Thursday, July 24, 2008

Tour Imam Jama’at Ahmadiyyah ke 3 Negara Afrika: Ghana, Nigeria dan Benin 100 Tahun Khilafat Ahmadiyyah (Centenary: Mei 1908-2008)

Tanggal 9-5-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London , United Kingdom

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. a.l. bersabda:

Beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari tour ke 3 negara di West Afrika, yaitu Ghana, Nigeria dan Benin. Ini adalah dalam rangka Peringatan Seabad Khilafat Ahmadiyyah dan ini merupakan Pertemuan Jalsah (Convention) yang pertama kalinya dalam rangka peringatan tersebut, di mana diadakan pertemuan, kunjungan dan konperensi.


Orang-orang di dunia dapat melihatnya dari tayangan MTA – Muslim Television Ahmadiyya, yang meliput semua perjalananan ini, betapa hujan berkah dan rahmat Allah itu turun dengan amat derasnya terhadap Jamaat-nya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini, sesuai dengan janji Allah kepada beliau as. Laporan-laporannya akan segera diterbitkan dan juga dalam Harian Al-Fazal bagi mereka yang mengerti Bahasa Urdu; namun sesuai keinginan dan permintaan dari para anggota Jama’at, saya akan berikan beberapa rincian dari hasil perjalanan tersebut, yang mungkin ada yang tidak dapat tertangkap oleh kamera televisi MTA dan dilihat pada layar kaca.

Jadi inilah perjalanan pertama dalam rangka memperingati Seabad Khilafat Ahmadiyyah itu, di mana bahkan anak-anak pun memperlihatkan betapa emosionalnya, perasaan sentiment dan pengorbanan serta dedikasinya kepada Khilafat Hadhrat Masih Mau’ud a.s., yang tidak akan pernah bisa dijumpai pada organisasi apa pun yang ada di dunia. Di mana dengan demi untuk Allah Yang Maha Kuasa, yang dengan kecintaan mereka kepada Khilafat adalah sesuai dengan janji yang diberikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. oleh Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, Tuhannya Nabi Muhammad Rasulullah saw., Tuhan Yang Maha Tunggal Yang Maha Esa, yaitu bahwa: Aku, Tuhan, akan menyampaikan tabligh engkau ke seluruh penjuru dunia!

Kecintaan kepada engkau, yang tertanam di dalam hati orang-orang itu, yang setiap hari orang-orang dapat menyaksikannya di seluruh dunia, pada kenyataannya adalah merupakan bukti terpenuhinya janji Allah kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Hasil tangkapan lensa kamera yang dapat dilihat di Tivi-tivi selama perjalanan di Afrika ini memperlihatkan betapa kecintaan mereka orang-orang Afrika yang sangat begitu ekstrimnya kepada Khilafat Hadhrat Masih Mau’ud as. ini, dengan cara yang sungguh sangat unik dan istimewanya, yang diperlihatkannya betapa tingginya pengabdian mereka yang pengikut dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s., yang adalah pengikut dari Y.M. Nabi Muhammad Rasulullah saw. ini. Hal ini sungguh impossible, tidak akan pernah bisa terjadi di dunia luar, di luar Jama’at Ahmadiyyah!

Betapa dari orang-orang Afrika yang kebanyakan miskin-miskin dan sengsara itu dapat memperlihatkan kecintaan mereka kepada Khilafat, tidak akan dapat ditemui di dunia; mereka memang miskin tetapi amat sangat kaya dengan keimanannya. Perasaan cinta terbesar yang ada di dunia pun tidak akan dapat menyamai rasa kecintaan mereka kepada Khilafat, pokoknya kecintaan mereka itu from top to the bottom. Saudara-saudara dari Afrika ini, yang kaya-rayanya biasanya mereka tidak mau duduk bersama-sama dengan orang-orang dan saudara-saudaranya yang miskin, yang kadang-kadang kain pakaiannya pun tidak cukup untuk menutupi keseluruhan tubuhnya itu. Tetapi dengan meningkatnya rasa kecintaan dan pengabdian – devotion mereka, mereka menjadi orang-orang yang mukhlis, yang begitu teguh dan kuat dalam keyakinan dan keimanannya. Walaupun kadang-kadang ada orang-orang yang kaya-raya dan orang-orang yang berpangkat tinggi secara duniawi, yang dikarenakan rasa bangga dirinya, mereka menganggap tidak ada perlunya untuk ikut dan masuk dalam Khilafat - Jama’atnya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini.

Tiba di Ghana pada saat malam hari sehingga excitement pada wajah-wajah orang Afrika ini mungkin tidak akan tertangkap oleh kamera Televisi. Accra adalah ibukotanya Ghana, sedangkan tempat Jalsah adalah kira-kira 50-60 km jauhnya dari Accra. Mereka baru saja membeli tanah seluas 180 HA, di mana dibangun satu kota yang lengkap; tadinya sudah berdiri bangunan gudang-gudang, yang untuk keperluan akomodasi Jalsah mereka memasang jendela-jendela dan lain-lain serta memasang tikar-tikar; yang jauh dari comportable, yang enak, jauh dari menyenangkan.
Walaupun banyak kekurangan, di mana yang ikut hadir dalam jalsah ada sebanyak 100.000 orang lebih, mereka tidak mengeluh; mereka mengatakan kami datang kesini adalah untuk ikut hadir dalam Jalsah bersama Khalifah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Untuk penyediaan makanan biasanya setiap region mengatur sendiri-sendiri Dapur Langgar Khanahnya masing-masing; baru kali inilah penyelenggaraan Langgar Khanahnya dijadikan satu.

Yang datang dari negeri lain ada sebanyak 5000 orang, di mana ada 3000 orang dari Burkina Fasso, Negara tetangga Ghana, beberapa kali mereka tidak dapat pembagian makanan pada waktunya, mereka mengatakan kami tidak datang hanya untuk makan-makan, tetapi kami datang adalah untuk ikut jalsah bersama Khalifah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Padahal mereka itu adalah anggota-anggota Ahmadi baru, mereka baru bai’at masuk Ahmadiyyah sekitar 10-15 tahun yang lalu. Dari Burkina Fasso ini ada 300 – 400 orang khuddam-kuddam yang datang dengan bersepeda. Mereka menempuh perjalanan sejauh 1600 km dengan bersepeda; mereka menempuh perjalanan tersebut selama 7 hari dengan berhenti beristirahat di beberapa tempat. Dalam rombongan bersepeda ini terdapat pula 7 orang yang sudah berumur 60 – 70 tahun, dan bahkan ada dua orang anak yang baru berumur 13-14 tahun. Tadinya anak ini ditolak untuk ikut, mana mungkin engkau akan sanggup menempuh perjalanan sejauh itu! Tetapi anak-anak ini tetap memaksanya dan mereka datang menemui Qaid Khuddam-nya: Izinkanlah saya untuk ikut! Meraka itu datang bukan dengan sepeda yang baru, tetapi dengan menggunakan sepeda yang sudah tua-tua dan bobrok, yang kadang-kadang remnya pun tidak ada. Itulah mereka yang telah datang dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan; mereka rela berkurban untuk melakukan sesuatu demi kecintaannya kepada Khilafat, walaupun dengan hanya sepasang pakaian saja. (Jakarta – Surabaya 1011 km).

Mass media setempat ada membuat liputannya tentang hal ini. Tivi menanyakan: Bagaimana mungkin kalian bisa mampu datang ke sini dengan cara itu? Yah kami bisa datang ke sini karena memiliki keimanan dan keteguhan hati; betapa kami harus memperlihatkan rasa kebersyukuran hati kami dengan seabadnya Khilafat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersama Khalifah kami. Stasion Radio-radio menyiarkan hal ini, hanya demi untuk Tuhan dan demi untuk agama Islam, dan dengan rasa keteguhan hati yang kuat, para khuddam tersebut mengatakan inilah 100 tahunnya Khilafat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Mereka para pemuda ini bukannya Ahmadi karena dilahirkan dari orang-tuanya, yang sangat jauh tempatnya, 1000 mil di mana di sana tidak ada sarana air dan listrik di sana; yang ada hanyalah kemiskinan dan keputus-asaan. Burkina Fasso yang saya lihat 3 tahun yang lalu pada tahun 2005, sekarang saya dapat menyadari dan menyaksikannya hari ini, yang dengan air-mata itu, apa yang telah diberikan oleh Hadhrat Mirza Sahib untuk membuat suatu revolusi di dalam hati orang-orang di sana, ini yang saya tidak dapat membayangkannya.

Ada 22 orang dari Gambia, yang karena tidak dapat naik pesawat terbang mereka datang dengan bus, 7000 mil atau 10.000 km lebih mereka naik bus datang ke Jalsah; tidak ada tanda-tanda keletihan walaupun telah menempuh perjalanan yang sukar dan jauh, mereka tidak langsung istirahat karena datang pada saatnya shalat, tetapi terus saja ikut shalat berjama’ah. Yang dari Ivory Coast yang jaraknya 1000 mil (1600 km) mereka juga tidak menampakkan keletihan.

Orang-orang Ahmadi setempat, yang punya uang mereka membayarkan ongkos orang-orang Ahmadi yang miskin agar bisa sama-sama datang ke Jalsah; sedangkan yang ingin datang tetapi tidak ada uang, mereka hanya bisa menangis, tidak dapat datang ke Jalsah untuk berjumpa dengan Khalifah.

Ivory Coast, meneguhkan hati mereka agar dari Upper Village bisa datang 100 orang yang walaupun keadaannya miskin tapi keteguhan hatinya sangat demikian kuatnya. Mereka harus menabung hsil panenannya selama 6 bulan agar bisa datang ke Jalsah; Tuhan telah memberkati ladang dan panenannya, sehingga dapat datang sebanyak 103 orang, 23 di antaranya adalah kaum ibu, yang mereka harus mengutang terlebih dahulu untuk dapat membiayai perjalanan mereka dengan harapan Tuhan Allah akan lebih banyak memberkati ladang dan panenan mereka agar dapat secepatnya melunasi hutang mereka. Demikianlah penampakan kecintaan mereka kepada Khilafat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu.

Ada 2 anak gadis berumur 13-14 tahun, yang karena kemiskinannya mereka harus bekerja buruh di ladang untuk dapat mengumpulkan ongkos perjalanan. Seorang ibu yang menderita sakit TBC keras, ia memaksa kepada saudara laki-laki dan suaminya untuk pergi ke Jalsah; ia sudah merasa tidak akan bisa kembali lagi, oleh karena itu ia berkata maafkanlah kesalahan saya di waktu yang lampau. Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan udara yang panas, ia memang datang dan berjumpa dengan saya, kemudian ia meninggal di sana dan saya pun menyembahyangkan jenazahnya.

Ghana, memperlihatkan kecintaan mereka kepada institusi Khilafat; ada 50.000 kaum ibu yang ikut datang. Mobil pun harus berjalan dengan merayap sepanjang 1 km karena dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mendekat pada mobil Khalifah. Yang sungguh mengherankan ialah pada hari kedua, yaitu hari Sabtu yang merupakan hari libur, orang yang ikut sembahyang Subuh itu ternyata jauh lebih banyak daripada yang shalat Jum’at kemarin. Mereka meneriakan slogan-slogan yang sedemikian kuat dan kerasnya. Demikian juga ketika hujan turun dengan derasnya, saya lihat dari jendela seorang khuddam yang sedang bertugas tetap berdiri berdiam diri dengan tanpa memakai payung.
Kemudian saya berangkat menuju Benin; di perbatasan antara Nigeria dan Benin saya disambut oleh orang-orang yang penuh semangat excitement kegembiraan, sekitar 22.000 orang adalah anggota Mubaayi’in baru. Seorang Haji yang non-Ahmadi mengatakan bahwa baru pertama kali seumur hidupnya ia mendengar khutbah Jum’at di mana diterangkan dengan jelas arti dari Surah Al-Fatihah. Sudah sejak lama saya mendengar ulama dan kiyai mengatakan bahwa orang-orang Ahmadi itu tidak pernah mengerjakan shalat. Betapa beraninya mereka itu melakukan kebohongan yang besar. Itulah berkatnya dari kunjungan Tuan ke sini katanya. Wakil President Benin seorang wanita, ia datang kembali menemui saya di Mission House ke-esokan harinya. Ia mengatakan saya sebelum ini belum pernah berjumpa dengan Jama’ah. Ulama dan kiayi itu kalau berkhutbah hanya bicara secepat-cepatnya seperti burung beo saja. Dan betapa mereka ini menjadi pembohong besar. Ia sekarang sudah dekat dengan Ahmadiyyah, mudah-mudahan tidak lama lagi ia akan dapat menerima Ahmadiyyah.

Dari Benin saya kembali ke Nigeria; di perbatasan saya disambut oleh banyak orang-orang. Seorang ibu berbadan besar dicoba dicegah oleh petugas yang menjaga agar jangan mendekat pada mobil di mana Khalifah berada; ibu ini marah besar: Siapa kau, yang berani menghalangi antara aku dengan Khalifah-ku? Untung saja petugas itu cukup bijak untuk mengalah, karena nampaknya ibu ini sudah siap untuk membanting orang yang bertugas ini, bisa dibayangkan biarpun perempuan tetapi dengan postur tubuhnya yang sedemikian apalagi kalau orang itu sedang marah.

Walaupun tidak ada dalam rencana semula, maka karena Anda-andalah kami mampir di mesjid di sini, untuk membuka selubung pembukaan mesjid yang baru selesai dibangun. Mereka meneriakan slogan-slogan yang sedemikian kerasnya rasanya atap mesjid itu akan terbang ke atas. Mereka memperlihatkan semangat zeal, pengabdian-devotion, kecintaan dan dedikasinya yang amat tinggi. Di jalan-jalan, Ibu-ibu yang menggendong anak-anak pun berlari-larian mengejar mobil, sambil menunjukkan kepada anaknya: Salaam kepada Khalifah, Salaam kepada Khalifah!

Di Nigeria, hadir jama’at-jama’at dari Negara tetangga yaitu Niger, Chad dan Cameron. Seperti di Benin, di Nigeria juga turut hadir para pemimpin-pemimpin yang bukan Ahmadi; mereka bisa melihat pemandangan yang lebih jelas tentang Ahmadiyyah ini. Di Nigeria ada satu Kerajaan yang besar, di mana Amir Jama’atnya adalah seorang Senate, beliau mengundang saya untuk datang dan tinggal beberapa hari di Guest Housenya, beliau sudah sering datang dan hadir di Jalsah UK. Beliau membuka sebuah sekolah institusi pendidikan yang besar atas nama ibundanya, di mana sekarang beliau akan memperluas sekolahnya itu dan saya pun meletakkan batu pertamanya. Demikianlah hujan rahmat dan berkat dari Allah turun dengan derasnya, dalam pemenuhan janji Allah kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., dengan cinta kasih saying-Nya yang amat besar, sebagaimana yang dapat dilihat dari MTA, dan laporan tertulisnya pun akan segera diterbitkan. Semoga Allah Taala selalu mempersatukan Jama’at ini dengan keberkatannya Khilafat ini.

Pada tahun 1940 ada terjadi kasus di Nigeria; satu grup orang-orang Ahmadi kaya dan terpelajar merasa kurang puas terhadap Amir dan Missionary in Charge waktu itu; Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. mengatakan: Kalian boleh pilih, taat kepada Amir / Raisuttabligh, atau kalian boleh pergi dari kami. Wartawan Press ada yang bertanya, bagaimana hal itu bisa terjadi? Sebenarnya hal itu tak jadi masalah, jumlah orang tadi tidak signifikan, padahal Jama’at jumlahnya terus meningkat di mana-mana. Sekarang mereka sudah berusaha mendekat kembali kepada Jama’at, pemimpinnya harus tahu bahwa kemajuan dan keberkahan itu terletak pada adanya Khilafat. Kepada Amir/Raisuttabligh dinasihati untuk menaikkan standard mereka yang lebih tinggi dalam hubungannya dengan Tuhan dengan memberikan contoh yang baik, serta menaruh kecintaan dan kasih sayang yang lebih besar lagi kepada orang-orang di Afrika ini serta menjadi contoh model bagi para Ahmadi localnya. Muballigh-muballigh Ahmadiyyah zaman sebelumnya sudah memberikan banyak pengorbanan yang amat besar serta dapat dijadikan contoh dalam kemuliaan dan kemukhlisannya.

Pengabdian dan dedikasi dari anggota Jama’at ini terus meningkat; demikian juga rasa kecintaan dan semangat dedikasinya semakin meningkat yang membuat saya merasa tak’jub. Para pihak yang memusuhi Jama’at pun ikut menjadi takjub dan terheran-heran, dan hal inilah yang membuat mereka yang memusuhi itu lebih besar lagi rasa cemburu, irihati – jealousy-nya. Mereka selalu berusaha lebih keras dan lebih kasar lagi dalam mengganggu, merusak dan merugikan Jama’at. Para Mullah/Ulama di Pakistan sudah meningkatkan kegiatan aktipitasnya dalam penentangan kepada Jama’at ini, bersamaan dengan meningkatnya kecemburuan mereka itu. Inilah yang harus membuat kita para Ahmadi di seluruh dunia untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih keras lagi, untuk lebih banyak berdoa, menundukkan diri dan lebih bersujud di hadapan Allah Taala, semoga Allah Yang Maha Kuasa melindungi kami dari maksud buruk orang-orang tersebut. Lagipula, kemajuan dan semangat keteguhan hati yang baru itu hanyalah atas karunia, rahmat dan pertolongan dari Allah Taala semata ……….

Sekali lagi ini hanya terjemahan/cuplikan. Untuk tepat dan lengkapnya khutbah ini, harap klik (audio-videonya) di: http://alislam.org

Mersela, 11 Mei 2008