Indonesia hendaknya lebih khusyu dalam peribadatan dan doa-doa mereka. Betapa Allah Swt telah meningkatkan keadaan Jemaat di Pakistan [meskipun penganiayaan tiada henti]; maka hal ini pun akan terjadi di Indonesia. Huzur bersabda, saatnya tidak akan lama, siasat mereka itu akan berbalik kepada diri mereka sendiri. Huzur memaklumatkan kepada seluruh kaum Ahmadi agar mendoakan saudara Ahmadi mereka di Pakistan dan juga di Indonesia.

Huzur bersabda, minggu yang akan datang beliau akan bermuhibah ke Amerika Serikat dan Canada. Berbagai persiapan telah dibuat untuk menyelenggarakan [perayaan] Seabad Khilafat yang dikaitkan dengan Jalsah mereka. Kaum Ahmadi di kedua negara tersebut telah menyampaikan dambaan mereka agar Huzur berkenan datang. Bertemu muka secara langsung memang memberi banyak hikmah kebaikan. Rencana kunjungan ke Amerika Serikat ini merupakan yang pertama kali, oleh karena itu, semoga Allah memperlihatkan bantuan dan pertolongan-Nya yang khas. Semoga kunjungan muhibah ini diberkati Allah dalam setiap seginya. Dan semoga pula tujuan hakikinya dapat terpenuhi. Huzur bersabda, kita semua telah memperbaharui janji setia kita kepada Khilafat di awal abad kedua-nya ini, semoga Allah menghembuskan ruh semangat baru kepada kita sekalian. Akhirnya Huzur berdoa, semoga Allah Swt menghilangkan segala kesulitan dalam perjalan muhibah tersebut.

transltByMMA/LA061608
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.