Wednesday, May 30, 2007

IBADAH RASULULLAH SAW

KHUTBAH JUM'AT HADHRAT KHALIFATUL MASIH V a.b.a
18 February 2005

Standar peribadatan tinggi yang dipraktekkan oleh Rasulullah

Setelah mengucapkan Syahadat, mohon perlindungan dan membaca Al-Fatihah
Hudhur aba membaca:

Surah Al-Muzzammil 73:7, yang artinya:
Sesungguhnya, bangun di waktu malam (untuk shalat) adalah cara yang
lebih berpotensi untuk menguasai (diri) dan lebih ampuh dalam berbicara.


Bahwa dengan bangun di pagi hari merupakan pengontrolan yang efektif
atas nafsu keinginan dan keakuan ego saudara dan dapat menolong saudara
untuk berbicara apa yang benar. Inilah perintah dari Allah Taala yang
diwahyukan kepada YM Rasulullah di mana beliau melaksanakan tugas ini,
bahkan sebelum beliau mendakwakan dirinya diutus oleh Tuhan, beliau
biasa duduk ber-itiqaf di malam hari di hadapan singgasana Allah. Beliau
tidak menggunakan malam harinya untuk main-main dan kesenangan lainnya,
namun beliau menggunakan waktu malam harinya untuk menyembah Tuhan.

Ketika dunia sudah mati di malam hari dan di mana-mana sudah sepi, maka
tidak ada lagi rintangan yang menghalangi di antara manusia dengan
Tuhannya. Dalam dialog dengan Tuhan-nya tak ada yang bisa
mengganggunya, maka pada saat-saat itulah barang siapa yang menyembah
Tuhan, sudah tentu ia akan mendapatkan kedekatan dengan Tuhan dan akan
mendapatkan belaian kasih sayang serta kecintaan dari Tuhan, karena
mereka beribadah semata-mata untuk meraih kedekatan kepada Tuhan. Karena
Allah Taala bersabda bahwa dengan bangun di malam hari adalah untuk
menekan ego kalian dan untuk menjauhkan diri dari syaitan serta juga
untuk mengontrol hawa napsu dan keinginan kalian, yang merupakan cara
yang tidak ada bandingannya. Di
sana ada hubungan contact yang terjalin
yang tidak dapat dipisahkan di mana syaitan pun tidak bisa
mengganggunya.

Sebagai seorang penyembah Tuhan yang exclusive dan untuk menghancurkan
ego keakuan dan hawa nafsu di mana tidak ada lagi cara lain dari pada
dengan bangun di malam hari dan menyembah Allah. Standard peribadatan
yang tinggi ini ditemukan pada diri YM Rasulullah yang dengan kesucian
dirinya dan juga kekuatan yang ada dalam dirinya, maka beliau dapat
menciptakan perubahan pada diri orang lainnya di antara para
pengikutnya, yang bangun di tengah keheningan malam serta beribadah
menyembah Tuhan. Allah Taala memberikan kesaksian - testifies - pada
ayat berikutnya (73:21) bahwa sesungguhnya Allah berfirman bahwa pada
setengah dari malam atau 1/3 dari malam terakhir itu, Anda (Muhammad
Rasulullah saw.) telah melakukan standard ibadah yang tinggi dan Anda
telah melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, karena Allah telah
menjadi saksi untuk itu.

Selain dari itu, Tuhan pun menjadi saksi terhadap mereka yang mengikuti
jejak Anda, yang merasa gelisah dengan keinginan untuk melaksanakan
perintah tersebut. Jadi, inilah testimony dari Tuhan mengenai Utusan-Nya
yang Dia cintai. Dia, Tuhan telah memerin-tahkan agar Anda bangun untuk
beribadah dan memperkuat diri Anda sendiri serta kemudian menjadi
pendukung terhadap para pengikut Anda. Beliau bukan saja melaksanakan
tugas itu dengan sebaik-baiknya, tetapi beliau juga menetapkan standard
yang tinggi untuk itu.
Ada sebuah testimony, di mana dikatakan dalam
Surat Al-Shu'araa' (26:219-220):

yang artinya:
219. Yang melihat jika engkau berdiri (dalam shalat),
220. Dan (melihat) gerakan engkau di antara orang-orang yang sujud
(di hadapan Tuhan).
Bahwa Allah Tahu dan Melihat jika Anda bangun untuk beribadah, jika
berdiri dalam beribadah dan Dia juga melihat kegelisahan Anda dalam
sujud Anda. Jadi, siapa pun juga yang Allah telah berikan certificate,
yang sedemikian di antara mereka yang bersujud di hadapan singgasana
Tuhan, maka tidak seorang pun yang lebih merasa gelisah di dalam
sembahyang selain dari Anda. Demikian juga ketika Anda berdiri dalam
bersembahyang, maka berdirinya Anda dalam shalat itu adalah semata-mata
untuk Tuhan dan sujud Anda tidak lain hanya untuk Tuhan dan berukuk di
hadapan-Nya serta untuk memperoleh Rahmat dan Belas Kasihan
daripada-Nya, Rahmat dan Belas Kasihan daripada-Nya untuk Anda sendiri
dan juga untuk pengikut Anda juga.

Apa yang ingin saya katakan adalah bahwa perintah yang Allah berikan
kepada YM. Rasulullah untuk menyembah kepada-Nya, kepada Yang telah
menciptakan semuanya. Itulah pekerjaan yang dipercayakan kepada beliau.
Beliau menetapkan standard yang tinggi dalam peribadahan ini dan Allah
juga menjadi saksinya dalam hal ini.

Saya akan sampaikan ke hadapan kalian semua, fakta dan sejarahnya dan
saya ingin mengatakan bahwa jika YM Rasulullah mempunyai suatu
kepentingan, interest, maka itu adalah berkenaan dengan Sang
Pencipta-nya, dan bukan saja ia melaksanakan apa yang dipercayakan
kepada-nya, namum beliau melakukannya itu dengan sepenuh hati dan dengan
penuh kecintaan kepada Sang Penciptanya. Itu adalah kecintaan yang
sangat mendalam, yang tidak dapat kalian temukan di dalam hikayat atau
ceritera tentang cinta mana pun. Jika ada juga suatu keinginan, maka
yang demikian hanyalah keinginan dari badan secara pisiknya saja,
sedangkan jiwaku - kata Nabi saw - tetap dalam keadaan bersujud kepada
Allah Taala, dan ingin selalu memberikan pengurbanan di jalan-Nya.

Di dalam usia mudanya, beliau tidak merasa tertarik pada perempuan atau
pun olah-raga, beliau hanya tertarik dalam pencarian pada Tuhan yang
Satu. Dalam kecintaannya kepada Tuhan beliau meninggalkan rumah, ia
meninggalkan anggota keluarganya di rumah; beliau biasa pergi
ber-mil-mil jauhnya dari rumah dan beribadah di dalam suatu gua,
sehingga beliau tidak terganggu dan tetap terjaga konsentrasinya.

Hadhrat Masih Mau'ud bersabda bahwa YM Rasulullah senantiasa
menyukai kesendirian dan kesepian, beliau biasa pergi ke gua Hira di
mana gua ini sangat menakutkan sehingga orang-orang tidak memiliki
keberanian uantuk memasukinya, namun beliau menyukainya, karena tidak
seorang pun yang berani datang ke sana karena merasa takut dan
mengerikan. Beliau menghendaki kesunyian yang sebenarnya dan beliau
tidak mencari kemashuran, di mana Allah Taala pun memerintahkan kepada
beliau (dalam
surat Al-Muddatstsir 74:2-4):

Ya aiyuhal muddatsir qum fa anzir wa rabbaka fakabbir
Yang artinya:
Wahai orang yang memakai jubah; bangkitlah dan peringatkanlah; dan Tuhan
engkau hendaknya diagungkan.

Bagaimana beliau dapat meninggalkan suasana yang sepi yang beliau sukai
ini, dan datang kepada orang-orang di dalam masyarakat, karena beliau
diperintahkan untuk melakukannya demikian, dan menyampaikan pesan misi
dari Tuhan tercinta. Jadi beliau ingin melakukannya dengan tidak untuk
memenuhi keinginan pribadinya semata,

Dari riwayat yang disampaikan oleh Hadhrat Ummul Mu'minin, Hadhrat
'Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa sebelum diutus-nya beliau , beliau
biasa membawa sedikit makanan dan pergi masuk ke gua Hira dan beliau
biasa tinggal beberapa hari di
sana untuk menyembah Allah. Beliau
tinggal beberapa malam di gua ini dan jika makanan sudah habis maka
beliau kembali kepada Hadhrat Khadijah dan mengambil persediaan makanan
serta kembali ke tempat yang sunyi-sepi tadi dalam mengingat kepada
Allah. Ini terus berjalan beberapa hari setiap kalinya. Setiap kali
beliau berusaha untuk mengadakan dialog, pembicaraan secara pribadi
dengan Allah Sang Penciptanya. Sebagaimana yang diperintahkan oleh
Allah Taala, walaupun sebenarnya beliau lebih suka menyendiri di gua,
tetapi beliau mulai bertabligh dan beliau biasa pergi ke Ka'bah untuk
beribadah; di mana orang-orang yang belum beriman di Mekkah, mereka
tidak menyukainya. Ketika mereka diminta untuk beribadah dengan cara
yang mengikuti beliau, mereka berusaha dengan berbagai cara untuk
menyetop beliau beribadah. Tetapi dengan kecintaannya yang mendalam
kepada Tuhan yang Maha Esa, mereka yang tidak menyetujuinya itu tidak
dapat menghentikan beliau walaupun dengan berbagai rintangan dan sikap
permusuhannya itu.

Ada riwayat dari Hadhrat Abdullah bin Masood ra., yang menyampaikan
bahwa YM. Rasulullah sedang shalat di dekat Ka'bah dan Abu Jahal serta
kawan-kawannya sebanyak 7 orang sedang berkumpul di sana kemudian
disuruh membawa tali ari-ari dari perut unta yang baru melahirkan anak,
dan diletakkannya di atas punggung YM Rasulullah ketika beliau sedang
bersujud. Yang menyampaikan riwayat ini mengatakan bahwa ia melihatnya
tetapi tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikannya. Mereka
mencemoohkannya dan mentertawakannya sementara YM Rasulullah saw terus
tetap bersujud karena tidak bisa bergerak, sampai Hadhrat Fatimah datang
dan mengangkat tali ari yang bau ini, kemudian YM Rasulullah
mengangkat kepalanya dan bersabda: "Ya Allah, perbuatlah sesuatu kepada
orang-orang yang kafir ini". Orang-orang menjadi takut, karena mereka
tahu bahwa do'a Rasulullah selalu terkabul. Kemudian beliau saw
menyebutkan nama mereka itu satu persatu dan berdo'a untuk mereka, bahwa
saya berdo'a kepada Kamu dan saya minta agar Engkau menghukum
orang-orang yang memusuhi ini. Demikian diriwayatkan pula bahwa ke-7
orang tersebut, saya lihat mereka semuanya mati dalam Perang Badar. Jadi
penampakan dari terkabulnya do'a tersebut hanyalah merupakan adanya
kecintaan dari Tuhan terhadap beliau.
Kemudian YM Rasululah menyebutkan tentang keinginan kerasnya bahwa
Allah akan selalu mengabulkan keinginan dari nabi dan keinginan saya
untuk hanya menyembah Allah Yang Satu, Yang Maha Esa, Laa ilaaha
ilallah. Kemudian beliau menetapkan standard yang tinggi dalam
peribadahan ini, di mana kalian tidak akan dapat menemukannya, di mana
pun juga.

Ada testimony dari Hadhrat 'Aisyah r.a dalam hal ini bahwa beliau
bersabda pada sembahyang tahajjud Hadhrat Rasulullah tidak pernah
melakukan sembahyang tahajjud lebih dari 11 raka'at, dan ini di luar
waktu Ramadhan. Betapa indahnya beliau bersembahyang sehingga tidak
dapat saya lukiskan dengan kata-kata; Mutarrif melaporkan dari
ayahandanya bahwa ia berkata saya melihat Rasulullah dalam keadaan
shalat; dalam keadaan yang amat merendahkan diri ada timbul suara dari
dada beliau seolah-olah ada bunyi penggilingan atau air yang sedang
mendidih.

Hadhrat Auf bin Malik Assary berkata bahwa pada satu malam saya bisa
mengerjakan shalat bersama-sama dengan Rasulullah . Pada rakaat
pertama beliau membaca Surat Albaqara, bilamana beliau membaca rahmat
dari Tuhan beliau berhenti dan berdo'a kepada Tuhan. Beliau tidak
membaca suatu ayat yang mengatakan hukuman dari Tuhan beliau tidak
berdo'a minta perlindungan. Kemudian beliau memperpanjang waktu ber-ruku
dan sajida-nya, dan kemudian melakukan sajida sama lamanya dengan
sewaktu beliau berdiri dan beliau terus membaca do'a yang sama dan
kemudian beliau berdiri lagi dan membaca surat Al-Imraan. Jadi, dengan
berhenti, dengan mengerti pada saat menyebutkan Rahmat dari Tuhan dan
hukuman daripada-Nya, dan meminta Rahmat-Nya serta minta perlidungan
dari hukuman daripada-Nya, inilah cara yang dilakukan oleh YM Rasulullah
secara mendalam, dan bukanlah merupakan hal yang biasa. Sembahyang dan
do'a-do'a beliau ini merupakan refleksi dari standard yang amat tinggi,
yang bahkan orang tidak dapat mampu untuk memikirkannya. Itulah sebabnya
Hadhrat 'Aisyah menyatakan janganlah bertanya tentang bagaimana caranya
shalat beliau saw., karena saya tidak dapat mengemukakan bagaimana
dalamnya kerendahan hati beliau.


Hadhrat Masih Mau'ud bersabda Allah berfirman dengan pujian kepada
orang-orang-Nya (KS Alquran surat 25:65)

yang artinya:
Dan orang-orang yang melewatkan malam untuk Tuhan mereka dengan bersujud
dan berdiri.
Maka, bagaimana seseorang dapat menggunakan waktu malam harinya,
bagaimana ia dapat menghasilkan perhubungannya dengan Tuhan.

Bagaimana perubahan yang saleh terjadi pada mereka dengan apa yang
dibawakan oleh YM Rasulullah dalam merubah kondisi mereka adalah:

Wallajina yabituuna lirabbihim sudjadaun wa qiamaa (25:65)

Bahwa di hadapan singasana Tuhan itulah mereka menggunakan waktu malam
harinya dengan sujud dan berdiri dalam beribadah shalat. Maka, dengan
melihat perubahan yang terjadi yang dibawa oleh YM Rasulullah , yang
merubah orang-orang dari sifat seperti binatangnya, dan mengangkat
mereka dari lembah kehinaan serta membawa orang-orang ini pada keadaan
kejayaan dan keagungan yang tinggi ini dapat menjadikan orang-orang
mencucurkan air mata; betapa besar perubahan yang radical yang terjadi
pada umat manusia di mana kalian tidak dapat menemukannya dalam sejarah
revolusi umat di mana pun juga. Ini adalah bukan dongeng cerita tetapi
merupakan fakta yang terjadi dan dunia harus menerimanya.
Pada hari-hari terakhir dari YM Rasulullah di mana dengan suhu demam
yang tinggi, maka apa yang beliau sangat pikirkan adalah tentang shalat,
beliau saw merasa khawatir tentang waktunya shalat, dan beliau selalu
bertanya, apakah ini sudah waktunya sembahyang? Kepada orang-orang
sedang menunggunya beliau meminta seember air, ketika air telah
dibawakannya kepada beliau, tetapi beliau kembali pingsan. Ketika
kemudian beliau sadar kembali, beliau bertanya apakah shalat sudah
dilaksanakan? Ketika beliau mengetahui bahwa para sahabat sedang
menunggunya, beliau minta air tersebut untuk ber-wudu. Maka, ketika suhu
badan beliau menjadi dingin kembali beliau ingin berjalan untuk shalat,
tetapi karena lemahnya kondisi badan beliau maka beliau pun pingsan
kembali sehingga tidak dapat pergi ke mesjid.

Ketika sampai di waktu akhir dari sakitnya, dan menjelang wafatnya,
beliau meminta kepada Hadhrat Abu Bakar untuk memimpin shalat. Pada saat
ketika YM Rasulullah merasa sedikit baikan, Hadhrat 'Aisyah
mengatakan, bahwa ketika Hadhrat Abu Bakar sedang mengimami sembahyang,
beliau mencoba berjalan ke mesjid dengan dibantu diboyong oleh dua
orang, dan saya ingat akan pemandangan itu, karena kaki beliau sedang
sakit, maka kakinya itu terseret-seret dibelakangnya. Ketika beliau
merasa dapat memimpin shalat maka Hadhrat Abu Bakar ingin mundur ke
belakang tetapi beliau saw memberikan tanda supaya tetap tinggal dan
beliau berdiri dekat kepada Abu Bakar selama beliau meng-imami shalat;
adakalanya juga Hadhrat Abu Bakar yang meneruskan memimpin shalat.

Hadhrat Ali dan Hadhrat Anas meriwayatkan bahwa wasiyat terakhir dari YM
Rasulullah dan sabda beliau terakhir menjelang kewafatannya adalah:

Ashalata wa ma malakta malakat a manukum

Kalian harus memelihara shalat, memelihara anak-anak yatim dan
budak-budak belian.
Inilah wasiyat beliau saw yang terakhir, dan ribuan do'a shalawat dan
do'a-do'a disampaikan kepada YM Rasulullah yang telah menetapkan
standard ibadah shalat yang tinggi, serta telah mengingatkan kepada
semua pengikut beliau, termasuk kita-kita semuanya.

Allahuma salli ala Muhammadin wa barik wa sallim innaka hamidul majid.

Senoga Allah Taala memberikan kepada kita semua kemampuan untuk dapat
mengikuti dan mengamalkannya, insya Allah Taala. Aamiin.


PSi / 27-2-2005
Meruya Selatan; Kavling DKI Blok 156 / 6, Kembangan Jakarta Barat
11650; Tlp. 587 0824 / HP 08161604703

Catatan:
* Yang di atas hanya sebagian dari khutbah Khalifah Waqt.
* Khutbah yang selengkapnya akan ada di dalam DARSUS dan dalam
siaran MTA, Muslim Television Ahmadiyya.
* Suara dan do'a dari Khalifah Waqt perlu disampaikan kepada semua
anggota, di mesjid atau di rumahnya, dalam khutbah Jum'at, acara
pengajian tarbiyat dan kunjungan ke rumah-rumah anggota.
Jazakumullah ahsanal jazaa atas perhatian dan kerjasamanya.
Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk dapat
melaksanakannya.