Tuesday, May 15, 2007

PENGORBANAN

Khutbah Jum’at HADHRAT KHALIFATUL MASIH V a.b.a tanggal 28-05-2004
Gresas-Grau, Germany (Total 47 minutes)

Setelah mengucapkan Shahadat, mohon perlindungan dan membaca Al-Fatehah,
Hazoor membaca:

Surah Al-‘Imraan (3:93): yang artinya:
Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu
membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa yang kamu
belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah Maha Mengetahui.


Jama’at Ahmadiyah adalah satu organisasi yang didirikan oleh Allah Taala,
dan Allah Taala Tahu benar apa dan berapa yang kita perlukan dan butuhkan
itu, dan Allah Taala dengan Karunia daripada-Nya akan memenuhi apa yang
diperlukan bagi Jama’at, dan juga insya Allah akan memenuhi keperluan
Jama’at yang senantiasa akan bertambah meningkat.

Allah Taala, dalam Kitab Suci Al-Qur’aan di berbagai tempat meminta
perhatian dari orang-orang mukminin mengenai pengurbanan keuangan dan
menyebutkannya bahwa salah satu indikasi dari seorang mukmin adalah bahwa
orang-orang mukminin itu tidak ragu-ragu untuk memberikan pengurbanan
keuangan. Dalam ayat KS Al-Quran yang dibaca pada awal khutbah tadi, Allah
Taala menyampaikan bahwa saudara tidak akan meraih kedudukan tingkat
tertinggi jika hatinya tidak berkeinginan, atau hatinya tidak dibebaskan
dari perasaan kikir atau hatinya tertutup untuk membelanjakan hartanya di
jalan Allah, guna keperluan memperbaiki keadaan mahluk ciptaan-Nya. Untuk
keperluan perbaikan masyarakat dan umat itu, ia tidak segan-segan untuk
mengeluarkan hartanya yang ia simpan dengan penuh kecintaan dan
disayanginya. Jadi, sampai saudara mau mengeluarkan harta yang sangat
didambakan dan dicintainya itu untuk di jalan Allah, saudara tidak akan
mencapai tingkat keimanan yang lebih tinggi, serta bilamana ia atau
orang-orang ini tidak membuat perhitungan akuntan keuangannya secara jelas,
jujur dan tulus dari jumlah harta yang ia terima dan ia miliki, dan belum
bersedia menyerahkan bagian terbaik dari harta yang ia sayangi itu, maka ia
atau saudara itu tidak akan mencapai tingkat tertinggi dalam tingkatan atau
tangga keimanan.

Harta kekayaan ini, yang ia atau saudara selalu mendambakan dan
memikirkannya apa yang ia dapat gunakan untuk keperluannya sendiri, atau
akan disimpannya di dalam kotak safety box. Seperti halnya orang-orang kikir
dan pelit, yang bahkan tidak mau mengeluarkan uang untuk keperluan keluarga
dan anak-anaknya sendiri. Orang-orang ini senantiasa berusaha mengumpulkan
dan kemudian menyimpannya, sampai pada suatu waktu di mana ia akan
meninggalkan dunia ini, dan bahkan harta ini tidak lagi bisa memberi manfaat
baginya.

Jadi, berapapun anggaran belanja yang saudara buat (ini berkaitan dengan
personal budget atau anggaran perorangan yang selalu diminta oleh Jama’at
setiap tahun), dan berapa banyaknya pun uang yang saudara terima, semuanya
itu diketahui dengan pasti oleh Allah Taala. Oleh karena itu dalam pembukuan
akunting keuangan pribadi saudara harus selalu jelas dan jujur. Jika saudara
ingin mendapatkan berkat dan karunia dari Allah Taala, maka saudara harus
membuat perhitungan keuangan saudara dengan benar dan dalam membuat personal
budget itu saudara harus jujur, dan hanya dengan cara demikianlah maka
kemudian Allah Taala akan memberikan karunia kemajuan bagi saudara.

Mengenai hal ini, Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. bersabda dari pandangan
spiritual, bahwa inilah manfaat dari membelanjakan di jalan Allah, bahwa
orang yang memberikan infaq itu imannya akan ditambah diperkuat, itulah
sebabnya berulang kali telah saya katakan kepada orang-orang di dalam
Jama’at, bahwa jika seseorang itu lemah dalam hal keimanannya, maka walaupun
ia tidak dapat memberikan banyak pengurbanan, tetapi berapa saja pun yang
dapat ia berikan di jalan Allah, maka Allah Taala akan menambah kekuatan
iman orang tersebut.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa YM
Hadhrat Rasulullah bersabda, setiap pagi ada dua malaikat turun; malaikat
yang satu berkata: “Ya Tuhan, berikanlah lebih banyak lagi rezeki kepada
orang pemurah ini, yang suka membelanjakan hartanya, dengan maksud agar bisa
membuat lebih banyak lagi orang-orang yang dapat melangkah di jalan Tuhan”.
Sedangkan malaikat yang satu lagi berkata: “Ya Tuhan, hancurkan orang
yang kikir dan pelit ini, serta hancurkanlah harta kekayaannya”.

Dengan karunia Allah Taala, ada ribuan orang di dalam Jama’at kita yang
sudah mengikuti jejak-jejak orang pemurah yang menyumbang dan memberikan
jumlah yang banyak di jalan Allah. Adapun cara untuk mengerjakannya ialah
dengan usaha memperkecil pengeluaran belanja untuk dirinya sendiri, kemudian
berikanlah yang lebih banyak lagi untuk yang di jalan Allah. Inilah cara
standar yang harus digunakan oleh orang-orang, namun tidak banyak yang
mencoba mengerjakannya. Saya mengetahui, kata Hudhur aba bahwa banyak orang
yang membuat perhitungan secara kasar saja dan kemudian mereka membuat
anggaran perorangannya (personal budget) seadanya saja. Banyak kali, mereka
itu tidak tahu dan tidak menyadari berapa jumlah uang yang diterima
sebenarnya secara tepat.

Di Pakistan dan di tempat-tempat di mana terdapat petani dan landlords yang
besar, mereka biasa menahan aliran air yang menuju ke sawah petani kecil
lainnya, sehingga para petani kecil ini menderita. Dari orang-orang semacam
itu, yang sekarang tinggal di Jerman ini (khutbah ini disampaikan di Jerman)
banyak yang datang dari kelompok petani, dan tentu mengetahui benar
bagaimana kenyataannya. Maka, petani-petani kecil yang tidak memperoleh
penghasilan sebanyak itu, sejumlah anggaran personal budget yang sudah
dibuat sebelumnya, kadang-kadang ia berusaha meminjam uang untuk dapat
memenuhi anggaran perorangannya dalam berusaha memenuhi janjinya. Kerapkali
disampaikan kepada mereka bahwa jika mereka tidak mendapatkan penghasilan
yang sesuai dengan anggaran yang dibuatnya, mereka tidak perlu membayar
sesuai apa yang ada dalam perjanjian; namun mereka itu berkata, jika kami
dapat meminjam uang untuk memenuhi keperluan kami sendiri, maka kami pun
akan melakukannya untuk keperluan yang di jalan Allah. Mereka berharap
bahwa dengan jalan demikian, Allah Taala akan memberkati mereka dan mereka
bisa memperoleh penghasilan yang lebih baik di masa mendatang. Bagaimana
pun juga, tidak semua orang melihatnya secara demikian, ini tergantung dari
bagaimana tingkat hubungannya pribadinya masing-masing dengan dengan Allah
Yang Maha Kuasa dan mereka berusaha mempertahankan standar yang ia miliki.

Saya tidak meminta kepada saudara untuk meminjam uang guna membayar
kontribusi atau membayar chandah, saudara tidak usah mempersulit diri
sendiri sehingga susah untuk bisa di-tolerate. Namun, bilamana saja orang
dapat menghindarkan diri dari perbelanjaan yang tidak perlu, maka
orang-orang ini dapat berusaha memenuhi perjanjiannya; hal ini terutama bagi
mereka yang sudah berwassiyat, mereka harus meyakinkan diri sendiri bahwa
mereka bisa memenuhi perjanjiannya; mereka jangan sampai menunggu ada
teguran dari Pusat, dan setelahnya ada peringatan ini, maka barulah mereka
akan memenuhi perjanjiannya. Karena, jika mereka itu meng-undur-undurkan
pembayaran chandahnya, maka tambah sulitlah bagi mereka untuk dapat memenuhi
perjanjiannya. Kemudian orang-orang ini menulis dan memohon izin untuk
mendapatkan keringanan, namun bilamana izin ini diberikan, yaitu untuk
membayar hanya sesuatu jumlah tertentu tiap bulan, maka keringanan ini hanya
berlaku untuk selama tidak lebih dari 6 bulan. Sehingga kadang-kadang ada
tindakan yang diambil terhadap musi / musiah yang tidak mengikuti janji
wasiyatnya, sehingga mereka kemudian menderita. Maka, mereka harus
memastikannya, bahwa apa pun perjanjian mereka yang diberikan kepada Allah
itu, mereka harus berusaha memenuhinya. Orang-orang yang belum ikut serta
dalam program wasiyat ini, mereka pun diharuskan membayar 1/16 nya, dan
mereka (yang berwasiyyat pun) jadi harus melaksanakannya.

Hadhrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa sekali waktu YM Rasulullah
menyampaikan ceritera seseorang yang sedang dalam perjalanan. Ia mendengar
satu suara dari langit; di langit terlihat awan menggelayut. Suara itu
berkata kepada awan: “Hai awan, pergi dan bergeraklah, curahkanlah air
hujan di atas sesuatu bidang tanah kepunyaan seseorang tertentu”. Segeralah
awan itu bergerak dan kemudian hujan pun mulai turun, yang membuat aliran
air. Orang itu pun melihat aliran air ini dan mulai berjalan mengikuti ke
mana air itu mengalirnya. Kemudian sampailah ia pada satu ladang / kebun, di
mana seseorang sedang berdiri dekat tanamannya. Kemudian ia bertanya:
“Siapakah nama Tuan?” Orang yang di ladang menjawab dan memberikan nama,
yang ternyata sama dengan nama yang didengar dari suara di langit yang
berbunyi: “ Hai awan, curahkanlah air hujan di atas tanah dari orang nama
ini”. Kemudian orang yang di ladang ini berkata: “Mengapa Tuan menanyakan
nama saya?’ Ia menjawab karena saya mendengar suara di langit yang
memberikan perintah kepada awan, dengan nama yang sama. Jadi, saya merasa
heran dan takjub, perbuatan atau amal baik apa yang telah Tuan kerjakan
sehingga mendapatkan ganjaran yang istimewa semacam ini? Orang itu berkata,
jika Tuan ingin mengetahuinya, baiklah akan saya beritahukan kepada saudara.
Saya mempunyai pendirian (attitude), bahwa apa pun hasil yang diperoleh
dari ladang ini, sebagian dari padanya saya belanjakan di jalan Allah,
sebagian lagi untuk keperluan keluarga saya dan sisanya akan saya belanjakan
untuk mendapatkan benih yang lebih banyak dan lebih baik lagi untuk ladang
ini serta untuk segala keperluan-keperluan lainnya dalam mengelola tanah dan
ladang ini.

Jadi, banyak orang yang memiliki attitude atau sikap, bahwa begitu ia
memperoleh rezeki, mereka menyisihkan sejumlah tertentu untuk keperluan di
jalan Allah; atau bilamana mereka membuat perhitungan uang penghasilannya,
mereka langsung menyisihkan sejumlah yang baik untuk keperluan di jalan
Allah. Banyak orang yang menarik penghasilan dari bisnis mereka dan segera
atau langsung menyerahkan sebagian dari itu untuk di jalan Allah. Bilamana
mereka memperoleh hasil tahunan, mereka pun menyisihkannya juga. Jadi,
bukanlah kesulitan bagi mereka bilamana mereka jalani secara demikian selama
bertahun-tahun, dan ia tidak perlu merasa khawatir bagaimana ia dapat
memenuhi janjinya kepada Allah Taala. Dengan cara itu tidak akan terjadi
kesulitan, dan saudara pun akan terhindar dari tunggakan, karena dengan
adanya tunggakan ini, dapat menyebabkan saudara menjadi malu (embarrass) dan
juga bagi Jama’at.

Berkat-berkat dari Tuhan yang secara regular diterima oleh mereka yang jujur
dan taat dalam memberikan pengurbanan, banyak kali membuat mereka sangat
takjub atau terheran-heran, bagaimana mereka bisa memperoleh rezeki atau
penghasilan yang sedemikian itu. Betapa pun juga, Allah yang Maha Kuasa
punya cara Sendiri bagaimana Dia akan memberikannya. Orang tidak bisa
mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi. Allah Taala berfirman, jika
saudara membelanjakan di jalan Kami, kata Tuhan, Aku akan membalasnya dengan
700 kali atau lebih. Dalam kenyataannya ialah, Allah Taala berfirman bahwa
Allah meningkatkan ganjaran atau pengembaliannya, berapa saja, sebanyak yang
Dia kehendaki. Bahkan Dia tidak dibatasi dengan jumlah yang 700 kali itu.
Jadi, Dia Punya khazanah itu tidak terbatas jumlahnya. Oleh karena itu,
saudara harus senantiasa bersih dan jujur di dalam urusan saudara, dan
benarkanlah pembukuan keuangan atau akunting saudara, baru kemudian lihatlah
bagaimana berkat dari Allah itu akan turun kepada saudara.

Semoga Allah Taala memberikan kepada kita kemampuan untuk mengamalkannya.
Aamiin!

Dengan rasa salehlah saudara menaruh kepercayaan dan keyakinan kepada Allah.
Janganlah punya pendirian bahwa harta benda saudara itu yang akan menjaga
dan melindungi saudara, Allah itulah yang harus saudara pegang sebagai
pelindung saudara. Niatan saudara haruslah suci dan bersih, saudara harus
senantiasa merendahkan diri di depan pintu singgasana Tuhan, saudara harus
senantiasa mencari perlindungan dari Tuhan. Bilamana terjadi petaka yang
menimpa saudara, maka saudara harus berpikiran bahwa kejadian ini adalah
merupakan sumber untuk pengampunan bagi saudara. Melalui cara inilah Allah
akan mengampuni saudara. Jadi, daripada berteriak-teriak dan menangis
mengingkari atau menyalahkan Allah yang Maha Kuasa, daripada berputus asa,
lebih baik saudara membungkukkan diri di depan Allah Taala; karena dengan
cara ini maka Allah Taala akan melepaskan beban penderitaan saudara dan
menggantinya dengan kemuliaan. Jadi, dengan membungkukkan diri di hadapan
Allah yang Maha Kuasa, jika saudara terus menerus berdo’a dan sembahyang,
maka kemudian saudara akan lihat, betapa banyaknya berkat-berkat yang Allah
Taala akan berikan kepada saudara. Berkat-berkat ini akan nampak atau
menjadi kenyataan di dunia ini, dan juga di akhirat nanti. Serta, saudara
pun akan melihat bahwa berkat-berkat ini akan turun pula pada keturunan yang
akan datang dari orang-orang ini. Jadi, janganlah sekali-kali merasa
hilang pengharapan, janganlah berputus asa, dan janganlah mengeluh kepada
Allah yang Maha Kuasa. Saudara harus membungkukkan diri di hadapan Allah
Taala dengan penuh kerendahan hati, serta carilah pertolongan daripada-Nya,
mintalah pertolongan daripada-Nya, dan penuhilah kewajiban shalat dan
menyembah serta berdo’a kepadanya dengan lebih baik dan lebih banyak lagi.
Dalam hadits lainnya diriwayatkan bahwa YM. Rasulullah bersabda kepada
adik iparnya, Asma binti Abu Bakar, janganlah menghitung-hitung apa yang
kamu berikan di jalan Allah karena, nanti Allah Taala pun akan
menghitung-hitung juga apa yang akan Dia berikan kepada kamu. Maka,
janganlah kamu itu kikir atau pelit, atau nanti kamu pun akan diperlakukan
oleh Tuhan dengan cara yang sama. Jika kantung uang saudara yang dari
sana
saudara akan membelanjakannya, dan jika saudara memegangnya atau menutupnya
dengan sangat ketat, maka tidak ada yang bisa masuk juga ke dalamnya.
Makanya, jika saudara membelanjakan di jalan Allah haruslah dengan murah
hati, dan janganlah menghitung-hitung apa yang saudara kerjakan. Dengan
karunia dari Allah Taala kami banyak melihat di dalam Jama’at kita,
orang-orang yang memberikan pengurbanan dan membelanjakan uangnya di jalan
Allah dengan amat generous.

YM. Rasulullah memberikan kabar suka bagi orang-orang yang memberikan
pengurbanan di jalan Allah. Setiap mukmin merasa khawatir akan keadaan di
akhirat, bagaimana ia akan diperlakukan di akhirat nanti. Mereka yang
memberikan chandah atau kontribusinya untuk Tuhan, Rasulullah telah
melepaskan mereka dari kekawatirannya. Beliau bersabda bahwa di akhirat
nanti, mereka yang membelanjakan hartanya di jalan Allah akan berada di
bawah lindungan dan naungan baying-bayang dari yang dibelanjakannya. Tetapi
beliau juga memberikan penerangan secara jelas, bahwa apa yang
dibelanjakannya itu adalah benar-benar untuk Allah; pengurbanannya itu
adalah untuk memperoleh ridha dan kasih sayang Allah Taala. Semoga Allah
Taala memasukkan kami dan kita semua dalam golongan orang-orang yang
membelanjakan di jalan Allah, dan yang memberikan pengurbanan hanya untuk
Allah semata.

Hadhrat Masih Mau’ud bersabda: Hai orang-orang yang berkemampuan, hai
orang-orang Muslim, saya katakana kepada kalian bahwa organisasi ini, yang
Allah Taala telah dirikan, kalaian harus mendukungnya dengan penuh
keikhlasan dan harus melihatnya dengan penuh kemuliaan, dan memenuhi
permintaan yang disampaikan kepada kalian. Seseorang yang ingin memberikan
kontribusinya secara bulanan, mereka harus melakukannya dengan secara
regular demi untuk Allah; mereka harus waspada dalam memberikan kontribusi
candah ini dan mereka tidak boleh lalai dalam pembayaran candahnya; dan
orang-orang yang ingin memberikannya sekali gus secara lump sum, mereka
dapat melakukannya. Tetapi kalian harus ingat bahwa tujuan, dasar
didirikannya organisasi ini bagaimana dijalankannya, dasarnya adalah bahwa
dalam pekerjaan secara organisatoris yang harus dijalankan dengan penerimaan
candah / kontribusi secara bulanan akan banyak menolong kelancaran jalannya
organisasi ini, kecuali jika ada keperluan besar mendadak. Kalian harus
memberikan kontribusi secara regular. Yah, kepada siapa yang Allah Taala
telah berikan kemampuan, maka sesuai kemampuannya mereka dapat membayar
extra untuk kepentingan Allah, untuk menyenangkan dan meraih ridha Allah
Taala mereka dapat memberikannya kapan saja mereka bisa.

Sabda Hadhrat Masih Mau’ud : ’O kekasihku, O yang aku cintai, daun-daun
hijau dari pohon daku, aku katakan kepada kalian bahwa kalian harus
membelanjakan di jalan Allah, saya tahu apa yang saya katakan, apa pun yang
aku kebutuhan kalian selalu memenuhinya. Tetapi untuk pengkhidmatan ini aku
tidak meminta sejumlah tertentu dari kalian karena kalian harus memberikan
kontribusi atau chandah sesuai perkiraan seberapa yang kalian mampu.

Ukuran atau tariff ini nantinya ditetapkan oleh Hadhrat Khalifat II ra.;
Hadhrat Muslih Mau’ood r.a. telah menetapkan tariff atau ukuran ini, namun
beliau mengambil hal ini dari statement Hadhrat Masih mau’ud bahwa
kontribusi atau chandah yang diberikan secara regular diperlukan untuk
kelancaran jalannya organisasi.

Hadhrat Masih Mau’ud juga telah bersabda bahwa di luar kontribusi
bulanan yang regular, di mana saudara merasa bisa memberikannya, maka
saudara juga harus memberikannya.

Sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya mengenai niatan yang saudara
pegang, hasil dari yang saudara buat, adalah bahwa setiap janji untuk tiap
chandah / kontribusi yang dibuat untuk Allah dan semata-mata untuk karena
Allah, dan bukannya untuk show. Saudara harus bersyukur kepada Allah Taala
bahwa Dia telah memberikan kepada saudara kemampuan untuk berpartisipasi di
dalam program ini, dan juga di dalam kontribusi yang regular secara bulanan
untuk memenuhi anggaran perorangan saudara. Hanaylah Allah yang memberikan
kepada saudara kemampuan ini. Selanjutnya Hadhrat Masih Mau’ud bersabda
bahwa tidaklah mungkin bagi saudara untuk mencintai keduanya bersama-sama,
yaitu mencintai Tuhan dan juga mencintai harta kekayaanmu; saudara hanya
bisa mencintai satu saja. Jadi, beruntunglah orang yang memilih Tuhan dan
mencintai Tuhan. Jadio, mereka yang memilih Tuhan dan membelanjakan di
jalan-Nya, dari harta kekayaannya, Hadhrat Masih Mau’ud bersabda, saya
merasa pasti dan yakin bahwa Allah yang Maha Kuasa akan memberkati harta
kekayaannya; karena saudara tidak mendapatkan kekayaan itu atas usaha atau
oleh saudara sendiri, melainkan harta dan kekayaan itu datangnya adalah atas
perintah atau dekrit dari Allah. Maka orang yang memberikan sebagian dari
hartanya untuk kepentingan Allah pasti akan menerimanya lagi dalam bentuk
harta kekayaan yang diberkati oleh Allah yang Maha Kuasa.

Sekarang mengenai chandah am yang 1/16 itu, jika setiap orang berpikir bahwa
berapa pun penghasilan yang diperoleh, saya akan ambil 15 bagiannya untuk
saya dan yang 1 bagian lagi adalah milik Allah, maka Allah akan memberikan
berkat kepada orang ini. Tetapi orang yang mencintai kekayaannya dan tidak
mau memberikan pengkhidmatan yang diperlukan untuk kepentingan Allah, maka
dapat dipastikan bahwa ia akan kehilangan kekayaannya. Jadi setelahnya
menjadi seorang Ahmadi, Hadhrat Masih Mau’ud bersabda bahwa orang-orang
yang berpikiran secara demikian, yaitu enggan melepaskan uangnya di jalan
Allah, maka ia akan menjadi orang yang merugi dan ia akan kehilangan
hartanya. Karena harta kekayaan yang diberikan kepada saudara adalah
berdasarkan keputusan dari Allah Taala. Janganlah berpikiran bahwa
pengkhidmatan yang saudara berikan itu adalah untuk memberikan Do not
think that whatever service you are providing, you are rendering, you are
being beneficent to the appointee of God that is not the case.

Hadhrat Masih Mau’ud bersabda, saya katakan kepada kalian, bahwa
walaupun seandainya kalian semua meninggalkan saya, maka Allah Yang Maha
Kuasa akan mendatangkan satu kaum yang lain, yang akan menggantikan kalian,
yang di mana mereka itu akan memenuhi tugas dan kewajibannya di jalan Allah.
Jadi, apa yang dikatakan kepada saudara itu adalah untuk kebaikan saudara
semata; makanya bagaimana pun juga janganlah menjadi orang yang sombong.
Janganlah mengira, bahwa pengkhidmatan apa pun yang dapat saudara berikan
adalah sebagai derma untuk Tuhan; yang sebenarnya adalah sebaliknya, bahwa
inilah satu karunia atau kemurahan dari Allah kepada saudara, di mana Dia
telah memberikan kemampuan kepada saudara untuk melakukan pengkhidmatan itu.

Semoga Allah Taala memberikan kepada kita sedemikian rupa, sehingga kita
dapat memenuhi semua dan apa yang diharapkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud
dari kita. Dan semoga kita senantiasa dijadikan sebagai penerima dari
zahirnya pengkabulan do’a-do’a Hadhrat Masih Mau’ud dan juga bersama
berkat dari Allah Taala, kita semuanya ada di antara mereka yang diberikan
kemampuan untuk dapat memberikan pengurbanan.

Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk dapat
melaksanakannya. Aameen!


Pamulang-Banten, May 30, 2004 / Meruya Selatan - Jakarta Barat, 6-6-2004
Tahrik-e-Jadid


Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar
supaya Dia meng-unggul-kannya atas agama lain semuanya, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukainya. (Al-Taubah, 9:33)
Berkenaan dengan janji ini, bahwa agama Muhammad akan unggul atas agama lain
semuanya akan sempurna terjadi dalam masa Hadhrat Imam Mahdi a.s , kita
belajar dari sejarah Jama’at Ahmadiyah bahwa permulaan tahun 1930-an kita
menyaksikan suatu gelombang baru permusuhan terhadap Jama’at Ahmadiyah.
Suatu organisasi baru yang menamakan dirinya Majlise Ahrar memprakarsai
serangan yang terang-terangan dan keras terhadap Hadhrat Iama Mahdi a.s.
Ataullah Shah Bokhari, pimpinan dari organisasi ini mengumumkan bahwa ia
akan menghancurkan Jama’at ini dan mengumumkan pernyataan berikut: ”Qadianis
belum lagi berhadapan dengan sesuatu yang menentangnya, kami adalah Majlise
Ahrar dan kami akan hancurkan Jama’at Ahmadiyya sampai berkeping-keping dan
mengenyahkannya dari muka bumi ini”.
Dalam menjawab serangan yang sengit ini Allah Ta’ala memberikan suatu kabar
suka kepada Hadhrat Musleh-e-Mauood r.a. yaitu:
“Jangan rusuh berkenaan dengan Ahrar, Aku sedang mengintai bahwa tanah
dibawah kakinya akan runtuh”
Ahrar terlibat dalam suatu kesalahan besar dan dalam waktu satu tahun mereka
kehilangan kepercayaan dari Muslims.
Hadhrat Musleh-e-Mauood r.a. merasa bahwa sekaranglah waktunya membangun
pertahanan Jama’at terhadap serangan yang demikian. Dengan penuh gairah dia
berdo’a kepeda Allah Ta’ala dan jawaban pun dating dalam bentuk
Tahrik-e-Jadid. Ini adalah suatu pola untuk men-stimulasi anggota Jama’at
ikut dalam pengorbanan harta khusus menciptakan melalui kontribusi
perjanjian mereka suatu Dana Permanen untuk menyebarkan Islam dan
mengerjakan pekerjaan missionary dari Jama’at ke seluruh dunia.
Dalam Khutbah Jumu’at tanggal 9 Nopember, 1934, Hadhrat Musleh-e-Mauood r.a
menyatakan:
“Inga bahwa rencana ini berasal dari Allah Yang Mahakuasa. Maka dengan
sendirinya Dia pasti akan membuatnya berjaya dan Dia akan menghalau segala
rintangan yang dating dalam perjalanan pelaksanaan rencana ini. Jika dunia
tidak baik untuk itu, Allah Ta’ala Yang Mahakuasa akan memberkatinya dari
langit. Maka diberkatilah mereka yang ikut mengambil bagian sebanyak mungkin
dalam rencana Tahrik-e-Jadid ini dan nama mereka pun akan tetap hidup
dihormati dan mulia dalam sejarah Islam. Mereka akan memperoleh tempat
terhormat di depan Allah Ta’ala Yang Mahakuasa, karena mereka telah ikut
berusaha memperkuat agama dengan cara memasukkan dirinya dalam penderitaan.
Allah Ta’ala Yang Mahakuasa akan memenuhi keperluan dari anak-anaknya dan
cahaya langit akan menyembur dari hati mereka menerangi dunia “.
Selanjutnya Hadhrat Musleh-e-Mauood r.a bersabda:
“Saya pikir dan saya percaya bahwa seseorang yang walaupun mempunyai iman
secuil kecil dalam hatinya, akan terpanggil dan akan dating ikut serta dalam
rencana ‘Tehreek’ yang saya lancarkan ini. Seseorang yang tidak acuh pada
wakil Allah Ta’ala, iman dalam hatinya sudah hilang samasekali.”

Apakah rencana Tahrik-e-Jadid itu?
Tahrik-e-Jadid (arti harfiah: Rencana-Baru) adalah suatu program yang
di-wahyukan oleh Allah ta’ala kepada Khalifa-kedua, Hadhrat Mirza
Bashiruddin Mahmood Ahmad r.a. untuk menyiarkan Islam keseluruh pelosok
dunia. Rencana tersebut terdiri dari 19 tuntutan. Its main feature, however,
are the following:
a). Semua anggota Jama’at menjalani hidup sederhana dan membiasakan hemat
dalam setiap langkah kehidupan.
b). Berjanji ikut serta Rencana Dana Permanen Fund untuk digunakan
menyiarkan Islam
c). Ikut serta dalam organisasi usaha missionary dengan mempersembahkan
hidupnya selama periode yang layak pada sesuatu keadaan waktu.
d). Menahan diri dari semua pengejaran yang sia-sia kesenangan se-saat
seperti ikut mengunjungi Gedung Cinema, mengadakan pengeluaran berlebihan
dalam pesta perkawinan, membuat pakaian berlebihan atau perhiasan dari emas.

Kenapa rencana ini Tahrik-e-Jadid di-luncurkan?
“Rencana “Tahrik-e-Jadid” di-luncurkan untuk memperoleh dana cukup sehingga
kita ada kemampuan menyampaikan Nama Allah yang penuh berkat ke-seluruh
plosok dunia dengan mudah dan menyenangkan. “Tahrik-e-Jadid” di-luncurkan
disebabkan alasan beberapa orang-orang yang setia dapat dihubungi yang akan
mewakafkan seluruh hidupnya guna memperoleh iman yang penuh berkat dari
Allah Ta’ala.. “Tahrik-e-Jadid” didirikan karena alasan bahwa Jama’at dapat
menjangkau kebajikan tertinggi dan kesabaran. Kwalitas demikian sangat
penting untuk perkembangan kemajuan spiritual mereka dalam Jama’at..”
(Pidato Hadhrat Musleh Mauood’s sebagaimana diterbitkan dalam Daily Al-Fazl
V30, No.280)

Minimum Level of Financial Sacrifice for Tahrik-e-Jadid:
Telah ditentukan dalam Shura’International di Rabwah bahwa kontribusi
minimum untuk rencana ini adalah 20% dari penghasilan satu bulan sekali
dalam setahun yang bermula dari 1st November to October 31st tahun
berikutnya. Semua anggota diminta ikut serta dalam rencana ini, sesuai
dengan kemampuan sarana keuangannya. Keikut sertaan dalam rencana ini akan
meraih berkat yang mana disabdakan oleh Imam kita tercinta, Hadhrat Imam
Mahdi a.s..


Waqf-e-Jadid

Cuplikan tarjamah Indonesia dari buku Imam Mahdi a.s.:
Fathe-e-Islam (Kemenangan Islam=Victory of Islam)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang Kami memanjatkan puja
dan puji kepada-Nya dan bershalawat atas Rasul-Nya yang mulia.
Khabar kemenangan Islam dan Penampakan Agung dari Tuhan Yang Maha Perkasa
serta Himbauan ke Jalan Pengabdian kepada-Nya serta ke Jalan dan Sarana
Memperoleh pertolongan-Nya.
"Tuhan, resapkanlah keberkahan Ruh-Mu ke dalam tulisan hamba-Mu ini dan
jadikanlah hati sanubari manusia tertarik padanya dengan penuh gairah dan
semangat".
Para pembaca sekalian! Semoga Tuhan melindungi anda sekalian di dunia dan
akhirat!
Sudah sejak lama saya yang lemah ini mengundang perhatian anda sekalian pada
tulisan yang penting ini mengenai suatu Proyek Ilahi yang untuk itu saya
telah ditunjuk Tuhan untuk memajukan Agama Islam. Dalam tulisan ini - dengan
bantuan daya komunikasi yang dikaruniakan Tuhan kepada saya -, saya
bermaksud untuk menjelaskan kepada anda sekalian pentingnya Proyek ini serta
perlunya memberi bantuan untuknya. Yang demikian itu tiada lain agar
kewajiban saya untuk menjelaskan dan menghimbau tersebut, yang terpikul di
pundak saya, dapat ditunaikan. Dalam menyampaikannya kepada anda, saya tidak
mengkhawatirkan bagaimana kiranya tulisan saya ini akan berkesan pada
pikiran saudara. Apa yang saya risaukan adalah mengenai kewajiban saya,
kewajiban untuk menyampaikan amanat yang saya emban ini untuk anda bagaikan
seseorang yang menanggung hutang kepada seseorang lainnya. Tidaklah menjadi
persoalan apakah amanat ini akan hinggap di telinga yang penuh hasrat
ataukah di telinga yang pekak, apakah itu akan mendapat sambutan dari mereka
ataukah tidak, atau apakah para pembaca sekalian percaya akan maksud baik
saya ataukah tidak.
"Saya serahkan urusan saya kepada Allah, sedangkan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya” (Alquran, 40 :45) .- - - - -
· Sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s.:
o Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam bukunya Fateh-Islam (Kemenangan Islam)
menulis: Beliau diangkat oleh Tuhan untuk membentuk sebuah proyek atau usaha
“Devine Enterprise” (“Ilaihi Karhana” atau “Usaha Ilahi”) dengan tujuan
mengadakan reformasi pada umat manusia dan menarik dunia pada kebenaran
serta ke-takwaan.
o Kepada orang yang berada, beliau a.s. bersabda: “Hai orang-orang Muslimin
yang kaya, ini adalah tanggung-jawab saya, untuk menyampaikan kepada kalian,
agar kalian membantu dengan sepenuh hati Usaha Reformasi Spiritual ini
(reformatory spiritual enterprise), yang telah didirikan oleh Tuhan yang
Maha Kuasa ini, agar kalian memberikan penuh perhatian disertai keikhlasan
yang tulus, serta memegang semua aspek dari usaha ini agar selalu dekat di
hati dan siap untuk memberikan bantuan.”
o Kepada segenap anggota Jama’at beliau a.s. bersabda: “Dan kalian,
kekasihku tercinta! Cabang-cabang yang senantiasa menghijau dari
keberadaan-ku. Yang dengan kurnia Allah Taala telah masuk ke dalam Jama’atku
dengan cara bai’at dan bersedia mengurbankan jiwa dan kesenangan kalian dan
harta kalian di jalan ini!
o Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda (Al-Badar 17 Juli 1903): “Jika kalian
mempunyai pertalian yang benar dengan aku, kalian harus membuat perjanjian
dengan Allah, bahwa kalian akan membayar sekian rupiah chandah ini”.
o Program Waqf-e-Jadid adalah salah satu usaha beberkat yang sedang
berjalan, melaksanakan pekerjaan yang telah dimulai oleh Hadhrat Masih
Mau’ud a.s. sendiri, 100 tahun yang lalu.

PROYEK / USAHA ILAHI – ILAIHI KARHANA – DEVINE ENTERPRISE

Hadhrat Imam Mahdi Al-Masih Mau’ud a.s., 100 tahun yang lalu (dalam bukunya
Fateh-Islam atau Kemenangan Islam ditulis): Beliau diangkat oleh Tuhan untuk
membentuk/ mendidirkan sebuah proyek atau usaha “Devine Enterprise” (“Ilaihi
Karhana” atau “Usaha Ilahi”) dengan tujuan mengadakan reformasi pada umat
manusia dan menarik dunia pada kebenaran serta ke-takwaan.

Ada lima (5) proyek yang sudah mulai dikerjakan oleh beliau a.s. yaitu :
Yang 1 s/d yang ke-4 adalah berkenaan dengan pertablighan: Mengusahakan
pengadaan buku-buku untuk penyebaran kebenaran, penyebaran agama Islam;
penerbitan selebaran-selebaran; pengkhidmatan kepada para pengunjung yang
datang untuk mencari kebenaran kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s, di mana
beliau a.s. berbicara dengan mereka, menolong memecahkan kesulitan mereka,
dan memberikan semangat kepada mereka dalam berbagai hal; dan yang ke-empat
adalah berhubungan secara surat-menyurat dangan para penanya, para pencari
kebenaran, serta juga dalam menghadapi lawan-lawan yang jumlahnya semakin
bertambah.

Adapun yang ke-5 adalah dengan semakin besarnya arus anggota baru, anggota
yang baru bai’at dan bergabung dengan Jama’at (Mubaayi’in Baru), maka betapa
besarnya uang yang diperlukan oleh Hadhrat Imam Mahdi a.s. waktu itu, dan
oleh Jama’at ini sekarang, dalam mengkhidmati para tamu yang datang, baik
mereka yang datang untuk mencari kebenaran (Tabligh / Tahrik Jadid), maupun
untuk memberikan pendidikan agama dan tarbiyat kepada para pendatang baru,
mubaayi’in baru, itulah pekerjaan Waqf-e-Jadid dan Additional Waqf-e-Jadid,
Pembinaan Mubaayi’in Baru.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis a.l.: Tidak adakah seseorang berharta yang
cukup dermawan untuk secara sukarela menanggung biaya paling tidak untuk
satu cabang ini? Bila lima orang mukmin yang baik dan yang mau
menanggung-nya, dan mereka maju ke muka memberikan pertolongannya, maka
ke-lima proyek ini dapat di-urus dan diselenggarakan oleh mereka
bersama-sama.

Dewasa ini, karena pekerjaan atau proyek ini sudah sedemikian besarnya, maka
Hadhrat Khalifatul Masih telah meminta agar seluruh anggota Jama’at ikut
serta dalam program atau proyek Tahrik Jadid (pertablighan) dan Waqf-e-Jadid
(Pembinaan Mubaayi’in Baru dan anggota yang jauh di pedesaan), dengan
memberikan sejumlah perjanjiannya. Apalagi dalam pekerjaan Waqf-e-Jadid ini
diperlukan biaya yang besar agar para Muballigh/ Muallim beserta Da-i dan
Murabbi atau Pengurus Cabang dapat melakukan kunjungan silaturahmi ke
rumah-rumah anggota yang jauh dari mesjid Jama’at dan kepada para mubaayi’in
baru, beserta keluarga dekat dan tetangganya. Pada saat ini ada 200 – 250
juta Ahmadi di seluruh dunia yang memerlukan pendidikan agama dan tarbiyat;
sedangkan di Indonesia, ada 100.000 Ahmadi, termasuk mereka yang telah ikut
dalam bai’at internasional, memerlukan pendidikan agama Islam dan tarbiyat.

Semua Ahmadi termasuk anak-anak harus ikut serta dalam perjanjian
Waqf-e-Jadid ini, karena:
· Kalau sampai ada anggota yang paling miskin tidak ikut dalam perjanjian
ini berarti Pengurus berdosa (khianat) pada anggota ini, yang membiarkan dia
miskin, karena tidak membayar chandah, atau gagal dalam mengingatkan
anggota untuk ikut-serta dalam program beberkat ini, dan
· kalau sampai anggota yang berada (kaya) juga tidak ikut dalam perjanjian
ini berarti Pengurus juga berdosa (khianat) pada anggota ini, yang
membiarkan kekayaan anggota ini akan hilang, demikian pula keturunannya pun
akan hilang.

Mengumpulkan perjanjian hanya dengan membagikan formulir saja, tidak pernah
mendapatkan respons yang memuaskan; jumlah formulir yang dikembalikan sangat
minim. Untuk mengumpulkan data perjanjian Waqf-e-Jadid ini dan data
lain-lainnya, terutama bagi anggota yang jarang bertemu di mesjid, perlu
diadakan kunjungan ke rumahnya, “meeting at their homes”, bersilaturahmi dan
mendo’akannya. Bawalah buku catatan, untuk menuliskan data tajnid, data
rishta nata dan perjanjian Waqf-e-Jadid ini. Untuk keperluan perjalanan
kunjungan ini diperlukan biaya dan anggaran yang besar, itulah program
Waqf-e-Jadid.

No comments: