Thursday, July 24, 2008

Jalsah Salanah UK dan Bersyukur

4-8-2006 di Mesjid Baitul Futuh, United Kingdom


Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba membaca ayat-ayat K.S. Alquran Surah Al-Baqarah:

ayat 152 dan 153 yang artinya:
152. Sebagaimana telah Kami utus kepadamu seorang Rasul dari antara kamu yang
membacakan Ayat-ayat Kami kepadamu dan mensucikan kamu dan mengajar kamu Kitab
dan hikmah, dan mengajar kamu apa yang belum kamu ketahui.
153. Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah engkau tidak bersyukur kepada-Ku.


Setelah selesainya Jalsah, maka Khutbah pertama setelahnya Jalsah Salanah,
akan merupakan klimaksnya dari Jalsah ini. Allah dengan berkah-berkah dari
kemurahan-Nya selama Jalsah itu, hal ini dibicarakan di dalam khutbah Jum’at
yang pertama ini di mana kami akan menyinggung tentang bersyukur. Oleh karena
itu dalam khutbah ini juga akan dibicarakan perihal yang sama yakni bersyukur
kepada Allah. Allah Taala dengan karunia kemurahannya yang sangat istimewa itu
yang dicurahkannya kepada Ahmadiyyah itu, kita tidak dapat menceriterakan
semuanya. Setiap saat dan pada setiap langkah, sesuai dengan janji dari Allah
Taala yang diberikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., orang dapat melihat
betapa pertolongan dan dukungan dari Allah ini. Saya telah menyebutkannya di
dalam hari kedua Jalsah dan tidak mungkin untuk mengulangi semuanya itu. Tetapi
bagaimana pun pidato dan tentang kejadian-kejadian itu akan terus diterbitkan
sedikit demi sedikit.

Hari ini saya berdiri di sini untuk menyampaikan rasa syukur kepada Allah
Taala atas berkah-berkah yang dikaitkan bersama-sama dengan rasa syukur kepada
Allah ini, ucapan terima kasih kepada hamba-hamba-Nya. Kata-kata dari Y.M.
Rasulullah s.a.w. ini, yang selalu kami ingat dan akan diingat oleh setiap
orang yang memiliki keinginan hakiki untuk bekerja dan bertindak mengikuti
perintahnya, yaitu orang yang ingin mengadakan reformasi pada kehidupan dirinya
di dunia ini dan untuk hari Kemudian nanti, yakni orang yang memiliki rasa
kepastian pada sabda-sabda dari Y.M. Rasulullah s.a.w. yang adalah firman dari
Allah Taala. Yaitu di mana Y.M. Rasulullah s.a.w. bersabda sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a. (dalam bahasa Arab), yang artinya:

Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada hamba Allah maka ia itu sama
dengan tidak berterima kasih kepada Tuhan. Jadi, dalam hal ini, pertama-tama
saya akan mengucapkan terima kasih kepada semua orang-orang dan Dewan Kota
setempat yang walaupun dalam situasi yang sedemikian dan dengan berita-berita
tidak benar yang diterimanya mengenai hal kita, yang sebagai akibatnya maka
orang-orang itu merasa sangat khawatir bahwa orang-orang Ahmadi itu akan datang
ke sini dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi.

Propaganda buruk yang menentang Islam ini, di mana umumnya di dalam pikiran
orang-orang di Barat itu, mereka mempunyai konsep bahwa Muslim itu adalah sama
atau berarti terorisme, sehingga mereka itu merasa sangat khawatir dan
ketakutan, tetapi betapa pun Allah Taala telah merubah hati mereka dan
dikarenakan oleh hubungan contact kita dan pertemuan-pertemuan kita dengan
mereka, serta sebagaimana yang sudah saya ceriterakan sebelumnya Jalsah, maka
dikarenakan oleh pekerjaan-pengerjaan sosial khidmat khalq kami maka rasa
keragu-raguan yang ada di dalam hati mereka itu dapat dihilangkan. Kemudian
setelahnya itu, mereka tidak lagi memperlihatkan ke-keras-kepalaannya dan
ke-keras-hatian di dalam pikirannya mereka itu. Semua masyarakat di daerah itu
telah mendukung kami dan bahwa mereka itu telah bersedia dan menyediakan dirinya
bagaimana mereka itu akan berperilaku terhadap kami.

Dengan karunia berkah-berkah dari Allah, mereka juga datang ke tempat
pertemuan kami atau melewati jalanan di luar tempat Jalsah kami dan mereka pun
mengeluarkan pandangannya secara terbuka bahwa hal-hal yang tadinya mereka
khawatirkan atau takutkan itu dan banyak lagi hal-hal lainnya, yang bahkan
dengan memberikannya izin untuk Jalsah itu, orang-orang tadinya tetap merasa
khawatir dan takut kepada kita. Ternyata saudara-saudara telah merubah sama
sekali tipe dari orang-orang ini; di mana orang-orang tersebut telah memberikan
pujiannya untuk apa yang baik, dan orang-orang ini telah menghargai apa yang
benar, serta secara terbuka mereka itu memuji kepada kita. Oleh karena itu
dengan perasaan rasa syukur dan dengan ucapan terima kasih kepada orang-orang
ini yang telah dapat mencegah terjadinya halangan untuk mengadakan Jalsah ini.
Ketika segala sesuatu telah menjadi beres dan selesai semuanya, maka mereka pun
telah memberikan pujiannya kepada kita. Yang harus dilakukan oleh
Organisasi Jemaat ini adalah bahwa mereka itu harus mengucapkan terima kasih
kepada Dewan Kota dan staffnya tentang hal ini dengan menulis surat kepada
mereka. Ini sudah mereka lakukannya di mana Tuan Amir Sahib sudah mengirimkan
surat tersebut kepada beliau-beliau.

Sebagaimana yang saya sudah katakan di dalam Jalsah, pemilik dari tanah yang
kita beli itu, mereka sudah bekerja-sama dengan baiknya dengan kita. Bukan saja
bekas pemiliknya sendiri, tetapi seluruh keluarganya juga, sebagai contohnya
mereka telah membantu memperbaiki jalan dan telah menyediakan alat-alat berat
untuk mengeraskan jalan ini. Anak perempuan mereka yang berumur 19 tahun juga
ikut bekerja keras di mana ia terus menerus bekerja menjalankan mesin-mesin ini
selama berjam-jam lamanya. Semoga Allah Taala memberikan kepadanya ganjaran yang
besar. Saya telah katakan kepadanya bahwa pekerjaan tersebut sungguhlah berat
dan sulit; barangkali beberapa orang laki-laki pun belum tentu mampu untuk
mengerjakannya. Bukan saja itu, seluruh keluarga mereka, isterinya, anak-anaknya
dan juga Bapaknya yang sudah tua, yang umurnya lebih dari 70 tahun, mereka
semuanya bekerja bersama-sama kita, dengan penuh kesabaran seperti halnya
orang-orang Ahmadi kita yang tua yang melakukan
pekerjaannya dengan penuh ketekunan dan kesungguhan. Sejauh mengenai hubungan
persahabatan dan dalam memperlihatkan ahlaknya yang baik di dalam hal ini, maka
pekerjaan-pekerjaan dari mereka itu sungguh amat menonjol dan terpuji. Semoga
Allah Taala memberikan kepada mereka pandangan spiritual dan juga dengan melihat
pada kebenaran, mereka itu akan maju dan meningkat di dalam kesalehan
spiritual-nya. Do’a ini perlu bagi beliau-beliau itu, dan ini adalah cara yang
terbaik dalam meng-ekspresikan rasa syukur kita dan ungkapan rasa terima kasih
kepada mereka.

Kemudian di dalam memproses perizinan untuk Jalsah kami itu, keluarga mereka
telah melakukan pekerjaan yang besar, mereka itu mengunjungi satu persatu
tetangganya dan mengatakan bahwa di dalam waktu yang singkat kita akan dapat
melihat dan mengerti bahwa mereka ini bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi
kami, orang-orang ini – orang-orang yang akan berkumpul di sini - adalah sama
sekali berbeda. Kami sangat berterima kasih kepada keluarga ini, karena jika
tidak begitu, mereka yang sudah berhasil menjual tanahnya itu, akan duduk-duduk
saja dan mengatakan silahkan Anda mengerjakannya sendiri, karena kami bukanlah
penasihat hukum kalian, dan juga kami tidak akan memproses urusan-mu. Jadi,
demikianlah salah satu dari nilai ahlak mereka yang tinggi itu di mana semoga
Allah Taala memberikan kepada mereka ganjaran yang besar.
Dengan keadaan seluruh lingkungan yang damai, maka polisi yang datang untuk
mengatur lalu-lintas pun terheran-heran, bagaimana lalu-lintas kendaraan itu
dikerjakan dengan lancarnya. Mereka pun menyatakan bahwa para Khuddam yang
mengatur lalu lintas itu ada mendapatkan training dari polisi, yang setelahnya
beberapa jam, mereka itu duduk saja di samping, hanya memperhatikan bagaimana
para Khuddam kita itu mengatur lalu lintas. Bagaimana pun juga mereka itu
mendapatkan kesan yang amat bagus dari berbagai seginya dan Jalsah ini telah
berjalan dengan sangat sukses.
Kemudian kepada para pekerja sukarelawan kita, kita juga harus berterima
kasih, adalah karunia berkah Allah yang besar bahwa di dunia Ahmadiyyah ini,
tidak jadi soal saudara-saudara pergi ke mana pun, kalian akan menemukan para
pekerja sukarela ini yang bekerja, yang terus menerus bekerja melaksanakan
tugasnya untuk selama belasan atau puluhan jam lamanya pada setiap harinya.
Inilah persisnya apa yang kita lihat di dalam Jalsah ini. Walaupun mereka itu
merasa letih tetapi mereka tidak mau memperlihatkannya, kadang-kadang tugas
pekerjaannya itu sama sekali berbeda dengan profesinya yang biasa atau berbeda
dari pekerjaan kebiasaan sehari-harinya, namun mereka itu tidak pernah mengeluh.
Mereka melakukan tugas-tugas mereka dengan sebaik-baiknya, ini termasuk
anak-anak, anak-anak perempuan, wanita dan yang tuanya juga. Dengan karunia
kemurahan Allah Taala, umumnya orang-orang menuliskan pujiannya kepada mereka,
pekerja sukarela yang bertugas ini, kalaupun ada satu insiden yang
terjadi di tempat yang jauh, yang disebabkan oleh sifatnya seseorang, mereka
itu telah membuat suasana seluruh lingkungan menjadi tidak enak. Kadang-kadang
bukannya membuat mereka itu mengerti bahwa telah melewati batas dalam tugasnya
itu, panitia seharusnya jangan memberikan kepada mereka tugas-tugas yang
berhubungan dengan orang-orang. Tetapi, seperti yang saya katakan pada umumnya
tingkat tanggung-jawab dari orang-orang pria, wanita, anak-anak dan gadis-gadis
itu adalah sangat tinggi dan kepada mereka itu kita semua perlu mengucapkan rasa
terima kasih kami. Semoga Allah Taala memberikan kepada mereka ganjaran-Nya yang
besar, meningkat di dalam ketulusan dan pengabdiannya serta terus senantiasa
meningkat serta kemampuan mereka pun akan meningkat sehingga mereka dapat
melakukan tugas-tugas ini, terus senantiasa melaksakan tugas-tugas ini demi
untuk Allah. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut semoga Allah Taala
memberikan kemampuan kepada mereka untuk dapat meraih
ridha dan kesenangan Allah. Dari surat-surat yang saya terima dari seluruh
penjuru dunia, mereka telah memberikan pujian dan do’a-do’anya bagi para pekerja
dan petugas Jalsah ini.

Di tempat baru ini, di mana untuk pertama kalinya Jalsah itu diadakan ada
terdapat banyak sarana fasilitas yang dikerjakan dengan amat cepatnya. Pada
permulaannya, agar membuat tempat ini memadai untuk keperluan Jalsah, tim
pekerja yang bekerja harus membangun dan memasang saluran-saluran pipa air dan
saluran pembuangan air kotor di tempat yang luas ini, sehingga sekarang kita
sudah memiliki saluran pembuangan air yang permanen. Semoga Allah Taala
memberikan ganjaran kepada mereka yang telah mengerjakan pekerjaan ini. Semua
para pekerja ini, sebagaimana yang saya baru saja katakan menerima do’a-do’a
dari dunia Ahmadiyyah, semua dunia Ahmadiyyah, atas semua pekerjaannya yang
telah mereka lakukan.

Para petugas MTA telah menyiarkannya dengan jelas tentang hal ini kepada
seluruh dunia; para pekerja sukarelawan kita ini adalah begitu bagusnya bekerja,
di mana mereka telah menyiarkannya semua pemandangan dan situasi, scenery dan
scene ke seluruh dunia. Mereka yang hadir langsung di dalam pertemuan ini
barangkali memiliki perasaan sentiment yang sedemikian rupa, yang tidak sama
dengan apa yang dapat dilihat dari gambar-gambar di layar televisi. Tetapi untuk
memperlihatkan suasana atmosfir dari Jalsah kepada dunia melalui MTA, menurut
pendapat saya, barangkali ada sedikit perbedaannya, jika ada, di mana di setiap
rumah dari dunia Ahmadiyyah adalah merupakan salah satu bagian pemandangan dari
Jalsah. Orang-orang mengumpulkan seluruh keluarganya dan membuatnya Jalsah
wilayah di rumah-rumah mereka itu. Bahkan ada orang-orang yang berusaha untuk
memasak dan makan makanan seperti yang dimasak dalam Jalsah kami. Betapa pun
kepada para pekerja MTA itu, seluruh dunia perlu
memberikan ucapan terima kasihnya kepada mereka ini. Di luar dari yang
diperlihatkan langsung pada pemandangan scene itu, ada banyak lagi orang-orang
laki-laki, perempuan, gadis-gadis dan para sukarelawan lainnya yang mengerjakan
hal ini dengan penuh ketulusan dan pengabdian. Semua saudara-saudara yang telah
datang dan hadir di dalam Jalsah, melihat dan mengamati Jalsah ini haruslah
berdo’a dan terus berdo’a, semoga Allah Taala akan terus meningkatkan ketulusan
mereka dan kemampuan mereka ini. Dengan penuh rasa syukur, semoga Allah
memberikan kemampuan kepada kita semua, agar kita dapat bersyukur kepada Wujud
Yang Maha Kuasa, yang sesuai dengan janji-Nya kepada Al-Masih dan Mahdi-Nya itu,
akan menciptakan keadaan dan situasi yang tanpa turut campurnya dari pihak
manusia.
Pemandangan sedemikian yang melalui itu kalian dapat melihat betapa kemurahan
dan pertolongan dari Allah itu pada setiap saat, di mana Allah Taala telah
berfirman bahwa Hai hamba-Ku jika engkau menginginkan agar hujan kemurahan Allah
itu terus tercurah kepada mu, bahkan lebih banyak lagi daripada yang sebelumnya,
maka engkau harus selalu ingat akan resep ini, sebagaimana Dia berfirman:

Surah Ibrahim (14) ayat 8 yang artinya:
Dan ingatlah juga pada waktu ketika Tuhan engkau mengumumkan: “Jika kamu
bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak lagi nimat kepadamu ………..

Bahwa jika Allah Taala telah mengumumkan hal ini, bahwa jika engkau itu
mengungkapkan rasa terima kasih kamu, maka Allah pasti akan menambah dan
melipat-gandakan kemurahan-kemurahan-Nya.
Oleh karena itu, Allah senantiasa dan terus memberikan kepada kami kemampuan
agar kami itu dapat menjadi hamba-Nya yang bersyukur, dan terus mendapatkan
bagian dari pertolongan dan dukungan daripada-Nya. Penyampaian ungkapan rasa
syukur dan berterima kasih ini tidaklah cukup dengan hanya di mulut saja, tetapi
dengan bekerja mengikuti perintah dari Allah, yang memperlihatkan contoh praktek
dari rasa terima kasih kita itu.

Di dalam Kitab Suci Alquran, di berbagai tempat Allah telah mengingatkan kita
tentang hal ini, yaitu agar kalian menjadi hamba yang bersyukur, Dia berfirman:
Allah mengampuni dosa-dosa kalian, engkau harus meningkatkan rasa
terima-kasih-mu di dalam hal ini. Kadang-kadang dengan mengingatkan kita akan
kemurahan-kemurahan-Nya, Dia mengingatkan kita agar kita bersyukur kepada-Nya.
Di beberapa tempat Dia telah menghilangkan kesulitan-kesulitan kita dan Dia
mengingatkan kita untuk mengungkapkan rasa syukur kepada-Nya. Kadang-kadang Dia
telah menurunkan ajaran kepada-mu dan sebagai hasilnya, kalian harus
meningkatkan rasa syukur-mu. Kemudian Dia berfirman bahwa Aku telah
menyelamatkan kalian dari angin badai dan dari penderitaan, maka engkau harus
menjadi hamba Tuhan yang bersyukur. Jika kalian menghitung karunia dari-Ku, maka
engkau haruslah menjadi hamba yang berterima kasih. Jadi, Allah berfirman bahwa
jika kalian menjadi penyembah sejati-Ku dan untuk menjadi penyembah
sejati, maka engkau itu haruslah berterima kasih sehingga Aku dapat
melipat-gandakan kemurahan-kemurahan dari-Ku. Bagaimana mengucapkan syukur
kepada Allah itu? Yaitu agar menjadi hamba yang penyembah kepada-Nya dan yang
bekerja sesuai dengan ajaran-Nya, sebagaimana Dia berfirman:
Surah Al-Zumar (39) ayat 67, yang artinya:
Bahkan beribadahlah kepada Allah dan jadilah engkau di antara orang-orang yang
bersyukur.

Bahwa kalian itu hanya menyembah kepada Allah yang Satu dan menjadi
orang-orang yang bersyukur. Oleh karena itu puncak klimaksnya dari bersyukur
ialah bahwa engkau itu harus menjadi orang yang menyembah kepada Allah. Allah
telah memperlihatkan caranya menyembah Allah ini dan yang telah diajarkannya
kepada kita oleh Nabi-Nya s.a.w. yang kepada beliau itu Allah telah menurunkan
ajaran-ajaran ini. Apa yang dikerjakan oleh beliau itu, bahwa kadang-kadang di
sepanjang malam beliau s.a.w. itu seperti halnya ikan yang berada di luar dari
air. Beliau bersujud kepada Tuhan, memohonkan ampunan daripada-Nya dan beliau
juga memuji Tuhan. Ketika beliau ditanya, Ya Rasul Allah , semua dosa-dosa Tuan
yang lampau dan yang akan datang sudah diampuni, mengapa Tuan itu tetap gelisah?
Beliau s.a.w. menjawab, apakah tidak boleh saya ini menjadi seorang hamba yang
bersyukur atas semua kemurahan-kemurahan dan berkah-berkah dari Tuhan ini?

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa orang-orang yang ignorant atau yang
bodoh itu berkeberatan terhadap kata istighfar. Tetapi kata ini adalah sebuah
bukti dari kesucian dalam dirinya Y.M. Rasulullah s.a.w., yang memperlihatkan
bahwa beliau itu berada dalam kecintaannya yang mendalam kepada Tuhan dan beliau
itu mengingat kepada-Nya dalam tingkatan yang paling tinggi. Ketika beliau ingat
kepada Allah dan mengungkapkan rasa syukur beliau kepada-Nya, bagaimana kita
dapat mengatakannya kepada orang yang buta intelligent dan yang buta spiritual
bahwa keadaan yang sedemikian itu datang kepada orang-orang ketika orang
berpikir tentang kemurahan-kemurahan Allah dan ia itu dipenuhi dengan
kecintaan-Nya. Orang-orang ini, seperti halnya orang-orang duniawi dan
philosopher yang materialistis, mereka itu tidak dapat berpikir bahwa seseorang
itu dapat saja keliru. Mereka ini tidak merasa khawatir tentang berterima kasih
kepada Tuhan dan mengucapkan istighfar. Inilah sebuah
tingkatan spiritual tinggi yang realitasnya tidak diketahui oleh orang-orang
ahli duniawi semacam philosophers itu. Demikian pula hubungan antara Nabi dengan
Tuhan itu, orang lain tidak akan dapat mengetahuinya. Lebih maju lagi kecintaan
pribadinya kepada Tuhan, sebegitu jauh mereka itu akan menjadi lebih tenteram
dan lebih suci.

Ada sebuah riwayat dari Hadhrat Abdullah bin Abbas yang menyampaikan bahwa
Y.M. Rasulullah s.a.w. biasa mengucapkan do’a (Bahasa Arab),

yang artinya:
“ Ya Allah jadikanlah saya orang yang menyampaikan banyak-banyak rasa syukur
kepada Engkau dan untuk banyak-banyak mengingat kepada Engkau”.
Ada riwayat lainnya tentang Y.M. Rasulullah s.a.w., yang menyatakan bahwa
ketika Y.M. Rasulullah s.a.w. itu sedang bergembira tentang sesuatu, beliau akan
mengucapkan rasa syukurnya kepada Tuhan dan jatuh bersujud kepada Tuhan dan
kemudian dalam memberikan nasihatnya, Y.M. Rasulullah s.a.w. bersabda, inilah
seperti yang disampaikan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w.
bersabda, apakah engkau menginginkan agar engkau itu membuat usaha untuk
berdo’a, maka engkau itu harus mengatakan: “Ya Allah, tolonglah kami untuk
menyembah engkau dengan rasa syukur kepada-Mu”. Yaitu bahwa kami itu harus
mengingat kepada Engkau dan agar menyembah Engkau dalam cara yang paling bagus.

Ada riwayat lainnya yang menyampaikan bahwa dengan memperlihatkan kecintaannya
yang besar, Y.M. Rasulullah s.a.w. bersabda, saya memberi nasihat kepada-mu
bahwa janganlah sampai engkau itu lupa untuk mengingat pada kata-kata ini:
(Bahasa Arab)
itulah yang membuat saya menjadi bersyukur dan mengingat kepada-Mu dan
melakukan ibadah dalam cara yang paling baik.

Riwayat lainnya adalah tentang tugas dari seorang mukmin, di mana Y.M.
Rasulullah s.a.w. bersabda bahwa urusan dari seorang mukmin itu adalah aneh.
Semua urusannya itu adalah didasarkan pada kebaikan dan kedudukan ini hanyalah
ada pada seorang Mukmin yaitu bahwa jika ia itu merasa senang ia mengucapkan
Alhamdulillah, bersyukur kepada Tuhan dan bersujud kepada Tuhan. Perbuatannya
ini membuat dia itu berhak untuk mendapatkan kebaikan. Ketika ia menderita maka
ia memperlihatkan kesabarannya dan ini pun yang akan menjadi penyebab kebaikan
untuknya. Oleh karena itu, mereka yang ikut hadir di dalam Jalsah dan mereka
yang bekerja agar semuanya sama-sama mengingatnya bahwa mereka itu harus
memanjatkan do’a-do’a ini, dan memperlihatkan kesabaran dan menahan dirinya,
sehingga mereka itu akan dapat meraih kebaikan dari Allah dan mereka mengucapkan
Alhamdulillah serta ketika mereka itu sedang menderita atau berhadapan dengan
keadaan yang sulit maka mereka itu memperlihatkan
kesabarannya. Hanya ada satu dua kejadian yang terpisah jauh, namun dalam
setiap keadaan situasi itu saudara-saudara haruslah ingat akan mencari ridha dan
kesenangan Allah. Untuk alasan inilah yaitu untuk meraih ridha dari Allah,
mereka ini harus memperkuat tali perhubungan persahabatannya. Jadi, di dalam
Jalsah ini juga, jika ada terjadi satu atau dua perkara yang terpisah maka
kalian harus bertindak dengan cara yang sama. Saudara-saudara harus
memperlihatkan reaksi yang sama, sehingga saudara-saudara itu akan dapat meraih
ridha dan kesenangan Allah.

Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada setiap dan semua orang dari
kita untuk dapat terus mengingat kata-kata bijak dari Y.M. Rasulullah s.a.w. ini
dan menjadikannya sebagai bagian dan paket dari kehidupan dan yang harus
senantiasa bekerja mengikuti hal ini, di mana kita juga akan dapat memperoleh
kedekatan kepada Tuhan dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bersyukur,
yang berterima kasih.
Ayat yang saya baca di awal khutbah ini, Allah berfirman:
Fadz kuruunii adzkurkum wasy kuruu lii wa laa takfuruun
Bahwa engkau itu harus ingatl kepada-Ku dan Aku pun akan ingat kepada-mu dan
bersykurlah kepada-Ku dan janganlah engkau tidak bersyukur kepada-Ku. Jadi,
ketika Allah mengirimkan begitu banyaknya kemurahan-kemurahan dan memperlihatkan
begitu banyaknya kemurahan-kemurahan, di mana kalian mengungkapkan rasa
syukurnya sehingga Dia akan memberikan kemampuan kepada kita untuk bisa termasuk
di dalam umatnya Y.M. Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w., dan dengan ikut di dalam
umat beliau ini maka kita pun akan memperoleh bagian dari berkah-berkah yang
Allah Taala turunkan kepada Y.M. Rasulullah s.a.w. Kami juga memperoleh bagian
dari ajaran tersebut dan berusaha untuk bekerja mengikuti ajaran ini yang
diturunkan kepada Y.M. Rasulullah s.a.w. Kami mempelajari kata-kata yang penuh
kebijaksanaan ini, yang melalui inilah kita dapat memperoleh ilmu Tuhan itu.
Pada waktu yang sama kami juga harus bersyukur bahwa pada saat ini Dia, Tuhan
telah memberikan kemampuan kepada kita untuk bisa
bergabung dengan Jama’at-nya dari pencinta kepada Y.M. Rasulullah s.a.w. Dia
telah memberikan kemampuan kepada kita untuk melakukannya; Dia Yang yang pada
hakikatnya membuat kata-kata bijak ini jelas kepada kita dan telah mengajari
kita caranya untuk mempelajari ilmu Tuhan itu, sekarang ini orang dapat
menemukan kata-kata bijak ini melalui Imam Zaman ini.

Untuk mempelajari kata-kata bijak ini telah dimulai dan diresmikan di dalam
pelaksanaan Jalsah Salanah, pertemuan tahunan ini. Oleh karena itu, Jalsah ini,
pertemuan ini, haruslah dijadikan sebuah sarana untuk mengembangkan rasa
kebersyukuran, yang di dalam linkungan dan situasi ini telah memberikan kepada
kita kemampuan intelligen sejati mengenai ungkapan rasa syukur ini kepada Tuhan.
Kami juga harus menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pembicara yang
telah membimbing kami di dalam Jalsah ini. Kami pun harus mendo’akan mereka
juga, kami harus mendo’akan semoga Allah Taala memberikannya kemajuan di dalam
pengetahuan spiritual mereka lebih dari siapa pun juga.
Dengan memberikan ucapan do’a shalawat kepada Y.M. Rasulullah s.a.w., haruslah
menyelesaikannya bahwa dengan menjadikannya hamba Tuhan yang bersyukur, maka
kalian itu harus bekerja dan bertindak sesuai dengan semua perintah yang telah
Allah berikan kepada kita melalui Y.M. Rasulullah s.a.w. dalam Islam. Bilamana
kita itu akan melihat dan memperoleh standard ini, maka dengan janji-janji Tuhan
yang benar itu, bahwa Aku akan selalu ingat kepada-mu dan akan memberkati-mu
dengan banyak-banyak karunia kenikmatan, berkah-berkah dan kemurahan-kemurahan
dari-Ku. Berkah-berkah dan kemurahan-kemurahan ini sungguh amat besar dan
banyaknya; di mana Allah Taala akan memberikan lebih banyak lagi
kemurahan-kemurahan ini.

Jadi, untuk memperoleh berkah-berkah ini dengan meningkatkan rasa syukur ini,
setiap Ahmadi harus menaruh banyak perhatiannya pada bersujud dan berdo’a.
Karena tanpa kemurahan dari Tuhan, kalian itu tidak akan bisa mengembangkan rasa
kebersyukuran ini. Kemurahan Allah itu hanya akan diperoleh dengan senantiasa
membungkukkan diri dan bersujud kepada-Nya. Oleh karena itu dengan bersujud
kepada Tuhan, setiap Ahmadi harus menaruh perhatiannya pada do’a ini:
“Ya Allah, tingkatkanlah saya di dalam ketakwaan, kesucian dan kesalehan
sehingga saya dapat menjadi penyembah Engkau yang sejati dan yang senantiasa
akan memperoleh berkah-berkah dari-Mu, dan mendapatkan kemurahan-kemurahan
Engkau; ya Allah buatlah saya ini hidup dengan penuh rasa kepuasan dan juga
dengan terus menerus jadi hamba-Mu yang paling bersyukur; ya Allah bangkitkanlah
perasaan ini di dalam hati kami dan juga untuk yang lainnya yang saya harapkan
dari orang lainnya untuk-ku sehingga saya akan senantiasa benar-benar termasuk
di dalam hamba-hamba yang beriman kepada-Mu; ya Allah jadikanlah saya selalu
untuk memperlakukan sahabatku dan tetanggaku dengan cara yang terbaik sehingga
saya akan dapat meraih ridha-Mu dan menjadikannya sebagai seorang Muslim sejati;
ya Allah kembangkanlah ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan di dalam hatiku dan di
dalam pikiranku dan janganlah membuat hatiku itu mati dan berikanlah kemampuan
kepadaku untuk terus meningkat maju dan menjadi
hamba-Mu yang paling bersyukur. Aamiin. “

Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk dapat
melaksanakannya. Aamiiin!

SAL, 6 August 2006 / PPSi, 8-8-2006