Tuesday, May 15, 2007

IMAN, TAKWA dan BERAMAL BAIK


Bismillahirrahmanirrahiim
KHUTBAH JUM’AT HADHRAT KHALIFATUL MASIH V a.b.a.
Di Lapangan / BUSTAN – e – AHMAD, Accra - GHANA
19-03-2004 Tentang Iman-Takwa dan Beramal Baik
(Telecasted by MTA 05-03-2004, 44 minutes / SAL)

Setelah mengucapkan Syahadat, meminta perlindungan dan membaca Al-Fatihah, Huzur
aba membaca:


Surah Al-Maidah (5:94), yang artinya:
Tiada dosa bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh dalam apa yang telah
dimakan oleh mereka, asalkan mereka bertakwa, beriman dan beramal saleh;
kemudian mereka lebih bertakwa lagi dan beriman, kemudian mereka semakin
bertakwa dan berbuat kebaikan, Dan, Allah mencintai orang-orang yang berbuat
kebaikan.


Mengenai azas moral atau ahlak yang tiap Ahmadi harus perhatikan adalah, bahwa
saya sudah memulai serangkaian khutbah dengan topik azas moral yang baik ini.
Hari ini, pokok bahasannya ialah mengenai manfaat, kegunaan atau
“beneficent”, yaitu berbuat kebaikan dan bermurah hati “gracious”

kepada yang lain.
Dalam khutbah yang lalu saya berbicara mengenai berbuat adil atau “justice”.
Jadi, caranya Allah Ta’ala memberikan petunjuk adalah jangan sampai
langkah-langkah dari orang Mukminin itu berhenti pada satu tahap saja, tetapi
mereka harus terus maju dan berkembang terus. Jadi, kemajuan kita itu tidak
hanya sampai berbuat adil saja, tetapi kita harus maju lebih daripada itu.
Orang-orang duniawi mungkin akan mengatakan, jika standar keadilan sudah
terpenuhi, lalu apa lagi yang masih harus dikerjakan? Inilah puncak zenith yang
seseorang itu perlu terus dikembangkan dan terus maju. Apa yang sudah
dikerjakan oleh orang-orang duniawi, dalam pandangan mereka tidak ada lagi yang
patut selanjutnya dikerjakan.

Dalam pidato saya kemarin (di Jalsah
Accra-Ghana), saya sudah menyampaikan
standar keadilan yang tingkatannya adalah sedemikian rupa, bahwa kalian tidak
akan menghilangkan keadilan bahkan terhadap musuh kalian sekalipun. Jadi, jika
perasaan keadilan ini terhenti pada suatu tingkatan, yang dari kacamata orang
duniawi itu sudah tinggi, maka akan tetap tinggal demikian saja. Tetapi bagi
siapa yang keimanannya sudah sempurna, maka lebih dari itu masih ada ajaran
indah yang diberikan oleh Allah Taa’ala. Langkah berikutnya dari adil atau
keadilan adalah manfaat atau kegunaan dan kemurahan (beneficent dan grace).
Namun harus diingat bahwa saudara-saudara baru bisa mengambil langkah-langkah
berikutnya hanyalah jika saudara memiliki rasa takut kepada Allah di dalam hati
saudara-saudara, atau perasaan takwa. Jika saudara-saudara mengembangkan rasa
kasih sayang yang besar kepada manusia, maka barulah perjalanan saudara itu akan
mulai ke arah segi ini. Dan kualitas ini hanya akan menyusup di dalam diri
saudara, hanyalah jika Allah Taala memberikan kemampuan hal ini kepada
saudara-saudara, karunia Allah kepada mereka yang menjadi teman dari Allah.
Mereka adalah hamba-hamba yang dicintai Allah yang Maha Kuasa. Dalam hati
mereka ada perasaan cinta dan perasaan takut kepada Tuhan. Pada setiap
kesempatan mereka memenuhi hak-hak dari orang-orang, mereka mengikuti petunjuk
dan perintah yang diberikan oleh Allah yang Maha Kuasa. Dalam instruksi yang
diberikan oleh Allah Taala, beneficent atau kemanfaatan dan kegunaan adalah satu
tingkatan moral yang amat dijunjung tinggi.

Pada ayat di atas saya telah membacakan tentang indikasi seseorang yang beriman
adalah orang yang berguna atau bermanfaat, beneficent. Allah Ta’ala mencintai
mereka yang banyak bermanfa’at dan berguna, namun Allah Ta’ala berfirman
bahwa kualitas dari segi manfaat ini tidak terjadi begitu saja di dalam diri
saudara. Untuk itu saudara-saudara harus berpijak pada takwa, yaitu cinta dan
takut kepada Allah Taala. Secara hakiki, saudara harus memalingkan diri saudara
kepada Tuhan, dan kepada Tuhan-lah takwa dengan tingkatan tertinggi itu harus
difokuskan.

Sekarang saya akan merincikan tingkatan-tingkatan takwa mana yang dapat diikuti
dalam perjalanan orang-orang ini. Allah Ta’ala berfirman adanya tiga tingkatan
dalam ayat Kitab Suci Al-Qur’aan; jadi Allah Taala telah berfirman bahwa
kesimpulannya adalah jika saudara sudah meraih takwa sampai tingkatan ini maka
saudara mulai termasuk pada mereka orang-orang yang berguna, orang yang
bermanfaat, atau beneficent. Ingatlah bahwa setiap orang mukmin ingin di-cintai
oleh Allah, bahwa Allah Ta’ala menjadi sahabatnya, bahwa Allah Ta’ala
menolong, menghilangkan dan mengeluarkan dia dari semua kesulitannya. Jadi, jika
saudara sudah memiliki sifat takwa menjurus pada tingkatan di mana saudara
menjadi orang yang bermanfaat, maka saudara akan menjadi hamba Allah yang
dicintai oleh-Nya. Seseorang yang sudah menjadi kecintaan atau kekasih Allah,
maka tidak ada suatu kekuatan apa pun di dunia ini yang dapat merusak atau
menghancurkannya.

Allah Taa’ala berbicara mengnenai beberapa tingkatan dari manfaat atau
kegunaan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan. Pada beberapa tempat dikatakan bahwa
barang siapa yang membelanjakan sesuatu yang bermanfaat di jalan Allah, ini
merupakan bentuk manfaat yang sebenarnya, ini bukanlah manfaat yang ditujukan
kepada Allah, tetapi akhirnya manfaat itu sampai kepada diri sendiri juga. Dan
melalui inilah, Allah yang Maha Kuasa akan melindungi saudara dari segala ujian
dan cobaan. Kemudian Allah Ta’ala berbicara di lain kesempatan bahwa manfaat
itu saudara zahirkan kepada orang-orang yang dekat kepada saudara, kepada
isteri, anak-anak dan orang-orang yang saudara cintai. Demikian juga, menjadi
orang yang bermurah hati dan berbuat yang bermanfaat kepada mahluk Allah
Ta’ala lainnya, apa yang saudara inginkan atau sukai, kemudian saudara juga
inginkan bagi mereka yang lainnya juga.

Allah Ta’ala telah memberikan anugerah yang besar kepada saudara dengan
kemampuan dan kesempatan untuk mempercayai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud, yang
Allah Ta’ala telah kirimkan di zaman ini. Usahakanlah agar manfaat yang telah
diberikan kepada saudara ini, diteruskan kepada orang-orang sebangsa saudara,
kepada masyarakat saudara dan semua orang-orang di sekitar saudara. Jadikanlah
setiap hati yang suci itu di bawah bendera YM. Rasulullah Muhammad . Ini akan
menjadi yang bermanfaat bagi orang-orang saudara. Dengan jalan inilah saudara
akan menjadi hamba Allah yang dicintai oleh-Nya. Tetapi haruslah di-ingat juga
bahwa setelah mereka itu masuk ke dalam lingkungan Ahmadiyyah dan Islam,
janganlah lalu dibiarkan mereka (Mubaayi’in Baru itu) tidak dijaga, atau tidak
dipelihara, tetapi, saudara harus membuat pertalian yang erat dengan mereka itu
semuanya (Pembinaan Muaayi’in Baru / Additional Waqfi Jadid).
Dengan cara inilah, setiap Ahmadi harus menyebarkan manfaat kepada orang-orang
yang berada di sekitarnya. (Dst., dst.).

Tambahan :
Catatan, contoh amal baik dalam keluarga (Dari “Suara ANSHARULLAH”

3-3-2004):
YM. Rasulullah saw bersabda:
 Semua perbuatan baik adalah amal.

 Amal perbuatan yang terbaik adalah melakukan perbuatan baik di antara
sesamea manusia.
 Amal perbuatan yang terbaik adalah memberi makan orang yang kelaparan.
 Tidak ada kebaikan yang pantas memperoleh pahala yang paling besar daripada
memberi air minum kepada orang yang kehausan.
 Apabila seseorang di antaramu memberi pakaian kepada orang lain, maka

dermawan tersebut selalu memperoleh perlindungan Allah selama orang yang
diberinya itu mengenakan pakaian tersebut.
 Mulai-lah dengan menghidupi orang-orang yang tergantung pada diri-mu.

 Biayailah dirimu sendiri lebih dulu, kemudian biayai orang-orang yang
bergantung kepada-mu, dan jika masih lebih untuk teman-temanmu dan jika masih
lebih juga untuk orang lain.
 Harta yang kamu gunakan untuk dirimu sendiri terhitung amal; sesuatu yang

kamu berikan kepada isterimu dihitung sebagai amal, yang kamu belanjakan kepada
anak-anakmu dihitung sebagai amal dan yang kamu berikan kepada para pembantumu
sebagai amal.
 Apabila seorang pengemis datang ke rumahmu berilah sesuatu kepadanya

walaupun hanya sedikit.
 Yang paling disukai Allah adalah memberi makan orang lapar, atau meringankan
orang yang punya hutang atau denda, atau penderitaan.
Yang disebutkan di atas adalah perbuatan amal baik yang bermanfaat, yang
dilakukan secara pribadi, perorangan atau individu.
Adapun perbuatan amal baik, pekerjaan yang bermanfaat, yang dilakukan secara
organisatoris, di dalam suatu nizam, melalui system Khilafat (Khalifatul Masih)
antara lain:
 Membayar zakat, tahunan sebesar 1/40 dari harta atau modal atau tabungan

yang tersimpan selama satu tahun. Untuk digunakan bagi orang-orang yang
memerlukan, orang-orang yang kurang beruntung; termasuk dalam program Humanity
First.
 Memberikan infaq, chandah dari penghasilan sebesar 1/16, atau 1/10 sampai

1/3 dari setiap hsail pekerjaan/ penerimaan/ rezeki yang diterima dari Allah
Taala.
 1/120 dari penghasilan selama satu tahun, untuk keperluan pertemuan tahunan,
annual convention, jalsah salanah.
 Proyek pertablighan dalam membela atau memperjuangkan serta menyebarkan

agama Islam, berupa perjanjian Tahrik Jadid, yang dibuat secara tahunan mulai 1
Nopember.
 Proyek pendidikan kepada para Mubaayi’in baru (Additional Waqfi Jadid)
serta pendidikan agama dan spiritual terutama kepada orang yang di pedesaan,
berupa perjanjian Waqfi Jadid tahunan, yang dimulai pada setiap tanggal 1
Januari.
 Dana pembangunan mesjid sebagai Rumah Allah dan semua keperluan Ta’lim dan
Tarbiyat para anggota.

PSi /
31-3-2004

No comments: