Thursday, July 24, 2008

Peresmian Jalsah Salanah/Khilafat USA Ke-60

20 Juni 2008, di Harrisburg, Pennsylvania State,
United State of America

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau ini dari Pennsylvania State, Amerika Serikat. Jalsa Salana Jamaat AS yang ke 60th diresmikan sekaligus dengan Khutbah Jumah Huzur ini. Huzur bersabda, sudah sejak lama Jama’at AS maupun Huzur berkeinginan untuk dapat berkunjung ke Amerika Serikat.
Jalsah Salanah yang kini diselenggarakan Jamaat-jamaat di seluruh dunia, pada mulanya – atas perkenan Allah Swt - diselenggarakan oleh Hadhrat Masih Mau'ud a.s. (pada tahun 1891). Meskipun Jalsa Salanah pertama tersebut hanya dihadiri oleh 75 orang, namun mereka itu mendapat gemblengan langsung dari Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sehingga mereka memiliki tali hubungan yang khas dengan Allah Swt, yakni
mampu berfana-fillah. Sinar dan kesungguhan keimanan mereka mampu menyerap karunia Ilahi, dan Allah Taala pun memberkati berbagai usaha mereka. Mereka itulah para sahabah sejati Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang telah mengorbankan waktu dan harta mereka untuk dapat mengikuti Jalsah pertama itu, dan bergaul erat dengan Masih Muhammadi mereka di sebuah masjid. Daya penglihatan rohani mereka mampu melihat masa depan Jalsah ini niscaya akan terus berkembang melewati batas empat dinding masjid tersebut; ke tanah di sekelilingnya, dan bukan hanya di sekitar Qadian saja, namun juga hingga ke sebagian besar negara di dunia. Tidak cukup menempati lahan yang sempit, melainkan meluas hingga berhektar-hektar.

Huzur bersabda, Jamaat di seluruh dunia kini tengah giat membeli tanah yang luas dalam hitungan hektarnya. Termasuk Jamaat Amerika Serikat ini yang telah membeli sebidang tanah dan membangun sebuah masjid besar dan indah di atasnya (Baitur Rahman); dan menyelenggarakan Jalsah di sana selama beberapa tahun belakangan ini. Namun kemudian, untuk dapat menampung lebih banyak lagi, suatu gedung yang lengkap dengan berbagai fasilitasnya (venue) pun harus disewa, sebagaimana Huzur menyampaikan Khutbah Jumah dan Jalsah Salanah ini. Huzur bersabda, kini Jama’at AS pun tengah mencari tanah yang lebih luas lagi. Semua hal ini sudah barang tentu menyadarkan semua orang, bahwa janji Ilahi kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. adalah benar.

Huzur bersabda, inilah Amerika Serikat, yang pada awalnya dahulu memenjarakan Mubaligh Jamaat Ahmadiyah pertama, dan melarangnya bertabligh. Namun kemudian, Allah Taala menghilangkan segala rintangan, sehingga Jama’at pun kini tengah mencari-cari tanah yang luasnya ratusan hektar.
Akan tetapi, sabda Huzur, kita hendaknya sadar bahwa tujuan membeli lahan yang luas bukanlah semata-mata untuk meningkatkan pengunjung Jalsah. Sebab, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. tidak berniat menyelenggarakan Jalsah Salanah hanya untuk berunjuk gigi dengan jumlah peserta yang besar, melainkan demi untuk membangun sebuah Jama’ah orang-orang yang mutaqin, yakni menjadikan mereka sebagai lasykar Ilahi yang siap memuliakan hak-hak manusia.

Huzur bersabda, hendaknya kita menyadari, sekali kita bergabung ke dalam Jamaah Imam Mahdi a.s. ini, tidak akan memperoleh rasa aman dan damai jika tanpa sesuatu usaha. Perlu memahami berbagai kewajiban kita sebagai orang Ahmadi yang semakin bertambah seiring dengan semakin menjauhnya dari masa kehidupan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; berbagai upaya dan pengorbanan perlu ditingkatkan. Setiap orang tua harus memeriksa diri apakah diri mereka sudah menjadi contoh tauladan bagi anak keturunan mereka.
Di berbagai negara Barat khususnya, dan di seluruh dunia pada umumnya, di zaman yang serba mengagungkan materi duniawi ini, jika para orang tua tidak berusaha mendekatkan diri mereka kepada Allah Taala, akan meluputkan diri mereka sendiri dan anak keturunan mereka dari rasa aman dan damai. Mereka akan tampak seperti memuliakan asma Allah, namun praktek kehidupan mereka justru menyangkalinya.
Mensucikan Diri.

Huzur bersabda, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. telah menerangkan tujuan Jalsah ini adalah agar melalui pertemuan yang berkala dan sering ini dapat menjadikan manusia teringat akan kehidupan Akhirat mereka nanti, sehingga akan meningkatkan sikap kerendahan hati dan keikhlasan mereka. Huzur bersabda, sebagian besar dari kita boleh jadi telah membaca ataupun mendengar nasehat Hadhrat Masih Mau'u a.s. ini, akan tetapi pengaruh duniawi telah memperlemah mereka. Adalah sifat alami manusia cepat lupa, ditambah lagi dengan Syetan yang telah berikrar akan senantiasa menggoda untuk menyesatkan. Inilah alasannya mengapa Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw untuk tidak bosan-bosan menasehati umat agar mendapat kiat-kiat baru untuk melindungi diri mereka dari pengaruh buruk Syaitani. Dan untuk ini pulalah Hadhrat Masih Mau'ud a.s. diutus, dan hal ini jugalah tugas Khilafat, sehingga mereka menjadi kaum yang amalannya senantiasa merujuk kepada, wa atiullaha wa rasula, la'allakum turhamun, yakni ...‘Taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya (3:133).

Huzur bersabda, hal pertama sekali yang beliau tekankan dan berbagai tulisan beliau adalah perkara taqwa, dan taqwa ini mampu membersihkan 'urat darah' (‘vessel’) manusia dari Nafsi Ammarah (sikap cenderung kepada keburukan) mereka. Dan sikap menyadari dan menyesali diri akan perbuatan munkar mereka itu adalah seumpama gizi rohani yang dapat menyembuhkan dan membuat mereka lebih dekat setahap kepada Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya di dalam Alqur’an:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ 29:70
'Dan bagi mereka yang beristiqamah fi sabilillah, sesungguhnya Kami akan menuntun mereka untuk senantiasa berada di dalam jalan lurus Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beramal shalih.’ (Surah Al-`Ankabut ayat 70).

Huzur bersabda, manakala seorang hamba meningkatkan rasa cintanya dan sekaligus juga takut kepada Allah, maka Allah pun akan menunjukkan kepadanya berbagai cara untuk membersihkan 'urat darah kehidupannya' itu. Pada kehidupan masyarakat dunia Barat sekarang ini banyak terdapat berbagai macam sabun detergent ataupun zat pembersih lainnya untuk mencuci piring. Untuk menghilangkan kotoran lemak maupun baunya, bahkan sekaligus untuk mensuci-hamakannya (anti-bakteri). Kaum ibu sangat khusus memperhatikan perabot dapur mereka sehabis dipakai memasak telur ataupun ikan. Sedemikian rupanya kita memperhatikan perkara cuci mencuci piring, hampir-hampir menyita waktu kehidupan, ataupun kalau tidak, karena sadar hal tersebut tak akan terbawa mati, tetap saja perkara tersebut sedemikian rupa dicermati. Akan tetapi sayang, dalam hal nasib urat jantung kehidupan kita, yang telah diperintahkan untuk senantiasa membersihkannya dengan ketaqwaan, yang sangat penting untuk bekal nanti setelah mati, kita cenderung mengabaikannya. Padahal, 'kemuliaan' derajat urat darah ini pun sangat bermanfaat bagi generasi mendatang. Generasi muda kita akan terus melanjutkan berbagai macam daya dan usaha yang kita perbuat untuk menarik keridhaan Allah Swt.

Huzur bersabda, gizi rohani tidak akan dapat keluar lagi dari urat kehidupan yang telah dibersihkan oleh ketaqwaan, melainkan justru akan memperkuat jasmaninya selamanya; pintu-pintu gerbang ke arah karunia Allah senantiasa terbuka, dan orang yang berhasil keluar dari tingkatan rohani Nafsi Ammarah-nya, akan menjadi lebih kuat.

Alqur’an sedemikian banyaknya memerintahkan agar bertaqwa dan mengendalikan diri melebihi perintah lainnya. Ini dikarenakan taqwa dapat memperkuat manusia untuk mencegah dirinya dari keburukan. Taqwa adalah suatu jimat/mantera keselamatan bagi manusia; yang bagi orang mutaqi, menyelamatkan mereka dari berbagai konflik berbahaya, yang kaum lainnya justru sibuk bertikai di dalamnya (embroiled in). Huzur bersabda, alih-alih terpukau dengan keelokan kata-kata nasehat ini, kita dituntut untuk memeriksa qalbu masing-masing dan istiqamah fi sabilillah sebagaimana telah diperintahkan-Nya.
Kiat Meningkatkan Diri dan Mengembangkan Jamaat.

Huzur bersabda, kita sungguh beruntung, oleh karena itu perlu sangat bersyukur kepada Allah dikarenakan bukan saja Dia telah berhasil memanggil kita ke dalam jalan yang diridhoi-Nya, namun juga – di akhir zaman ini – Dia pun telah menyediakan berbagai kemudahan untuk membersihkan berbagai jalannya melalui seorang hamba sejati Rasulullah Saw, yakni Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; yang telah mewariskan berbagai rambu dan tanda arah agar tetap berada di jalan yang lurus; dan telah menyinari jalan tersebut, sehingga kegelapan pun sirna. Merujuk kepada ikhtisar tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. terdahulu, Huzur bersabda, bagaimana caranya agar kita aktif di jalan taqwa, dan bagaimana caranya membersihkan urat Nafsi Ammarah ? Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, ialah dengan cara menghaluskan diri. Beliau bersabda, bila para saudara rohani beliau menggunakan kata-kata kasar dikarenakan ada semacam sakit rohani, adalah sungguh naif bila beliau menggunakan cara yang sama. Yang harus dilakukan adalah bersabar, senantiasa tak bosan-bosannya mendoakan mereka, alih-alih mengkritik mereka.

Seorang muslim belum dapat disebut mukminin sejati sebelum hatinya baik dan lembut. Mengatasi keburukan dengan kebaikan adalah tanda amal shalih, dan berhasil menaklukkan amarah seseorang adalah sungguh perbuatan yang sangat berani. Huzur bersabda, ada sebagian orang di dalam Jamaat yang berhasil melumatkan sifat egoisme mereka; menutup keburukan dengan kebaikan, dan saling mendoakan di dalam Salat-salat mereka. Inilah yang betul harus dilakukan. Akan tetapi sayang, ada pula setengah orang yang berbuat sebaliknya. Bagaimana mungkin seorang mukmin sudah mendoakan saudaranya dan memaafkan kesalahannya, namun masih menyisakan rasa benci ?

Huzur bersabda, dalam kaitan ini, sudah menjadi perhatian beliau sebelumnya dan juga pengamatan selama kunjungan beliau di sini, ada tiga jenis Ahmadi di Amerika Serikat ini. Pertama, adalah mereka yang berasal dari anak benua (India Pakistan), baik yang lama maupun sebagai Ahmadi baru; Kedua, mereka keturunan Afro-Amerika, yang jumlahnya semakin meningkat baik dari segi jumlah maupun keikhlasan mereka, dan dengan karunia Allah Swt, sebagian dari antara mereka aktif dalam kepengurusan (Nizaam) Jama’at. Dan, yang Ketiga, adalah mereka yang asli kulit putih Amerika, yang terlihat meningkat kesalehan mereka, meskipun jumlahnya tidak banyak. Namun, sabda Huzur, beliau tidak melihat adanya kesatuan yang kuat yang seharusnya terlihat di antara Ahmadi Pakistani dengan Ahmadi Afro-Amerika, di tiap tingkatan. Bahkan beliau mendengar ada keluhan dari kedua-belah pihak. Seandainya nasehat Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dicamkan, niscaya tidak akan terjadi demikian, yakni setelah bergabung masuk ke dalam Jamaat, keturunan Pakistani mendiskriminasikan saudara Ahmadi mereka yang Afro-Amerika. Mereka perlu mencontoh sikap kerendahan hati Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang membuat Allah Taala ridho sedemikian rupa, sehingga Dia pun berkenan mengirimi wahyu: ‘Dia ridho atas sikap rendah hatimu’ (Tadhkirah p. 845)

Huzur bersabda, kaum Ahmadi Pakistani lebih lama di dalam Jamaat, oleh karena itu kewajiban merekalah untuk berbaur dan menyerap mereka yang datang kemudian, lalu menumbuhkan ikatan tali persaudaraan model para sahabah awalin antara Ansar Madinah dengan muhajirin Mekah, yang sama-sama telah berkorban besar bagi satu sama lain.

Huzur bersabda, jika kita berniat menarik hati dunia ke arah kita, maka singkirkanlah sikap hasad dan tak sudi. Gantikanlah dengan sikap saling menyantuni. Apakah yang dimaksud dengan ikut berpartisipasi aktif untuk agama ? Tak ada yang lebih mulia selain daripada membawa dunia ke bawah kibaran bendera Rasulullah Saw. Maka jika masih ada saling silang, bagaimana mungkin dapat melakukan Tabligh dengan baik ? Bagaimana mungkin pelaksanaan tugas kita diberkati ? Huzur bersabda, baik keturunan Asia, Afro-Amerika ataupun asli Amerika, bila tidak segera mengadakan perubahan suci dalam diri masing-masing, dan tidak dawam berusaha untuk itu, maka semakin jauhlah dari tujuan utama berjamaah.

Huzur bersabda, baru beberapa hari yang lalu beliau merasa demikian bahagia menyaksikan satu keluarga yang ber-mulaqat kepada beliau. Sedemikian rupanya menggugah hati dan berdzikir mengagungkan asma-Nya demi menyaksikan keluarga tersebut terdiri dari Afro-Amerika, asli Amerika kulit putih, dan menantu perempuan Pakistani. Inilah contoh gambaran yang benar Islam Ahmadiyah, karena Jamaah Ahmadiyah bertugas menarik hati setiap insan. Tujuan kedatangan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. adalah membuat manusia mampu mengenali Tuhannya yang sejati, dan menanamkan kecintaan di antara sesama manusia. Huzur bersabda, jika hal ini tidak diidahkan, maka tiada artinya mengaku setia kepada Khilafat. Perkara ini sangat tergantung kepada kaum Ahmadi Pakistani dan Afro-Amerika untuk segera menutup jurang pemisah di antara mereka. Tiap diri kita hendaknya mengingat-ingat kembali nasehat Rasulullah Saw pada Khutbah Jumatul Wida, bahwa kita semua adalah bersaudara dan setara. Tidak ada kelebihan berdasarkan ras dan warna kulit. Yang lebih mulia adalah semata-mata dikarenakan ketaqwaannya.

Kiat Cepat Pembauran &Mensejahterakan Diri/Jamaat.

Huzur bersabda, kaum Ahmadi Afro-Amerika baik pria maupun wanita hendaknya ingat, bila pun mereka merasa didiskriminasikan jangan lantas berpikir mereka lebih buruk dibandingkan yang lain. Bila anda memiliki hubungan yang baik dengan Allah Swt, dengan Rasulullah Saw, dengan Masih Mau'ud a.s. dan Khilafat, maka tiada satu pun kekuatan di dunia yang mampu mengeluarkan dari maqom khas (Jamaat) anda. Malahan mereka harus merubah [jumlah] minoritas mereka menjadi majoritas dan menjadi standar ketaqwaan bagi kaum Pakistani. Berkeluh kesah tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, masalah justru bisa diatasi dengan kebersamaan. Kepada para pengurus, Huzur bersabda, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menasehati, jika ada yang harus menunggu, harus berdasarkan daftar antri (come first serves first). Bila ada seorang Ahmadi ingin bertemu dengan Pengurus, mereka harus diyakinkan bahwa mereka dilayani tidak berdasarkan latar belakang etnisnya. Bila pun mereka sibuk, haruslah segera dicarikan waktu alternatifnya. Jika merasa tidak punya waktu, baiklah mereka jangan menjadi pengurus. Huzur bersabda, jadwal kegiatan beliau sendiri demikian padatnya, namun beliau selalu menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah orang lain, sehingga kecintaan pun dapat terbina satu sama lain. Huzur bersabda, bila pengurus dapat dipecaya para anggotanya, maka tugas pekerjaan mereka pun tinggal setengahnya.

Perkara lainnya yang menjadi keprihatinan Huzur di dalam kehidupan masyarakat Amerika adalah perceraian. Huzur bersabda, kedua belah-pihak cenderung mengelabui satu sama lain. Adakalanya pihak pria yang aniaya terhadap pihak wanita. Biasanya pihak pria yang bersikap tidak-fair, yakni mengajukan tidak suka ini itu setelah rumah tangga berjalan. Hal ini seharusnya dapat diatasi sesegera mungkin. Pada pelaksanaan pernikahan, hak dan kewajiban masing-masing mempelai telah dibacakan, maka masing-masing pihak hendaknya terikat kepadanya.

Huzur bersabda, perkara ini sangat memprihatinkan para orang tua, Jama’at maupun diri beliau. Sejauh masalah utamanya diamati, tolok ukurnya adalah keimanan. Bukan sesederhana masalah 'kufu' (kecocokan berbagai aspek) bagi kedua-belah pihak. Atau, bila pun memang masalah 'kufu', pertimbangan agama haruslah menjadi acuan utama. Menasehati kaum wanita muda (Lajnah lajang/remaja), Huzur bersabda, mereka hendaknya berupaya memiliki keimanan yang istimewa, sehingga tak ada pihak yang bisa menuduh adanya kelemahan iman pada pihak mereka, sehingga mutahil perkawinan dapat diteruskan.

Huzur bersabda, membina hubungan dengan Allah Taala pun merupakan suatu karunia. Hal ini memang menjadi persoalan nyata di seluruh dunia, namun di Amerika Serikat lebih sering terjadi. Beliau tidak mengetahui persis sebetulnya siapa yang memulai kesalahan, akan tetapi, pada akhirnya dapat disimpulkan pihak pria dan keluarganya-lah yang salah. Dan manakala anak-anak terlibat, pelecehan pun terjadi dikarenakan sakit hati masing-masing pihak, meskipun Alqur’an telah mengatur perkara ini dengan jelas. Adakalanya mereka merampas anak-anak dari ibunya. Huzur mengamati hal ini berdasarkan surat-surat yang mereka kirim. Huzur bersabda, mereka dapat saja mengelabui Huzur, akan tetapi tidak bagi Tuhan. Ini semua dikarenakan kurangnya sikap ketaqwaan, yang cenderung meningkat, yang menjadi keprihatinan Huzur.

Huzur bersabda, salah seorang pengurus menyampaikan kepada beliau, akan menyampaikan kepada kaum wanita Ahmadi muda/lajang, jangan khawatir kita memiliki berbagai macam type kaum pria Ahmadi muda/lajang di dalam Jama’at, bila memang mereka benar-benar menginginkan. Huzur bersabda, beliau pun berbalik menasehati pengurus tersebut, jangan membuat sesuatu keputusan yang berprasangka. Beliau pun mengingatkan, hal ini termasuk bad zani (berprasangka buruk) terhadap kaum Ahmadi muda maupun terhadap Allah, yakni Dia tidak sanggup merubah sesuatu. Sebab, Huzur telah mengamati, banyak perubahan dapat terjadi melalui konseling dan banyak berdoa. Beliau bersabda, bagaimana mungkin beliau berkata kepada kaum wanita Ahmadi, bahwa karena tak ada solusi, ya sudah menyerah saja. Atau, menyatakan kepada kaum pria Ahmadi, bahwa mereka tidak akan bisa berubah. Huzur mengamati, melihat adanya keikhlasan di antara kaum pria tersebut, maka beliau tidak meyakini ucapan pengurus tersebut; karena sesungguhnya kaum pria tersebut memang dipenuhi dengan keikhlasan.

Huzur bersabda, hendaknya pengurus jangan menyampaikan sesuatu hal yang dapat membebani Huzur; kaum wanita ataupun pria lajang pun hendaknya memeriksa diri masing-masing. Dan barang siapa yang sadar akan kesalahannya segeralah perbaiki diri. Berupayalah untuk menciptakan Jamaah yang elok. Pusatkanlah perhatian kepada kesopan-santunan, amal shalih dan beribadat kepada Tuhan, yang semua hal itu merupakan batu bahan bangunan untuk membina ketaqwaan. Seandainya setiap Ahmadi dapat memahami realita ini, maka perubahan suci yang cepat pun bisa terlaksana sesuai dengan nasehatnya. Akan tetapi, sangat penting untuk senantiasa berikhtiar dan berjuang keras. Amal shalih perlu dipraktekkan dengan dawam. Huzur bersabda, masih banyak lagi aspek Tarbiyyat yang beliau perlu sampaikan pada beberapa Pidato berikutnya.

Huzur mendoakan semoga Allah memudahkan seluruh peserta Jalsah untuk mengadakan perubahan suci di dalam diri mereka masing-masing. Dan semoga pula mereka dapat memenuhi tujuan utama baiat kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Semoga Allah Swt memudahkan setiap orang untuk berlaku demikian.

transltByMMA/LA062508
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.