Thursday, July 24, 2008

Memuliakan Tamu Jalsah Salanah

18 Juli 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.


Untuk melanggengkan tradisi pembahasan topik Khutbah Jumah menjelang Jalsah Salanah UK, Huzur menyampaikan khutbah mengenai Pentingnya Memuliakan Tamu. Kesungguhan untuk memuliakan tamu ini perlu diteguhkan baik di tingkat Jamaat maupun di tingkat keluarga per keluarga yang berkenan akan menerima tamu Jalsah di rumah-rumah mereka.

Laporan Kunjungan Kerja Ke AS &Canada

11 Juli 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.



Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau ini dari Masjid Baitul Futuh, Morden, London, sepulang dari kunjungan kerja ke Amerika Utara.

Huzur bersabda, kunjungan beliau ke Amerika Serikat dan Canada utamanya adalah untuk menghadiri Jalsah Salanah (Jalsah Khilafat) mereka, yang juga banyak memberikan peluang tabligh untuk menyampaikan keindahan ajaran Islam kepada penduduk di negara-negara tersebut; dan sudah memberikan dampak yang positif. Kepada mereka telah diperkenalkan missi utama Jamaah kita, sehingga berbagai keraguan atau kesalah fahaman tentang Islam telah dapat dihilangkan.

Peresmian Masjid Agung Baitun-Nur

4 Juli 2008, di Calgary, Alberta, Canada.

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah dari Masjid Agung Bait-un-Nur yang baru selesai dibangun di Calgary, Canada. Huzur bersabda, meskipun
Masjid ini telah diresmikan dengan dengan Salat Berjamaah pada beberapa saat yang lalu, namun pembukaan secara resminya dimulai dengan Khutbah Jumah ini. Huzur bersabda, Jamaat Canada mendambakan untuk dapat memiliki sebuah Masjid di Calgary ini sejak lama. Namun, seperti sudah menjadi kehendak Ilahi, seandainya mereka dapat membangun pada waktu itu, sangat boleh jadi tidak akan mampu membangun Masjid sebesar dan seindah ini.

Peresmian Jalsah Salanah/Khilafat USA Ke-60

20 Juni 2008, di Harrisburg, Pennsylvania State,
United State of America

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau ini dari Pennsylvania State, Amerika Serikat. Jalsa Salana Jamaat AS yang ke 60th diresmikan sekaligus dengan Khutbah Jumah Huzur ini. Huzur bersabda, sudah sejak lama Jama’at AS maupun Huzur berkeinginan untuk dapat berkunjung ke Amerika Serikat.
Jalsah Salanah yang kini diselenggarakan Jamaat-jamaat di seluruh dunia, pada mulanya – atas perkenan Allah Swt - diselenggarakan oleh Hadhrat Masih Mau'ud a.s. (pada tahun 1891). Meskipun Jalsa Salanah pertama tersebut hanya dihadiri oleh 75 orang, namun mereka itu mendapat gemblengan langsung dari Hadhrat Masih Mau'ud a.s. sehingga mereka memiliki tali hubungan yang khas dengan Allah Swt, yakni

Sifat Al-Razzaq Allah Swt (II)

13 Juni 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.

Huzur melanjutkan pembahasan topik Ar-Rizq (Maha Penyedia/Pemelihara) dan sifat Al Razzaq (Maha Penyedia) Allah Taala pada Khutbah Jumah beliau hari ini. Huzur bersabda, sebagaimana beliau telah kemukakan pada Jumah lalu, bahwa Allah Swt menyatakan, hanya Dia-lah yang Maha Pemberi bagi semua makhluk; termasuk manusia; namun sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, Allah menyediakan bagi mereka rizqi rohani maupun rizqi jasmani. Dan bila kaum mukminin yaqin sepenuhnya kepada-Nya, maka Allah pun akan menyediakan dari berbagai sumber penghasilan, yang bagi orang kafirin tidak mempunyai konsep tentang hal itu.

Sifat Al-Razzaq Allah Swt.

6 Juni 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.


Huzur menerangkan sifat Al Razzaq (Maha Pemberi Rizqi) Allah Swt pada Khutbah Jumah beliau hari ini. Memaparkan berbagai arti kata 'razzaq' menurut kamus Bahasa Arab, Huzur bersabda, Razzaq adalah salah satu sifat Allah Swt, yakni hanya Dia-lah yang menyediakan segala kebutuhan semua makhluk, baik yang terlihat jelas maupun tidak. 'Razzaq' ini adalah kata sifat yang hanya dikenakan kepada Allah Swt saja, tidak kepada makhluk lainnya. Penggunaan kata 'razzaq' dalam bahasa Urdu maupun Punjabi sehari-hari sangatlah terbatas. Ini dikarenakan arti dan pemaknaannya sangat luas. Menurut Imam Raghib, kata Rizq (rizqi) artinya adalah segala rizqi duniawi maupun rizqi rohani untul bekal di Akhirat nanti. Juga digunakan untuk segala materi yang dapat digunakan sebagai bahan pangan untuk kebutuhan hidup. Arti lain kata Rizq adalah segala sesuatu yang membawa faedah.

Tasyakur Seabad Khilafat

30 Mei 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.


Huzur menyampaikan Khutbah Jumah bertajuk “Tasyakur”.
Huzur bersabda, pada tanggal 27 Mei yang baru lalu, atas karunia dan berkat AllahSwt kita merayakan Peringatan Seabad Khilafat. Sebagaimana telah beliau sampaikan pada kesempatan Pidato tersebut, Peringatan Hari Khilafat tahun ini sedemikian istimewanya karena hanya datang satu kali dalam seumur hidup setiap orang. Maka hanya semata karunia Allah Swt saja-lah kita diberkati untuk dapat ikut serta merayakan Peringatan Seabad Berdirinya Khilafat Ahmadiyah. Selama kurun waktu 120 (seratus dua puluh) tahun sejarah perkembangan Jamaat ini, Allah telah memberi kesempatan kepada kita untuk merayakan dua Jubelium Jamaat yang oleh karenanya setiap Ahmadi patut bersyukur kepada-Nya. Pada tahun 1989 kita telah merayakan Seabad Berdirinya Jemaat ini. Sedangkan pada tahun 2008 ini, dengan penuh rasa syukur, kita pun merayakan Seabad Berdirinya Khilafat. Mereka yang lahir sesudah tahun 1989, atau pada waktu itu belum cukup ingatan, atau masuk ke dalam Jemaat setelah tahun 1989 tentunya mengalami sesuatu yang khas pada kesempatan Peringatan Seabad Berdirinya Khilafat ini.

Sifat Al-Jabbar Allah Swt (II): The Warning !

23 Mei 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.

Huzur bersabda, pada Khutbah Jumah yang lalu beliau telah menerangkan sifat Al Jabbar (Maha Penakluk) Allah Swt, baik yang berkaitan dengan penggunaan kata itu kepada Allah Taala, maupun kepada manusia. Arti lainnya kata Al-Jabbar ini apabila digunakan untuk Allah Taala, ialah “Dzat Yang Senantiasa Melakukan Pembaharuan”. Berkaitan dengan pengertian ini, Rasulullah Saw mengajari kita doa dalam salat yang setiap orang Muslim membacanya ketika sedang duduk di antara dua sujud (qa'dah), ialah:”Allahummaghfirli warhamni wahdini wa'afini warfa'ni wajburni war'zuqni”; yang artinya, “Ya Tuhanku, ampunilah daku, karuniailah diriku, berilah aku petunjuk dan senantiasa afiat, tumbuh-kembangkanlah diriku, perbaikilah kelemahanku, dan sediakanlah kebutuhanku”.

Sifat Al-Jabbar Allah Swt.

16 Mei 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.


Huzur menerangkan sifat Al Jabbar (Maha Penakluk) Allah Swt pada Khutbah Jumah beliau hari ini.
Huzur membacakan ayat 24 Surah Al Hashr (59:24),
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ 59:24
yang terjemahannya sebagai berikut:
“Dia-lah Allah, tak ada yang patut disembah selain Dia, Yang Maha Berdaulat, Maha Penakluk, Maha Mulia. Maha Suci Allah, jauh dari segala kemusyrikan yang mereka perbuat.”

Extra Ordinary West African Visit of - the Khilafat Centenary Year 2008

9 Mei 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.

Sekembalinya dari Kunjungan Istimewa ke Berbagai Negara Afrika Dalam Rangka Perayaan Seabad Khilafat Ahmadiyah, Huzur menyampaikan ikhwal kunjungan khas beliau itu pada Khutbah Jumah ini.
Huzur bersabda, anda sekalian mengetahui bahwa saya baru pulang dari kunjungan ke tiga negara Afrika Barat. Agenda utama kunjungan kerja tersebut, ialah untuk Jalsah Perayaan Seabad Khilafat dlsb, yang telah anda saksikan via MTA, sehingga anda pun ikut menyaksikan berlimpahnya karunia Allah Taala – sesuai dengan janji-Nya – kepada Jemaat Al-Masih Al-Mahdi a.s. ini. Laporan rinciannya diterbitkan di dalam surat kabar Al Fazl yang sebagian besar anda tidak membacanya; dan banyak pihak yang berharap Huzur berkenan menyampaikannya pada Khutbah ini, yang memang perlu mengingat ada berbagai aspek yang tidak tertangkap oleh kamera MTA, padahal penting sebagai bagian dari ungkapan perasaan alami mereka.

Haqiqat Jalsah, Pentingnya Salat dan Berakhlak-Fadillah.

2 Mei 2008, di Nigeria, West Africa.

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau dari Nigeria. Huzur mengatakan, Jalsa Salana Jamaat Nigeria ke-58 dengan ini sekaligus diresmikan. Beliau bersabda, berkat karunia Allah Swt, di saat umumnya manusia kini melupakan Tuhannya, kaum Ahmadi hampir di setiap negara menyelenggarakan Jalsa semata-mata untuk mencari keridhaan Tuhan. Berkumpul bersama selama beberapa hari setahun sekali untuk perbaikan akhlak rohani diri sendiri demi ridha Ilahi semata. Untuk maksud itulah Allah Swt mengutus Imam Mahdi / Al-Masih a.s. ke dunia. Maka jika tidak mengalami inqillabi haqiqi atau tidak berniat semacam itu ketika datang pada Jalsah ini, Hadhrat Imam Mahdi a.s. bersabda, hal itu akan menjadi sia-sia.

Haqiqat Masjid dan Khazanah Kekayaan Rohani

25 April 2008, di Benin, West Africa

“Dengan karunia Allah Taala semata, pada hari ini kita dapat melaksanakan Salat Jummah di Masjid yang baru, di Port Novo [Benin] ini. Allah Taala telah memudahkan kita untuk dapat membangun masjid agung dan indah ini, yang dapat menampung jamaah dengan sebanyak-banyaknya semata-mata untuk menyembah Dia Yang Maha Tunggal.

Pentingnya Salat

18 April 2008, di Baghi Ahmad, Accra, Ghana, West Africa.

Huzur menyampaikan Khutbah Jumah beliau dari ‘Baghi-Ahmad’, suatu lokasi di luar kota Accra, ibu kota Ghana. Huzur bersabda, pada kesempatan pidato pembukaan Jalsa Salana Internasional Ghana kemarin, beliau menyampaikan pentingnya beribadat kepada Tuhan. Dan cara yang paling afdhol beribadat kepada Tuhan bagi seorang Muslim adalah mendirikan Salat lima waktu. Alquran Karim berulang kali mengingatkan perintah ini, bahkan pada awal-awal bagian permulaannya pun dinyatakan, salah satu ciri orang yang muttaqin adalah beriman kepada yang Ghaib dan mendirikan Salat.

Sifat Al-Rafiq Allah Swt.

28 Maret 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK

Pada Khutbah Jumah ini Huzur menerangkan bagian awal sifat Al Rafiq Allah Swt, yang artinya adalah bersikap lembut dan baik, teman serta sahabat. Menurut kamus Bahasa Arab, 'rafiq' adalah dia yang tidak mendatangkan sesuatu kemudaratan apapun. Melainkan hanya memberi faedah belaka; senantiasa bersimpati, dan melakukan segala tugas pekerjaannya tanpa cacad. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. memperoleh makrifat hakekat sifat Allah Swt Al-Rafiq ini pada tahun 1903. Ketika itu akan berjangkit wabah penyakit pes yang luas dan mematikan. Melalui wahyu-Nya, Allah Swt mengajari beliau doa ‘Ya Hafizu, Ya Azizu Ya Rafiq’ agar beliau [dan seluruh anggota Jamaah] terhindar dari wabah penyakit tersebut.
Sedangkan sifat Al Aziz (Yang Mahagagah) dan Al-Hafiz (Yang Mahapelindung) adalah dua sifat Allah Swt lainnya [yang akan diterangkan kemudian].

Sifat Al-Halim Allah Swt.

21 Maret 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK

Huzur membahas perwujudan sifat Allah Al-Halim, Yang Maha Penyabar dalam diri Rasulullah Saw yang mendekati kesempurnaan.

Huzur bersabda, Allah telah memerintahkan kaum mukminin yang beriman kepada-Nya agar dapat mewujudkan berbagai sifat Ilahi sesuai dengan tingkat kemanusiaan mereka. Dan Rasulullah Saw adalah insan yang telah diberi karunia terbesar untuk dapat melaksanakannya. Seluruh segi kehidupan beliau yang merupakan contoh nyata perwujudan berbagai macam sifat Allah Swt, pada dasarnya merupakan melimpahnya sifat penyabar beliau. Huzur menerangkan beberapa contoh di antaranya.

BERSYUKUR pada Peringatan Tasyakur HARI KHILAFAT

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ


Setelah mengucapkan Syahadat, Ta’awudz memohon perlindungan Allah Taala dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba / atba bersabda:
Beberapa hari yang lalu dalam minggu ini pada tanggal 27-5-2008 dengan karunia dan rahmat Allah Taala kami telah menyelenggarakan peringatan Tasyakur Hari Khilafat. Sebagaimana yang saya katakan di dalam pidato saya, perayaan Hari Khilafat yang sekarang ini mempunyai satu ciri yang istimewa -special distimction- yang terjadi pada kehidupan diri seseorang yang akan dialami hanya satu-satu kalinya lah jika orang itu dikarunia Tuhan dengan umur yang panjang dan kemampuan berpikir serta pengetiannya secara intelejen. Bukan itu saja dengan Peringatan Seabad Hari Khilafat yang dengan secara terus menerus ada dua Peringatan Seabad yang telah disaksikan dalam Jama’at ini, yang dengan merujuk pada hal tersebut maka tiap-tiap Ahmadi memiliki perasaan kebersyukurannya kepada Allah Yang Maha Kuasa. Peringatan Seabad yang pertama dilaksanakan 19 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1989, yang memperingati satu abad berdirinya Jama’at Ahmadiyah (1889-1989).

Al JABBAAR (2)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ


Tanggal 23 Mei 2008 Dari Mesjid Baitul Futuh, London – UK



Setelah mengucapkan Syahadat, Ta’awudz memohon perlindungan Allah Taala dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba / atba bersabda:

Dengan merujuk pada kata Jabbaar, merujuk pada khutbah Jum’at saya yang lalu, saya telah menerangkan tentang sifat Allah Al Jabbaar dan kaitannya dengan sifat jabbaar-nya manusia, di mana Jabbaar untuk Allah Taala itu berarti Satu Wujud yang mengadakan reformasi, me-rectify yang mengadakan perbaikan dan dengan alasan inilah YM. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. telah mengajarkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Ibnu Abbas r.a., bahwa pada waktu duduk di antara dua sujud, Nabi saw. mengajarkan kepada kita untuk membaca doa ini: “Allahummaghfir lii warhamnii wahdinii wa ‘aafinii warfa’nii wajburnii warzuqnii”, yang artinya: “Ya Allah, ampunilah saya dan kasihanilah saya dan berilah petunjuk kepadaku dan selamatkanlah aku, dan naikkanlah derajatku dan buatlah yang baik atas kekuranganku dan cukupkanlah keperluanku.” Wajburnii, semoga segala kondisi pisik, materiil, finansil, semua pekerjaanku akan dibuat benar dan tepat dengan merujuk pada sifat Jabbar Allah Taala ini.

JALSAH SALANAH KE 58 DI NIGERIA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ


Tanggal 2 Mei 2008 dari Jalsah Salanah Nigeria ke 58

Dalam situasi dunia sedang diliputi oleh kegelapan, sebagian besar penduduk dunia telah jauh melupakan Tuhan, warga Jema’at Ahmadiyah diseluruh dunia untuk berkumpul satu tahun satu kali menyelenggarakan Jalsah Salanah demi mencari keridhoan Allah swt dan untuk membuat perobahan yang suci didalam diri mereka masing-masing. Dengan Jalsah Salanah ini mereka berusaha untuk mengadakan perubahan didalam diri mereka dan meningkatkan martabat keruhanian mereka. Hal ini merupakan sebuah revolusi ruhani yang digerakkan oleh Allah swt melalui kebangkitan Hazrat Masih Mau’ud a.s. kedunia. Jika kita tidak membangkitkan revolusi (perobahan besar) pada diri kita, jika kita berkumpul disini bukan untuk mengadakan perobahan yang suci pada diri kita, maka Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda; “Jalsah kita ini tidak ada faedahnya sedikitpun.” Beliau dengan suara lantang dan jelas mengatakan bahwa: Saya tidak menyukai kepada pesta-pora pertunjukan keduniaan dan memperlihatkan kepada dunia tentang kekuatan atau kebolehan pribadi, perbuatan dan pemikiran seperti itu hanya menimbulkan kebencian pada pikiran saya.

Beliau juga mengatakan bahwa didalam Jalsah Salanah biasa dilakukan pidato-pidato oleh para alim ulama Jema’at dan mereka mengemukakan ilmu-ilmu pengetahuan agama yang sangat penting, para hadirin Jalsah setelah mendengar pidato-pidato itu merasa kagum dan memuji alim ulama kita yang telah menyampaikan pidato atau sarahan itu. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, apa faedahnya pidato-pidato yang sangat baik dan sarat dengan ilmu pengetahuan itu jika tidak menimbulkan kesan-kesan keruhanian yang baik terhadap para pendengarnya. Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk meningkatkan mutu kehidupan kita didunia ini seperti yang diharapkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. sesuai dengan tujuan kebangkitan beliau kedunia. Kita sebagai orang-orang yang telah beriman kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. kita berkumpul didalam Jalsah ini, supaya ilmu pengetahuan yang telah kita dengar dijadikan pelita yang menerangi jalan kehidupan kita sehari-hari.

Dan untuk mendapatkan karunia Allah swt juga sangat diperlukan usaha dan perjuangan yang keras. Didalam Kitab Suci Al Qur’an Allah swt berfirman : وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُوْلَنَا artinya orang yang berusaha keras untuk bertemu dengan Kami, pasti akan Kami anugerahkan petunjuk jalan kepada mereka supaya mereka dapat berjumpa dengan Kami. Panjatkanlah do’a sebanyak-banyaknya didalam menunaikan ibadah shalat dan masuklah kedalam kumpulan orang-orang جَاهَدُوْا فِيْنَا yang berjuang keras untuk bertemu dengan Tuhan. Tentang ini Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: Berusahalah keras untuk mengadakan perubahan yang suci pada diri sendiri. Berdo’alah sebanyak-banyaknya di kala melakukan ibadah shalat. Masuklah kedalam kelompok orang-orang yang berjihad di jalan Allah swt dengan memperbanyak sadqah, mengeluarkan zakat dan pengurbanan lainnya. Berapa banyak Allah swt telah menegakkan hukum-hukum-Nya, maka amalkanlah hal itu semua. Hal itulah semua yang harus dilakukan oleh seorang Ahmadi Muslim yang telah menyatakan bai’at masuk ke dalam Jema’at Imam Mahdi ini. Jalsah Salanah ini adalah sebuah sarana untuk mensucikan diri seperti itu. Sekarang kita berkumpul di dalam Jalsah ini sebagai bukti bahwa kita betul-betul ingin meraih ridha Allah swt dan ingin menimbulkan perobahan yang suci pada diri kita. Maka di dalam masa tiga hari ini setiap orang Ahmadi harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Maka barulah maksud tujuan kita berkumpul disini akan terpenuhi.

Untuk mencapai kedudukan kita sangat dekat dengan Allah swt, ibadah shalat secara teratur dan dawam adalah sarana yang sangat penting. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda ; Sarana utama untuk mencapai perobahan suci didalam diri kita adalah ibadah shalat maka banyak-banyaklah memohon do’a di dalam ibadah shalat itu. Sebab apabila manusia memanjatkan do’a kepada Tuhan dengan hati yang sangat khusyu dan ikhlas maka Tuhan akan mengabulkan do’a-do’anya itu dan memenuhi keinginan hatinya, dan Tuhan akan mensucikan dirinya. Manusia akan terselamatkan dari pekerjaan yang sia-sia dan hatinya akan tercurah kepada amal-amal baik. Tentang itu Allah sendiri berfirman : الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ إِنَّ sesungguhnya shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji dan kejahatan yang nyata. Ini adalah pengumuman dari Allah swt bahwa shalat mencegah manusia dari perbuatan buruk dan jahat. Akan tetapi didalam hati manusia bisa saja timbul pikiran mengapa manusia yang sudah biasa rajin menunaikan sembahyang dan bahkan ianya telah menunaikan ibadah haji juga namun perbuatannya, akhlaqnya dan perilakunya sangat buruk, bahkan orang yang tidak beragama sekalipun perangainya dan akhlaqnya jauh lebih baik dari pada orang itu. Dalam hal demikian tentu ibadah shalatnya itu tidak mendatangkan faedah sama-sekali kepadanya dan tidak menimbulkan sesuatu perobahan yang baik pada dirinya. Kalau demikian apa gunanya ia menunaikan shalat. Ia harus faham bahwa hal demikian terjadi bukan kesalahan ibadah shalat, melainkan orang yang menunaikan shalat itu sendiri tidak melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan syarat-syaratnya. Oleh sebab itu apabila Allah swt berfirman bahwa shalat itu mencegah manusia dari perbuatan buruk dan jahat, maka sebelum itu Allah swt berfirman الصَّلاَةَ أَقِمِ yaitu dirikanlah shalat. Yaitu dirikanlah shalat sambil mengamalkan syarat-syaratnya secara sempurna. Apabila shalat itu dilaksanakan sesuai dengan syarat-syaratnya maka shalat itu akan makbul disisi Tuhan sehingga manusia akan terhindar jauh dari bermacam-macam keburukan dan kejahatan.

Banyak sekali syarat-syarat sembahyang, diantaranya mengambil air wudhu dengan tertib, memakai pakaian yang bersih, tempat sembahyang yang bersih, harus datang kemesjid untuk sembahyang, dan berdiri dengan hati yang lurus dan ikhlas di hadapan Allah swt. Hazrat Rasulullah saw sangat mengingatkan selalu kearah perkara yang sangat penting, yaitu apabila kalian berdiri untuk sembahyang maka anggaplah kalian tengah berhadapan dan tengah menyaksikan Tuhan, jika tidak dapat melakukan demikian maka sekurang-kurangnya anggaplah bahwa Tuhan sendiri sedang menyaksikan kalian. Jika kalian tidak merasakan diri kalian sedang menyaksikan Tuhan di waktu kalian sedang sembahyang maka sesungguhnya Tuhan sebelumnyapun telah mengetahui keadaan kalian. Jika kalian menunaikan sembahyang seperti itu maka hasilnya dapat menimbulkan kebersihan dan kesucian di dalam hati kalian. Jika keadaan sembahyang kalian secara zahiriyah dan batiniyahnya tidak menunjukkan keikhlasan dan ketetapan maka sembahyang kalian hanya akan membawa kemusnahan, bukan membawa kesejahteraan terhadap iman kalian. Secara zahiriyahnya manusia sedang menunaikan sembahyang, namun hatinya sedang sibuk memikirkan tentang urusan keduniawian. Maka untuk menjadikan sembahyang agar diterima oleh Allah swt, manusia harus berusaha meluruskan atau membetulkan setiap amal perbuatannya juga.

Maka haruslah diingat bahwa setelah beriman kepada Imam Zaman ini tidak cukup hanya menyatakan sebagai orang yang telah mendapat kelebihan dari orang lain, namun kita harus menimbulkan perobahan secara total dengan usaha perbaikan terhadap diri masing-masing. Telah menjadi kewajiban setiap orang Muslim Ahmadi, pertama-tama ianya harus memelihara amal ibadah shalatnya. Menjadikan ibadah shalat masing-masing sebagai ukuran di dalam amal kebaikan. Atau menjadikan akhlaq yang tinggi sebagai sarana untuk menunaikan shalat yang makbul di sisi Tuhan. Jika akhlaq kita tidak mempunyai kedudukan yang tinggi, jika kita tidak berusaha menghindarkan diri dari keburukan pada zaman ini, artinya kita tidak berusaha melakukan jihad demi perbaikan dan kesucian diri sendiri. Berarti kita tidak menjaga dan tidak memelihara sembahyang kita.

Maka setiap orang Ahmadi harus ingat bahwa untuk mencegah diri sendiri dari keburukan dan untuk meningkatkan kebaikan akhlaq dan budi pekerti sendiri sarana utamanya adalah melakukan ibadah shalat dengan tetap, ikhlas dan dengan cara yang sebaik-baiknya. Pusatkanlah perhatian sepenuhnya untuk berdo’a dan berzikir kepada Allah swt. Setelah itu sesuai dengan kekuatan dan taufiq masing-masing keluarkanlah sadkah dan derma kepada fakir miskin.

Hazrat Rasulullah saw bersabda bahwa sadkah dan derma dapat menjauhkan manusia dari pada musibah dan bala bencana. Pada zaman sekarang ini, urusan dunia, kemerosotan akhlaq, mengabaikan persaudaraan, mengabaikan hak-hak orang lain, lalai menunaikan ibadah hakiki kepada Allah swt merupakan bala bencana yang menjadi pemicu kehancuran kehidupan kita. Barangsiapa yang mempunyai kekuatan berilah sadkah dan derma, yang bukan untuk menonjolkan diri ingin dipuji, tetapi dengan tujuan untuk meraih keridhoan Allah swt. Pekerjaan apapun yang dilakukan demi meraih keridoan Allah swt tentu akan makbul disisi Allah swt. Sebab Allah swt berlaku sesuai dengan niyat yang terkandung didalam hati hamba-Nya. Amal perbuatan yang dilakukan dengan niyat yang baik tentu hal itu akan meningkatkan kemampuan manusia untuk beramal saleh.

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa untuk mengadakan perobahan suci pada diri sendiri diperlukan usaha dan kerja keras secara terus-terusan. Semua insan diharuskan memiliki akhlaq-akhlaq yang telah Allah swt terangkan didalam Kitab Suci-Nya Al Quran. Salah satu diantaranya Tuhan mengajarkan supaya manusia berlaku baik dan lemah lembut terhadap orang lain. Kemudian Allah swt berfirman: Peliharalah iman kalian! Setiap petugas Jema’at yang diserahi tugas adalah merupakan amanat yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kita harus ingat bahwa Allah swt tidak menyukai orang yang berbuat khianat. Dan orang yang tidak disukai oleh Allah swt baik keimanannya maupun keduniaannya akan mengalami kehancuran. Kadangkala manusia demi memenuhi keinginan nafsunya, tidak patuh mengamalkan amanat yang diserahkan kepadanya, oleh sebab itu ianya patut menerima hukuman dari Allah swt.

Sebagaimana telah saya katakan bahwa Allah swt senantiasa menyaksikan apa yang sedang kita lakukan. Manusia dapat ditipu akan tetapi Allah swt sama sekali tidak dapat ditipu. Maka setiap orang Ahmadi harus meningkatkan mutu amal salehnya dalam memenuhi amanat yang diserahkan kepadanya. Selain itu setiap orang Ahmadi harus memenuhi janji-janjinya. Setiap orang Ahmadi telah melakukan janji, bahwa setelah ianya masuk kedalam Jema’at Imam Mahdi ini ia berjanji akan menunaikan kewajiban ibadah dan akan mengamalkan semua hukum-hukum yang Allah swt berikan kepada manusia.

Harus diingat bahwa setiap amal saleh yang dilakukan dengan sebaik-baiknya adalah termasuk ibadah juga. Maka janganlah menganggap remeh kepada perintah Allah swt sekalipun perintah itu sangat kecil. Allah swt telah memberitahukan sebuah akhlaq yang sangat tinggi yang harus dimiliki oleh umat manusia, yaitu menegakkan kebenaran. Kebenaran yang sangat lurus, sedikitpun tidak terdapat kebengkokan di dalamnya. Janganlah berkata-kata yang tidak jelas yang memerlukan penafsiran lain atau janganlah berkata yang bersifat meragukan.

Telah difirmankan oleh Allah swt bahwa manusia harus menghindarkan diri dari perbuatan hasad. Sebab hasad dapat membakar keadaan dalaman manusia. Disebabkan perbuatan hasad orang lain pun akan mengalami kerugian. Berbuat hasad terhadap orang lain bukanlah perangai orang mu’min. Jagalah diri dari perbuatan hasad dan berdo’alah untuk keselamatan diri sendiri dari perbuatan hasad itu. Pada zaman sekarang ini dapat kita saksikan berapa pun hebatnya perbuatan hasad telah dilakukan oleh lawan terhadap Jema’at ini, tidak menjadi penghalang bagi perkembangan dan kemajuan Jema’at, perbuatan hasad itu nampaknya manis tetapi didalamnya mengandung racun yang dapat mencelakakan. Jika kita tidak dapat menegakkan kebersatuan dan perbuatan hasad terus dilakukan di dalam beberapa urusan, maka bagaimana kita akan terpelihara dari perbuatan orang-orang yang berlaku hasad terhadap kita. Maka tunjukkanlah teladan yang baik di dalam menegakkan persatuan dan kesatuan. Allah swt memerintahkan supaya manusia menjaga diri dari perbuatan dan perkara yang sia-sia. Sebab pada zaman ini banyak sekali perkara-perkara yang sia-sia yang dilemparkan ke dalam kekuasaan cengkeraman syetan. Saya ingin menganjurkan kepada semua badan-badan Jema’at, Ansarullah, Khuddamul Ahmadiyyah, dan Lajnah Immaillah untuk menyusun program-program Tarbiyyat agar dapat menciptakan akhlaq yang terpuji dan mulia di kalangan para anggota Jema’at. Saya sangat mengharapkan para anggota Jema’at yang sudah senior juga dan para anggota Jema’at baru (mubayi’in baru) juga supaya mereka mampu menegakkan akhlaq yang tinggi dan mulia. Semua badan-badan Jema’at harus bekerjasama untuk membenahi dan memelihara para anggota Jema’at baru (mubayi’in baru).

Untuk selanjutnya dalam dua kali lagi pidato-pidato yang akan disampaikan kemudian akan saya bahas masalah dasar-dasar akhlaq yang sangat penting. Sekarang waktu sudah cukup lama berlalu. Saudara-saudara yang hadir di dalam Jalsah ini diharapkan untuk mendengarkan semua ceramah-ceramah dengan sebaik-baiknya, memahaminya dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah selalu bahwa Jalsah Khilafat yang sedang diselenggarakan ini adalah sebuah ni’mat atau anugerah yang sangat besar dari Allah swt, yang telah Allah swt sendiri janjikan kepada orang-orang yang memiliki keimanan yang sangat kuat dan selalu beramal saleh. Ingatlah selalu bahwa kita harus meningkatkan iman kita dan meningkatkan serta memelihara ibadah-ibadah kita kepada Allah swt. Allah swt telah mengikat perjanjian secara khas dengan orang-orang yang saleh dan patuh ta’at di dalam menunaikan ibadah kepada Allah swt.

Maka pikirkanlah sekarang untuk berusaha keras mengadakan perobahan dan perbaikan yang suci pada diri masing-masing. Jema’at Nigeria telah menyaksikan secara langsung berkat-berkat Khilafat Ahmadiyah. Saudara-saudara harus banyak-banyak menghargai berkat-berkat itu. Anda semua telah menyaksikan bagaimana nasib orang-orang yang telah memisahkan diri dari ikatan Khilafat Ahmadiyah. Akan tetapi mereka yang tetap setia berpegang kepada Khilafat Ahmadiyah, yaitu yang telah berusaha memenuhi janji-janji bai’at mereka, Allah swt telah menganugerahkan ni’mat-ni’mat yang sangat berlimpah kepada mereka. Sekarang anda sekalian sedang menyaksikan kemajuan Jema’at Ahmadiyah disetiap kota dinegeri ini. Pada hari ini dengan berkumpulnya beribu-ribu warga Jema’at membutikan betapa besarnya berkat-berkat Khilafat Ahmadiyah ini. Maka saya harap agar saudara-saudara memahami betul setiap tanggung jawab yang diberikan kepada saudara-saudara. Semoga Allah swt sentiasa menurunkan taufiq-Nya kepada saudara-saudara dan semoga saudara-saudara selalu menerima karunia sebanyak-banyaknya dari Allah swt. Amin!!


Alih Bahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri

AL JABBAAR SIFAT ILAHI & Orang yang bersifat Jabbaar Peringatan kpd Penguasa yang merasa menjadi orang yang jabbaar

Tanggal 16-5-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London , United Kingdom

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. a.l. menilawatkan
Ayat 24 dari Surah Al-Hasyr (59):


Huwallaahul ladzii laa ilaaha illaa huwal malikul qudduusus salaamul mu’minul muhaiminul ‘aziizul jabbarul mutakabbiru subhaanallaahi ‘ammaa yusrikuun.
Yang artinya:
Dia-lah Allah yang tiada tuhan selain Dia. Maha Berdaulat, Yang Maha Suci, Sumber segala Kedamaian, Pelimpah Keamanan, Maha Pelindung, Maha Perkasa, Maha Penakluk – Yang Menundukkan, Maha Agung. Maha Suci Allah, dari apa yang mereka persekutukan.

Tour Imam Jama’at Ahmadiyyah ke 3 Negara Afrika: Ghana, Nigeria dan Benin 100 Tahun Khilafat Ahmadiyyah (Centenary: Mei 1908-2008)

Tanggal 9-5-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London , United Kingdom

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. a.l. bersabda:

Beberapa hari yang lalu saya baru saja kembali dari tour ke 3 negara di West Afrika, yaitu Ghana, Nigeria dan Benin. Ini adalah dalam rangka Peringatan Seabad Khilafat Ahmadiyyah dan ini merupakan Pertemuan Jalsah (Convention) yang pertama kalinya dalam rangka peringatan tersebut, di mana diadakan pertemuan, kunjungan dan konperensi.

Shalat yang Hakiki (2)


-->

KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 22-2-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London , United Kingdom
Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. menilawatkan ayat dari Kitab Suci Al-Qur-aan: Wa laa taziru waaziratuw widzro ‘ukhraa wa in tad’u mutsqalatun ilaa himlihaa ...
Surah Faathir (35) ayat 19:

Dan tiada jiwa berbeban dapat memikul beban orang lainnya; dan jika jiwa berbeban berat berseru kepada yang lainnya untuk memikul bebannya, tidak akan dipikul sedikit pun daripadanya, walaupun ia itu kaum kerabatnya sendiri. Engkau hanya dapat memperingatkan orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam keadaan menyendiri dan mendirikan Shalat. Dan barangsiapa mensucikan dirinya, maka ia hanyalah mensucikan untuk dirinya, dan kepada Allah-lah segala sesuatu itu akan kembali.

Jalsah Salanah UK dan Bersyukur

4-8-2006 di Mesjid Baitul Futuh, United Kingdom


Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba membaca ayat-ayat K.S. Alquran Surah Al-Baqarah:

ayat 152 dan 153 yang artinya:
152. Sebagaimana telah Kami utus kepadamu seorang Rasul dari antara kamu yang
membacakan Ayat-ayat Kami kepadamu dan mensucikan kamu dan mengajar kamu Kitab
dan hikmah, dan mengajar kamu apa yang belum kamu ketahui.
153. Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah engkau tidak bersyukur kepada-Ku.

Menjelang Jalsah Salanah

28-07-2006 di Mesjid Baitul Futuh, United Kingdom

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba. bersabda:

Bahwa dimulainya Jalsah Salanah itu sudah nampak dan orang-orang sudah merasa
bahwa akan ada Jalsah di sini di mana kita sedang bersiap-siap untuk
menyelenggarakannya. Kemudian dengan berdatangannya para tetamu maka sudah
terasa bahwa Jalsah akan segera dimulai. Kali ini para tetamu itu banyak yang

Pertolongan dan Dukungan Ilahi

Tanggal 14-07-2006 di Mesjid Baitul Futuh, United Kingdom

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba bersabda:

Di dalam dua khutbah yang terakhir saya telah membicarakan pertolongan dan
dukungan dari Allah Taala. Pertolongan dan dukungan yang Allah Taala berikan
kepada Nabi-Nya itu dan juga kemudiannya setelah itu, Dia pun memperlakukan
dengan cara yang sama kepada Jama’at yang dibentuk oleh Nabi itu, sehingga
dengan memperlihatkan Tanda pertolongan dan dukungan tersebut Dia dapat
memperkuat keimanan dari orang-orang yang beriman, orang mukminin.

Pertolongan Ilahi Kepada Golongan/Jama’at Akhirin

30-06-2006 Di Mesjid Baitul Futuh, London, UK

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan
Al-Fatihah, Hudhur aba. membaca ayat dari Kitab Suci Alquran:

Surah Al-Nisa ayat 46 yang artinya:
Dan, Allah Maha Mengetahui benar musuh-musuh-mu. Dan, cukuplah Allah sebagai
Pelindung, dan cukuplah Allah sebagai Penolong.