Wednesday, May 30, 2007

AMANAT PEMBERANI RASULULLAH SAW

KHUTBAH JUM'AT HADHRAT KHALIFATUL MASIH V aba 22-04-2005
Amat Pemberaninya sifat YM. Rasulullah saw
Setelah mengucapkan Shahadat, memohon perlindungan dan membaca
Al-Fatehah, Hazoor membaca ayat Al-Ahzab 33 : 40
yang artinya:
Orang-orang yang menyampaikan amanat Allah dan takut kepada-Nya, dan
tiada mereka takuti siapa pun, selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Penghisab.


Nabi Allah, salah satu kualitas yang mereka miliki adalah keberaniannya.
Dan keberaniannya ini menjadi meningkat karena kepercayaannya kepada
Allah. Pekerjaan yang Allah berikan kepadanya tidak dapat dilaksanakan
oleh mereka, jika seseorang itu tidak gagah atau tidak pemberani.
Sebagaimana dalam kualitas lainnya, maka kualitas dalam hal keberanian
(bravery & courage) YM. Rasulullah saw adalah jauh lebih dari pada
nabi-nabi yang ada di zaman dahulu. YM. Rasulullah saw yang adalah
Khatam-ul-anbiya, kualitas beliau itu bukan saja lebih besar dari pada
orang-orang di sekitarnya, tetapi juga lebih tinggi daripada yang
dimiliki oleh para nabi lainnya. Kalian tidak akan dapat menemukan
contohnya yang sama, baik di zaman beliau mau pun untuk di kemudian
hari. Kami tidak dapat menemukan contoh serupa dari seorang pemimpin di
dalam sejarah, bahkan kami tidak melihat 1/100 atau 1/1000 nya dari
contoh yang telah diperlihatkan oleh YM. Rasulullah saw pada tiap-tiap
kesempatan yang menunjukkan keberanian, bahkan pada saat berhadapan
dengan situasi yang sulit sekali pun dengan memberikan rasa keberanian
kepada umatnya dan membuat mereka itu bersabar, teguh dan berani serta
menyerahkan kepercayaannya kepada Allah semata. Inilah yang
diperingatkan kepada orang-orang lain dan ini adalah praktek dari beliau
sendiri dan bahkan pada saat beliau itu sedang sendirian dikelilingi
oleh musuh, di
sana beliau saw tidak pernah memperlihatkan perasaan
takut sedikit pun.

Ayat yang baru saja saya baca, Allah Taala berfirman: Mereka yang
menyampaikan amanat Allah dan hanya takut kepada-Nya, dan tiada mereka
takuti siapa pun, selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Penghisab.
Ini adalah sifat dari Allah, maka, YM. Rasulullah saw telah menetapkan
standard tertinggi pada kualitas ini. Praktek-praktek beliau dan
testimony dari para sahabat beliau menjadi saksi bahwa dalam penyampaian
amanat mengenai Tuhan Yang Satu dan hanya Tuhan, keberanian yang
dipertlihatkan oleh beliau saw itu tiada
tara bandingannya.

Dengan kecintaannya kepada Allah dan keberaniannya, serta selain dari
pada Allah, jangan takut terhadap siapa pun juga, kualitas ini sudah
dimiliki oleh YM. Rasulullah bahkan pada saat beliau saw belum menerima
wahyu dari Tuhan.

Hadhrat 'Ayesha ra meriwayatkan situasi beliau di zaman itu, beliau
bersabda bahwa pada hari-hari di saat YM. Rasulullah saw mulai
menerima wahyu yang pertama kali dari Allah, di mana wahyu ini turunnya
dimulai melalui mimpi-mimpi. Jadi sebagaimana yang diriwayatkan pada
saat beliau menerima wahyu yang pertama, maka apa yang beliau saw lihat
di dalam mimpi itu, selanjutnya menjadi kenyataan sebagaimana terangnya
matahari di tengah siang hari. Bilamana beliau sedang menyendiri
melewatkan hari-harinya di Gua Hira dalam menyembah Tuhan dan untuk
hari-hari selama di dalam Gua itu beliau biasa membawa perbekalannya;
jika perbekalannya habis, beliau biasanya pulang dahulu kepada Hadhrat
Khadija r.a. dan mengumpulkan bekal untuk dibawa ke gua Hira dan
kemudian beliau sibuk ber-ibadah kepada Allah sampai diterimanya wahyu
yang pertama.

Kita melihat betapa kecintaannya kepada Tuhan dan betapa keberaniannya,
bahwa dengan tanpa takut sedikit pun beliau saw menghabiskan waktu-waktu
malam harinya di dalam gua, di mana tentu saja banyak risikonya dan
segala macam bahaya pun ada.

Sehubungan dengan hal ini YM. Hadhrat Masih Mau'ud as bersabda:
Kenyataannya adalah bilamana seseorang sudah membuat pertalian dan
kecintaannya terhadap Tuhan, maka kemudian orang ini tidak memiliki lagi
pertalian dengan keduniaan dan dengan demikian maka orang ini menyukai
kesendirian dan menjauhi orang-orang. Beliau telah menjadi sedemikian
asyiknya dalam kecintaan kepada Allah sehingga beliau lebih menyukai
berada dalam kesendirian, di tempat di mana yang suasananya tidak enak,
di mana orang-orang akan merasa takut di tempat itu, tetapi beliau saw
biasa tinggal di sana untuk beberapa malam yang menunjukkan betapa
beraninya beliau saw itu. Bilamana seseorang sudah menjalin ikatan yang
erat dengan Allah, maka orang ini akan mengembangkan keberaniannya,
dengan sendirinya. Dan orang-orang mukminin tidak pernah menjadi
pengecut, tetapi orang-orang duniawilah yang bersifat pengecut dan tidak
memiliki keberanian. Kami juga lihat bahwa setelah beliau saw menerima
wahyu itu bagaimana beliau saw memperlihatkan keberaniannya dalam
berbagai kejadian.

Sampai pada tahun ke 13th selama beliau tinggal di Mekkah setelahnya
menerima wahyu tentang kenabian, yaitu setelah beliau saw mendakwakan
kenabiannya, beliau mendapatkan banyak ancaman-ancaman pada setiap
kesempatan. Mereka berusaha menghapuskan perlindungannya dari pihak
orang-orang yang tua pemimpin di sana, dan hal ini telah mewujudkan
sifat keberaniannya, di mana beliau telah meng-acuhkan saja perkara ini.

Dalam masa-masa ini perlawanan dan permusuhan yang tak terkendali
sebagaimana yang kita pelajari, marilah saya sampaikan satu - dua
kejadian, yang memperlihatkan betapa keberaniannya dan tanpa memperlihat
rasa takut atau khawatir beliau berdiri tegak menghadapi segala macam
tantangan. Bilamana beliau merasa khawatir, kekhawatiran ini adalah
untuk pengikut beliau; beliau sangat khawatir dan berharap agar mereka
yang pengikutnya itu tidak akan menderita. Bilamana kita membaca
riwayat-riwayat dan menurut jalan pikiran para perawi, kami mendapatkan
beberapa aspek kualitas ini. Dalam berbagai riwayat kami lihat berbagai
aspek kehidupan beliau saw dan contoh dari beliau.
Ketika YM Rasulullah saw berada di Mekkah, beliau telah memperlihatkan
keberanian yang besar dan dengan tanpa takut beliau biasa melakukan
tawwaf di sekeliling Ka'bah serta beribadah menurut cara beliau sendiri.
Bilamana orang Quraisy Mekkah melihat beliau saw beribadah menurut
caranya beliau di dalam Ka'bah, mereka biasa menjadi marah bahwa beliau
saw telah menghinakan berhala-berhala kita dan dengan beraninya ia juga
beribadah dengan caranya sendiri di hadapan mata kita.

Abdullah bin Amar meriwayatkan satu kejadian bagaimana perilakunya
orang-orang Quraish itu. Ia berkata bahwa saya sedang berada di dekat
Khana Kaaba dan semua pemimpin orang Quraish sedang berkumpul di dekat
Hadzar Aswad serta mengatakan bahwa Rasulullah telah menghina
berhala-berhala kita dan sekarang sudah sampai pada batasnya. Ketika
mereka sedang mempercakapkan hal itu, secara tiba-tiba Rasulullah
muncul dan mulai jalan mengelilingi Kaaba. Ketika beliau berjalan
berkeliling dalam tawafnya mendekati mereka, maka orang-orang kafir itu
mencaci maki beliau, hal ini terjadi 3 kali. Saya merasa Rasulullah
memperlihatkan muka yang serius dan pada saat yang ke-tiga kalinya
beliau berhenti dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Quraish,
demi Tuhan yang di-Tangan-Nya memegang nyawaku, bahwa aku membawa kabar
tentang kehancuran-mu". Orang yang bercerita mengatakan hal itu telah
memberikan pengaruh impact kepada orang-orang Quraish dan mereka seperti
tersambar kilat; orang yang paling banyak mengata-ngatain Rasulullah
dengan bahasa yang manis berkata "silahkan pergi" dan Rasulullah
meninggalkan mereka.

Pada hari yang kedua, orang-orang yang sama berkumpul lagi di sana dan
mengelilingi beliau dari semua penjuru dan berkata: "Apa kesalahannya
yang ada pada berhala-berhala kami dan kesalahan agama kami?" YM.
Rasulullah menjawab: Ya tentu saja saya menemukan kesalahan pada
berhala dan agama-mu itu.

Jadi, kalian lihat betapa keberanian beliau saw itu dan beliau biasa
berjalan melewati kelompok para penentang itu, di mana beliau saw tidak
ambil perduli, bahwa orang-orang penentang ini yang tidak memiliki
kualitas kemanusiaan, perlakuan bagaimana yang akan di berikan kepada
beliau itu. Bukan saja itu, beliau pun mengatakan kepada orang-orang
yang begitu beraninya berkata-kata melawan saya dan yang suka
menggunakan kata-kata jahat terhadap saya, supaya ingat saja bahwa
kamu-kamu itu akan dihancurkan melalui tangan saya.

Jadi, seseorang yang dengan memiliki hanya sedikit saja rasa takut
kepada Tuhan tidak akan begitu berani dalam mengajukan permintaan dan
peringatannya, ia biasanya diam saja agar mereka itu tidak memberikan
perlakuan kasar kepada-ku. Namun garis dari Tuhan ini memberikan
tantangan kepada mereka semuanya dengan tanpa rasa takut dan tanpa
memiliki ke-khawatiran apa pun. Dalam tantangan ini yang Allah telah
memberikan martabat sedemikian sehingga mereka itu menghormatinya,
walaupun berada di hadapan sekumpulan besar penantang-penantang Quraish
tersebut, sehingga mereka semua dibuatnya diam, menghadapi tantangan
dari Rasul Allah ini. Seolah-olah mereka itu menjadi tanpa jiwa dan
orang yang tadinya berbicara paling kasar pun akhirnya ia merendahkan
diri dan berkata dengan kata-kata yang halus. Tetapi karena mereka itu
orang-orang yang buruk dan memang para penentang, mereka pun akan
berkumpul lagi pada lain waktu.

Jadi, apa yang terjadi kemarin, di mana semuanya seperti yang tersambar
petir atas tantangan dari Rasulullah saw itu, dan seorang berkata bahwa
kita harus memperlihatkan kepada mereka, karena jika tidak, maka kita
akan kehilangan posisi dan kehilangan kehormatan kita. YM. Rasulullah
saw telah berhasil dengan sukses dalam tujuan beliau.
Maka pada hari berikutnya, mereka tidak meneriakinya dari jauh, tetapi
mereka berdiri mengelilingi Rasulullah dan menjaganya agar jangan sampai
beliau itu lari. Mereka mengajukan pertanyaan apakah kamu mendapatkan
kesalahan pada berhala-berhala kami? YM Rasulullah dalam situasi yang
demikian di mana beliau dikelilingi dari segenap jurusan berkata: Ya,
saya menemukan kesalahannya. Saya mengatakan bahwa berhala-berhala yang
kalian sembah itu tidak memiliki sesuatu kekuatan apa pun, kalian lah
yang membuat dan membentuk berhala-berhala itu dengan tangan kalian
sendiri.

Jadi, kalian dapat lihat, betapa beraninya jawaban dari beliau itu dan
beliau tidak ambil perduli akan perlakuan bagaimana yang akan ditujukan
kepada beliau. Mereka pun bertindak lebih jauh dari itu, karena seorang
perawi menceriterakan bahwa saya melihat salah seorang dari mereka
memegang bahu Rasulullah saw dan Hadhrat Abu Bakar yang sedang berada di
sana berdiri berkata sambil meneteskan air mata: "Apakah kamu ingin
membunuh seseorang yang mengatakan Tuhan saya adalah Allah?" Orang-orang
Quraish ini kemudian pergi meninggalkan beliau.

Jadi tujuan mereka berkumpul dan berusaha untuk memenuhi tujuan jahat
mereka dan mereka pun tahu bahwa jika mereka menanyakan kepada beliau
tentang berhala-berhala mereka maka beliau akan menjawab bahwa beliau
tidak menghina berhala-berhala tersebut dan inilah jawaban yang mereka
harapkan dan kemudian mereka akan memukuli beliau. Atas pandangan beliau
ini mereka menagkap beliau dan karena melihat ada Hadhrat Abu Bakar di
sana yang mendukung beliau maka mereka meninggalkan Rasulullah saw.
Barangkali di sana ada juga orang lain yang dapat menunjukkan sedikit
kesopanan. Jadi, betapa pun dalam keadaan yang sedemikian YM Rasulullah
telah menunjukkan keberanian yang besar.
Kemudian di Mekkah sendiri, kejadian yang memperlihatkan keberanian
beliau ketika semua para pemimpin (Quraisy) berkumpul dan mengunjungi
paman beliau untuk menyetop kemanakannya dan agar ia tidak menyebarkan
ajarannya, sebab kalau tidak kami pun tidak akan perduli lagi terhadap
kamu juga.

Ketika paman beliau memanggil beliau dan menerangkan situasinya kemudian
Rasulullah mengerti bahwa paman saya pun tidak dapat mendukung saya
lagi; namun pikiran demikian pun tidak mengurangi keberanian beliau.
Sesuai perintah dari Allah keimanan beliau bertambah tinggi dan demikin
juga keberaniannya pun bertambah. Beliau saw berkata: "Oh pamanku, jika
orang-orang ini menaruh matahari di atas tangan kananku dan bulan di
atas tangan kiri-ku, saya tidak akan menghentikan pekerjaan saya ini
sampai Allah memenuhi dan menyelesaikan pekerjaan ini atau saya mati."

Dan Anda juga sudah pernah mendengar kejadian lainnya yang sudah pernah
saya ceriterakan sebelum ini. Jika Anda lihat pada kejadian ini dengan
keberaniannya beliau, Anda akan melihat kemuliaan dan keagungan baru di
dalamnya. Ketika seorang pendatang yang menjual untanya kepada Abu Jahal
dan Abu Jahal tidak mau membayar harga itu dengan berbagai alasan
sehingga orang ini menjadi letih kemudian mendatangi para pemimpin
Quraish mengatakan tolong kasihanilah saya agar Abu Jahal membayar harga
untanya kepada saya. Tetapi orang-orang Quraish ini adalah juga bagian
dari system penindasan dari mereka yang tidak mau membayar kewajibannya
kepada pedagang-pedagang lainnya. Bukannya menolong orang yang sengsara
ini, tetapi mereka memperolokkannya dengan menunjukkannya jalan kepada
Rasulullah , yang bukan dengan niat yang baik. Dengan motif ini, maka
ketika orang pendatang ini datang kepada Rasulullah maka Rasulullah
akan takut terhadap Abu Jahal, atau karena Abu Jahal ini adalah seorang
pemimpin Quraish atau barangkali karena ia itu adalah seorang penentang
yang keras terhadap beliau, maka beliau saw itu akan menolak untuk
bertemu dengan Abu Jahal itu.
Tetapi ketika pedagang yang malang ini datang kepada Rasulullah maka
dengan tanpa ragu-ragu sedikitpun, tetapi dengan pengwujudan dari
keberanianya, beliau bersedia menemaninya dan mengetuk pintu rumah Abu
Jahal. Ketika Abu Jahal keluar dri pintu rumahnya dan beliau saw berkata
saya tahu bahwa engkau punya utang kepada orang ini maka Abu Jahal
berkata: Ya, saya akan memberikannya segera. Ia masuk ke dalam rumah
kemudian keluar lagi dan membayar utangnya. Maka jelaslah, bahwa
pertolongan Allah itu ada pada YM. Rasulullah dan Allah telah
menampakkan suatu pemandangan di mana Abu Jahal melihat dua ekor unta
gila di sisi Rasulullah.
Merasa pasti tentang keberadaannya Tuhan, maka Rasulullah memiliki
keberanian yang luar biasa dan tanpa suatu perlindungan pun beliau
berani pergi berhadapan dengan penentang kerasnya dan keberanian ini
khusus ada pada beliau sendiri .... ...... ......

Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semuanya untuk dapat
mengikuti kualitas beliau ini. Ameen!!



PSi / 30-4-2005